Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MINI PROJECT

“KAJIAN MULTI-BAHAYA BENCANA SMP 4 WONOSARI”

Disusun Guna untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah


Studi Kebencanaan

Disusun Oleh:
Adinta Darmawan
18405244001

PENDIDIKAN GEOGRAFI 2018 B


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Informasi Umum
A. Lokasi Saya
− Alamat: Dusun Pakelrejo, Desa Piyaman, Wonosari, Gunungkidul,
DIY.
− Titik Koordinat: 7°56’47”S - 110°35’59”E

Sumber: Google Earth

B. Sekolah terdekat (SMP 4 Wonosari)


− Alamat: Jl. Ki Demang Wonopawiro No. 10, Ngerboh 1, Piyaman,
Wonosari, Gunungkidul
− Titik Koordinat: 7°56’24”S - 110°35’59”E
Sumber: Google Earth

C. Identifikasi Bahaya SMP 4 Wonosari


Berdasarkan aplikasi INARISK, lokasi saya termasuk SMP 4
Wonosari mempunyai potensi bencana Covid-19 dengan skala tinggi, banjir
dengan skala rendah, dan gempa bumi dengan skala rendah.
Sumber: InaRISK Personal App

Deskripsi
Daerah Wonosari merupakan Visualisasi Basin Wonosari
salah satu daerah di Kabupaten
Gunungkidul, Provinsi DIY. Ditinju
dari aspek morfologi, Wonosari
merupakan daerah basin karst yang
dibatasi oleh Perbukitan Baturagung
dan Perbukitan Karst Gunungsewu.
Berdasar kondisinya, Wonosari
merupakan daerah yang tidak terlalu Sumber: Google Earth (Diolah menggunakan
aplikasi Surver 13 dan TCX Converter)
rawan akan bencana alam, namun
tidak menutup kemungkinan jika Wonosari juga mempunyai potensi terjadi
bencana alam.
Daerah basin atau lembah, merupakan daerah yang memiliki ketinggian tempat
yang lebih rendah daripada wilayah perbatasannya. Jika dilihat dari bentuknya,
daerah basin merupakan daerah cekungan. Salah satu potensi bencana yang terjadi
adalah banjir, karena umumnya air akan mengisi daerah yang lebih rendah.
Selain itu banjir, Wonosari juga mempunyai potensi bencana gempa bumi,
karena kebanyakan daerah pulau Jawa mempunyai potensi terkena efek gempa
bumi. Hal tersebut karena banyaknya titik-titik gempa yang merupakan pertemuan
lempeng. Terutama untuk daerah Wonosari.
Namun, drainase di daerah Wonosari tergolong baik, karena masyarakat sekitar
sudah mengelola dengan baik. Sehingga untuk ancaman seperti bencana banjir tidak
terlalu parah. Kemudian Wonosari juga tidak terlalu terdampak besar karena
bencana gempa bumi, hal tersebut karena karakter struktur batuan Wonosari adalah
batuan sediment karst. Hal tersebut mengakibatkan getaran gempa bumi tidak
terlalu parah karena batuan karst memiliki struktur yang lebih kuat dalam menahan
gempa dari pada daerah Bantul yang mempunyai struktur batuannya tanah yang
mempuyai kerapatan agregat yang rendah.
SMP N 4 Wonosari merupakan
salah satu sekolah tingkat
menengah yang terletak di daerah
Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Gunungkidul.
Informasi seputar kegempaan
di SMP N 4 Wonosari berdasarkan
aplikasi InaRISK Personal,
diketahui SMP N 4 Wonosari
terdapat 3 potensi bencana, yaitu covid-19, banjir, dan gempa bumi.
Dalam memenuhi sekolah aman bencana, diperlukannya 3 (tigas) pilar sekolah
aman bencana yang komprehensif, yaitu: (1) Fasilitas Sekolah Aman Bencana, (2)
Manajemen Bencana di Sekolah, dan (3) Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan
Risiko Bencana (Suharwoto, 2015).
1) Fasilitas Sekolah SMP N 4 Wonosari
a) Pemilihan Lokasi: SMP N 4 Wonosari telah memiliki hak atas tanah dan
sudah mendapat izin dari Dinas PU mengenai luas dan tata ruang tanah.
Luas tanah sudah memenuhi berbagai fasilitas utam sekolah yang ada
seperti ruang kelas, perpustakaan, lab. IPA, lab. komputer, lab. bahasa,
kantin, UKS, ruang olahraga, area bermain, tempat parkir, dan ruang
istirahat (kesekolah.com/direktori/sekolah/smpn-4-wonosari-gunung-
kidul-di-yogyakarta/)
b) Standar Bangunan: SMP N 4 Wonosari sudah memenuhi standar bangunan
dan mendapat izin dari Dinas PU Gunungkidul
2) Manajemen Bencana di SMP N 4 Wonosari
a) Belum ada komite manajemen bencana sekolah
b) Kajian mengenai risiko, bahaya, kerentanan, dan sumberdaya belum
optimal
c) Upaya pengurangan resiko banjir seperti program kerja bakti dan bersih-
bersih lingkungan sekolah seperti contoh bersih-bersih got atau saluran air,
pembersihan lubang peyerapan air, dan lain-lain
d) Pemantauan manajemen bencana belum dilakukan secara maksimal
3) Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana
a) Belum pelatihan tentang pendidikan bencana
b) Belum ada ekstrakurikuler dan pendidikan informasi berbasis masyarakat
c) Sudah melakukan beberapa simulasi terkait bencana terutama gempa,
namun tidak dilakukan secara rutin.

Analisis
Berdasar hasil karakteristik daerah wonosari, hal ini membuat banyak
tempat-tempat di daerah Wonosari tidak mempertimbangkan atau memperhatikan
tentang potensi multi-bahaya bencana. Karena daerah Wonosari merupakan daerah
yang cenderung aman, walaupun juga pernah terjadi beberapa bencana seperti
banjir dan gempa bumi, namun dampak dari bencana tersebut tidak begitu besar.
Begitu juga dengan kajian potensi multi-bahaya bencana di SMP N 4
Wonosari. Berdasar 3 (tigas) pilar sekolah aman bencana yang komprehensif, SMP
N 4 Wonosari masih sangat kurang dalam memenuhi 3 pilar tersebut. Hal ini karena
daerah Wonosari terbilang aman, sehingga SMP N 4 Wonosari tidak
mempertimbangkan denegan penuh mengenai kajian potensi multi-bahaya
bencana.
Berdasar info bencana dari InaRISK Personal App, SMP 4 Wonosari
mempunyai potensi bencana Covid-19 dengan kelas tinggi, banjir dengan kelas
rendah, dan gempa bumi dengan kelas rendah. Covid-19 memang menjadi bahaya
dengan kelas tinggi mengingat tahun ini di seluruh dunia sedang mengalami
bencana pandemi Covid-19, termasuk juga di SMP N 4 Wonosari. Bahaya banjir
dan gempa memiliki kelas rendah, hal itu menandakan bahwa ancaman bahaya di
SMP N 4 Wonosari tidak terlalu besar, atau terbilang rendah.

Solusi
Untuk mewujudkan sekolah yang aman bencana dan berdasar UU No. 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana melalui pendidikan diharapkan agar
upaya pengurangan risiko bencana dapat mencapai sasaran yang lebih luas dan
dapat diperkenalkan secara lebih dini kepada seluruh peserta didik, dengan
mengintegrasikan pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum
sekolah maupun ke dalam kegiatan ekstrakurikular. Selain itu, juga menerapkan
prinsip-prinsip sekolah aman dalam program pembangunan sekolah baru atau
rehabilitasi bangunan sekolah secara berkesinambungan dan mengikuti
perkembangan kemajuan teknologi pembangunan gedung dan disesuaikan dengan
kondisi setempat (Suharwoto, 2015).
Berdasar analisis, perlu dilakukan langkah-langkah dalam permasalahan
tentang kurangnya perhatian tentang kajian kebencanaan di SMP N 4 Wonosari.
Terutama mengajarkan pengetahuan tentang kebencanaan di SMP N 4 Wonosari.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, yang perlu disiapkan adalah menganalisis sektor
pendidikannya, tentang kurikulumnya, program-programnya, bahkan ke dalam
kegiatan-kegiatan siswanya seperti ekstrakurikuler.
Kemudian disiapkan pula mengenai kajian tentang potensi multi-bahaya
bencana yang berpusat pada siswanya.
2. Tahap pelaksanaan dan pelatihan
Dalam pelaksanaannya, pertama dilakukan pelatihan guru terhadap
kesiapsiagaan bencana. Hal ini karena guru menjadi penggerak siswa dalam
berkegiatan, terutama dalam kegiatan kebencanaan. Kemudian dilakukannya
pendidikan tentang kebencanaan,
Pendidikan tentang kebencanaan bisa diterapkan dalam intrakurikuler
ataupun ekstrakurikurel. Penerapan pendidikan dalam intrakurikuler bisa
dilakukan dengan menambahkan muatan lokal mengenai kebencanaan. Dan
untuk penerapan ekstrakurikuler perlu diadakannya kegiatan berbasis
kebencanaan, seperti pengadaan simulasi bencana rutin, pelatihan mitigasi
bencana, penerapan kebencanaan dalam kegiatan pramuka.
Selain pendidikan di lingkup sekolah, juga diterapkan pendidikan
kebencanaan di lingkup luar sekolah seperti dengan melakukan kerjasama
dengan masyarakat sekitar dengan membuat program kerjabakti dan pelatihan
mitigasi bencana di pemukiman sekitar sekolah.
3. Tahap Advokasi
Dalam tahap ini berdasarkan yang telah dilakukan pada tahap-tahap
sebelumnya, dilakukan upaya penerapan atau integrasi ke dalam kurikulum
pendidikan. Semua kegiatan yang dilakukan dari mulai tahap persiapan hingga
pelaksanaan, ditentukan kegiatan wajib dengan tujuan mengajarkan pendidikan
tentang kebencanaan baik kepada guru maupun siswa, bahkan masyarakat
sekitar. Dengan hal ini, pendidikan kebencanaan di SMP N 4 dapat diwujudkan.
Selain langkah-langkah tersebut, juga diperlukan strategi dalam mengatasi
permasalahan yang menyangkut kebencanaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menganalisis SWOT SMP N 4 Wonosari. SWOT merupakan singkatan dari S
(Strengths/ kekuatan), W (Weakness/ kelemahan), O (Opportunitties/ peluang), dan
T (Threaths/ ancaman). Menurut Jogiyanto (2005), SWOT digunakan untuk
menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-
tantangan yang dihadapi.
Analisis SWOT di SMP N 4 Wonosari dengan melihat kondisi
lingkungannya, seperti:
− S (Strengths/ kekuatan) = SMP N 4 Wonosari mempunyai kekuatan dalam
memberlakukan kegiatan siswa dalam pendidikan kebencanaan.
− W (Weakness/ kelemahan) = SMP N 4 Wonosari mempunyai kelemahan dalam
pengenalan pendidikan tentang kebencanaan.
− O (Opportunitties/ peluang) = SMP N 4 Wonosari mempunyai peluang
mempunyai lokasi dan luas sekolah dalam mengadakan fasilitas pendidikan
kebencanaan.
− T (Threaths/ ancaman) = SMP N 4 Wonosari mempunyai beberapa ancaman
bencana yang berbeda, yaitu Covid-19 (tinggi), banjir (rendah), dan gempa
bumi (rendah).

Berdasar hasil analisis SWOT SMP N 4 Wonosari tersebut, kemudian perlu


bentuknya beberapa strategi. Rangkuti (2009) mempunyai empat kemungkinan
strategi alternatif, seperti pada gambr Matrik SWOT berikut:
Matrix SWOT
IFAS Strenghts Weakness
Tentukan 4 Faktor-Faktor Tentukan 4 Faktor-Faktor
kekuatan Internal kelemahan Internal
EFAS
Opportunitties Strategi SO Strategi WO
Tentukan 4 Faktor- Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Faktor peluang menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
Eksternal untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang
Treaths Strategi ST Strategi WT
Tentukan 4 Faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Ancaman Eksternal menggunakan kekuatan meminimlkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman

Berdasarkan strategi alternatif diatas, untuk mewujudkan sekolah aman


bencana dapat menerapkan stategi tersebut di SMP N 4 Wonosari, yaitu:
1) Strategi SO = guru dapat memberakukan siswa dengan membuat beberapa
kegiatan yang memanfaatkan fasilitas atau mengadakan beberapa fasilitas yang
belum terpenuhi. Contohnya mengajak siswa dalam simulasi gempa bumi
dengan mengajak ke tempat titik kumpul, atau dengan menerapkan di kegiatan
ekstrakurikuler dengan mengenalkan beberapa tempat yang dapat digunakan
dalam mengatasi bencana gempa bumi.
2) Strategi WO = lokasi dan luas sekolah mempunyai potensi dalam
mengembangkan pengenalan pendidikan kebencanaan di SMP N 4 Wonosari.
Siswa SMP N 4 Wonosari dapat memaksimalkan beberapa fasilitas dari luas
sekolah seperti membuat titik kumpul, jalur evakuasi, membuat kegiatan latihan
dalam P3K ketika bencana, dan lain-lain. Dengan demikian dapat meningkatkan
pengetahuan pendidikan kebencanaan terutama mitigasi.
3) Strategi ST = guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa dengan
mengadakan kerja bakti untuk membersihkan saluran air agar tidak tersumbat
untuk bencana banjir. Untuk bencana covid-19 guru dapat membuat beberapa
aturan kepada siswa untuk mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari
covid-19.
4) Strategi WT = setelah semua strategi dilakukan, yang terkahir adalah dengan
meningkatkan pengenalan pendidikan kebencanaan agar terhindar dari
ancaman bencana, atau minimal dapat mempunyai pengetahuan tentang
mitigasi bencana sewaktu-waktu terjadi bencana. Semua strategi kemudian
dikembangkan dan ditingkatkan, agar pengenalan tentang pendidikan
kebencanaan dapat maksimal. Sehingga dapat membuat SMP N 4 Wonosari
menjadi sekolah aman bencana.
Daftar Pustaka
_____. 2016. Direktori Sekolah/ Universitas: SMP N 4 Wonosari. (Diakses melalui
web kesekolah.com/direktori/sekolah/smpn-4-wonosari-gunung-kidul-di-
yogyakarta pada tanggal 15 Desember 2020 pukul 16.00 WIB.
_____. 2020. Informasi Bahaya Sekitar. InaRISK Personal App. (Diakses pada
tanggal 14 Desember 2020 pada pukul 20.00 WIB.
Jogiyanto. 2015, Sistewm Informasi Strategi untuk Keunggulan Kompetitif.
Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis. Kasus.
Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedi Pustaka Utama.
Suharwoto, Gogot. 2015. (Modul 1) Pilar 1- Fasilitas Sekolah Aman. Jakarta:
Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai