JURNAL GAWALISE
GEOGRAFI, WILAYAH, LINGKUNGAN, DAN PESISIR
Gawalise Vol. 1 No. 1 Tahun 2022 | 1 – 10
https://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/gt
ABSTRACT
Keywords: Norma Yunita, 2022. The Influence of Disaster Knowledge on Students'
Influence Preparedness in Facing Earthquake Disasters for Class XII Social Studies SMA
Kowledge Negeri 1 Sindue, Donggala Regency. ESSAY. Geography Education Study
Preparedness Program, Department of Social Science Education, Faculty of Teacher Training
and Education, Tadulako University, Amalia Novarita, S.Pd., M.Pd.
This research was conducted at SMA Negeri 1 Sindue, Toayavunta Village,
Sindue District, Donggala Regency. The objectives of this study were: 1) To find
Jurnal Gawalise 1
Norma Yunita | Vol xx No X Tahun 20xx
out the level of students' knowledge of earthquake disasters in class XII IPS
SMA Negeri 1 Sidue, Donggala Regency, 2) To find out the attitude of students'
preparedness in dealing with earthquake natural disasters in class XII IPS SMA
Negeri 1 Sidue, Donggala Regency, 3 ) Knowing the effect of disaster knowledge
on students' preparedness in dealing with earthquake natural disasters in
CLASS XII IPS SMA Negeri 1 Sidue, Donggala Regency. This study uses a
quantitative descriptive method. The population in this study was 135 students
and the sample was 34 students. The data collection used observation,
documentation, tests and questionnaires. The results of this research show that:
1) Knowledge of disaster class XII Social Sciences students at SMA Negeri 1
Sindue obtains good enough criteria (satisfying enough) with an average score of
52.94 for all students. 2) The attitude of preparedness of students of class XII IPS
Negeri 1 Sindue gets high criteria (satisfying enough) with a percentage of 60%.
3) The effect of disaster knowledge on students' preparedness in dealing with
earthquakes is quite large, while the magnitude of the influence is 66.3%.
Pendahuluan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penaggulangan Bencana,
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Salah satu
bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa bumi. Gempa bumi adalah rambatan
gelombang pada lapisan kerak bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba di bawah
atau di permukaan bumi yang diakibatkan oleh aktivitas lempeng tektonik, aktivitas vulkanik,
longsor, meteor jatuh dan aktivitas manusia (Abdullah, 2021).
Pada tanggal 28 September 2018 terjadi gempa bumi di Kota Palu Sulawesi tengah
dengan kekuatan 7,4 skala richter, gempa memicu tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota
Palu. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit ( Tim Pusat Studi Gempa
Nasional, 2018). Kabupaten Donggala juga merupakan wilayah yang terkena dampak dari
gempa tersebut. Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyebutkan bahwa korban
meniggal dunia di Kabupaten Donggala berjumlah 212 jiwa. Salah satu kecamatan yang terkena
dampak akibat gempa bumi Palu yaitu Kecamatan Sindue. SMA Negeri 1 Sidue merupakan
sekolah yang terletak di Kecmatan Sindue, jalan UDKP Toaya, Desa Toayavunta.
Gempa bumi tidak hanya menyebabkan korban jiwa orang dewasa tetapi juga anak-
anak yang masih di duduk dibangku persekolahan. Masyarakat seluruh dunia sudah
memandang bahwa anak menghadirkan harapan masa depan dan sebagai penerus bangsa.
Sekolah mempunyai dampak langsung terhadap generasi muda dan sekolah harus
menanamkan nilai budaya dan menyampaikan pengetahuan kepada siswa, khusunya
pengetahuan kebencanaan. Pengetahuan kebencanaan adalah kemampuan dalam mengingat
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam
maupun faktor manusia yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Pembriati, 2013).
Pengetahuan terhadap bencana yang dimiliki mempengaruhi sikap dan kepedulian
untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi bencana, terutama bagi mereka yang bertempat
tinggal di daerah yang rentan terhadap bencana alam. Indikator pengetahuan dan sikap
Jurnal Gawalise 2
Norma Yunita | Vol xx No X Tahun 20xx
individu merupakan pengetahuan dasar yang semestinya dimiliki oleh individu meliputi
pengetahuan tentang bencana, penyebab dan gejala-gejala, maupun apa yang harus dilakukan
bila terjadi bencana. Individu yang memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait dengan
bencana yang terjadi cenderung memiliki kesiapsiagaan yang lebih baik dibandingkan individu
yang minim memiliki pengetahuan (LIPI UNESCO/ISDR, 2006). Bencana sering terjadi tanpa
peringatan sehingga membutuhkan pengetauan dan keterampilan untuk menghadapinya,
dalam menghadapi bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci keselamatan (BNPB, 2017). Oleh
karena itu, Pentingnya pendidikan kebencanaa diberikan di sekolah-sekolah di Indonesia,
banyak hal yang bisa digali pada pendidikan kebencanaan di sekolah. Ini dapat dimulai dari
tingkat sekolah dasar sampai menengah atas. Sekolah mempunyai dampak langsung terhadap
generasi muda dan sekolah harus menanamkan nilai budaya dan menyampaikan pengetahuan
kepada siswa. Pendidikan kebencanaan di sekolah membantu siswa memainkan peranan
penting dalam penyelamatan hidup dan perlindungan anggota masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi SMA Negeri 1 Sidue merupakan sekolah yang terletak di
Kecmatan Sindue, jalan UDKP Toaya, Desa Toayavunta. SMA Negeri 1 Sindue juga terkena
dampak gempa pada tanggal 28 September 2018, dimana terjadi kerusakan bangunan, namun
kerusakannya tidak mencapai 5%. Kerusakan terjadi pada bangunan Laboratorium Biologi dan
pagar, karena laboratorium tersebut adalah banguan lama dan pagar tersebut masih dalam
tahap pembangunan (masih batako), tidak ada siswa maupun guru yang menjadi korban pada
peristiwa gempa bumi tersebut, karena gempa bumi terjadi pada sore hari menjelang malam
dimana pada saat itu bukan lagi jam sekolah. Kegiatan pencegahan yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Sindue pasca bencana adalah membuat bangunan baru dengan menggunakan sloof.
Sloof adalah bagian struktur bangunan yang letaknya seringkali tersembunyi di dalam tanah,
yang berfungsi sebagai pengikat antar kolom sehingga struktur bangunan menjadi kaku dan
aman terhadap guncangan akibat angin, gempa, dan lain-lain. Selain membuat bangunan baru
dengan meggunakan sloof, pihak sekolah juga meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
siswa tentang bencana melalui pembelajaran dan sosialisasi.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
analisis data kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang
mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara faktual,
sistematis, serta akurat. Fenomena dapat berupa bentuk, aktivitas, hubungan, karakteristik,
serta persamaam maupun perbedaan antar fenomena. Penelitian deskriptif kuantitatif
bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan angka yang
menggambarkan karakteristik subjek yang diteliti penelitian kuantitatif meniali sifat dari suatu
kondisi fenomena yang terlihat. Tujuan kuantitatif dibatasi untuk mendeskripsikan
karakteristik sebagaimana adanya. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sindue, jalan
DKP Toaya, Desa Toayavunta, Kecamatan Sidue Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi
Tengah. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan November 2021 sampai
bulan Januari 2022.
Jurnal Gawalise 3
Norma Yunita | Vol xx No X Tahun 20xx
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Sidue
Kabupaten Donggala yang berjumlah 135 siswa. sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah
kelas XII IPS dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu sampel kelompok (Cluster
Sampling). Sampel kelompok adalah sampel dalam bentuk kelompok, bukan individu misalnya
kelas siswa. Dalam penelitian ini kelas yang dijadikan sebagai sampel yaitu kelas XII IPS 3
yang berjumlah 34 siswa. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y), variabel X adalah pengetahuan kebencanaan dan variabel Y adalah
sikap kesiapsiagaan. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu studi lapangan. Studi
lapangan merupakan teknik pengumpulan data secara langsung di lapangan kepada objek
yang diteliti. Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan obseravsi, dokumentasi, tes
dan kuisioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
persentase dan analisis regresi linier.
Jurnal Gawalise 4
Norma Yunita | Vol xx No X Tahun 20xx
Jurnal Gawalise 5
Norma Yunita | Vol xx No X Tahun 20xx
baik, hal tersebut dapat dilihat dari 34 siswa, 23 orang mendapatkan nilai “cukup baik”, 8 orang
mendapatkan nilai “baik”, 2 orang mendapatkan nilai “kurang baik”, dan 1 orang
mendapatkan nilai sangat baik, dengan nilai rata-rata dari seluruh siswa adalah 52,94, dalam
tabel kriteria deskriptif bahwa nilai 52,94 termasuk cukup baik. Artinya pengetahuan
kebencanaan siswa tentang terhadap bencana gempa bumi cukup memuaskan dalam hal
pengetahuan tentang arti bencana, tanda tanda bencana, pemicu atau sebab bencana, hal-hal
yang dilakukan sebelum dan setelah bencana dan dimana tempat utnuk evakuasi, sehingga
dapat menanamkan sikap sadar bencana serta tindakan dan perilaku peduli pada bencana.
Yang paling penting adalah pengetahuan kebencanaan siswa akan menumbuhkan sikap
kesiapsiagaan terhadap bencana. Hal tersebut sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh
Pembriati bahwa pengetahuan kebencanaan adalah kemampuan dalam mengingat peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Sikap kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi tergolong tinggi,
hal tersebut dapat dilihat dari pengolaan data angket diatas bahwa dari 20 item pernyataan, 8
item yang memiliki kriteria sangat tinggi dengan presentase 40% dan 12 item pernyataan
memiliki kriteria tinggi dengan presentase 60%, dalam table kriteria deskriptif prensentase
bahwa 60% termasuk kriteria tinggi. Artinya, sikap kesiapsiagaan siswa menghadapi bencana
gempa bumi cukup memuaskan dalam hal kepedulian untuk siap dan siaga dalam
mengantisipasi bencana, tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, tanggap
darurat serta tanda peringatan dan distribusi informasi terjadinya bencana. Yang paling
penting adalah sikap kesiapsiagaan menentukan bagaimana siswa membuat respon atau
bereaksi terhadap suatu situasi bencana.
Setelah mengetahui bagaimana pengetahuan kebencanaan siswa dan sikap
kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi, maka dilakukan pengujian
hipotesis untuk menentukan bagaimana pengaruh pengetahuan kebencanaan siswa dalam
menghadapi bencana gempa bumi. Pengujian hipotesisi pada penelitian ini menggunakan uji
regresi linear sederhana, untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan kebencanaan
(variabel X) terhadap sikap kesiapsiagaan siswa (variabel Y), atau seberapa besar pengaruh
variabel X terhadap variabel Y. Dari hasil pengujian hipotesis (Uji T) nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,007 yang dimana lebih kecil dari 0,05 (0,007 < 0,05), adapun besarnya nilai korelasi
atau hubungan antara varibel X dan variabel Y adalah sebesar 66,3%. Menurut teori Ghozali
Jika nilai signifikansi uji t < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang cukup besar antara pengetahuan kebencanaan terhadap sikap
kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi adapun besarnya nilai pengaruh
tersebut adalah 66,3%.
Jurnal Gawalise 6
Norma Yunita | Vol xx No X Tahun 20xx
Simpulan
Pengetahuan kebencanaan siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Sindue adalah cukup baik,
berdasarkan kriteria deskrptif nilai rata-rata yang didapatkan yaitu 52,94 yang termasuk dalam
kriteria cukup baik. Adapun sikap kesiapsiagaan siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Sindue
dalam menghadapi bencana gempa bum termasuk dalam kategori tinggi. Pengaruh
pengetahuan kebencanaan terhadap sikap kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana
gempa bumi bagi kelas XII IPS SMA Negeri 1 Sindue adalah memiliki pengaruh yang cukup
besar antara pengetahuan kebencaaan terhadap sikap kesiapsiagaan siswa, adapun besar
pengaruh antara keduanya yaitu 66,3% dengan signifikansi 0,007. Berdasarkan kesimpulan
yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai bahan
evaluasi. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat membuat program tahunan untuk simulasi
siaga bencana yang bekerjasama dengan instansi terkait seperti Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (BNPP),
Taruna Siaga Bencana (TAGANA), maupun instansi terkait dengan kebencanaan mengingat
SMA Negeri 1 Sindue berada di Kabupaten Donggala yang rentan terjadi bencana alam gempa
bumi. Diharapkan dapat memasukkan materi bencana alam gempa bumi sebagai mata
pelajaran Muatan Lokal (Mulok), kemudian penggunaan metode pembelajaran gempa bumi
sebaiknya menggunakan metode audiovisual agar lebih dipahami oleh siswa. mengingat
pengetahuan kebencanaan dan sikap kesiapsiagaan siswa masih tergolong cukup memuaskan
(cukup baik) sehingga diperlukan lagi peningkatan pada pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan
siswa terhadap bencana alam gempa bumi menjadi sangan memuaskan (sangat baik).
Daftar Pustaka
Abdullah. (2021).Mitigasi Bencana Alam (Bahan Ajar). Palu: Prodi Teknik Geofisika Fakultas
MIPA Universitas Tadulako.
BNPB. (2017). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta: Pusat Data
Informasi dan Humas Badan Nasional Penganggulangan Bencana.
Jurnal Gawalise 7
Norma Yunita | Vol xx No X Tahun 20xx
Pembriati. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu pada Pengintegrasian Materi Penguranan
Risiko Bencana dalam Mata Pelajaran IPS SMP terhadap Pengetahuan dan Kesiapsiagaan
Bencana (Program Pascasarjana Prodi Kependudukan dan Lingkungan Hidup). Surakarta:
Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Tim Pusat Studi Gempa Nasional. (2018). Kajian Gempa Palu Provinsi Sulawesi Tengah 28
September 2018 (M7,4). Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembanagn, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan.
Jurnal Gawalise 8