Anda di halaman 1dari 8

Vol. 4 No.

1 Januari 2021 Rang Teknik Journal


http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Kesiapsiagaan Rumah Tangga Terhadap Bencana Banjir Di Kelurahan Gunung Lingai


Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda

Santi Yatnikasari1, Muhammad Noor Asnan2, Fitriyati Agustina3


Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur1,2,3
Email: sy998@umkt.ac.id1, mna985@umkt.ac.id2, fa444@umkt.ac.id3
DOI: http://dx.doi.org/10.31869/rtj.v4i1.2208

Abstract: Kesiapsiagaan adalah proses manajemen bencana, yang merupakan salah satu elemen
penting dari kegiatan pencegahan pengurangan resiko bencana. Banyaknya korban dan kerugian
besar pada bencana banjir menggambarkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki seseorang dan
sikap yang dilakukan sebagai upaya anstisipasi dan pengurangan resiko bencana. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap tentang resiko bencana banjir
terhadap kesiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana banjir di kelurahan Gunung
Lingai kecamatan Sungai Pinang kota Samarinda. Populasi dalam penelitian ini adalah perwakilan
rumah tangga yang berada didaerah rawan banjir. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling, dan teknik pengambilan data adalah dengan pengisian kuesioner, wawancara dan
observasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Teori yang
digunakan mengacu pada kesiapsiagaan dari LIPI-UNESCO (2006) yang terdiri dari empat
parameter yakni pengetahuan dan sikap, sistem peringatan bencana, rencana tanggap darurat dan
mobilisasi sumber daya. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepala keluarga yang
merupakan bagian dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya
pengetahuan dan kesiapsiagaan tentang bencana banjir. Kedepannya penelitian ini juga dapat
digunakan oleh pemerintah kota Samarinda dan memberikan pandangan bagi instansi yang
berkepentingan dalam upaya pengembangan pendidikan bencana terutama dalam meningkatkan
pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir.
Keywords: Kesiapsiagaan, Banjir, Gunung Lingai

PENDAHULUAN peningkatan resiko saat bencana terjadi


Kesiapsiagaan terhadap bencana (Bakornas, 2007).
merupakan rangkaian tindakan, persiapan serta Kesiapsiagaan dalam bencana dapat
kegiatan yang dilakukan baik ditatanan dikelompokan menjadi empat parameter utama
individu, kelompok atau masyarakat dalam yaitu pengetahuan dan sikap, perencanaan
menghadapi dan mengantisipasi setiap kondisi kedaruratan, sistem peringatan dini
ancaman bencana yang mengancam dan mobilisasi sumber daya (LIPI-UNESCO,
kelansungan hidup melalui upaya 2006). Empat parameter ini merupakan
pengorganisasian yang terencana, tepat guna penentu utama penurunan resiko akibat
dan berdaya guna (Undang-undang Nomor 24, terjadinya bencana pada suatu wilayah.
2007). Kesiapsiagaan merupakan salahsatu Penurunan satu parameter dapat berakibat
mekanisme penanggulangan bencana serta terjadinya peningkatan resiko akibat kejadian
sebagai upaya untuk antisipasi dan bencana.
pengurangan akbiat terjadinya resiko bencana. Bencana adalah rangkaian peristiwa
Kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan yang mengancam dan mengganggu kehidupan
kesiapsiagaan adalah dengan cara peningkatan masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor
pengetahuan dan sikap yang dilakukan alam atau non alam, maupun faktor manusia
masyarakat. sehingga mengakibatkan timbulnya korban
Pengalaman yang ada membuktikan jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
bahwa kurangnya pengetahuan yang dimiliki, benda dan dampak psikologis (Undang-
rendahkan sikap untuk melakukan antisipasi undang Nomor 24, 2007). Banjir merupakan
resiko terjadinya bencana, perilaku negatif bencana alam yang perlu mendapat perhatian,
untuk pencegahan bencana, serta kurangnya karena mengancam jiwa dan ekonomi
kesiapsiagaan dalam menghadapi suatu masyarakat dan merupakan bencana alam yang
kondisi bencana memicu untuk terjadinya ketiga terbesar di dunia yang telah banyak
menelan korban jiwa dan kerugian harta benda

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 96


EISSN 2599-2090
Vol. 4 No.1 Januari 2021 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

(Aryono, 2011). Banyaknya korban dan penentuan sampel dengan populasi 1.390
kerugian besar pada bencana tersebut kepala keluarga di kelurahan Gunung Lingai
menggambarkan kurangnya pemahaman adalah 283 kepala keluarga. Dalam banyak
tentang karakterisitik bahaya, sikap atau kesempatan, kepala keluarga bertindak sebagai
perilaku yang mengakibatkan penurunan perwakilan rumah tangga. Apabila kepala
sumber daya alam, kurangnya informasi keluarga tidak berada di tempat, maka dapat
peringatan dini yang mengakibatkan diwakili oleh anggota keluarga lain yang
ketidaksiapan, dan ketidakberdayaan atau dianggap mampu memberikan informasi
ketidakmampuan dalam menghadapi bencana (LIPI-UNECO, 2006).
(Bakornas, 2007). Teknik pengumpulan data berdasarkan
Masyarakat harus berperan serta untuk data primer dan data sekunder. Data primer
bersiap sedia menghadapi ancaman banjir diperoleh melalui observasi dan kuesioner,
dengan persiapan dini, serta pengetahuan yang data sekunder diperoleh melalui tinjauan
cukup untuk menghadapi bencana banjir. pustaka dan dokumentasi. Analisis data
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana penelitian adalah dengan menggunakan
banjir akan membantu masyarakat dalam metode deskriptif campuran (Mixed Method)
membentuk dan merencanakan tindakan apa memadukan pendekatan kualitatif dan
saja yang perlu dilakukan ketika banjir. kuantitatif. Mixed Method sebuah metodologi
Kesuksesan dalam penanganan dan yang memberikan petunjuk cara pengumpulan
evakuasi/pengungsian ketika banjir sangat data dan menganalisis data, serta perpaduan
bergantung dari kesiapsiagaan masyarakat dan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui
perseorangan itu sendiri. Kualitas beberapa fase proses penelitian (Sugiyono,
terganggunya aspek kehidupan masyarakat 2013).
sangatlah bergantung kepada besar kecilnya Analisis deskriptif pada penelitian ini
ancaman bencana tersebut, juga dipengaruhi menggunakan prosentase dan analisis statistik
oleh kapasitas masyarakat yang ada serta dengan regresi linier.
kerentanan (Daryono, 2010). Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Variabel Pengetahuan
pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap Data yang diperoleh dari hasil tes dan skor
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi angket yang telah diisi oleh responden
bencana banjir di kelurahan Gunung Lingai kemudian dihitung frekuensi jawaban yang
kecamatan Sungai Pinang kota Samarinda. benar setiap responden. Selanjutnya dilakukan
analisis persentase dengan rumus seperti
METODE PENELITIAN dikemukakan Sudjana (2001) berikut :
Penelitian ini merupakan bentuk (1)
penelitian studi kasus, dengan mengambil
sampel warga perumahan Griya Mukti
Klasifikasi presentase yaitu menggunakan
kelurahan Gunung Lingai kecamatan Sungai
tabel 1 Kriteria Pengetahuan berikut :
Pinang kota Samarinda. Studi kasus adalah
Tabel 1 Kriteria Tingkat Variabel
penelitian tentang status subjek penelitian
No Interval Kriteria
yang berkenaan dengan suatu fase spesifik
atau khas dari keseluruhan personalitas, 1 25,00 - 43,7 Sangat Rendah
2 43,76 - 62,50 Rendah
dengan subjek penelitian dapat saja individu,
3 62,51 - 81,25 Tinggi
kelompok, lembaga, maupun masyarakat
4 81,26 - 100 Sangat Tinggi
(Nazir, 1983).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan Sumber : Analisis Data Penelitian
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2013). Teknik Variabel Sikap
pengambilan sampel dalam penelitian ini Analisis persentase untuk variabel ini dihitung
menggunakan bantuan tabel penentuan sampel berdasrarkan persamaan 1. Selanjutnya
(Isaac dan Michael dalam Sugiyono, 2013). diklasifikasikan berdasarkan tabel 2 berikut :
Jumlah sampel yang diperoleh dari tabel

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 97


EISSN 2599-2090
Vol. 4 No.1 Januari 2021 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Tabel 2 Kriteria Sikap


Interval Persentase (%) Kriteria
Persentase
86% - 100% Sangat Baik
71% - 85% Baik
56% - 70% Cukup Baik
41% - 55% Kurang Baik
25% - 40% Tidak Baik
Sumber : Analisis Data Penelitian

Variabel Kesiapsiagaan
Analisis indeks digunakan untuk mengukur
tingkat kesiapsiagaan kepala keluarga
menghadapi bencana banjir. Indeks tingkat
kesiapsiagaan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Indeks Tingkat Kesiapsiagaan Gambar 1 Peta Banjir Kelurahan Gunung


Nilai Indeks Kategori Lingai Kecamatan Sungai Pinang
80% - 100% Sangat Siap
65% - 79% Siap Berdasarkan data yang diperoleh,
55% - 64% Hampir Siap Kelurahan Gunung Lingai terdiri dari 21 RT.
40% - 54% Kurang Siap Dipilihnya warga perumahan Griya Mukti
< 40% Belum Siap kelurahan Gunung Lingai kecamatan Sungai
Sumber : Analisis Data Penelitian Pinang kota Samarinda sebagai populasi dalam
penelitian ini karena informasi dari BPBD
Menurut LIPI-UNESCO (2006) untuk kota Samarinda bahwa di lokasi tersebut
menentukan nilai indeks per parameter, maka merupakan tempat yang mempunyai historis
digunakan rumus sebagai berikut : kejadian banjir cukup parah di kota
Samarinda. Sejarah mencatat banjir terbesar
Samarinda terjadi pada tahun 1998 dan 2008
silam. Kembali terjadi lagi pada bulan Juni
tahun 2019, seperti pada gambar 2.
Tabel 4 Bobot parameter kesiapsiagaan Berdasarkan data Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) kota Samarinda,
Parameter Kesiapsiagaan Bobot warga korban banjir di Samarinda Kalimantan
Timur terdeteksi sebanyak 30.580 jiwa, yakni
Pengetahuan dan Sikap 45 di Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang
Rencana Tanggap Darurat 35 dan Samarinda Ulu. Jumlah penduduk yang
Mobilisasi Sumber Daya 15
terdampak banjir di perumahan Griya Mukti
Sistem Peringatan Bencana 5 Kelurahan Gunung Lingai kecamatan Sungai
Jumlah 100 Pinang adalah 4.764 jiwa, 1.390 kepala
Sumber : LIPI-UNESCO, 2006 keluarga. Hal tersebut dijadikan pertimbangan
dalam melakukan pemilihan sampel responden
HASIL DAN PEMBAHASAN yang dapat mewakili populasi yang ada.
Secara adminstratif Kelurahan Gunung Lingai Berdasarkan informasi dari kelurahan Gunung
berada di Kecamatan Sungai Pinang, Kota Lingai melalui wawancara mendalam dengan
Samarinda. Pada gambar 1 menunjukkan peta Lurah Gunung Lingai, diperoleh informasi
banjir yang melanda seluruh warga di bahwa wilayah yang sering mengalami banjir
kelurahan Gunung Lingai. terparah adalah perumahan Griya Mukti
dengan kedalaman 50 – 75 cm. Bahkan di RT
6, 7 dan 8, terdiri dari 304 KK, ketinggian air
antara 80-170 cm dengan durasi banjir lebih
dari 7 hari, ditunjukkan pada gambar 3 yaitu
kejadian banjir di kelurahan Gunung Lingai

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 98


EISSN 2599-2090
Vol. 4 No.1 Januari 2021 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Tabel 6 Karakteristik variabel sikap Karakteristik responden berdasarkan


Freque Valid Cumulat variabel sikap ditunjukkan pada tabel 6
ncy % % ive % berikut:
Vali Bai
221 78.1 78.1 78.1
d k Sumber : Hasil Analisis Data
San Berdasarkan Tabel 6 pada karakteristik
gat variabel sikap. Mayoritas responden memiliki
62 21.9 21.9 100.0
Bai kategori sikap yang baik yaitu sebanyak 221
k orang (78,1%). Sedangkan responden yang
Tot 100. memiliki kategori sikap yang sangat baik yaitu
283 100.0
al 0 sebanyak 62 orang (21,9%).
pada tanggal 9 Juni 2019. Hal tersebut Tingkat kesiapsiagaan kepala keluarga
menjadi pertimbangan dalam melakukan dalam mengantisipasi bencana banjir di
pemilihan responden, karena warga tersebut perumahan Bengkuring kelurahan Sempaja
lebih mempunyai pengalaman dalam Timur secara umum dapat tercermin dalam
menghadapi banjir. bentuk indeks gabungan tiap parameter, yaitu
indeks pengetahuan dan sikap, indeks rencana
tanggap darurat, indeks mobilisasi sumber
daya, dan indeks sistem peringatan bencana.
Tingkat kesiapsiagaan kepala keluarga dalam
menghadapi banjir ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7 Tingkat Kesiapsiagaan Rumah tangga

Gambar 2 Kejadian Banjir tanggal 9 Juni 2019 Parameter Indeks Tingkat


di Kelurahan Gunung Lingai Kesiapsiagaan Kesiap Kesiap
Kecamatan Sungai Pinang siagaan siagaan
Pengetahuan dan Sikap 86,6 Siap
Karakteristik responden berdasarkan Rencana Tanggap 66,5 Siap
variabel pengetahuan ditunjukkan pada tabel Darurat
berikut: Mobilisasi Sumber 62,5 Hampir
Tabel 5 Karakterisitik Variabel Pengetahuan Daya Siap
Cumulat 47,5 Kurang
Freque Valid ive Sistem Peringatan Siap
ncy % % % Bencana
Val Tinggi 45. Tingkat Kesiapsiagaan 65,7 Siap
129 45.6 45.6
id 6 Rumah Tangga
Sangat 54. Sumber : Hasil Analisis Data
Tinggi 54.4 100.0 Hasil perhitungan indeks yang telah
154 4
dilakukan secara umum menunjukkan bahwa
Total 100
283 100.0 indeks gabungan kesiapsiagaan kepala
.0
keluarga di perumahan Bengkuring kelurahan
Sumber : Hasil Analisis Data
Gunung Lingai dalam kategori siap dengan
nilai indeks 65,7. Dari empat parameter
Berdasarkan Tabel 5 pada karakteristik
tersebut yang paling tinggi nilainya adalah
variabel pengetahuan. Responden memiliki
parameter pengetahuan dan sikap dengan nilai
kategori pengetahuan tinggi yaitu sebanyak
mencapai 86,6 yaitu dalam kondisi siap.
129 orang (45,6%). Sedangkan responden
Parameter yang paling rendah nilainya adalah
yang memiliki kategori pengetahuan sangat
sistem peringatan bencana dengan nilai indeks
tinggi yaitu sebanyak 154 orang (54,4%).
47,5 yaitu dalam kondisi kurang siap. Dan dua
parameter lainnya yaitu mobilisasi sumber

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 99


EISSN 2599-2090
Vol. 4 No.1 Januari 2021 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

daya dengan nilai 62,5 dan sistem peringatan drainase, tanggul maupun saluran air lainnya
bencana dengan nilai 47,5 dengan kondisi siap pada selang waktu tertentu. Dampak banjir
dan hampir siap. yang bersifat nyata dan terukur secara
Berdasarkan Tabel 7 tingkat ekonomi antaralain kerusakan bangunan,
kesiapsiagaan rumah tangga dalam infrastruktur, hasil pertanian/peternakan,
menghadapi banjir dapat dilihat pada diagram keterlambatan pasaokan barang-barang
batang berikut: kebutuhan pokok dan sebagainya. Sedangkan
dampak lainnya adalah timbulnya korban luka-
luka maupun korban jiwa serta rusaknya
lingkungan. Tingginya curah hujan biasanya
menjadi salahsatu faktor penyebab terjadinya
banjir di daerah perkotaan. Sama halnya banjir
yang terjadi di perumahan Griya Mukti
kelurahan Gunung Lingai pada 9 Juni 2019
dan terjadi lagi pada 22 Mei 2020. Curah
hujan pada saat itu mencapai 363,1 milimeter
yang termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Oleh karena itu, sangat penting bagi
masyarakat untuk mewaspadai banjir dengan
Gambar 3 Diagram batang tingkat meningkatkan kesiapsiagaan rumah tangga
kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana khususnya di
daerah rawan banjir.
Analisis Regresi Linear Berganda Pengetahuan yang dimiliki
Berdasarkan hasil regresi dengan mempengaruhi sikap dan kepedulian
menggunakan program SPSS, maka masyarakat untuk siap dan siaga dalam
didapatkan koefisien regresi yang dapat dilihat mengantisipasi bencana, terutama bagi mereka
pada tabel : yang bertempat tinggal di daerah yang rentan
Tabel 8 Hasil koefisien regresi linear berganda terhadap bencana alam (Indawati, 2015).
Coefficientsa Kepala keluarga yang memiliki kategori
Unstandardize Standar pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 129 orang
d Coefficients dized (45,6%) dan kategori pengetahuan sangat
Std. tinggi yaitu sebanyak 154 orang (54,4%).
Model B Error Beta t Sig. Sedangkan kepala keluarga yang memiliki
(Constant) - kategori sikap yang baik yaitu sebanyak 221
.11
-2.601 1.638 1.58 orang (78,1%) dan kategori sikap yang sangat
3
8 baik yaitu sebanyak 62 orang (21,9%).
Pengetahua 7.51 .00 Notoatmojo (2007) mengemukakan
.411 .055 .379
n 0 0 bahwasanya peningkatan pengetahuan yang
Sikap 6.82 .00 dimiliki oleh seorang individu akan memilki
.296 .043 .345
9 0 korelasi dengan peningkatan perilaku dari
a. Dependent Variable: Kesiapsiagaan individu tersebut. Pengetahuan dan sikap serta
kesiapsiagaan yang dimiliki oleh masyarakat
Berdasarkan pada tabe 8 maka khususnya di perumahan Bengkuring
didapatkan persamaan regresi linier berganda kelurahan Sempaja Timur diperoleh dari
sebagai berikut: pengalaman mengalami bencana banjir hampir
Y = -2,601 + 0,411 X1 + 0,296 X2 + error setiap tahun. Pengalaman tersebut memberikan
pengetahuan tentang bencana banjir yang
Banjir sebagai salah satu bencana melanda dan akan mempengaruhi sikap dan
alam adalah peristiwa meluapnya air yang kepedualian masyarakat untuk siap siaga
menggenangi permukaan tanah, dengan mengantisipasi banjir. Berdasarkan penelitian
ketinggian melebihi batas normal (BNPB, yang dilakukan menunjukan bahwa
2012). Banjir umumnya terjadi pada saat aliran kesiapsiagaan rumah tangga dalam
air melebihi volume air yang yang dapat menghadapi banjir dengan nilai 65,7. Hal ini
ditampung dalam sungai, danau, rawa, menunjukan bahwa secara umum mereka

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 100


EISSN 2599-2090
Vol. 4 No.1 Januari 2021 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

memiliki kemampuan mengenali dan Kesiapsiagaan rumah tangga di


merespon banjir yang berpotensi terjadi di perumahan Griya Mukti kecamatan Gunung
lingkungan tempat tinggal mereka. Kesiapan Lingai juga dipengaruhi oleh rencana tanggap
suatu rumah tangga dalam menghadapi darurat dengan nilai indeks 66,5. Rencana
bencana banjir berdampak positif sehingga tanggap darurat menjadi bagian yang penting
tidak menyebabkan kerugian besar bagi rumah dalam proses kesiapsiagaan, terutama yang
tangga seperti kerusakan perumahan, perabot terkait dengan evakuasi, penyelamatan, agar
rumah tangga, dan lingkungan sekitar. korban bencana dapat diminimalkan
Dibandingkan dengan parameter (Firmansyah, 2014). Kepala keluarga
kesiapsiagaan bencana yang lain, pengetahuan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
dan sikap merupakan parameter dengan nilai menyelamatkan diri dari banjir seperti
indeks tertinggi yaitu 86,6. Hal ini menambah pengetahuan tentang banjir, adanya
menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan kesepakatan tempat pengungsian/evakuasi,
rumah tangga dalam menghadapi banjir mengetahui tempat menyelamatkan diri pada
sebagian besar ditentukan oleh pengetahuan saat banjir terjadi, dan ada kotak obat. Hal ini
dan sikap mereka terkait dengan bencana alam mencerminkan bahwa partisipasi kepala
tersebut. Dibuktikan pada persamaan regresi keluarga maupun pemerintah dalam hal ini
linier berganda : Y = -2,601 + 0,411 X1 + kelurahan Gunung Lingai terbilang aktif dalam
0,296 X2. Variabel pengetahuan (X1) dan menyusun perencanaan tanggap darurat yang
sikap (X2) bernilai positif, artinya meliputi aspek evakuasi, pertolongan dan
pengetahuan dan sikap berpengaruh positif penyelamatan. Terdapat tenaga sukarela lokal
terhadap kesiapsiagaan (Y). Berdasarkan nilai yang tergabung dalam kelompok Siaga
koefisien determinasi (R2) pada model yaitu Bencana Gunung Lingai. Tinggi rendahnya
0,309. Hal ini menunjukkan bahwa persentase nilai indeks rencana tanggap darurat juga
sumbangan pengaruh variabel independen dipengaruhi oleh pengalaman masyarakat.
pengetahuan (X1) dan sikap (X2) terhadap Masyarakat di perumahan Griya Mukti
variabel kesiapsiagaan (Y) adalah sebesar kecamatan Gunung Lingai sudah sering
30,9% sedangkan sisanya dipengaruhi faktor mengalami banjir sebab wilayah yang mereka
lain di luar model regresi tersebut. huni memiliki riwayat sebagai daerah rawan
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa banjir. Fakta dilapangan juga mendukung hal
variabel pengetahuan (X1) dan variabel sikap tersebut sebab apabila musim penghujan tiba
(X2) memberikan pengaruh yang signifikan dengan intensitas dan curah hujan yang tinggi,
secara parsial terhadap variabel kesiapsiagaan maka daerah ini akan mengalami banjir.
(Y). Apabila banjir terjadi, pengalaman mereka
Secara umum warga perumahan Griya berkontribusi dalam pelaksanaan rencana
Mukti kecamatan Gunung Lingai mengetahui tanggap darurat keluarga mereka. Hal ini
bahwa bencana yang sering terjadi di tempat sejalan dengan penelitian Sagala (2014) di
tinggal mereka adalah banjir yang disebabkan kabupaten Bandung yang menunjukkan bahwa
karena karena luapan air sungai dan tingginya riwayat bencana banjir yang telah lama terjadi,
curah hujan. Selain itu, mereka juga menjadikan masyarakat terbiasa melakukan
memahami bahwa tindakan yang harus mereka berbagai tindakan untuk mengurangi risiko
lakukan apabila terjadi banjir adalah yang mereka alami seperti menyiapkan
berlindung ke tempat yang lebih aman dan langkah – langkah dalam menghadapi bencana
berlari ke tempat pengungsian. Hasil banjir, menyiapkan rencana aksi dalam
penelitian LIPI-UNESCO (2006) menunjukan menghadapi bencana banjir, melakukan
bahwa pengetahuan masyarakat tentang pembagian peran anggota keluarga dan
bencana akan mempengaruhi sikap dan masyarakat, menyiapkan tempat evakuasi, dan
kepedulian rumah tangga untuk siap dan siaga menyiapkan berbagai perlengkapan gawat
dalam mengantisipasi terjadinya bencana, darurat.
sehingga dampak ikutan bencana dapat Parameter kesiapsiagaan berikutnya
meminamilisir. Kondisi seperti ini yang adalah mobilisasi sumberdaya dan sistem
kiranya berkontribusi dalam pengurangan peringatan bencana. Kedua parameter ini
dampak bencana banjir di perumahan Griya berada dalam kondisi hampir siap dan kurang
Mukti kecamatan Gunung Lingai. siap, dengan nilai indeks masing – masing

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 101


EISSN 2599-2090
Vol. 4 No.1 Januari 2021 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

adalah 62,5 dan 47,5. Nilai indeks mobilisasi non tradisional meskipun skala kecil di
sumberdaya yang berada pada kategori hampir lingkungan tempat tinggal mereka.
siap menjadi indikasi kurang atau rendahnya
kapasitas kepala keluarga dalam PENUTUP
menggerakkan sumberdaya mereka pada saat Berdasarkan hasil analisis dan
dan setelah banjir terjadi. Hal ini disebabkan pembahasan, secara umum dapat disimpulkan
kurangnya keterampilan mereka dalam hal bahwa tingkat kesiapsiagaan rumah tangga di
pertolongan pertama, kesiapsiagaan, evakuasi kelurahan Gunung Lingai Kecamatan Sungai
korban dan pengolahan air bersih. Tindakan Pinang kota Samarinda dalam mengantispasi
kesiapsiagaan yang dilakukan oleh warga bencana banjir sudah baik. Hal ini
bukan berasal dari pelatihan atau menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan
pemberitahuan dari pemerintah melainkan rumah tangga dalam menghadapi banjir
pengalaman mereka yang telah lama sebagian besar ditentukan oleh pengetahuan
mengalami bencana banjir (Novian, 2018). dan sikap mereka terkait dengan bencana alam
Kalaupun ada pelatihan terkait, maka hanya tersebut. Indeks gabungan dari empat
diikuti oleh sebagian kecil warga saja. parameter mencapai 65,7. Angka ini dalam
Keberadaan tabungan dan asuransi sebagai klasifikasi indeks kesiapsiagaan termasuk
bagian dari sumberdaya keluarga juga belum, kategori siap. Namun demikian, komponen
minat, akses ataupun informasi terkait atau parameter mobilisasi sumberdaya dan
keduanya yang masih terbatas untuk kalangan sistem peringatan bencana harus mendapat
tertentu. Namun demikian, kebiasaan tolong – perhatian serius dari semua stakeholder
menolong antar sesama keluarga sangat baik terutama pada saat pra bencana melalui ragam
menjadi penutup celah kurangnya sumberdaya pendekatan. Diantaranya adalah pembaharuan
keluarga yang lain. Sebagian besar individu berbagai kebijakan daerah terkait bencana
/rumah tangga mengaku mempunyai kerabat alam, perbaikan akses, dan informasi terkait
atau teman yang siap membantu apabila terjadi mobilisasi sumberdaya dan pemanfaatan
banjir. Hal ini akan mengurangi beban dan teknologi informasi dalam kegiatan
resiko terkait banjir yang yang kerap terjadi pengembangan sistem peringatan bencana.
didaerah ini, namun tetap perlu didukung Selain itu, perlu pengintegrasian kesiapsiagaan
dengan upaya perbaikan terhadap faktor lain bencana ke dalam kurikulum pendidikan
seperti sistem peringatan bencana. formal, mulai dari tingkat pendidikan dasar,
Indikator kesiapsiagaan adalah menengah hingga perguruan tinggi sebagai
bagaimana sistem peringatan dini yang ada di upaya untuk menciptakan generasi melek
masyarakat, terutama di daerah yang memiliki bencana (disaster literacy).
kerentanan bencana banjir. Sistem peringatan
meliputi tanda peringatan dan distribusi DAFTAR PUSTAKA
informasi jika terjadi bencana (Dodon, 2013). [1] Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur
Sistem peringatan bencana yang kurang siap Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
menggambarkan rendahnya pengetahuan dan Jakarta. Rineka Cipta.
ketersediaan teknologi terkini yang terkait [2] Aryono, D.P. (2011). The Silent Disaster
dengan sistem ini. Gambaran mengenai sistem Bencana dan Korban Massal. CV.
peringatan bencana di kelurahan Gunung Sagung Seto. Jakarta.
Lingai menunjukkan bahwa penting untuk [3] Badan Nasional Penanggulangan Bencana
segera melakukan sosialisasi, fasilitasi, dan (2012). Peraturan Kepala BNPB
pelatihan oleh pemerintah mengenai sistem No.02 Tahun 2012 Tentang
peringatan bencana, terutama pada masa Pedoman Umum Pengkajian Risiko
sebelum banjir terjadi. Menurut Susanto Bencana. Jakarta.
(2006) dalam kondisi bencana, tidak mudah [4] Badan Penanggulangan Bencana Daerah
untuk menerapkan berbagai kebijakan yang Kota Samarinda (2012). Peta
terkait dengan kesiapsiagaan. Oleh sebab itu, Kawasan Rawan Bencana Banjir
pada kondisi aman perlu dilakukan berbagai Dan Tanah Longsor Kota Samarinda.
upaya pencegahan, termasuk membangun dan [5] Bakornas PB (2007). Pengenalan
mengembangkan sistem peringatan bencana Karakteristik Bencana dan Upaya
Mitigasinya di Indonesia. Jakarta :

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 102


EISSN 2599-2090
Vol. 4 No.1 Januari 2021 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Badan Nasional Penanggulangan Bumi dan Tsunami, Deputi Ilmu


Bencana., Halaman 15-24, Mei 2017. Pengetahuan Kebumian Lembaga
[6] Devi Erlia (2017), Kesiapsiagaan lmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Masyarakat dan Pemerintah [14] Notoatmodjo, S (2005). Promosi
Menghadapi Bencana Banjir di Kesehataan : Teori dan Aplikasinya.
Kecamatan Martapura Barat Jakarta : Rineka Cipta.
Kabupaten Banjar. Jurnal Pendidikan [15] Novian Andri Akhirianto (2018),
Geografi, Vol.4 No.03. Pengetahuan dan Kesiapsiagaan
[7] Dodon (2013). Indikator dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bencana
Kesiapsiagaan Masyarakat di Banjir di Kota Bekasi (Studi Kasus :
Permukiman Padat Penduduk Dalam Perumahan Pondok Gede Permai),
Antisipasi Berbagai Fase Bencana Jurnal Alami (e-ISSN : 2548-8635),
Banjir. Jurnal Perencanaan Wilayah Vol.2, No.1, Tahun 2018.
dan Kota Vol. 21 No. 2. Agustus [16] Sagala, S., Dodon., Wimbardana (2014).
2013. Adaptasi Non Struktural Penduduk
[8] Fatiya Rosyida, Khofifatu Rohmah Adi, Penghuni Permukiman Padat
Studi Eksplorasi Pengetahuan dan Terhadap Bencana Banjir Kabupaten
Sikap terhadap Kesiapsiagaan Bandung. Jurnal Nasional Teknik
Bencana Banjir di SD Pilanggede Sipil.
Kecamatan Balen Kabupaten [17] Sugiyono (2013). Metode Penelitian
Bojonegoro. Jurnal Teori dan Praksis Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Pembelajaran IPS, Vol.2 No.1 April Bandung. CV. Alfabeta.
2017, P ISSN 2503 – 1201, E ISSN [18] Sudjana (2015). Metode Statistika.
2503 – 5347. Bandung. CV. Tarsito.
[9] Firmansyah., Iman. (2014). Hubungan [19] Susanto, A. B (2006). Disaster
Pengetahuan dengan Perilaku Management di Negara Rawan
Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana : Sebuah Pendekatan
Bencana Banjir dan Longsor pada Strategic Management. Jakarta. The
Remaja Usia 15-18 tahun di SMA Jakarta Consulting Group.
Al-Hasan Kemiri Kecamatan Panti [20] Undang-undang N0.24 Tahun 2007
Kabupaten Jember. Artikel ilmiah tentang Penanggulangan Bencana,
Hasil Penelitian Mahasiswa 2014. Jakarta.
[10] Ibnu Murbawan, Amar Ma’ruf, Abdul
Manan, Kesiapsiagaan Rumah
Tangga Dalam Mengantisipasi
Bencana Banjir di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Wanggu (Studi
Bencana Banjir di Kelurahan Lepo-
Lepo Kota Kendari), Ecogreen Vol.
3 No.2, Halaman 59-69 ISSN 2407-
9049, Oktober 2017.
[11] Indawati, Lilik (2015). Analisis Tingkat
Kerwanan Banjir dan Persepsi
Masyarakat terhadap Upaya
Pengurangan Dampak Banjir di
Kecamatan Baureno Kabupaten
Bojonegoro. Tesis. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
[12] Jakaria,Y (2015). Mengolah Data
Penelitian Kuantitatif Dengan SPSS.
Bandung. CV. Alfabeta.
[13] LIPI – UNESCO (2006). Kajian
Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
mengantisipasi Bencana Gempa

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 103


EISSN 2599-2090

Anda mungkin juga menyukai