Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI

ACARA V
MENGIDENTIFIKASI BENTUKLAHAN ASAL PROSES STRUKTURAL
Adinta Darmawan (18405244001/B1)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuklahan asal struktural.
2. Mahasiswa mampu menggambarkan kenampakan bentuklahan asal
struktural.

B. Dasar teori
Bentuklahan ini dalam Soetoto (2013:142) mencerminkan adanya kontrol
struktur geologi seperti lipatan, sesar, kekar, pola schistosity, dan intrusi
batuan beku. Walaupun ada proses denudasi tetapi pengaruhnya relatif kecil
dibandingkan dengan struktur geologi. Relief yang terjadi mempunyai lereng
yang curam hingga landai bahkan datar. Beberapa contoh bentuklahan jenis
ini yaitu perbukitan pegunungan lipatan, perbukitan-pegunungan patahan,
mesa, plato, cuestas, flat-irons, dan dykes, gawir, sesar, graben, dan horst.
Diastrofisme menurut Hugett (2003) dalam Heru Pramono dan Arif
Ashari (2013:88) merupakan proses yang berkaitan dengan tektonisme (atau
geotektnik). Proses diastrofisme antara lain meliputi pelipatan, patahan,
pengangkatan, amblesan dari litosfer. Hasil dari diastrofisme adalah berbagai
kenampakan besar di permukaan bumi. Secara umum diastrofisme dapat
dibedakan menjadi dua yaitu epirogenesa dan orogenesa, walaupun kedua
terminologi ini masih cenderung membingungkan.
Dalam Soetoto (2013:103) epirogenesis adalah proses pengangkatan
jalur-jalur kerak bumi oleh tenaga endogenik, sehingga dapat terbentuk
pembubungan muka bumi yang terbentuk kubah. Proses ini terjadi pada
daerah yang luas, misalnya benua dan pergerakannya lambat. Orogenesis

1
adalah proses terangkat dan terlipatnya jalur kerak bumi oleh tenaga
endogenik sehingga terjadi pada daerah yang relatif sempit. Disamping
terlipat dan terangkat, batuan juga dapat tersesarkan atau terpatah-patah serta
retak-retak atau terkekarkan, menghasilkan bermacam-macam struktur
geologi:
a. Lipatan (fold)
Lipatan terjadi karena batuan mengalami gaya kompresi.
b. Kekar (joint)
Kekar menurut Billings (1954:108) dalam Soetoto (2013:104) adalah
bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan, dan sepanjang
bidang tersebut belum terjadi pergeseran. Di samping merupakan bidang
datar, kekar dapat pula merupakan bidang lengkung.
c. Sesar (fault)
Sesar menurut Billings, 1954:124) dalam Soetoto (2013:113) adalah
kekar yang dinding sebelah menyebelahnya sudah saling bergeser satu
sama lain disebabkan oleh gaya kompresi. Berdasarkan atas arah gerakan
relatif bagian-bagian yang bergerak, sesar dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Sesar normal (normal fault)
Sesar normal atau sesar turun (normal fault) yaitu hasil
pergeseran kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada
posisi hangingwall turun ke bawah dari sisi footwallnya, sesar ini
hasil dari gaya ekstensi kerak bumi.
2. Sesar naik (reverse fault dan thrust fault)
Sesar naik (reverse fault dan thrust fault) yaitu hasil pergerakan
kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi
hangingwall terdorong ke atas dari sisi footwallnya, sesar ini hasil
dari gaya kompresi kerak bumi.
3. Sesar geser (strike-slip or transform, or wrench fault)
Sesar geser (strike-slip or transform, or wrench fault) dan sesar
permukaan dimana footwall bergerak ke kiri atau ke kanan atau
pegerakan lateral dengan sedikit pergerakan vertikal.

2
C. Alat dan bahan
a) Alat
1. Satu buah Drawing Pen 0,2 warna hitam digunakan untuk menyalin
garis kontur interval pada peta topografi Daerah Sleman dan
sekitarnya.
2. Satu buah pensil digunakan untuk membuat proyeksi bentuklahan
struktural.
3. Satu buah penghapus untuk menghapus sisa-sisa goresan bekas
gambaran proyeksi bentuklahan struktural.
4. Satu buah penggaris 30 cm digunakan untuk membuat garis pada
bentuklahan struktural yang akan diproyeksikan ke HVS A4.

b) Bahan
1. Satu buah kertas kalkir menyalin garis kontur Bentuklahan Struktural.
2. Satu buah HVS A4 digunakan untuk menggambar proyeksi
Bentuklahan Struktural.
3. Satu buah peta topografi daerah Kabupaten Sleman dan sekitarnya
digunakan untuk interpretasi peta Bentuklahan Struktural.

D. Langkah kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk melaksanakan kegiatan praktikum
Acara V.
2. Menjepit Peta Bentuklahan Struktural dengan kertas kalkir untuk
memudahkan proses penyalinan garis kontur.
3. Menyalin garis kontur pada kertas kalkir.
4. Menarik salah satu garis kontur dari puncak hingga dataran untuk
membuat proyeksi Bentuklahan Struktural.
5. Menggambar proyeksi Bentuklahan Struktural dengan cara menarik
kontur dari dataran hingga puncak ke HVS A4.

3
6. Menghubungkan garis kontur satu dengan yang lain dengan jarak tinggi
0,5 cm.
7. Menuliskan ketinggian di setiap titik sesuai dengan ketinggian yang ada
di peta Bentuklahan Struktural.
8. Mengidentifikasi hasil proyeksi Bentuklahan Struktural.
9. Mengidentifikasi peta Bentuklahan Struktural dan reliefnya.
10. Menganalisa hasil identifikasi kenampakan yang ditemukan di peta dan
hasil proyeksi Bentuklahan Struktural.
11. Menyusun Laporan Praktikum.

E. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Tabel 5.1. Data Kenampakan Bentuklahan Struktural yang
Teridentifikasi di Peta Sleman dan sekitarnya
KENAMPAKAN
NO YANG KETERANGAN
TERIDENTIFIKASI
1 Patahan/ sesar (fault) adalah struktur rekahan yang
mengalami pergeseran. Pada peta topografi di
Kecamatan Prambanan ini jika dilihat dari garis
Patahan/Sesar (fault)
konturnya mempunyai patahan yaitu di Kecamatan
Prambanan sebelah barat dengan Kecamatan
sebelah timur
1) Horst Horst merupakan bagian paling atas dari patahan
yaitu blok yang terangkat naik ke atas. Kenampakan
host di Kecamatan Prambanan dapat dilihat di peta
topografi Kecamatan Prambanan melalui garis
kontur yaitu daerah patahan yang paling barat garis
patahan atau daerah yang mempunyai ketinggian

4
yang lebih tinggi didaerah patahan tersebut. Seperti
perbatasan dari candi ijo, Desa Sambirejo,
Gedangatas, Klumprit Dua yang dimana daerah
tersebut merupakan daerah horst.
Graben merupakam bagian bawah dari patahan atau
bagian blok yang turun ke bawah. Kawasan graben
di Kecamatan Prambanan berada di sebelah timur
garis patahan yang telah saya sebutkan tadi. Daerah

2) Graben tersebut merupakan wilayah yang mempunyai


ketinggian lebih rendah di daerah patahan tersebut.
Sepeti contohnya yaitu dibatasi di desa Gawosari,
Bendo, Langkap, Sendang rejosari dan wilayah
sekitarnya.
Grawir adalah tebing curam yang terbentuk akibat
patahan yang baru yang biasanya disertai
perpindahan secara vertikal. Pada peta topografi
3) Gawir
Kecamatan Prambanan, grawir berada pada tengah-
tengah garis patahan yang melewati Kecamatan
Prambanan tersebut.
2 Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang
terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan
Lipatan (fold)
bergerak dari kedudukan semula membentuk
lengkungan.
Sinklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki
bagian yang lebih rendah bagian lipatan lainnya.
1) Sinklinal
Lipatan siklinal akan membentuk cekungan atau
lembah.
2) Antiklinal Antiklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki
posisi lebih tinggi dari bagian lainnya. Antiklinal
akan membentuk cembung atau contohnya

5
pegunungan.
Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana

3 Kekar (joint) tidak ada atau relatif tanpa mengalami pergeseran


pada bidang rekahannya.

Pembahasan
Bentuklahan asal proses struktural, merupakan bentuk lahan yang
terbentuk dari proses perubahan struktur-struktur geologi di permukaan bumi.
Pembentukan betuk lahan asal proses struktural biasanya terjadi karena adanya
proses endogen yang berupa tektonisme dan diatrofisme. Proses ini meliputi
pegangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga dapat membentuk
struktur-struktur geologi seperti patahan dan lipatan.
Patahan merupakan struktur rekahan dari tenaga endogen yang mengalami
pergeseran. Pergesean tersebut dapat terjadi naik keatas, kebawah, ataupun
kesamping. Pada bidang pergeseran yang berada paling atas dapat disebut
horst, dan bidang yang bawah merupakan graben. Adapun garis yang berada
pada bidang antara horst dan graben merupakan gawir. Selain patahan, tenaga
endogen dapat mengakibatkan suatu lipatan. Lipatan merupakan deformasi
lapisan batuan akibat dari gaya tegasan yang yang dapat melipat suatu lapisan
batuan. Hasil dari lipatan yaitu sinklinal dan antiklinal. Sinklinal merupakan
bidang yang cembung yang biasanya mempunyai ketinggian yang lebih tinggi
daripada antiklinal misalkan pegunungan, kemudian antiklinal merupakan
bagian yang cekung yang merupakan bagian lembahnya. Selain patahan dan
lipatan, ada juga kekar atau joint yang merupakan daerah rekahan namun
bidang lapisan batuan tidak bergeser.
Untuk mengidentifikasi bentuk lahan struktural di daerah Kecamatan
Prambanan dapat menggunakan peta topografi Kecamatan Prambanan. Bentuk
lahan struktural dapat dilihat yaitu dengan cara melihat garis konturnya.
Apabila kita melihat garis kontur mempumyai garis-garis yang tegas, pola
tersebut membentuk seperti sebuah patahan. Pola tersebut dapat dikatakan
sebagai kenampakan menyerupai patahan karena mempunyai garis-garis yang

6
tegas dan memiliki jarak yang tidak begitu renggang. Pada peta dapat
diidentifikasi daerah patahan meliputi desa desa Deneng Wetan menuju barat
sampai Desa Gayana kemudian menuju timur laut ke desa Gayamharjo. Horst
di daerah patahan tersebut meliputi daerah candi ijo, Desa Sambirejo,
Gedangatas, Klumprit Dua. Kemudian pada graben antara lain desa Gawosari,
Bendo, Langkap, Sendang Rejosari dan wilayah sekitarnya.
Di Kecamatan Prambanan jika diperhatikan garis konturnya, tidak ada
kenampakan lipatan karena lipatan biasanya berupa deformasi yang berbentuk
lengkungan. Selain itu jika diperhatikan, garis-garis yang tertera memiliki jarak
yang renggang satu sama lain. Lipatan memiliki bentuk yang tidak tegas karena
dua lempeng memiliki suhu panas sehingga terjadi elastic rebound.
Pada peta topografi ini juga tidak terdapat adanya kekar dikarenkan tidak
ditemukannya rekahan yang tetap.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bentuklahan asal proses struktural, merupakan bentuk lahan yang
terbentuk dari proses perubahan struktur-struktur geologi di permukaan
bumi.
2. Bentuk lahan struktural menghasilkan patahan yang meliputi horst
sebagai puncak patahan dan graben yang berada paling rendah dari
patahan serta gawir yang berada pada garis tengah atau bidang miring
tempat patahan tersebut yang terletak antara horst dan graben.
Kemudian juga lipatan yang menghasilkan antiklinal yang merupakan
puncak lipatan dapat berupa pegungungan, kemudian sinklinal yang
merupakan lembahnya. Serta patahan juga menghasilkan Kekar atau
joint yang merupakan rekahan dari proses struktural namun tidak
terjadinya pergeseran.

7
3. Berdasarkan peta topografi Kecamatan Prambanan terdapat bentuk
lahan struktural. Namun hanya ditemukan daerah patahan, tidak
ditemukannya daerah lipatan dan juga kekar.

.
G. Daftar Pustaka

Heru Pramono, dkk. 2013. Geomorfologi Dasar. Yogyakarta: UNY PRESS.

Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Anda mungkin juga menyukai