Anda di halaman 1dari 3

Student empowerment bantuan hidup dasar kecelakaan lalu lintas

Diskusi

Bantuan hidup dasar merupakan serangkaian tindakan darurat yang dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa seseorang. Termasuk pada kondisi kecelakaan lalu lintas yang
mengancam nyawa. BHD ini tidak hanya penting bagi tenaga kesehatan, tetapi juga bagi
masyarakat salah satunya anak sekolah yang pada dasarnya ada kemungkinan untuk
menemukan kondisi darurat akibat kecelakaan lalu lintas yang membutuhkan BHD.
Sebelum diberikan materi peserta diberikan pertanyaan terkait pernah atau tidak mendapatkan
edukasi atau pelatihan BHD. Sebagian besar dari mereka menjawab belum pernah (68%)
sedangkan sisanya sebanyak 32% mengatakan pernah karena merupakan anggota palang
merah remaja (PMR) di sekolah mereka. Namun, meskipun begitu mereka mengatakan tidak
semua materi BHD mereka dapatkan, tetapi hanya sebagian saja. Student empowerment BHD
ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan demonstrasi pada siswa SMKN 5 Surabaya
terkait BHD pada kasus kecelakaan lalu lintas. Edukasi disampaikan dengan metode ceramah
dan tanya jawab selama 15 menit. Sedangkan demonstrasi dilakukan dengan bantuan alat
peraga dan probandus dengan durasi kurang lebih 20 menit. Pemateri edukasi dan instruktur
demonstrasi merupakan mahasiswa magister keperawatan Universitas Airlangga. Setelah
edukasi dan demonstrasi, peserta diberikan kuis berupa 10 pertanyaan dengan sebagian besar
pertanyaan dijawab dengan benar.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
pertolongan pertama adalah dengan melakukan pendidikan Kesehatan (Rachmawati, 2019).
Pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan diberikan kepada siswa sekolah yang pada
umumnya masih berada pada fase aktif belajar. Pengabdian masyarakat ini dikemas dalam
kegiatan penyuluhan bantuan hidup dasar korban kecelakaan. Adapun alur penyelamatan
pada korban kecelakaan dimulai dari DRS (Danger, Respond and Shout for help). Tiga tahap
tersebut merupakan tahap yang penting sebelum melakukan tindakan pertolongan pada
korban. Selanjutnya, peserta diberikan edukasi dan demonstrasi terkait cara melepaskan helm
dan cara melakukan resusitasi jantung paru (RJP). Adapun materi yang diberikan cukup
mudah untuk dipahami bagi siswa dan siswi serta dilakukannya evaluasi keterampilan
dengan cara mempraktekan dengan didampingi oleh pemateri dan dilengkapi dengan alat
peraga yang sesuai dengan metari yang di berikan . Ini sejalan dengan hasil penelitian yang
menunjukkan terdapat peningkatan tingkat pengetahuan serta keterampilan siswa dengan cara
pemberian pelatihan atau simulasi bantuan hidup dasar korban kecelakaan lalu lintas yang
dilengkapi dengan alat-alat praktiknya (Prahmawati & Tiara, 2022).

Metode pemberian materi yang dilakukan dengan cara ceramah dan tanya jawab
tentunya disampaikan dengan interaktif dan konvensional disertai dengan demonstrasi yang
dapat diterima dan relevan sebagai cara terbaik untuk mengajarkan teori BHD korban
kecelakaan lalu lintas dan praktik simulasi BHD kepada siswa. Edukasi dalam bentuk
instruksi teoritis meningkatkan skor pengetahuan siswa sekolah terkait BHD secara signifikan
( Onan et al., 2019). Meskipun dalam penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa dengan
metode edukasi video, praktik dengan manekin dan mobile assisted feedback menunjukkan
hasil yang lebih baik dibandingkan hanya dengan edukasi teoritis. Pelatihan BHD dalam
bentuk teori dan praktik menunjukkan peningkatan pengetahuan segera setelah pelatihan dan
6 bulan setelah pelatihan (Fernandes et al., 2014) . Bahkan, edukasi BHD dengan metode
pembelajaran jarak jauh pun atau dengan metode distance learning dapat meningkatkan
pengetahuan peserta BHD secara signifikan (Nur et al., 2023).

Selama proses penyuluhan, peserta memperhatikan edukasi dan demonstrasi dengan


baik. Hal ini dibuktikan dengan antusias peserta dalam bertanya dan menjawab kuis yang
diberikan. Feedback inilah yang menjadi harapan utama dimana peserta dapat menerima dan
memahami edukasi dan demonstrasi yang diberikan. Sehingga, apa yang diberikan dapat
diaplikasikan jika menemui kasus yang sama. Pengetahuan pertolongan pertama adalah hasil
tahu yang terjadi setelah seseorang mengamati suatu informasi. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk membentuk suatu tindakan/keterampilan pertolongan
pertama. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang pertolongan pertama maka akan
semakin baik seseorang dalam melakukan tindakan pertolongan pertama di lokasi kejadian.
Keterbatasan dalam kegiatan ini adalah tidak melakukan penilaian pretest
menggunakan kuesioner pada awal kegiatan. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini
diharapkan dapat memberikan manfaat pada peserta karena memperoleh pengetahuan dan
keterampilan tentang penanganan pertama pada korban kecelakaan dimana bisa menjadi
pertolongan pertama pada kejadian sebelum ditangani oleh tenaga kesehatan professional.
Chusniah Rachmawati, W. (2019). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Fernandes, J. M. G., Leite, A. L. dos S., Auto, B. de S. D., Lima, J. E. G. de, Rivera, I. R., &
Mendonça, M. A. (2014). Teaching Basic Life Support to Students of Public and Private
High Schools. Arquivos Brasileiros de Cardiologia. https://doi.org/10.5935/abc.20140071
Nur, R. F., Prasamya, E., Ikhwandi, A., Utomo, P. S., & Sudadi. (2023). Basic Life Support
Training: The Effectiveness and Retention of The Distance-Learning Method. Indonesian
Journal of Anesthesiology and Reanimation, 5(1), 18–26.
https://doi.org/10.20473/ijar.V5I12023.18-26
Onan, A., Turan, S., Elcin, M., Erbil, B., & Bulut, Ş. Ç. (2019). The effectiveness of traditional
Basic Life Support training and alternative technology‐enhanced methods in high schools.
Hong Kong Journal of Emergency Medicine, 26(1), 44–52.
https://doi.org/10.1177/1024907918782239
Prahmawati, P., & Tiara. (2022). Penyuluhan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar (Bhd)
Bagi Korban Kecelakaan Lalu Lintas Di Smk Kh. Ghalib Pringsewu. Jurnal Abdi
Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai