Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH METODE SIMULASI DAN VIDEO EDUKASI BALUT BIDAI TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMBERIKAN


PERTOLONGAN PERTAMA FRAKTUR DI SMK HASYIM ASYARI
KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN

Faradiba Rifqul Izzati* Nur Hidayati** Abdul Rokhman***.


Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Lamongan

ABSTRAK

Cedera akibat kecelakaan di sekolah umumnya terjadi pada sistem muskuloskeletal, salah
satunya fraktur. Orang pertama yang memberikan pertolongan adalah mereka yang berada di tempat
kejadian. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode simulasi dan video edukasi balut
bidai terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa dalam memberikan pertolongan pertama
fraktur di SMK Hasyim Asy’ari Pucuk Kabupaten Lamongan.
Desain penelitian menggunakan Pre eksperimental one group pre-post test pada 83 siswa, yang
diambil secara cluster random sampling. Penelitian ini dilakukan di SMK Hasyim Asyari Pucuk
Kabupaten Lamongan pada April 2021. Intervensi yang diberikan berupa pemutaran video edukasi
secara offline tentang balut bidai 2 kali dan simulasi dalam kelompok kecil. Data penelitian diambil
melalui kuesioner dan lembar observasi, kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan siswa di SMK Hasyim Asy’ari Pucuk Kabupaten Lamongan sebelum
dan sesudah diberikan simulasi dan video edukasi tentang balut bidai (p=0,001).
Simulasi dan video edukasi lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dibandingkan hanya memberikan metode video edukasi saja.
Diharapkan metode simulasi dan video edukasi dapat digunakan sebagai media edukasi, baik di
sekolah maupun di pelayanan kesehatan. Selain itu, peneliti merekomendasikan peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan kelompok kontrol.

Kata Kunci : Simulasi, Video Edukasi, Balut Bidai, Pengetahuan, Keterampilan, Pertolongan
Pertama Fraktur

ABSTRACT

Injuries due to accidents at school generally occur in the musculoskeletal system, one of which
is fracture. The first people to provide help are those who were at the scene. The purpose of the study
was to determine the effect of the simulation method and educational videos of splints on the level of
knowledge and skills of students in providing fracture first aid at SMK Hasyim Asy'ari Pucuk,
Lamongan Regency.
The research design used a pre-experimental one group pre-post test on 83 students, which
were taken by cluster random sampling. This research was conducted at SMK Hasyim Asyari Pucuk,
Lamongan Regency in April 2021. The intervention provided was in the form of playing an offline
educational video about splint dressing 2 times and simulation in small groups. Research data were
taken through questionnaires and observation sheets, then analyzed using the Wilcoxon test.
The results showed that there was a significant effect on increasing students' knowledge and
skills at SMK Hasyim Asy'ari Pucuk, Lamongan Regency before and after being given simulations
and educational videos about splint dressing (p = 0.001).
Simulations and educational videos are more effective in increasing knowledge and skills than
only providing educational video methods.
It is hoped that the simulation method and educational videos can be used as educational media,
both in schools and in health services. In addition, the researcher recommends the next researcher to
conduct further research by adding a control group.

Keywords: Simulation, Video Education, Splint Bandage, Knowledge, Skills, First Aid Fracture
PENDAHULUAN menunjukkan masih kurangnya pengetahuan
Cedera akibat kecelakaan di sekolah dan keterampilan pertolongan pertama fraktur
umumnya terjadi pada sistem dikalangan siswa dan remaja (Listiana &
muskuloskeletal yaitu tendon, otot, ligamen, Oktarina, 2019).
kulit dan tulang. Kecelakaan pada sistem ini Berdasarkan survey awal pada 10 siswa
harus ditangani dengan cepat dan tepat. SMK Hasyim Asyari Pucuk Kabupaten
Salah satu cedera muskuloskeletal yang biasa Lamongan didapatkan data 2 dari 10 (20%)
ditemukan adalah fraktur. Untuk mencegah siswa sudah mengetahui tentang fungsi balut
terjadinya cedera pada sistem muskuloskeletal bidai dari hasil pegetahuan membaca,
dibutuhkan pertolongan pertama. Orang sedangkan 8 dari 10 (80%) siswa lainnya
pertama yang memberikan pertolongan adalah belum mengetahui tentang balut bidai. Dari
mereka yang berada di tempat kejadian. hasil survey diatas menunjukan bahwa siswa
Namun, pengetahuan dan keterampilan siswa SMK Hasyim Asyari Pucuk Kabupaten
tentang pertolongan pertama fraktur sangat Lamongan belum mempunyai pengetahuan
minim, biasanya hanya dibalut dengan kain tentang pertolongan pertama fraktur.
seadanya dan langsung memindahkan korban Pembidaian merupakan suatu cara
ke pinggir jalan tanpa mengetahui komplikasi pertolongan pertama pada cedera atau trauma
fraktur jika pertolongannya salah (Warouw, sistem muskuloskeletal untuk
2018). mengistirahatkan (imobilisasi) bagian tubuh
World Health Organization (WHO) yang mengalami cedera dengan menggunakan
mencatat pada tahun 2013- 2017 terdapat 5,7 suatu alat. Pembidaian dapat menyangga atau
juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau
mengalami kecacatan fisik akibat kecelakaan berubah dari posisinya. Sehingga menghindari
lalu lintas. Salah satu kecacatan fisik yang bagian tubuh agar tidak bergeser dari
memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu fraktur tempatnya dan mengurangi rasa nyeri
ekstrimitas bawah sekitar 40% dari insiden (Warouw, 2018).
kecelakaan yang terjadi (WHO, 2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Riskesdas (2018) sebesar 9,2% pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012)
penduduk yang mengalami cedera diantaranya pendidikan, informasi atau media
mengakibatkan kegiatan sehari-hari terganggu. massa, pekerjaan, lingkungan, pengalaman,
Cedera pada anggota gerak bawah memiliki usia, sosial, budaya dan ekonomi. Dampak
prevalensi paling tinggi yaitu 67,9% rendahnya tingkat pengetahuan siswa terkait
dibandingkan bagian tubuh lainnya yang pertolongan pertama fraktur yang ditangani
terkena cedera yaitu 32,7% pada anggota setelah 72 jam sejak kejadian trauma.
gerak atas, 11,9% kepala, 6,5% punggung, Membuat kasusnya menjadi lebih sulit serta
2,6% dada dan 2,2% perut. membutuhkan penanganan yang lebih intensif.
Di Jawa Timur secara khusus memiliki Penanganan yang salah pada fraktur cervical
jumlah kasus cedera sama dengan rata-rata bisa menyebabkan resiko tinggi kematian,
kasus nasional dengan nilai 9,2 % (Riskesdas, pada fraktur femur yang terlambat diberikan
2018). Berdasarkan data di Pasuruan pertolongan bisa menyebabkan pendarahan,
khususnya di RSUD Bangil Pasuruan pada syok dan bisa menyebabkan resiko tinggi
tahun 2019-2020 mencatat pada pasien yang kematian (Sumadi et al., 2020).
mengalami fraktur ekstermitas bawah Pendidikan kesehatan merupakan usaha
mencapai 2,1% diakibatkan karena jatuh dan atau kegiatan untuk membantu individu,
kecelakaan lalu lintas (Aritonang, 2020). kelompok, dan masyarakat dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang meningkatkan kemampuan, baik pengetahuan,
dilakukan pengaruh pelatihan balut bidai sikap, maupun keterampilan untuk mencapai
terhadap pengetahuan karang taruna Desa hidup sehat secara optimal. Dengan
Jatipayak Kecamatan Modo Kabupaten mewajibkan semua pelajar mendapatkan
Lamongan menunujukkan 56,7% memiliki pendidikan pertolongan pertama sebelum lulus
pengetahuan yang kurang. Selain itu pelatihan dari SLTP dan pertolongan pertama lanjutan
balut bidai terhadap keterampilan mahasiswa sebelum lulus SLTA atau sebelum mendapat
di STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu SIM. Maka kita dapat memastikan bahwa
menunjukkan 62,7 % mahasiswa memiliki dalam dua generasi yang akan datang, tiap
tingkat keterampilan kurang. Hal ini orang di tempat kecelakaan atau pada penyakit
akut akan lebih sanggup menyelamatkan memberikan pertolongan pertama fraktur di
nyawa dan ekstremitas sampai tiba bantuan SMK Hasyim Asyari Kecamatan Pucuk
professional (Warouw, 2018). Kabupaten Lamongan.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu
cara penunjang program-program kesehatan METODELOGI PENELITIAN
yang dapat menghasilkan perubahan dan Desain penelitian yang digunakan dalam
peningkatan pengetahuan dalam waktu yang penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan
pendek. Konsep pendidikan kesehatan pendekatan one grup pre test and post test.
merupakan proses belajar pada individu, Penelitian ini dilakukan di SMK Hasyim
kelompok atau masyarakat dari tidak tahu Asyari Kecamatan Pucuk Kabupaten
tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari Lamongan pada bulan April 2021.
tidak mampu mengatasi masalah kesehatan Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh
menjadi mampu (Utari et al., 2013). siswa kelas X dan XI di SMK Hasyim Asyari
Metode pendidikan kesehatan dibagi Pucuk Kabupaten Lamongan sebanyak 103
menjadi metode pendidikan individu, metode siswa
pendidikan kelompok dan metode pendidikan Penelitian ini peneliti menggunakan
massa. Bentuk pendekatannya seperti sampling dengan jenis cluster random
bimbingan dan penyuluhan, wawancara sampling. Cluster Random Sampling adalah
(interview), ceramah, seminar, diskusi teknik pengambilan sampel dimana pemilihan
kelompok, memainkan peran dan simulasi mengacu pada kelompok bukan pada individu
yang merupakan gabungan antara role play (Sugiyono, 2017).
dan diskusi kelompok (Erniasih & Pramono, Data dikumpulkan dari responden
2018). menggunakan lembar kuesioner dan lembar
Metode yang bisa menjadi perhatian observasi pre test dan post test, selanjutnya di
responden pada siswa SMK Hasyim Asyari uji dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Pucuk untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengenai balut bidai pada HASIL PENELITIAN
pertolongan pertama fraktur yaitu dengan Data Umum
memberikan metode simulasi dan video 1) Gambaran Umum Lokasi Penelitian
edukasi. Berdasarkan penelitian Erniasih & Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Pramono (2018) yang telah dilakukan yaitu Hasyim Asy’ari yang beralamat di Jalan
hasil belajar peserta didik dengan Raya Bundaran No.01 Kecamatan Pucuk
menggunakan media video edukasi dalam Kabupaten Lamongan. SMK Hasyim
pembelajaran sejarah di Kelas X IPS SMAN Asy’ari terdiri atas 3 angkatan dan 3
12 Semarang mendapat rata-rata hasil belajar program keahlian yaitu multimedia, teknik
lebih tinggi dibandingkan dengan komputer jaringan dan teknik sepeda motor
menggunakan media lain. Video edukasi dengan jumlah siswa aktif sebanyak 164
menjadikan siswa lebih fokus dan siswa. SMK ini didukung dengan fasilitas
memudahkan dalam memahami pelajaran memadai diantaranya adalah ruang belajar,
karena penyajian materi yang berupa point- lab multimedia, lab komputer jaringan, lab
point materi, sehingga lebih efektif dan efisien perakitan, lab sepeda motor dan bengkel
dalam penggunaannya (Erniasih & Pramono, chasis dan las.
2018). 2) Karakteristik Siswa
Berdasarkan dari latar belakang (1) Usia Siswa
tersebut, maka peneliti merumuskan masalah: Tabel 4.1 Distribusi Siswa Berdasarkan
“Pengaruh Metode Simulasi dan Video Usia di SMK Hasyim Asy’ari
Edukasi Balut Bidai terhadap Tingkat Kecamatan Pucuk Kabupaten
Pengetahuan dan Keterampilan Siswa dalam Lamongan.
Memberikan Pertolongan Pertama Fraktur di No Usia Frekuensi Persentase
SMK Hasyim Asyari Kecamatan Pucuk (%)
Kabupaten Lamongan.” 1. 15 Tahun 2 2.4
Tujuan penelitian ini adalah untuk 2. 16 Tahun 40 48.2
mengetahui pengaruh metode simulasi dan 3. 17 Tahun 41 49.4
video edukasi balut bidai terhadap tingkat Jumlah 83 100.0
pengetahuan dan keterampilan siswa dalam
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat
diketahui bahwa dari 83 siswa didapatkan diketahui bahwa dari 83 siswa didapatkan
hampir sebagian 41 (49,4%) siswa berusia 17 hampir sebagian 31 (37,3%) siswa jurusan
tahun dan sebagain kecil 2 (2,4%) siswa teknik sepeda motor dan hampir sebagian 26
berusia 15 tahun. (31,3%) siswa jurusan teknik komputer
jaringan.
(2) Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Siswa Berdasarkan Jenis Data Khusus
Kelamin di SMK Hasyim Asy’ari 1) Tingkat Pengetahuan Pertolongan
Kecamatan Pucuk Kabupaten Pertama Fraktur di SMK Hasyim Asyari
Lamongan. Kecamatan Pucuk Kabupaten
No Jenis Frekuensi Persentase Lamongan Sebelum Diberikan Metode
kelamin (%) Simulasi dan Video Edukasi.
1. Laki-laki 71 85.5 Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan
2. Perempuan 12 14.5 Siswa Sebelum Diberikan Metode
Jumlah 83 100.0 Simulasi dan Video Edukasi
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat Balut Bidai di SMK Hasyim
diketahui bahwa dari 83 siswa didapatkan Asy’ari Kecamatan Pucuk
hampir seluruhnya 71 (85,5%) berjenis Kabupaten Lamongan.
kelamin laki-laki dan sebagian kecil 12 No Kategori Frekuensi Persentase
(14,5%) berjenis kelamin perempuan. (%)
1. Baik 4 4.8
(3) Kelas 2. Cukup 30 36.1
Tabel 4.3 Distribusi Siswa Berdasarkan Kelas 3. Kurang 49 59.0
di SMK Hasyim Asy’ari Jumlah 83 100.0
Kecamatan Pucuk Kabupaten Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat
Lamongan. diketahui bahwa dari 83 siswa sebelum
No Kelas Frekuensi Persentase diberikan metode simulasi dan video edukasi
(%) balut bidai didapatkan sebagian besar siswa 49
1. Kelas X 40 48.2 (59,0%) memiliki pengetahuan kurang dan
2. Kelas XI 43 51.8 sebagian kecil siswa 4 (4,8%) memiliki
Jumlah 83 100.0 pengetahuan yang baik.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat
diketahui bahwa dari 83 siswa didapatkan 2) Tingkat Pengetahuan Pertolongan
hampir sebagian 43 (51,8%) siswa kelas XI Pertama Fraktur di SMK Hasyim Asyari
dan hampir sebagian 40 (48,2%) siswa kelas Kecamatan Pucuk Kabupaten
X. Lamongan Sesudah Diberikan Metode
Simulasi dan Video Edukasi.
(4) Jurusan Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.4 Distribusi Siswa Berdasarkan Siswa Sesudah Diberikan Metode
Jurusan di SMK Hasyim Asy’ari Simulasi dan Video Edukasi
Kecamatan Pucuk Kabupaten Balut Bidai di SMK Hasyim
Lamongan. Asy’ari Kecamatan Pucuk
No Jurusan Frekuensi Persentase Kabupaten Lamongan.
(%) No Kategori Frekuensi Persentase
1. Multimedia 26 31.3 (%)
2. Teknik 31 37.3 1. Baik 83 100.0
Sepeda 2. Cukup 0 0
Motor 3. Kurang 0 0
3. Teknik 26 31.3 Jumlah 83 100.0
Komputer Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat
Jaringan diketahui bahwa dari 83 siswa sesudah
Jumlah 83 100.0 diberikan metode simulasi dan video edukasi
balut bidai didapatkan seluruh siswa 83
(100,0%) memiliki pengetahuan baik. No Kategori Frekuensi Persentase
(%)
3) Pengaruh Metode Simulasi dan Video 1. Baik 0 0
Edukasi Balut Bidai Terhadap Tingkat 2. Cukup 0 0
Pengetahuan Siswa Dalam Memberikan 3. Kurang 83 100.0
Pertolongan Pertama Fraktur di SMK Jumlah 83 100.0
Hasyim Asyari Kecamatan Pucuk Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat
Kabupaten Lamongan. diketahui bahwa dari 83 siswa sebelum
Tabel 4.7 Hasil Analisis Pengaruh Metode diberikan metode simulasi dan video edukasi
Simulasi dan Video Edukasi balut bidai didapatkan seluruhnya 83 (100%)
Balut Bidai Terhadap Tingkat siswa memiliki keterampilan kurang.
Pengetahuan Siswa di SMK
Hasyim Asy’ari Kecamatan 5) Tingkat Keterampilan Pertolongan
Pucuk Kabupaten Lamongan. Pertama Fraktur di SMK Hasyim Asyari
Kecamatan Pucuk Kabupaten
Median Lamongan Sesudah Diberikan Metode
Rerata
n (Minimum- p Simulasi dan Video Edukasi.
± s.b.
Maximum) Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Keterampilan
Pre 83 45 45.54 ± Pertolongan Pertama Fraktur di
Test (20-75) 14.034 SMK Hasyim Asyari Kecamatan
0.001
Post 83 100 99.36 ± Pucuk Kabupaten Lamongan
Test 90-100) 1.748 Sesudah Diberikan Metode
Berdasarkan tabel 4.7 di atas Simulasi dan Video Edukasi.
menunjukkan bahwa sebelum dilakukan
metode simulasi dan video edukasi didapatkan No Kategori Frekuensi Persentase
nilai rata-rata siswa 45,54 dengan nilai (%)
minimum 20 dan nilai maximum 75, setelah 1. Baik 80 96.4
dilakukan metode simulasi dan video edukasi 2. Cukup 3 3.6
nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 99,46 3. Kurang 0 0
dengan nilai minimum 90 dan nilai maximum Jumlah 83 100.0
100. Selisih mean antara pre test dengan post Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat
test sebanyak 53,92 dan Selisih median antara diketahui bahwa dari 83 siswa sesudah
pre test dengan post test sebanyak 55. diberikan metode simulasi dan video edukasi
Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon balut bidai didapatkan hampir seluruhnya 80
menunjukkan nilai p=0,001 dimana p≤0,05 (96,4%) memiliki keterampilan baik.
sehingga H0 ditolak yang bermakna terdapat Sedangkan sebagian kecil siswa 3 (3,6%)
pengaruh pemberian metode simulasi dan memiliki keterampilan yang c u kup.
video edukasi balut bidai terhadap tingkat
pengetahuan dalam melakukan pertolongan 6) Pengaruh Metode Simulasi dan Video
pertama fraktur di SMK Hasyim Asyari Pucuk Edukasi Balut Bidai Terhadap Tingkat
Kabupaten Lamongan. Keterampilan Siswa Dalam
Memberikan Pertolongan Pertama
4) Tingkat Keterampilan Pertolongan Fraktur di SMK Hasyim Asyari
Pertama Fraktur di SMK Hasyim Asyari Kecamatan Pucuk Kabupaten
Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
Lamongan Sebelum Diberikan Metode Tabel 4.10 Hasil Analisis Pengaruh Metode
Simulasi dan Video Edukasi. Simulasi dan Video Edukasi
Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Keterampilan Balut Bidai Terhadap Tingkat
Pertolongan Pertama Fraktur di Keterampilan Siswa di SMK
SMK Hasyim Asyari Kecamatan Hasyim Asy’ari Kecamatan
Pucuk Kabupaten Lamongan Pucuk Kabupaten Lamongan.
Sebelum Diberikan Metode
Simulasi dan Video Edukasi.
Median jangka pendek (immediate impact) sehingga
Rerata
N (Minimum- p menghasilkan peningkatan pengetahuan.
± s.b.
Maximum) Menurut Wawan & Dewi (2010) bahwa
Pre 2.05 ± semakin banyak seseorang menerima
83 0 (0-28) informasi maka semakin banyak pula
Test 4.793
0.001 pengetahuan pada seseorang tersebut. Saat
Post 91.09 ±
83 93 (53-100) individu memiliki pengetahuan yang baik
Test 8.630
Berdasarkan tabel 4.10 di atas maka akan membuat individu tersebut mampu
menunjukkan bahwa sebelum dilakukan menghadapi masalah yang terjadi pada diri
metode simulasi dan video edukasi didapatkan mereka.
nilai rata-rata siswa 2.05 dengan nilai Menurut Romadonia (2019),
minimum 0 dan nilai maximum 28, setelah pengetahuan diperoleh dari sumber informasi
dilakukan metode simulasi dan video edukasi ataupun pengalaman yang didapatkan dari
nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 91.09 lingkungan. Pengetahuan atau kognitif
dengan nilai minimum 53 dan nilai maximum merupakan domain yang sangat penting dalam
100. Selisih mean antara pre test dengan post membentuk tindakan atau perilaku seseorang.
test sebanyak 89,04 dan Selisih median antara Pada penelitian ini, faktor yang
pre test dengan post test sebanyak 93,00. berpengaruh terhadap pengetahuan siswa
Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon adalah kurangnya informasi baik dari sosial
menunjukkan nilai p=0,001 dimana p≤0,05 media, sekolah dan fasilitas pelayanan
sehingga H0 ditolak yang bermakna terdapat kesehatan sehingga sebagian besar siswa
pengaruh pemberian metode simulasi dan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
video edukasi balut bidai terhadap tingkat balut bidai. Sedangkan, sebagian kecil siswa
keterampilan dalam melakukan pertolongan yang memiliki pengetahuan cukup sudah
pertama fraktur di SMK Hasyim Asyari Pucuk mengetahui tentang fungsi balut bidai dari
Kabupaten Lamongan. hasil pegetahuan membaca dan mempunyai
pengalaman patah tulang.
PEMBAHASAN
1) Pengetahuan Siswa Sebelum 2) Pengetahuan Siswa Sesudah
Diberikan Metode Simulasi dan Diberikan Metode Simulasi dan
Video Edukasi Balut Bidai Video Edukasi Balut Bidai
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui
bahwa dari 83 siswa sebelum diberikan bahwa dari 83 siswa sesudah diberikan metode
metode simulasi dan video edukasi balut bidai simulasi dan video edukasi balut bidai
didapatkan sebagian besar siswa 49 (59,0%) didapatkan seluruh siswa 83 (100,0%)
memiliki pengetahuan kurang tentang balut memiliki pengetahuan baik. Hal ini
bidai dan sebagian kecil siswa 4 (4,8%) menunjukkan bahwa pemberian pendidikan
memiliki pengetahuan yang baik tentang balut kesehatan dapat memberikan perubahan pada
bidai. tingkat pengetahuan pre test dan post test.
Dari hasil kuesioner pengetahuan Dari hasil kuesioner pengetahuan
tentang balut bidai, didapatkan hasil tentang balut bidai, didapatkan hasil
pengetahuan yang paling banyak diketahui pengetahuan yang paling banyak diketahui
siswa yaitu mengenai pengertian balut bidai siswa yaitu mengenai pengertian balut bidai,
serta tujuan balut bidai, dan masih banyak tujuan balut bidai dan prinsip balut bidai. Pada
siswa yang belum mengetahui prinsip dan kategori soal komplikasi balut bidai terdapat 6
komplikasi balut bidai. Hal tersebut terjadi (7,2%) siswa yang menjawab salah.
karena kurangnya informasi yang diperoleh Peningkatan pengetahuan siswa terjadi karena
siswa tentang balut bidai. siswa mendapatkan tambahan informasi
Menurut Budiman & Riyanto (2014), tentang balut bidai. Seluruh siswa antusias saat
salah satu faktor yang mempengaruhi mendengarkan materi dan aktif mampu
pengetahuan yaitu informasi. Informasi adalah mempraktekan pembidaian dengan benar
sesuatu yang dapat diketahui dan sebagai sesuai dengan standar prosedur.
transfer pengetahuan. Informasi dapat Hasil penelitian sejalan dengan
diperoleh baik dari pendidikan formal maupun penelitian Sari (2015), yang menunjukkan
nonformal dan mampu memberikan pengaruh terdapat pengaruh pelatihan balut bidai
terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa 3) Pengaruh Metode Simulasi dan Video
di SMA Negeri 2 Sleman Yogyakarta dengan Edukasi Balut Bidai Terhadap
peningkatan pengetahuan dari 6.7% menjadi Tingkat Pengetahuan Siswa di SMK
66.7%. Hasyim Asy’ari Kecamatan Pucuk
Peningkatan pengetahuan siswa pada Kabupaten Lamongan.
penelitian ini karena siswa mendapatkan Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan nilai
pendidikan kesehatan. Menurut Ariel (2017) p=0,001 dimana p≤0,05 sehingga H0 ditolak
adanya pemberian pendidikan kesehatan dapat yang bermakna terdapat pengaruh pemberian
meningkatkan pengetahuan karena materi metode simulasi dan video edukasi balut bidai
yang disampaikan dapat diterima melalui terhadap tingkat pengetahuan dalam
panca indra penglihatan dengan pendengaran, melakukan pertolongan pertama fraktur di
dan membutuhkan daya ingat yang kuat SMK Hasyim Asyari Pucuk Kabupaten
sehingga materi mudah diserap dan dipahami Lamongan. Hal ini dibuktikan dengan
dan mudah diingat. peningkatan rerata mean pre post sebanyak
Informasi yang diberikan kepada 53,92. Selain itu, pada tabel crosstabulation
responden dengan menggunakan media audio pre test dan post test menunjukkan
visual atau video dapat dimengerti karena pengetahuan siswa yang mendapatkan nilai
setiap responden akan mudah mencermati jika kurang menjadi baik sebanyak 49 siswa, dari
terdapat gambar yang dapat dilihat dan suara nilai cukup menjadi baik sebanyak 30 siswa,
yang dapat didengar. Dalam hal ini dianggap dan 4 siswa yang tetap mendapatkan nilai
efisien dan praktis, video lebih bersifat mudah baik.
dipahami dan bisa di tayangankan berulang Dari hasil kuesioner pengetahuan
kali sehingga efektif untuk mengubah tentang balut bidai, sebelum diberikan
pandangan sasaran yang akan diintervensi pendidikan kesehatan kategori soal yang
(Igiany et al., 2016). banyak tidak diketahui siswa adalah prinsip
Media video mengandalkan dan komplikasi balut bidai. Setelah diberikan
pendengaran dan penglihatan dari sasaran, pendidikan kesehatan didapatkan hasil
dimana penggunaan audiovisual melibatkan kategori soal yang paling banyak diketahui
semua alat indera, sehingga semakin banyak siswa yaitu mengenai pengertian balut bidai,
alat indera yang terlibat untuk menerima dan tujuan balut bidai dan prinsip balut bidai.
mengolah informasi, semakin besar Penelitian ini selaras dengan penelitian
kemungkinan isi informasi tersebut dapat Warouw (2018) yang menunjukkan terdapat
dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan, pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
dan dengan efek gambar yang bergerak dan tingkat pengetahuan pada Siswa Kelas X SMK
efek suara dapat memudahkan audiens Negeri 6 Manado dengan peningkatan rerata
memahami isi berita sehingga dapat mean sebesar 17,59 (dari 44,6 menjadi 62,19).
menambah pengetahuan (Maulana et al., Pada penelitian Febrianti (2019)
2009). menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan
Dari pernyataan di atas dapat kesehatan pembidaian fraktur dengan audio
disimpulkan bahwa pemberian pendidikan visual terhadap tingkat pengetahuan
kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa/i tingkat III Ners STIKES Santa
siswa, karena pendidikan kesehatan dapat Elisabeth dengan peningkatan rerata mean
membuat pembelajaran menjadi lebih konkrit sebesar 13.8 (dari 69.00 menjadi 82.80).
dan efisien untuk dilakukan. Dalam Peningkatan pengetahuan siswa pada
melakukan pendidikan kesehatan ini siswa penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa
juga di anjurkan untuk ikut berfikir dan faktor, meliputi : media dan metode yang
melakukan secara langsung bagaimana cara digunakan yaitu menggunakan video edukasi
untuk melakukan pembalutan dan pembidaian. dan simulasi.
Sehingga pendidikan kesehatan ini tidak hanya Media video mengandalkan
untuk menyampaikan materi saja tapi dapat pendengaran dan penglihatan untuk menerima
pula untuk mengembangkan dan menambah dan mengolah informasi. Menurut
pengetahuan siswa di SMK Hasyim Asy’ari Notoatmodjo (2014), pengetahuan sebagian
Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. besar diperoleh melalui indera penglihatan
(30%) dan indera pendengaran (10%) artinya
semakin banyak indera yang dilibatkan dalam
mendapatkan ilmu, maka akan semakin mudah Salah satu faktor yang mempengaruhi
dalam memahami ilmu tersebut. Penayangan keterampilan adalah pengetahuan dan
video sangat sesuai untuk pembelajaran anak pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2010)
sekolah. Didukung teori yang menyatakan Semakin tinggi pengetahuan seseorang akan
bahwa media elektronika adalah suatu media meningkatkan keterampilannya, bertambahnya
gerak, dinamis, dapat dilihat, dan didengar pengalaman seseorang akan menambah
yang penyampaian pesannya melalui alat keterampilannya, adanya lingkungan dan
bantu elektronika seperti televisi, radio, film, fasilitas yang mendukung akan bertambah pula
kaset, CD (Compact Disc), VCD (Video keterampilannya.
Compact Disc), DVD (Digital Versatile Disc) Menurut Notoatmodjo (2012)
, slide show atau video tape yang merupakan pengalaman merupakan suatu hal yang akan
media yang baik juga untuk mempengaruhi memperkuat kemampuan seseorang dalam
perubahan pengetahuan (Mubarak, 2012). melakukan sebuah tindakan (keterampilan).
Selain menggunakan media video, Pengalaman membangun seseorang untuk bisa
peneliti juga menambahkan metode simulasi. melakukan tindakan-tindakan selanjutnya
Menurut Sanjaya (2013) terdapat beberapa menjadi lebih baik yang dikarenakan sudah
kelebihan dengan menggunakan simulasi melakukan tindakan-tindakan di masa
sebagai metode belajar, diantaranya dapat lampaunya.
dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam Dalam peneletian ini, seluruh siswa
menghadapi situasi yang sebenarnya, belum mengetahui cara melakukan balut bidai
mengembangkan kreatifitas siswa, dan yang benar. Faktor lain yang mempengaruhi
memperkaya pengetahuan, sikap, serta siswa memiliki keterampilan kurang adalah
keterampilan yang diperlukan dalam faktor informasi dan pengalaman. Seluruh
menghadapi berbagai situasi. siswa tidak pernah mendapatkan pelatihan atau
Paparan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran terkait langkah-langkah dan cara
penggabungan metode simulasi dengan video melakukan pertolongan pertama fraktur yang
edukasi terbukti lebih tinggi meningkatkan benar dan tepat sehingga hal tersebut
pengetahuan dibandingkan menggunakan mempengaruhi keterampilan.
metode ceramah dan simulasi maupun dengan
metode video edukasi saja. 5) Keterampilan Siswa Sesudah
Diberikan Metode Simulasi dan
4) Keterampilan Siswa Sebelum Video Edukasi Balut Bidai
Diberikan Metode Simulasi dan Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui
Video Edukasi Balut Bidai bahwa dari 83 siswa sesudah diberikan metode
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui simulasi dan video edukasi balut bidai
bahwa dari 83 siswa sebelum diberikan didapatkan sebagian besar siswa 80 (96,4%)
metode simulasi dan video edukasi balut bidai memiliki keterampilan baik. Sedangkan
didapatkan 83 (100%) siswa memiliki sebagian kecil siswa 3 (3,6%) memiliki
keterampilan kurang. keterampilan yang c u kup.
Dari hasil lembar observasi Dari hasil lembar observasi
keterampilan tentang balut bidai, prosedur keterampilan tentang balut bidai, prosedur
yang paling banyak diketahui siswa yaitu cuci yang paling banyak diketahui siswa yaitu cuci
tangan serta menggunakan sarung tangan, dan tangan, perlindungan diri, cek nadi, membalut
masih banyak siswa yang belum mengetahui perdarahan, memasang spalk dan membuat
tujuan, persiapan alat dan prosedur lainnya. simpul ikatan. Peningkatan keterampilan
Hal tersebut terjadi karena kurangnya tersebut dikarenakan siswa sudah mempunyai
informasi yang diperoleh siswa tentang balut pengetahuan dan memahami langkah-langkah
bidai dan tidak mempunyai pengalaman patah melakukan balut bidai melalui video edukasi
tulang. balut bidai dan simulasi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Listiana & Yulita (2020), menunjukkan Sari (2015) yang menunjukkan terdapat
terdapat pengaruh pelatihan balut bidai pengaruh pelatihan balut bidai terhadap
terhadap keterampilan pada mahasiswa/i pengetahuan dan keterampilan siswa di SMA
keperawatan di STIKES Tri Mandiri Sakti Negeri 2 Sleman Yogyakarta. Terjadi
Bengkulu. peningkatan keterampilan siswa dari 10,0%
keterampilan baik menjadi 53,3%. dari nilai kurang menjadi cukup sebanyak 3
Hasil penelitian oleh Triyani (2020) siswa.
menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan Dari lembar observasi keterampilan
kesehatan terhadap keterampilan pertolongan tentang balut bidai, sebelum diberikan
pertama cedera olahraga pada anggota futsal pendidikan kesehatan prosedur banyak tidak
Surakarta. Terjadi peningkatan keterampilan diketahui siswa adalah tujuan, persiapan alat
dari 68% keterampilan baik menjadi 93%. dan prosedur lainnya. Setelah diberikan
Peningkatan keterampilan tersebut pendidikan kesehatan didapatkan hasil
dikarenakan siswa sudah mempunyai prosedur yang paling banyak diketahui siswa
pengetahuan dari pendidikan kesehatan. yaitu cuci tangan, perlindungan diri, cek nadi,
Menurut Warouw (2018) keterampilan membalut perdarahan, memasang spalk dan
membutuhkan pelatihan dan kemampuan dasar membuat simpul ikatan.
yang dimiliki setiap orang dapat lebih Penelitian ini selaras dengan penelitian
membantu menghasikan sesuatu yang lebih Listiana (2019) yang menunjukkan terdapat
bernilai dengan lebih cepat. pengaruh pelatihan balut bidai terhadap
Menurut Oktapyanto (2016) Salah satu pengetahuan dan keterampilan siswa/i Palang
model yang dapat digunakan agar siswa dapat Merah Remaja (PMR) di SMAN 4 Kota
mengikuti pembelajaran dengan baik dan Bengkulu. Terjadi peningkatan keterampilan
dalam penerapannya pun lebih efektif adalah siswa menjadi 20 orang (60,6%) memiliki
dengan menggunakan model simulasi. Melalui keterampilan baik.
model ini siswa diberi kesempatan untuk Hasil penelitian Masrudiarto (2020),
mengalami dan terlibat secara langsung menunjukkan terdapat pengaruh pemberian
menjadi dirinya sendiri maupun menjadi orang video dan simulasi terhadap praktik balut bidai
lain yang kemudian dapat diimplementasikan fraktur terbuka pada kejadian kecelakaan lalu
dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan lintas di wilayah Kelurahan Mojosongo
dapat meningkatkan keterampilan. Surakarta. Terjadi peningkatan keterampilan
Adanya peningkatan keterampilan ini menjadi sangat baik sebanyak 23 responden
sesungguhnya tidak lepas dari pemberian (76,7%).
pelatihan. Pelatihan diberikan dengan cara Keberhasilan dalam keterampilan pre
melakukan praktik langsung dengan test dan post test dapat dipengaruhi oleh
menggunakan alat peraga. Namun sebelumnya pendidikan kesehatan dan pelatihan yang
siswa diberikan kesempatan untuk melihat didapat. Menurut Hasanah (2015) pendidikan
video balut bidai, kemudian dicontoh-kan oleh kesehatan dengan menggunakan audio visual
peneliti dan mencoba mempraktikan secara dapat menambah keterampilan dan informasi
mandiri. Sehingga dengan 2 metode pelatihan dalam melakukan langkah-langkah dan cara
itu tingkat keterampilan menunjukkan adanya melakukan pertolongan pertama cedera. Audio
peningkatan. visual merupakan media pembelajaran yang
mengandung unsur gambar, rekaman video,
6) Pengaruh Metode Simulasi dan Video suara, tulisan dan penampilan yang lebih
Edukasi Balut Bidai Terhadap menarik.
Tingkat Keterampilan Siswa di SMK Media audio visual merupakan media
Hasyim Asy’ari Kecamatan Pucuk edukasi untuk menyampaikan informasi yang
Kabupaten Lamongan. dapat mempengaruhi tingkat keterampilan
Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan nilai seseorang (Zaki, 2019). Audio visual sangat
p=0,001 dimana p≤0,05 sehingga H0 ditolak cocok untuk proses pembelajaran karena dapat
yang bermakna terdapat pengaruh pemberian meningkatkan minat belajar, mudah untuk
metode simulasi dan video edukasi balut bidai memahami dan mengingat informasi yang
terhadap tingkat keterampilan dalam diperoleh serta video yang diberikan dapat
melakukan pertolongan pertama fraktur di diputar kembali (Robert, 2013).
SMK Hasyim Asyari Pucuk Kabupaten Dengan menggunakan metode simulasi,
Lamongan. Hal ini dibuktikan dengan siswa dapat menirukan secara langsung
peningkatan rata mean sebanyak 89,04. Pada peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari.
tabel crosstabulation pre test dan post test Selain itu, siswa dapat dengan mudah
keterampilan siswa yang mendapatkan nilai menempatkan diri dalam lingkungan belajar
kurang menjadi baik sebanyak 80 siswa dan maupun lingkungan nyata (lingkungan
masyarakat). Materi menjadi lebih mudah Saran
diterima karena berhubungan dengan situasi 1) Bagi Responden
nyata. Kegiatan belajar mengajar menjadi Metode video edukasi ini dapat
lebih menyenangkan bagi siswa, karena siswa dijadikan rujukan untuk melakukan
diajak mengenal lingkungan masyarakat yang pertolongan pertama fraktur dan apabila
sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari- responden lupa bisa memutar kembali
harinya (Pania, 2018). video edukasi.
Berdasarkan paparan yang sudah 2) Bagi Institusi Pendidikan
disebutkan, menunjukkan bahwa terdapat Dengan adanya video edukasi ini bisa
beberapa metode untuk meningkatkan dijadikan bahan untuk pembelajaran
keterampilan. Namun, terbukti hasil penelitian tambahan tentang balut bidai pada
ini yang menggunakan metode penggabungan estrakulikuler yang ada di sekolah.
simulasi dengan video edukasi memiliki nilai 3) Bagi Profesi Keperawatan
presentase responden dengan nilai baik lebih Metode video edukasi dapat dijadikan
tinggi dibandingkan dengan penelitian lain sebagai media edukasi kesehatan di
yang menggunakan metode pelatihan saja. pelayanan kesehatan dibandingkan metode
manual seperti leaflet, flipchart dan
KESIMPULAN DAN SARAN sebagainya. Karena dapat diputar di
Kesimpulan manapun, konsisten, menarik, dan bisa
1) Sebagian besar siswa memiliki diakses oleh siapapun.
pengetahuan kurang sebelum diberikan 4) Bagi Peneliti Selanjutnya
simulasi dan video edukasi tentang balut Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
bidai di SMK Hasyim Asy’ari Kecamatan dapat melakukan penelitian dengan
Pucuk Kabupaten Lamongan. menambah kelompok kontrol sehingga
2) Seluruh siswa memiliki pengetahuan baik akan tampak jelas apakah ada perubahan
sesudah diberikan simulasi dan video yang terjadi pada responden akibat dari
edukasi tentang balut bidai di SMK perlakuan atau tidak dan diharapkan
Hasyim Asy’ari Kecamatan Pucuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan
Kabupaten Lamongan. metode pembalutan yang lebih lengkap
3) Terdapat pengaruh metode simulasi dan pada materi video edukasi.
video edukasi terhadap tingkat
pengetahuan siswa dalam memberikan DAFTAR PUSTAKA
pertolongan pertama fraktur di SMK Ariel, Yulius Dannis. (2017). The Effects of
Hasyim Asy’ari Kecamatan Pucuk Audio-Visual Education on
Kabupaten Lamongan. Perioperative Care for Knowledge,
4) Seluruh siswa memiliki keterampilan Attitudes and Actions of Post-
kurang sebelum diberikan simulasi dan Operational Phacoemulsification
video edukasi tentang balut bidai di SMK Patients. Jurnal Keperawatan. 12(4).
Hasyim Asy’ari Kecamatan Pucuk Aritonang, C. N. (2020). Asuhan Keperawatan
Kabupaten Lamongan. Pada Klien Fraktur Femur Dengan
5) Hampir seluruh siswa memiliki Masalah Hambatan Mobilisasi Fisik
keterampilan baik sesudah diberikan Rsud Bangil Pasuruan. Diploma thesis,
simulasi dan video edukasi tentang balut STIKes Insan Cendekia Medika
bidai di SMK Hasyim Asy’ari Kecamatan Jombang, 21(1), 1–9.
Pucuk Kabupaten Lamongan. Atoel. (2011). Penggunaan Media Audio
6) Terdapat pengaruh metode simulasi dan Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu
video edukasi terhadap tingkat Pengetahuan Alam. Jurnal Teknologi
keterampilan siswa dalam memberikan Pendidikan. Jurnal Pendidikan, Nomor
pertolongan pertama fraktur di SMK 2, Hlm. 127-144.
Hasyim Asy’ari Kecamatan Pucuk Budiman & Riyanto, A. (2014). Kapita Selekta
Kabupaten Lamongan. Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC. (2020). Pengaruh Pelatihan Balut Bidai
Carr, S., et al. (2014). Kesehatan Masyarakat Terhadap Pengetahuan Pada
Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGC Mahasiswa/i Keperawatan STIKES Tri
Endiyono. (2016). Pendidikan Kesehatan Mandiri Sakti Bengkulu. Jurnal
Pertolongan Pertama Berpengaruh Keperawatan Silampari Nomor 1
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Volume 4, Hlm. 265-273.
Praktek Guru Dalam Penanganan Listiana, Devi. (2019). Pengaruh Pelatihan
Cedera Pada Siswa di Sekolah Dasar. Balut Bidai Terhadap Pengetahuan dan
Mediasains. 14 (1). Keterampilan Siswa/i Palang Merah
Erniasih, U., dan Pramono, S. E. (2018). Remaja (PMR) di SMAN 4 Kota
Perbedaan Hasil Belajar Dengan Bengkulu. CHMK Nursing Scientific
Menggunakan Media Video Edukasi Journal. 3(2).
Dan Media Video Dokumenter Pada Marsudiarto, Avinda Rahtasia. (2020).
Pembelajaran Sejarah Di Sma N 12 Pengaruh Pemberian Video Dan
Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Simulasi Terhadap Praktik Balut Bidai
Indonesian Journal of History Fraktur Terbuka Pada Kejadian
Education, 6(2), 162–171. Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah
Erpan, E., & Sari, N. K. (2016). Gambaran Kelurahan Mojosongo Surakarta.
Keterampilan Pemasangan Infus pada Nursing Kusuma Husada.
Perawat Vokasional dan Perawat Maulana, Heri D. J., et al. (2009). Promosi
Profesional RS PKU Muhammadiyah di Kesehatan. Jakarta : EGC.
Wilayah Yogyakarta. UMY Repository, Murwani, S. (2014). Statistika Terapan
Nomor 3, Hlm.1-11. (Teknik Analisis Data). Jakarta :
Febrianti, Lidya Anggraini. (2019). Pengaruh Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Kesehatan Pembidaian Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Fraktur dengan Audio Visual Terhadap Mubarak, IW. (2012). Ilmu Kesehatan
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa/i Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
Tingkat III Ners STIKES Santa Mustafida, Fita. (2013). Kajian Media
Elisabeth. Journal STIKes Santa Pembelajaran Berdasarkan
Elisabeth. Kecenderungan Gaya Belajar Peserta
Hasanah, Een. (2015). Kurikulum dan Didik SD/MI. Madrasah. 6(1).
Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
Media Akademia. dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Hayati, Najmi. (2017). Hubungan Penggunaan Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Media Pembelajaran Audio Visual Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
dengan Minat Peserta Didik pada Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan
Pembelajaran Pendidikan Agama perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
Islam di SMAN 1 Bangkinang. Jurnal Cipta
Al-Hikmah. 14(2). Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku
Igiany, P. D., Sudargo, T., & Widyatama, Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
R. (2016). Efektivitas penggunaan Nurjan, Syarifan. (2015). Psikologi belajar.
video dan buku bergambar dalam Ponorogo : Wade Grup.
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan:
keterampilan ibu mencuci tangan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
memakai sabun. Berita Kedokteran Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Masyarakat, 32(3), 89–94. Oktapyanto, Riyan Rosal Yosma. (2016).
John, M., Echols., dan Hassan, S. (2014). Penerapan Model Pembelajaran
Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Simulasi Untuk Meningkatkan
Gramedia Pustaka Utama, h.527. Keterampilan Sosial Anak Sekolah
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah
(2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia Dasar. 2(1).
Online. https://kbbi.web.id/edukasi Oktavianto. (2016). Analisis dan Perancangan
Krisanty, P. (2016). Asuhan Keperawatan Sistem Informasi Menggunakan Model
Gawat Darurat. Jakarta: TIM. Terstruktur dan UML. Yogyakarta: CV.
Listiana, Devi dan Silviani, Yulita Elvira. Andi Offset.
Pania, Indina Tarjiah. (2018). Penerapan Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi
Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Keterampilan Sosial Siswa Dalam Jurnal PSIK Universitas Riau, 1–7
Pembelajaran IPS. Journal Universitas Warouw, J. A. (2018). Pengaruh Pendidikan
Negeri Jakarta. Kesehatan Dan Simulasi Terhadap
Ramsi, I. F. (2016). Basic LIfe Support. Pengetahuan Tentang Balut Bidai
Yogyakarta: ECG. Pertolongan Pertama Fraktur Tulang
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Badan Panjang Pada Siswa Kelas X Smk
Penelitian dan Pengembangan Negeri 6 Manado. Jurnal
Kesehatan Kementerian RI. Keperawatan, 6(1).
Robert, K Yin. (2013). Studi Kasus Desain Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan
dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Persada. Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
Romadonia, Eka. (2019). Pengaruh Pendidikan Medika.
Kesehatan Tentang Balut Bidai World Health Organization. (2017). Road
Terhadap Pengetahuan Santri Pada Traffic Injures : World Health
Pertolongan Pertama Dengan Fraktur di Organization.
Pondok Pesantren Sabilul Zaki, Lazuardian. (2019). Peranvangan Konten
Hasanahbanyuasin. Journal STIK Siti Video "Lima Serama" di Yayasan
KhadiahPalembang 6(2). Irama Nusantara. Journal Universitas
Sanjaya, Wina. (2013). Strategi Pembelajaran Multimedia Nusantara Tangerang.
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Saputri, Rizka. (2017). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Balut Bidai dengan Sikap
Pertolongan Pertama Fraktur pada
Mahasiswa Keperawatan. UMY
Repository.
Sartono. (2016). Basic Trauma Cardiac Life
Support. Bekasi: GADAR Medik
Indonesia.
Sari, Dwi Pemtiyati Aryuna. (2015). Pengaruh
Pelatihan Balut Bidai terhadap
Pengetahuan dan Keterampilan Siswa
di SMA Negeri 2 Sleman
Yogyakarta. Skripsi Thesis. STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta.
Sudjana, Nana. (2014). Penelitian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumadi, P., et. al. (2020). Pengaruh Pelatihan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Terhadap Pengetahuan Penanganan
Fraktur Pada Anggota PMR Di SMP
Negeri 2 Kuta Utara. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 5(1),
19–23.
Triyani, Evi. (2020). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Keterampilan
Pertolongan Pertama Cedera Olahraga
Pada Anggota Futsal Surakarta. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah.
Utari, W., Arneliwati., & Novayelinda, R.
(2013). Efektifitas Pendidikan
Kesehatan Terhadap Peningkatan

Anda mungkin juga menyukai