Anda di halaman 1dari 38

i

LOMBA MEDIA PEMBELAJARAN

“SIKENCANA” INOVASI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN


INTERAKTIF SEBAGAI PENGENALAN SIKAP SIAGA BENCANA BAGI
SISWA SEKOLAH DASAR

APRESIASI GELORA PENDIDIKAN

Subtema: Sains dan Teknologi

Oleh :

Nur Fadillah 16108241093/2016


Afif Alam Naftiansyah 16108244039/2016
Evila Ramadhanty 16108244031/2016

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2019
ii
iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul
„SIKENCANA‟ INOVASI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
INTERAKTIF SEBAGAI PENGENALAN SIKAP SIAGA BENCANA BAGI
SISWA SEKOLAH DASAR. Karya tulis ini disusun untuk mengikuti seleksi
Lomba Media Pembelajaran Apresiasi Gelora Pendidikan UNS 2019.
Karya tulis ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Haryanto, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta
2. Dr. Sujarwo, M.Pd., selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
3. Unik Ambar Wati, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam pembuatan
karya tulis ini.
4. Orang tua dan seluruh rekan-rekan yang turut membantu yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan, sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran, agar ke depannya kami lebih baik lagi.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 4 November 2019

Penulis
v

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................4
1.4 Manfaat ..............................................................................................................5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ..................................................................................................6
2.2 Penelitian Relevan ........................................................................................... 10
2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................................ 10
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan ..................................................................................... 11
3.2 Subjek Penelitian ............................................................................................. 12
3.3 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 12
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Pengembangan dan Hasil Penelitian ............................................... 14
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ..........................................................................................................19
4.3 Saran ................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................22
vi

INOVASI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SEBAGAI


PENGENALAN SIKAP SIAGA BENCANA BAGI SISWA SEKOLAH
DASAR
Nur Fadillah, Afif Alam Naftiansyah, Evila Ramadhanty
Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak:
Indonesia merupakan negara yang menempati peringkat ke 7 sebagai negara
paling rawan akan risiko bencana alam (UNESCO, 2017), tercatat sekitar 1,134
kejadian bencana alam di Indonesia update bulan Mei 2018 (BNPB, 2018).
Banyaknya bencana alam didasari oleh lima hal, yaitu penyebab bencana dan
kerentanan, dampak bencana, peran pemerintah, serta peran masyarakat dan yang
terakhir berbicara tentang pengaruh dan tindakan stakeholders terkait ancaman
bahaya dan bencana tersebut (Prihanato, 2013). Bencana alam bisa ditanggulangi
dengan beberapa upaya salah satunya dengan Mitigasi Bencana Alam kepada
masyarakat sedini mungkin. Data-data tersebut menunjukkan bahwa pendidikan
mitigasi bencana perlu diajarkan di sekolah-sekolah sehingga membentuk karakter
siswa siap siaga terhadap setiap bencana yang terjadi. Karakter siap siaga bencana
akan terbentuk apabila siswa memiliki bekal dalam hal pengetahuan dan
keterampilan mitigasi bencana yang dapat ditanamkan pada lingkungan sekolah.
Kemendikbud juga telah memasukan materi kewaspadaan bencana ke dalam
kurikulum 2013 tepatnya untuk anak tingkat sekolah dasar kelas 1 pada tema 8
tentang peristiwa alam. Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu: mengetahui
rancangan pengembangan ‘Sikencana’ dan analisis produk ‘Sikencana’ inovasi
multimedia pembelajaran interaktif sebagai pengenalan sikap siaga bencana bagi
siswa sekolah dasar. Metode penulisan dalam karya ilmiah ini adalah ADDIE.
Tahap penulisan karya tulis ini yaitu (Analysis-Desain-Develop-Implement-
Evaluate). Media ‘Sikencana’ inovasi multimedia pembelajaran interaktif
merupakan multimedia berbasis komputer dan android yang menggunakan sistem
Augmented Reality dibuat dengan aplikasi Vegas Pro, Augmented Reality, dan
Adobe flash professional. Diharapkan, multimedia interaktif ini dapat menjadi
salah satu langkah kuratif dalam penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.

Kata kunci : Bencana Alam, Pendidikan Mitigasi, Sekolah dasar, Multimedia


Interaktif
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Hal ini disebabkan


oleh beberapa faktor geografis. Posisi geografis Indonesia masuk dalam tiga
lempengan bumi, yaitu Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia. Hal ini akan
menyebabkan wilayah Indonesia terdapat banyak gunung berapi akibat
aktivitas lempengan tersebut. Selain itu, Indonesia juga dilalui oleh dua jalur
pegunungan yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Fenomena
tersebut akan berdampak pada wilayah yang dilalui sehingga intensitas terjadi
bencana alam meningkat seperti gempa bumi dan gunung meletus.
Hingga bulan Mei 2018 telah tercatat 1,134 kejadian bencana alam di
Indonesia dengan rincian korban meninggal dan hilang sebanyak 124 jiwa,
korban luka sebanyak 427 jiwa dan korban mengungsi sebanyak 777,620
jiwa. Bencana alam juga menyebabkan rusaknya fasilitas umum dengan
rincian fasilitas kesehatan 33 unit, fasilitas peribadatan 242 unit dan fasilitas
pendidikan 252 unit (BNPB, 2018). Hal yang mengejutkan adalah hingga
bulan Mei 2018 di Indonesia tercatat terjadi bencana puting beliung sebanyak
433 kali, banjir 374 kali, tanah longsor 268 kali, kebakaran hutan dan lahan
sebanyak 38 kali, gempa bumi sebanyak 8 kali, dan letusan gunung berapi 4
kali. Pada bulan Oktober 2018 terdapat kejadian gempa bumi di Lombok
dengan korban meninggal dunia mencapai 515 orang dan korban luka-luka
sebanyak 7145 orang. Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di
Donggala 144 orang, 1.351 di Palu, 62 di Sigi, 12 di Moutoung, dan 1 orang
di Pasang Kayu. Banjir bandang juga menerjang Desa Muara Saladi,
Kecamatan Ulu Pungkut, pada Jumat, 12 Oktober 2018 sore, tercatat 17 orang
meninggal dunia yaitu 12 orang anak sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut, 3
orang pekerja gorong-gorong jalan, dan 2 orang yang kecelakaan mobil
masuk ke Sungai Aek Batang Gadis saat banjir. Menurut saksi, Sutopo, 12
2

orang anak sekolah yang meninggal tersebut merupakan bagian dari 29 anak
sekolah SD Negeri 235. Sementara sisanya sebanyak 17 anak berhasil
diselamatkan. Semua korban adalah anak-anak berusia di bawah 12 tahun
(news.detik.com/Oktober 2018).
Berbicara tentang bencana pada dasarnya membicarakan lima (5) hal
sekaligus, yaitu penyebab bencana dan erentanan (faktor alam dan manusia),
dampak bencana (kerusakan lingkungan, korban dan kerugian), peran
pemerintah (termasuk kebijakan penanggulangan bencana), peran masyarakat
(sebagai korban, faktor penyebab atau penyelamat) dan yang terakhir
berbicara tentang pengaruh dan tindakan stakeholders terkait dengan
ancaman bahaya dari bencana tersebut (Prihanto, 2013). Bencana alam bisa
ditanggulangi dengan beberapa upaya antara lain: (1) mitigasi, pada
prinsipnya mitigasi adalah usaha-usaha baik bersifat persiapan fisik, maupun
non-fisik dalam menghadapi bencana alam. Persiapan fisik dapat berupa
penataan ruang kawasan bencana dan kode bangunan, sedangkan persiapan
non-fisik dapat berupa pendidikan tentang bencana alam; (2) menempatkan
korban di suatu tempat yang aman adalah hal yang mutlak diperlukan; dengan
deklarasi Hyogo yang ditetapkan pada Konferensi Dunia tentang
Pengurangan Bencana, di Kobe, Jepang, pertengahan Januari 2005,
menyatakan bahwa: “negara-negara mempunyai tanggung jawab utama untuk
melindungi orang-orang dan harta benda yang berada dalam wilayah
kewenangan dan dari ancaman dengan memberikan prioritas yang tinggi
kepada pengurangan resiko bencana dalam kebijakan nasional, sesuai dengan
kemampuan mereka dan sumber daya yang tersedia kepada mereka”; (3)
membentuk Tim Penanggulangan Bencana; (4) memberikan penyuluhan-
penyuluhan; dan (5) merelokasi korban secara bertahap.
Selain itu dengan membiasakan hidup tertib dan disiplin serta
memberikan pendidikan tentang lingkungan hidup sangatlah penting
ditanamkan sejak dini karena kunci untuk menghadapi permasalahan tersebut
adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya
mitigasi bencana kepada masyarakat. Mitigasi adalah tindakan yang
3

dilakukan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya


bencana (Dewi, 2014: 7).
Berdasarkan perspektif geografi, geologi, klimatologi, dan demografi,
Indonesia menempati peringkat ke 7 sebagai negara paling rawan akan risiko
bencana alam (UNESCO, 2017). Mengacu pada fenomena bagaimana
masyarakat menyikapi bencana alam, dapat dievaluasi bahwa masyarakat
Indonesia kurang bersikap reaktif dan responsif dalam menghadapi peristiwa
bencana alam yang sering datang secara mendadak. Berdasarkan kasus
bencana alam yang rawan terjadi di Indonesia, perlu adanya penanganan yang
serius dari berbagai pihak, perlu adanya strategi yang pragmatis dalam
membentuk masyarakat Indonesia yang sadar akan bahaya bencana alam.
Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah melalui sektor
pendidikan. Melalui sektor pendidikan, maka pengetahuan tentang mitigasi
bencana dapat diberikan secara intensif oleh pendidik.
Pendidikan kebencanaan menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan kapasitas pengetahuan peserta didik mengenai bencana
mengenai definisi bencana itu sendiri, jenis-jenis kejadian bencana, tanda-
tanda akan terjadinya bencana, dampak bencana, upaya pra-saat-pasca
bencana, upaya pengurangan risiko bencana serta kerentanan dan kerawanan
bencana di daerahnya (Mardiyati, 2017). Mitigasi bencana adalah serangkaian
upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran terhadap sikap dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah No.21 tahun 2008
tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana). Pendidikan mitigasi
bencana yang diajarkan di sekolah-sekolah akan membentuk karakter siswa
yang siap siaga terhadap setiap bencana yang terjadi. Karakter siap siaga
bencana akan terbentuk apabila siswa memiliki bekal dalam hal pengetahuan
dan keterampilan mitigasi bencana yang dapat ditanamkan pada lingkungan
sekolah di Indonesia baik dalam kegiatan pembelajaran maupun
ekstrakurikuler. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun
telah memasukan materi kewaspadaan bencana ke dalam kurikulum 2013
4

tepatnya untuk anak tingkat Sekolah Dasar kelas 1 pada tema 8 Peristiwa
Alam subtema 4 Bencana Alam. Selain itu penggunaan media secara kreatif
akan memungkikan siswa belajar lebih baik dan dapat meningkatkan
penampilan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Suyanto, 2013:
17).
Media pembelajaran menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan
pembelajaran. Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi serta
berkembangnya dinamika proses belajar, maka pendidik dituntut untuk
mengembangkan berbagai media pembelajaran yang luas sesuai dengan
kebutuhan siswa. Perkembangan teknologi terutama dalam bidang perangkat
lunak sangat mendukung untuk diterapkan dalam pembuatan media
pembelajaran. Dengan bantuan personal computer kita dapat menyajikan
media interaktif yang memuat materi pembelajaran secara tekstual, audio
maupun visual sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan
dan dapat merangsang siswa untuk lebih terlibat secara aktif. Untuk itu kami
merancang sebuah inovasi multimedia pembelajaran interaktif sebagai
pengenalan sikap siaga bencana bagi siswa sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang muncul


dapat dirumuskan:
a. Bagaimana rancangan ‘Sikencana’ inovasi multimedia pembelajaran
interaktif sebagai pengenalan siaga bencana bagi siswa sekolah dasar?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan kaya tulis ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui rancangan ‘Sikencana’ inovasi multimedia pembelajaran
interaktif sebagai pengenalan sikap siaga bencana bagi siswa sekolah
dasar.
5

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:


a. Bagi Pemerintah

Memberikan referensi terhadap pelaksanaan kebijakan dalam


memberikan pendidikan mitigasi bencana di kalangan siswa sekolah
dasar.

b. Bagi Siswa

Membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan tentang mitigasi


bencana dengan cara yang menyenangkan.

c. Bagi Masyarakat

Terciptanya masyarakat yang mempunyai pengetahuan siaga


bencana sejak dini sehingga mampu menjadi salah satu langkah kuratif
dalam penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

A. Bencana Alam di Indonesia

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana alam adalah


bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian perisitiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Setiap tahun
wilayah di Indonesia selalu terjadi bencana alam, hal ini dikarenakan wilayah
Indonesia yang berada pada jalur Ring of Fire sehingga menyebabkan banyak
gunung berapi dan tempat bertemunya lempengan besar dunia menyebabkan
di beberapa wilayah rawan terjadinya gempa bumi. Berdasarkan data pada
gambar a (lampiran), dapat disimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir
Indonesia selalu mengalami bencana alam dengan jumlah kejadian yang
fluktuasi dan berbagai macam sebab terjadinya bencana alam.

B. Hakikat Mitigasi Bencana

Pendidikan adalah salah satu sektor yang paling esensial dalam


membentuk karakter generasi bangsa. Salah satu sektor esensial dalam dunia
pendidikan di Indonesia adalah pemberian materi pelajaran yang menyangkut
mitigasi bencana. Pasal 1 angka 9 Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mendefinisikan
mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Pendidikan mitigasi bencana menjadi salah
satu upaya untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan peserta didik mengenai
bencana, jenis-jenis kejadian bencana, tanda-tanda akan terjadinya bencana,
dampak bencana, upaya pra-saat pasca bencana, upaya pengurangan risiko
7

bencana serta kerentanan dan kerawanan bencana di daerahnya. Untuk lebih


jelasnya lihat di gambar b (lampiran).

C. Kurikulum 2013 Revisi

Landasan filosofis kurikulum 2013 adalah UU No. 20/2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir 1 yang menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pada
intinya kurikulum harus mampu mengembangkan seluruh potensi manusia
yaitu menjadikan peserta didik sebagai manusia seutuhnya. Manusia yang
memiliki kekuatan yang berguna bagi dirinya masyarakat, bangsa, dan negara.
Landasan yuridis dan empiris kurikulum 2013 adalah Permendikbud
Nomor 71 Tahun 2013 tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru.
Setiap guru harus memahami baik buku siswa maupun buku guru dan mampu
menggunakannya dalam pembelajaran. Selain itu, Permendikbud Nomor 65
tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah juga
menjadi landasan yuridis dan empiris kurikulum 2013. Implementasi
kurikulum akan sesuai dengan harapan apabila guru mampu menyusun RPP
serta melaksanaan dan memahami konsep peniaian autentik serta
melaksanakannya.
Keunggulan dari K13 antara lain; Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual) karena berfokus dan bermuara
pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan
subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk
bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer
pengetahuan. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara
8

anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi
kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.

D. Multimedia Interaktif

Sutopo (2003: 7) menyatakan bahwa multimedia interaktif (interactive


multimedia) atau non linear multimedia adalah multimedia yang dapat
menangani interaktif user, dimana user dapat memilih apa yang akan
dikerjakan selanjutnya, bertanya dan mendapat jawaban yang akan
mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. Artinya,
multimedia membutuhkan keterlibatan aktif dari penggunanya. Penggunalah
yang menentukan jalannya program sesuai bahasa pemrogramannya.
Munadi (2013: 152-153) memaparkan ada lima kelebihan multimedia
interaktif, yaitu sebagai berikut. (a) Interaktif, sehingga dapat dipakai siswa
secara individual, siswa diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik
sehingga dimungkinkan informasinya mudah dimengerti. (b) Memberikan
iklim afeksi secara individual artinya dapat mengakomodasi siswa yang
lamban dalam menerima pelajaran karena dijalankan secara mandiri, tidak
pernah lupa dan bosan serta sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperi
yang diinginkan. (c) Meningkatkan motivasi belajar karena dapat
mengakomodasi kebutuhan siswa. (d) Memberikan umpan balik yang segera
terhadap hasil belajar siswa. (e) Kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada
pada pengguna karena diprogram untuk pembelajaran mandiri.

E. Siswa Sekolah Dasar

Pada tahap anak usia 7 sampai 12 tahun (usia SD), kemampuan anak
berpikir, mengingat, dan berkomunikasi akan semakin baik karena anak telah
berpikir logis (Nur’aini, 2008: 19). Anak usia SD mulai menaruh minat untuk
bermain yang menggunakan aturan-aturan tertentu (Nur’aini, 2008: 97).
Dengan mengajak anak-anak pada permainan yang terarah dan edukatif, maka
otak anak akan berdaya maksimal dan mencerdaskan otaknya. Bermain, selain
9

penting bagi perkembangan pribadi juga memiliki fungsi sosial dan


emosional. Saat melakukan permainan, kognisi anak dituntut menyelesaikan
target dalam kurun waktu tertentu. Mau tidak mau otak anak pun berpikir.
Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti
mengingat, memahami, dan memecahkan masalah (Izzaty, 2008: 107).
Perkembangan manusia meskipun selalu harus diamati berdasarkan
keseluruhan dimensi perkembanganya, dapat diteropong melalui fase-fase
tertentu. Untuk dapat memberikan perlakuan pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan kebutuhan tumbuh kembang, perlu dipahami ciri-ciri fase
perkembangan (Semiawan, 2009: 47). Masa sekolah (school age): 6-12 tahun
pada masa ini anak sudah mampu menyesuaikan diri pada lingkunganya. Masa
usia ini juga disebut masa pemantapan intelektual karena umur ini ia harus ada
pengetahuan. Anak akan makin pandai mengendalikan dan mengemudikan
badannya sendiri. Penyesuian diri anak pada norma-norma yang berlaku di
masyarakat, terutama dalam lingkungan keluarga dan dalam lingkungan
sekolah pada umumnya, mulai menampakkan diri secara jelas (Semiawan,
2009: 50).

F. Sikencana

‘Sikencana’ merupakan sebuah aplikasi personal computer yang


berfungsi sebagai multimedia interaktif siap siaga bencana diperuntukkan
untuk siswa sekolah dasar. Fitur-fitur yang tersedia di dalam aplikasi
‘Sikencana’ telah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa
sekolah dasar untuk memberikan pengetahuan siaga bencana. Konten yang
disediakan melalui ‘Sikencana’ berfungsi sebagai peningkatan pengetahuan
dan penyadaran sikap siaga bencana. Tampilan aplikasi sigan dapat dilihat di
gambar c (lampiran).
10

2.2 Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan pengaruh pengembangan media


pembelajaran interaktif mitigasi bencana untuk siswa diantaranya sebagai
berikut: Achmad Fadillah (2016) UNY, dalam penelitiannya yang berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mitigasi Bencana untuk Siswa
Sekolah Siaga Bencana dengan rata-rata persentase skor akhir yang diberikan
oleh ahli media sebesar 85,2% dan ahli materi sebesar 88,89%. Hasil validasi
dari para subjek ahli menunjukkan bahwa produk media yang telah
dikembangkan telah valid dan layak digunakan sebagai alternatif
pembelajaran mitigasi bencana di kelas.

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 1. Langkah-langkah Pengembangan


11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan model


desain instruksional ADDIE (Analysis-Desain-Develop-Implement-Evaluate).
Model ADDIE adalah salah satu model yang paling umum digunakan dalam
bidang desain instruksional panduan untuk menghasilkan desain yang efektif.
Model ini adalah pendekatan yang membantu perancang instruksional,
pengembang konten apa pun, atau bahkan guru untuk menciptakan desain
pengajaran yang efisien dan efektif dengan menerapkan proses model ADDIE
pada apa pun produk instruksional. Bahkan, unsur-unsur yang dibuat dengan
mengikuti model ADDIE dapat digunakan di lingkungan apa pun sebagai
online atau tatap muka. Selain itu, proses sistematis ini diwakili dalam
ADDIE akronim, yang berdiri untuk komponen penting dalam proses
menciptakan desain instruksional, yang Analisis, Desain, Pengembangan,
Implementasi, dan Evaluasi (Aldoobie, 2015) lihat gambar 2.

Gambar 2. Core elements of instructional development. Adopted and modified


from Gustafson and Branch (Aldoobie, 2015)
12

3.2 Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas satu Sekolah Dasar
Negeri 5 Wates.

3.3 Instrumen penelitian

Berikut instrumen penelitian ‘Sikencana’ inovasi multimedia


pembelajaran interaktif mitigasi bencana untuk siswa diantaranya sebagai
berikut :

A. Aspek Pemahaman
Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Media pembelajaran ini memberikan
kemudahan untuk memperdalam materi
2 Materi dapat mudah dimengerti
3 Setelah menggunakan media tersebut, siswa
mampu memahami materi
4 Latian soal dapat mempermudah untuk
memahami materi
5 Latian soal dapat dikerjakan semua dengan
mudah

B. Aspek Kemandirian Belajar


Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Media pembelajaran ini memberikan siswa
dapat belajar dengan mandiri
2 Media pembelajaran ini dapat mengenalkan
siswa seputar materi bencana alam.
3 Media pembelajan ini dapat memahamkan
13

kepada siswa seputar materi bencana alam


dan sikap penanggulangannya
4 Media pembelajaran ini dapat digunakan
siswa secara mandiri di rumah

C. Aspek Penyajian media


Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Teks dalam media jelas dan mudah dibaca.
2 Materi yang terdapat pada media mudah
untuk dipahami
3 Tampilan media menarik minat siswa
4 Kesesuaian warna teks dengan background

5 Gambar dan animasi tampak jelas

6 Background dapat menarik perhatian siswa


agar mau belajar

D. Aspek Pengoperasian media


Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4
1 Petunjuk penggunaan mudah untuk dipahami
2 Tombol yang tersedia dalam menu mudah
untuk digunakan
3 Media pembelajaran dapat digunakan siswa
dengan mudah

Untuk hasil penelitian instrument yang disebar siswa terdapat pada (lampiran)
14

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Prosedur Pengembangan dan Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan


multimedia interaktif ‘Sikencana’ sebagai pengenalan siaga bencana bagi
siswa sekolah dasar. Kelayakan media dapat dilihat dari hasil validasi ahli
media dan ahli materi. Deskripsi setiap langKkah pengembangan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Penjelasan langkah - langkah pengembangan produk (gambar 1)
akan dijelaskan sebagai berikut:

A. Analisis Kebutuhan

Tahapan pertama desain ADDIE adalah Analysis pada tahapan analisis


hal yang dilakukan adalah menganalisis kebutuhan siswa terhadap media
pembelajaran yang akan digunakan. Observasi dan wawancara terkait
rendahnya pengetahuan siaga bencana pada anak khususnya guru dan siswa
kelas satu Sekolah Dasar Negeri 5 Wates.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, ditemukan adanya
kesulitan maupun keterbatasan belajar siswa kelas I sekolah dasar pada saat
proses pembelajaran. Kesulitan yang ditemukan yaitu kurangnya media
pembelajaran untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. Materi dari
buku yang dijadikan sumber belajar utama pada umumnya kurang melibatkan
kegiatan peserta didik, sehingga dalam pengenalan peristiwa alam peserta
didik kurang mampu berinteraksi secara aktif dalam proses belajar mengajar,
padahal siswa kelas I sekolah dasar masih dalam taraf berpikir operasional
konkret, maka perlu keaktifan secara langsung dan berinteraksi dengan
pembelajaran.
15

Selain itu, metode pembelajaran yang ditemukan masih monoton


hanya menggunakan buku yang menjadi acuan guru. Pembelajarannya pun
tidak bervariasi dan tidak ada pemanfaatan media dalam pembelajaran
menyebabkan berlangsung tidak maksimal. Oleh karena itu, diperlukan
adanya inovasi pembelajaran yang dapat memaksimalkan kegiatan
pembelajaran.

B. Perencanaan dan Pengembangan Produk Awal

Tahapan selanjutnya adalah Design ini peneliti membuat rancangan


tentang pengembangan media pembelajaran yang disesuaikan dengan analisis
kebutuhan (karakteristik peserta didik dan tujuan yang ingin dicapai).
Pengembangan desain produk akan dilaksanakan menurut prosedur
pengembangan media pembelajaran menurut Gagne dan Reiser (dalam
Daryanto, 2011: 87) yaitu sebagai berikut: Tahap 1 pengembangan desain
produk, meliputi:

1) Pra produksi meliputi: membuat flowchart yang berisi tentang alur


secara ringkas tentang media ‘Sikencana’ dan membuat storyboard
yaitu membuat uraian ringkas secara deskriptif yang berisi alur
cerita yang akan ada dalam media pembelajaran mulai dari awal
kemunculan gambar sampai program berakhir.
2) Produksi yaitu kegiatan yang berisi pembuatan media ‘Sikencana’.
3) Pasca produksi berisi kegiatan editing, mixing dan finalisasi
hasil media pembelajaran yang telah diedit sesuai dengan
flowchart dan storyboard.

Tahap 2 desain alat dalam sistem terdiri dari pembuatan Flowchart


multimedia ‘Sikencana’ lihat gambar d (lampiran) dan penambahan aplikasi
pendukung.
16

C. Validasi ahli materi dan media

Development yaitu proses pembuatan multimedia ‘Sikencana’. Pada


tahap ini hasil desain produk diberikan kepada seorang ahli desain media
pembelajaran dan ahli materi pembelajaran. Konsultasi kepada ahli dilakukan
untuk mendapatkan masukan berkaitan dengan relevasi atau ketepatan tujuan
dan media yang akan digunakan. Pada tahap ini juga peneliti melakukan
validasi desain. Validasi desain dalam uji coba penelitian ini melibatkan ahli
materi dan ahli media untuk mengetahui kelayakan dari ‘Sikencana’ sebelum
diuji coba lapangan. Validasi media ini dilakukan kepada ahli media (dosen
Media Pendidikan Sekolah Dasar) dan ahli materi (dosen Pendidikan Sekolah
Dasar) untuk mengetahui kelayakan dari media tersebut sebelum di uji
cobakan di lapangan. Revisi produk juga didasarkan pada komentar, kritik,
dan saran yang diberikan ahli media dan ahli materi agar media yang
dihasilkan layak untuk diuji coba. Data hasil penilaian validasi media dalam
bentuk tabel 2 (lampiran).

1) Data validasi ahli materi

Validasi materi dilakukan oleh Anwar Senen, M.Pd., dosen


Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Ahli materi menilai produk
dengan menggunakan angket sekaligus memberikan masukan dan saran
untuk pengembangan produk dari segi materi produk yang berupa
media pembelajaran. Proses validasi media dilakukan guna
mendapatkan penilaian layak uji coba di lapangan. Validasi materi
dilakukan pada tanggal 23 September 2018 di ruang jurusan Pendidikan
Sekolah Dasar FIP UNY. Data hasil penilaian validasi materi dalam
bentuk tabel 1 (lampiran).
Hasil validasi materi menunjukkan presentase 91,94 % yang
apabila dikonversikan kedata kualitatif masuk kriteria sangat layak.
Akan tetapi, ahli materi memberikan saran dan masukan untuk
pengembangan materi agar layak digunakan dalam proses uji coba di
17

lapangan. Berikut merupakan saran dan masukan dari ahli materi yaitu
perintah dalam pembelajaran terkait bencana alam pada "Ayo Belajar"
dan "Ayo Bermain Game" agar diperjelas "Perhatikan puzzle bencana
alam". Susunan materi mudah dipahami, akan tetapi perlu disesuaikan
penggunaan untuk kelas 1.

2) Data validasi ahli media

Validasi media dilakukan oleh Unik Ambar Wati, M.Pd., dosen


ahli media jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Ahli media
menilai produk dengan menggunakan angket sekaligus memberikan
masukan dan saran untuk pengembangan produk dari segi tampilan
produk yang berupa media ‘Sikencana’. Proses validasi media
dilakukan guna mendapatkan penilaian layak uji coba di lapangan.
Validasi media dilakukan pada tanggal 22 September 2018, di ruang
jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY. Data hasil penilaian
validasi media dalam bentuk tabel 2 (lampiran). Hasil validasi media
menunjukkan presentase 70,5% yang apabila dikonversikan pada
kualitatif masuk kriteria layak. Akan tetapi, ahli media memberikan
saran dan masukan untuk pengembangan materi agar layak digunakan
dalam proses uji coba di lapangan. Berikut merupakan saran dan
masukan dari ahli media yaitu kurangnya audio dan narasi penjelasan
tentang peristiwa alam.

D. Revisi

Multimedia ‘Sikencana’ akan direvisi sesuai dengan kesalahan dan


kekurangan setelah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi.

E. Uji terbatas

Pembelajaran atau uji coba lapangan di Sekolah Dasar Negeri 5 Wates


dengan menggunakan media ‘Sikencana’. yang sudah direvisi. Pada tahap
18

implementasi ini dengan cara menguji coba produk ‘Sikencana’. secara


langsung melalui 3 sampel anak diambil secara acak kemudian dievaluasi.
Validasi angket peserta didik dilakukan oleh peserta kelompok kecil (Adi,
Kayla, dan Bintang) siswa kelas I sekolah dasar. Peserta didik memberikan
penilaian terhadap media menggunakan angket dan sekaligus memberikan
saran dan masukan. Validasi media dilakukan pada tanggal 10 April 2019.
Data hasil penilaian validasi siswa dalam bentuk tabel 3 (lampiran). Hasil
validasi angket pada peserta didik menunjukkan presentase 75,76% yang
apabila dikonversikan pada kualitatif masuk kriteria layak.

F. Model jadi pelaporan

Setelah melakukan analasis, pembuatan desain media, penelitian maka


langkah selanjutnya yaitu menghitung hasil penelitian dan membuat laporan
penelitian.
19

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan model


desain instruksional ADDIE (Analysis-Desain-Develop-Implement-Evaluate)
(Aldoobie, 2015) dengan prosedur pengembangan analisis kebutuhan
(Analyze), perencanaan dan pengembangan produk awal (Design), validasi
ahli materi dan media (Development), revisi (Evaluation) dilakukan di setiap
tahap apabila perlu evaluasi, uji terbatas (Implementation), dan model jadi
pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validasi oleh ahli materi
termasuk dalam kategori sangat layak (91,94%). Hasil validasi oleh ahli
media menunjukkan kategori layak (70,5%). Hasil validasi oleh ahli guru
menunjukkan kategori layak (70,5%). Hasil uji coba menunjukkan kategori
layak (75,76%). Berdasarkan hasil tersebut, multimedia interaktif ‘Sikencana’
yang dihasilkan untuk kelas I sekolah dasar memiliki kriteria layak digunakan
untuk pembelajaran di kelas I sekolah dasar.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat


dikemukakan, antara lain:
A. Bagi Penelitian Selanjutnya
Pengembangan media ‘Sikencana’ sangat diperlukan. Peneliti
selanjutnya dapat menganalisis efektifitas penggunaan multimedia
‘Sikencana’ untuk siswa sekolah dasar.
B. Bagi Guru Kelas
Multimedia ‘Sikencana’ dapat digunakan sebagai media pembelajaran
untuk tema 8 sub tema 4 kelas 1. Selain itu, dapat digunakan sebagai sarana
meningkatkan minat siswa sekolah dasar dalam mengenal dan tanggap
terhadap bencana.
20

DAFTAR PUSTAKA

Aldoobie, Nada. 2015. ADDIE Model. American International Journal of


Contemporary Research Vol. 5, No. 6; December 2015. University Of
Northern Colorado ISSN 2162-139X (Print), 2162-142X (Online) diakses
pada laman www.aijcrnet.com 24 Oktober 2019.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Data Informasi Bencana Indonesia.


http://dibi.bnpb.go.id/dibi/ [Online] diakses pada Rabu, 24 Oktober 2019
pukul 16.00 WIB.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran, Peranannya Sangat Penting dalam


Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta.: Gava Media.

Faizah, Restu.2012. Peran Civil Enginees dalam Disaster Life Cycle.


http://blog.umy.ac.id/restufaizah/peran-civil-engineers-dalam-disaster-
lifecycle/ [Online] diakses pada 14 Oktober 2019 pukul 08.05 WIB.

Imas Kurinasih, Berlin Sani,. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &


Penerapan (Surabaya:kata pena, 2014), 33-39.

Izzaty, Rita Eka dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press.

Jordan, Ray. 2018. Korban Tewas Banjir Mandailing Natal 17 Orang,


Mayoritas Anak Sekolah. https://news.detik.com/berita/4255593/korban-
tewas-banjir-mandailing-natal-17-orang-mayoritas-anak-sekolah diakses
pada 14 Oktober 2019 pukul 09.09 WIB.

Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana.

Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana.
21

Lampiran Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional Mardiana, Safitri. & Sumiyatun. 2007. Implementasi Kurikulum
2013 dalam pembelajaran sejarah. Journal historia Universitas
Muhammadiyah Metro, 5, 2337-4713.

Mardiyati, Sofi. 2017. Dasi Sigab (Dalang Siswa Siap Siaga Bencana) : Model
Pendidikan Kebencanaan Sebagai Ekstrakurikuler Berbasis Kearifan
Lokal di Daerah Rawan Bencana di Indonesia. UNNES: Semarang.

Munadi. Yuhdi. 2013. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:


REFERENSI (GP Press Group).

Nur’aini. Farida. 2008. Edugames for childs. Surakarta: Afra publishing.

Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar


dan Menengah.

Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku
Panduan Guru.

Rizaldy, David. 2018. Implementasi Pendidikan Mitigasi Bencana Di Sekolah-


Sekolah Di Indonesia Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Siswa Siap
Siaga. Prosiding PIT Ke-5 Riset Kebencanaan IABI Universitas Andalas,
Padang 2-4 Mei 2018, 479-487.

Semiawan, Conny R. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak.. Jakarta : PT


Indeks.

Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta:


PT. Graha Ilmu.
22

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar a. Fluktuasi Kejadian Bencana


Sumber: BNPB 2018

Gambar b. Disaster Life Cycle


Sumber: blog.umy.co.id
23

Gambar c. Tampilan Aplikasi ‘Sikencana’


24

Gambar d. Flowchart Multimedia ‘Sikencana’


25

LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Validasi Ahli Materi

Jumlah Jumlah Kriteria


No Aspek
Butir Nilai Presentase

1. Aspek Pengajaran 9 32 88,89% Sangat layak

2. Aspek Kebenaran 5 19 95% Sangat layak


Isi

Jumlah 14 51

Rata-Rata 91,94% Sangat Layak

Tabel 2. Validasi Ahli Media

No Aspek Jumlah Jumlah Presentas Kriteria


Butir Nilai e

1. Aspek 9 26 72,2 % Layak


Tampilan

2. Aspek 8 22 68,75 % Layak


Pemograman

Jumlah 17 48

Rata-rata 70,5% Layak


26

Tabel 3. Hasil Angket Siswa pada Uji Kelompok Terbatas

No Aspek Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Presentase Kriteria


Butir Nilai Nilai Nilai Nilai
(Adi) (Bintang) (Kayla)

1 Aspek 5 13 13 16 42 70 % Layak
. Pemahaman

2 Aspek 4 11 12 12 35 64,81% % Layak


. Kemandirian
Belajar

3 Aspek 6 20 21 20 61 84,72 Sangat


. Penyajian Layak
Media

4 Aspek 3 11 10 9 30 83,33% Sangat


. Pengoperasi Layak
an Media

Jumlah 18 55 56 57 168

Rata-rata 75,76% Layak


27

FOTO SCAN KARTU TANDA MAHASISWA


28

BIODATA PESERTA LKTIN

Ketua Kelompok

Nama Lengkap : Nur Fadillah


Tempat, Tanggal Lahir : Purworejo, 02 Februari 1998
NIM : 16108241093
Jurusan/ Fakultas : PSD/ Fakultas Ilmu Pendidikan
No. HP : 085600186704
Email : nur.fadillah0298@gmail.com
Alamat Lengkap : Wero, Ngombol, Purworejo, Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Wero, Tahun 2004 – 2010


2. SMP Negeri 11 Purworejo, Tahun 2010 – 2013
3. SMK Negeri 1 Panjatan, Tahun 2013 – 2016
4. Universitas Negeri Yogyakarta, Tahun 2016 - Sekarang

Prestasi yang pernah diraih

1. Finalis Teacher Idol cabang LKTIN di STKIP Al Hikmah 2018.


2. Finalis Lomba Antar Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta 2018.
3. Juara 2 LKTIN PGSD FAIR 2018 di Universitas Pendidikan Indonesia
Tasikmalaya.
4. Penerima Dana Hibah Penelitian Mahasiswa dari Kemahasiswaan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2018.
5. Juara 2 Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional V 2019 cabang LKTIN di
Universitas Ahmad Dahlan.
29

Anggota 1

Nama Lengkap : Afif Alam Naftiansyah


Tempat, Tanggal Lahir : Ponco Kresno, 06 Maret 1998
NIM : 16108244039
Jurusan/ Fakultas : PSD/ Fakultas Ilmu Pendidikan
No. HP : 0896996526410
Email : afifalam123@gmail.com
Alamat Lengkap : Lampung

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Rowolejo, Tahun 2004 – 2010


2. SMP Negeri 1 Pringsewu, Tahun 2010 – 2013
3. SMA Negeri 1 Pringsewu, Tahun 2013 – 2016
4. Universitas Negeri Yogyakarta, Tahun 2016 - Sekarang
Prestasi yang pernah diraih

1. Juara 1 Catur PORMA Universitas Negeri Yogyakarta 2018.


2. Juara 2 LKTIN PGSD FAIR 2018 di Universitas Pendidikan Indonesia
Tasikmalaya.
3. Juara 3 Lomba Antar Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta 2018.
4. Finalis LKTIN Wisata Pendidikan Universitas Negeri Makassar 2018.
5. Finalis Lomba Media Pembelajaran Universitas Muhammadiyah Makassar
2018.
6. Finalis LKTIN KRISNA Universitas PGRI Semarang 2018.
7. Finalis Lomba Media Pembelajaran PPDN IV Universitas Negeri Padang
2018.
8. Juara 2 Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional V 2019 cabang LKTIN di
Universitas Ahmad Dahlan.
30

Anggota 2

Nama Lengkap : Evila Ramadhanty


Tempat, Tanggal Lahir : Batang, 26 Januari 1998
NIM : 16108241131
Jurusan/ Fakultas : PSD/ Fakultas Ilmu Pendidikan
No. HP : 085221442694
Email : evilaramadhanty78@gmail.com
Kelurahan Sokoduwet, Pekalongan Selatan,
Alamat Lengkap :
Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Duwet, Tahun 2004 – 2010


2. SMP Negeri 16 Kota Pekalongan, Tahun 2010 – 2013
3. SMA Negeri 4 Pekalongan, Tahun 2013 – 2016
4. Universitas Negeri Yogyakarta, Tahun 2016 - Sekarang
Prestasi yang pernah diraih

6. Finalis Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional Universitas


Muhammadiyah Makassar Makassar 2018.
7. Lolos Pendanaan PKM M Kemenristekdikti dengan Judul “Education of
Natural Disasters Through The Chamical Experiment” sebagai upaya
pembentukan mental ADBA (Anak Tanggap Bencana Alam) di Desa
Kradenan Kabupaten Magelang.
8. Finalis 15 Besar Lomba Esai Nasional HIMA PGSD FIP UNY Wates
2018.
9. Finalis Teacher Idol cabang LKTIN di STKIP Al Hikmah 2018.
10. Juara 2 LKTIN PGSD FAIR 2018 Universitas Pendidikan Indonesia
Tasikmalaya.
11. Juara 2 Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional V 2019 cabang LKTIN di
Universitas Ahmad Dahlan.
31
32

BUKTI PEMBAYARAN

Anda mungkin juga menyukai