Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

PENGARUH PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR BAGI MASYARAKAT


AWAM TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
MASYARAKAT DI DESA INOMUNGA
Fernando M. Mongkau

STIKes Graha Medika Kotamobagu


Program Studi S1 Keperawatan

ABSTRAK

Bantuan hidup dasar (BHD) adalah tindakan darurat untuk membebaskan


jalan napas, membantu pernapsan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa
menggunakan alat bantu kesehatan. Yang termasuk tindakan BHD Resusitasi
Jantung Paru (RJP) adalah suatu tindakan darurat, sebagai suatu usaha untuk
mengembalikan keadaan henti napas dan henti jantung, guna mencegah kematian
biologis. Tujuan : Mengetahui pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap
pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa Inomunga kecamatan Kaidipang
Jenis Penelitian Mengetahui pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar
terhadap pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa Inomunga kecamatan
Kaidipang. Peneletian ini menggunakan Desain peneletian one grup pre test-post
design untuk membandingkan pengetahuan tentang bantuan hidup dasar sebelum
dan sesudah dilakukan pelatihan, sampel merupakan nelayan berjumlah 30 orang
, teknik pengambilan melalui kuisioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar
bagi masyarakat awam terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat di
desa inomungasehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan bantuan hidup dasar pada
masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakatdesa
Inomunga.
Kesimpulan penelitian Ada pengaruh yang signifikan pelatihan bantuan hidup
dasar terhadap pengetahuan dan keterampilan Masyarakat didesa Inomunga
Kecamatan Kaidipang.
Kata Kunci : Pengetahuan, Keterampilan, BHD

ABSTRACT

Background. Basic Life Support (BLS) is an emergency measure to free the airway,
assist breathing and maintain blood circulation without the use of health aids. The
Basic Life Support (BLS) treatment. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) is an
emergency measure as an attempt to restore spontaneous blood circulation and
breathing in a person who is cardiac arrest to prevent the biological death. Purpose.
To find out the effect of basic life support training on knowledge and skills of
Inomunga village community in Kaidipang subdistrict. The research design that
used was one group pre-test-post design to compare the knowledge about basic life
support before and after training. The samples of this research were 20 fishermen.
The technique of data collection through the questionnaire.

10 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

PENDAHULUAN adalah Basic Life Support (Bantuan


Kegawatdaruratan merupakan Hidup Dasar).
suatu kejadian yang tiba-tiba menuntut Bantuan Hidup Dasar (BHD)
tindakan segera yang mungkin karena merupakan sebuah fondasi utama yang
epidemi, kejadian alam, untuk bencana dilakukan untuk menyelamatkan
teknologi, perselisihan atau kejadian seseorang yang mengalami henti jantung.
yang disebabkan oleh manusia (WHO, BHD terdiri dari identifikasi henti
2012). Kondisi gawat darurat dapat jantung dan aktivasi Sistem Pelayanan
terjadi akibat dari trauma atau non trauma Gawat Darurat Terpadu (SPGDT),
yang mengakibatkan henti nafas, henti Resusitasi Jantung Paru (RJP) dini dan
jantung, kerusakan organ dan atau kejut jantung menggunakan automated
perdarahan (Sudiharto, 2013). external defibrillator (AED) atau alat
Kegawatdaruratan bisa terjadipada siapa kejut jantung otomatis (AHA,
saja dan di mana saja, biasanya 2015).BHD dapat diartikan sebagai
berlangsung secara cepat dan tiba-tiba usaha yang dilakukan untuk
sehingga tak seorangpun yang dapat mempertahankan kehidupan seseorang
memprediksikan. Oleh sebab itu, yang sedang terancam jiwanya
pelayanan kedaruratan medik yang tepat (Lumangkun et al, 2014).
dan segera sangat dibutuhkan agar Pendidikan masyarakat melibatkan
kondisi kegawatdaruratan dapat diatasi. latihan masyarakat sebagai penolong
Dengan pemahaman yang utuh tentang pertama (Boswick, 2014).Statistik
konsep dasar gawat darurat, maka angka membuktikan bahwa hampir 90% korban
kematian dan kecacatan dapat ditekan meninggal ataupun cacat disebabkan
serendah mungkin (Sudiharto,, 2013). oleh korban terlalu lama dibiarkan atau
Sistem Pelayanan Kedaruratan waktu ditemukan telah melewati the
Medik (PKM) merupakan suatu program golden time dan ketidaktepatan serta
respon kedaruratan masyarakat untuk akurasi pertolongan pertama saat kali
warga yang cedera atau sakit dan pertama korban ditemukan (Sudiharto
memerlukan perawatan yang mendesak. dan Sartono, 2013). Salah satu penyebab
Sistem pelayanan kedaruratan medik dari keadaan korban yang semakin
berawal dari fase pra rumah sakit. Fase memburuk dan berujung pada kematian
pra rumah sakit dimulai ketika jika tidak ditangani dengan cepat adalah
masyarakat memberikan pertolongan kecelakaan.
pertama atau memanggil tim medis Dalam dua tahun terakhir ini,
gawat darurat. Ia dilanjutkan dengan kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh
penyelamatan dan perawatan medis World Health Organization (WHO)
gawat darurat di tempat kejadian dan dinilai menjadi pembunuh terbesar
selama transportasi ke rumah sakit ketiga. Dalam data WHO bahwa urutan
(Boswick, 2014). Masyarakat yang pertama kecelakaan adalah India
dimaksud adalah orang awam sebagai sedngkan Indonesia urutan ke
orang pertama yang menemukan korban lima.Namun yang mencengangkan,
atau pasien yang mendapat musibah atau Indonesia justru menempati urutan
trauma (Krisanty et al, 2013). Mereka di pertama peningkatan kecelakaan
antaranya pramuka, PMR, anak sekolah, menurut data Global Status Report on
guru, ibu rumah tangga, hansip dan lain- Road Safety yang dikeluarkan WHO.
lain (Musliha, 2012). Masyarakat harus Indonesia dilaporkan mengalami
mengetahui apa sistem PKM itu dan cara kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas
melakukannya. Mereka perlu hingga lebih dari 80 persen (Republika,
mengetahui macam-macam cara 2014).
mendapatkan pertolongan medik Menurut data yang diperoleh oleh
(Boswick, 2014). Salah satu bentuk peneliti dari Lakalantas Polres Bolaang
pertolongan medik yang perlu dimiliki Mongondow (2016) mencatat jumlah
korban kecelakaan lalu lintas (KLL)

11 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

dalam kurun waktu 1 Januari 2016 Dasar (BHD) bagi Masyarakat awam
hingga 31 Maret 2016 mencapai 33,58 terhadap pengetahuan dan keterampilan
persen pada usia 16 – 25 tahun dari Masyarakat pada pertolongan pertama di
jumlah keseluruhan korban KLL yaitu Desa Inomunga Kecamata Kaidipang
134 korban, sedangkan berdasarkan Kabupaten Bolaang Mongondow utara”.
profesi jumlah korban KLL pada profesi
pelajar menempati urutan kedua setelah METODE PENELITIAN
karyawan yaitu mencapai 15,87 persen Desain penelitian yang digunakan
dari 126 korban. Hal ini membuktikan adalah preeksperimental: One-Group
bahwa sebagian besar jumlah korban Pretest–Posttestdesign, yaitu suatu
KLL pada usia remaja penelitian pre eksperimental di mana
Penelitian yang dilakukan peneliti memberikan perlakuan pada
Hasanah (2015) menunjukkan bahwa kelompok studi tetapi sebelumnya diukur
terdapat hubungan antara tingkat atau ditest dahulu (pretest) selanjutnya
pengetahuan dengan setelah perlakuan kelompok studi diukur
keterampilanperawat dalam melakukan atau dites kembali (posttest) (Budiman,
tindakan bantuan hidup dasar (BHD) di 2013). Bentuk rancangan ini adalah
RSUDkabupaten Karanganyar. sebagai berikut :
Hasil penelitian Hutapea (2012)
menggambarkan bahwa sebagian besar
polisi lalu lintas di kota Depok memiliki Gambar 4.1.
tingkat pengetahuan tentang bantuan Pre Test Kelompok Intervensi Post Test
hidup dasar (BHD) dalam kategori
kurang. A B
Sehingganya perlu pelatihan
Bantuan Hidup Dasar bagi masyarakat
luas untuk melakukan pertolongan
pertama pada korban henti jantung. Kelompok Kontrol
Dibandingkan dengan kelompok yang
D
tidak terlatih, penolong yang sebelumnya C
telah mengikuti pelatihan RJP lebih
mungkin untuk melakukan RJP
(Meissner et al, 2012). Gambar 4.1 Desain Penelitian Quasi
Penelitian yang dilakukan experimental Pretest-Posttest With Control
Hasanah (2015) menunjukkan bahwa Group Design
terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan Desain Penelitian One Group
keterampilanperawat dalam melakukan Pretest Posttest (Notoatmodjo, 2012)
tindakan bantuan hidup dasar (BHD) di
RSUDkabupaten Karanganyar. Keterangan:
Hasil penelitian Hutapea (2012) 01 :Pengukuran keterampilan
menggambarkan bahwa sebagian besar sebelum dilakukan pelatihan bantuan
polisi lalu lintas di kota Depok memiliki hidup dasar
tingkat pengetahuan tentang bantuan X: Pemberian perlakuan berupa
hidup dasar (BHD) dalam kategori pelatihan bantuan hidup dasar pada
kurang. Masyarakat
Di Desa Inomunga sendiri belum 02 : Pengukuran keterampilan
pernah dilakukan pelatihan bantuan setelah dilakukan pelatihan bantuan
hidup dasar serta penelitian tentang hidup dasar
pelatihan Bantuan Hidup Dasar. Penelitian ini telah dilaksanakan
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti di Desa Inomunga Kecamatan Kaidipang
tertarik untuk meneliti dan mencari tahu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
“Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup pada bulan maret-april. Populasi yang

12 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah c. Pendidikan


Masyarakat Nelayan di Desa Inomunga Karakteristik responden
208 jiwa berdasarkan pendidikan dapat
dilihat pada tabel 5.3
HASIL DAN PEMBAHASAN NO Pendidikan Frekuensi (%)
1 SD 15 50
A. Analisis Univariat 2 SMP 9 30
1. Karakteristik Responden 3 SMA 4 13
Responden dalam penelitian ini 3 S1 2 7
merupakan masyarakat nelayan di Total 30 100
Desa inomunga yang telah sesuai Sumber : Data Primer
dengan kriteria. Sesuai dengan hasil Berdasarkan tabel 5.3 diketahui
penelitian, diperoleh data bahwa sebagian besar respondent
karakteristik responden sebagai sebagian besar berpendidikan
berikut: terakhir Sekolah Dasar sebanyak 15
a. Usia orang (50%).
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan 2. Pengetahuan Sebelum diberikan
Karakteristik Usia Pelatihan BHD
Tabel 5.4
Umur n (%) Distribusi Responden Berdasarkan
(tahun) Karakteristik Pengetahuan Sebelum
25-35 19 63 Pelatihan BHD
36-45 11 37
Total 30 100 No Pengetahuan n (%)
Sumber : Data Primer 1 Kurang 13 43
Berdasarkan Tabel 5.1 2 Cukup 17 57
menunjukkan bahwa mayoritas 3 Baik 0 0
responden berusia 25-35 tahun Total 30 100
sebanyak 19 orang (63%) Sumber : Data Primer
b. Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 5.4
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa semua
Distribusi Responden Berdasarkan responden masuk dalam kategori
Karakteristik Jenis Kelamin pengetahuan Cukupsebelum
pemberian pelatihan BHD
No Jenis n (%) sebanyak 17 orang (57%).
Kelamin 3. Keterampilan Sebelum diberikan
1 Laki – laki 30 100 Pelatihan BHD
2 Perempuan 0 0 Tabel 5.5
Total 30 100 Distribusi Responden
Sumber : Data Primer Berdasarkan Karakteristik
Berdasarkan tabel 5.2 Keterampilan Sebelum Pelatihan
menunjukkan bahwa mayoritas BHD
responden berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 30 orang (100%). No Keterampilan n (%)
1 Tidak Terampil 26 95
2 Cukup Terampil 2 5
3 Terampil 0 0
Total 30 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui
bahwa sebagian besar responden

13 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

memiliki keterampilan dengan


kategori tidak terampil sebelum Pengetah Tabel
n % Z P
pelatihan BHD. uan Jenjang
Pre test – Ranking 2 7
4. Pengetahuan Setelah diberikan Post test Negatif -
Pelatihan BHD pengetahu Ranking 22 73 4.0 0,000
Tabel 5.6 an Positif 82
Distribusi Responden Tetap 6 20
Berdasarkan Karakteristik Total 30 10
Pengetahuan Setelah Pemberian 0
Pelatihan BHD Sumber : Data Primer
No Pengetahuan n (%) Berdasarkan tabel diatas dapat
1 Kurang 5 17
diketahui bahwa mayoritas sampel
2 Cukup 13 43
berada pada ranking positif yaitu 73%.
3 Baik 12 40
Dari hasil uji Wilcoxon Signed Ranks
Total 30 100
Test dengan menggunakan statistik z
Sumber : Data Primer didapatkan nilai z -4.082 dengan tingkat
Berdasarkan tabel 5.6 dapat kesalahan 0,05 dengan tingkat
diketahui bahwa sebagian besar kepercayaan 95% maka nilai p-value
responden memiliki (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000, yang
pengetahuan cukup setelah berarti Ha diterima. Hasil ini
pemberian pelatihan BHD. menunjukkan bahwa secara statistik ada
pengaruh yang signifikan dalam
5. Keterampilan Setelah diberikan pemberian pelatihan bantuan hidup dasar
Pelatihan BHD terhadap pengetahuan masyarakat Desa
Tabel 5.7 Inomunga
Distribusi Responden 1. Analisis Pengaruh Keterampilan
Berdasarkan Karakteristik Sebelum dan Setelah diberikan
Keterampilan Setelah Pelatihan BHD pada masyarakat di
Pemberian Pelatihan BHD Desa Inomunga
Analisis pengaruh keterampilan
No Keterampilan n (%) sebelum dan setelah diberikan
1 Tidak Terampil 4 15 pelatihan BHD pada responden
2 Cukup Terampil 14 45 dapat dilihat pada tabel 5.9.
3 Terampil 12 40 Tabel 5.9
Total 30 100 Hasil Uji Statistik Pengaruh
Sumber : Data Primer Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
Berdasarkan tabel 5.7 dapat Terhadap Keterampilan
diketahui bahwa sebagian besar Masyarakat Desa Inomunga
responden memiliki 2018
keterampilan dengan kategori
cukup terampil. Tabel
Keterampilan N % Z P
Jenjang
B. Analisis Bivariat Pre–Posttest Ranking (-) 3 10 -
keterampilan Ranking (+) 19 63 3,35 0,001
Pengaruh pelatihan bantuan hidup
Tetap 8 27 0
dasar sebelum dan sesudah diberikan
Total 30 10
intervensi terhadap pengetahuan dan 0
keterampilan Masyarakat Desa Sumber : Data Primer
Inomunga dapat diketahui dengan uji Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui
WilcoxonSigned Ranks Test. Sesuai bahwa mayoritas sampel berada pada
dengan analisis yang telah dilakukan, ranking positif yaitu 63%. Dari hasil uji
dapat diketahui hasil sebagai berikut Wilcoxon Signed Ranks Test dengan

14 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

menggunakan statistik z didapatkan nilai Tabel 9. Tabulasi Silang Sikap dengan


z-3,350 dengan tingkat kesalahan 0,05 Kepatuhan Mencuci Tangan.
dengan tingkat kepercayaan 95% maka
Kepatuhan Cuci Tangan
nilai p-value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar
Kurang Patuh P 0,004
0,001, yang berarti Ha diterima. Hasil ini
Sikap Patuh
menunjukkan bahwa secara statistik ada
pengaruh yang signifikan dalam Kurang 17 21,8 16 20,5% OR 4,914
pemberian pelatihan bantuan hidup dasar baik %
terhadap keterampilan masyarakat Desa Baik 8 10,3 37 47,4%
Inomunga. %

1. Data pada tabel di atas menunjukkan Data pada tabel di atas menunjukkan
bahwa tabulasi silang antara variabel bahwa tabulasi silang antara variabel
bebas (pengetahuan) dengan variabel bebas (sikap) dengan variabel terikat
terikat (kepatuhan perawat mencuci (kepatuhan perawat mencuci tangan)
tangan) dengan menggunakan uji dengan menggunakan uji statistika Chi
statistika Chi Square dari 78 responden, Square dari 78 responden, untuk kategori
untuk kategori pengetahuan kurang baik, sikap kurang baik, dari 33 responden
dari 33 responden terlihat bahwa 18 terlihat bahwa 17 responden (21,8%)
responden (23,1%) perawat kurang perawat kurang patuh mencuci tangan
patuh mencuci tangan dan 15 responden dan 16 responden (20,5%) perawat patuh
(19,2%) perawat patuh dalam mencuci dalam mencuci tangan. Sedangkan dari
tangan. Sedangkan dari 45 responden 45 responden dengan kategori sikap baik
dengan kategori pengetahuan baik terlihat bahwa 8 responden (10,3%)
terlihat bahwa 7 responden (9%) perawat patuh dalam mencuci tangan dan
perawat patuh dalam mencuci tangan 37 responden (47,7%) perawat patuh
dan 38 responden (48,7%) perawat dalam mencuci tangan.
patuh dalam mencuci tangan. Hasil uji korelasi dari variabel sikap
Hasil uji korelasi didapat p perawat dan kepatuhan perawat mencuci
value=0,001, sehingga dapat tangan dengan menggunakan uji Chi
disimpulkan bahwa terdapat Square terdapat hubungan antara sikap
hubungan yang bermakna antara dengan kepatuhan perawat mencuci
pengetahuan dengan kepatuhan tangan yang terlihat pada tabel 5.10 di
perawat mencuci tangan atau Ha atas. Hasil uji statistika didapat p value =
diterima dan Ho ditolak. 0,004, sehingga dapat disimpulkan
Hasil penelitian ini diperoleh nilai OR bahwa terdapat hubungan yang
(Odds Ratio) 6,514 yang berarti bahwa bermakna antara sikap dengan kepatuhan
jika pengetahuan perawat tentang perawat mencuci tangan atau Ha diterima
pencegahan infeksi nosokomial baik dan Ho ditolak.
akan berpeluang 7 kali perawat untuk Hasil penelitian ini diperoleh nilai OR
patuh mencuci tangan, demikian pula (Odds Ratio) 4,914 yang berarti bahwa
sebaliknya, jika pengetahuan perawat jika sikap perawat tentang pencegahan
kurang baik maka akan berpeluang 7 kali infeksi nosokomial baik akan berpeluang
perawat untuk kurang patuh mencuci 5 kali perawat untuk patuh mencuci
tangan. tangan, demikian pula sebaliknya, jika
sikap perawat kurang baik maka akan
berpeluang 5 kali perawat untuk kurang
patuh mencuci tangan.

15 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

Pembahasan C. Pendidikan Akhir


A. Usia Hasil Penelitian menunjukkan
Hasil penelitian diketahui bahwa usia bahwa pendidikan akhir responden SD
responden dalam penelitian ini sebanyak 15 orang (50%), SMP 9 orang
adalah 25 – 45 tahun, responden (30%), SMA 4 orang (13%), S1 2 orang
dengan usia 25-36 tahun berjumlah (7%) jadi mayoritas responden adalah
19 orang (63%) dan usia 36-45 tahun pendidikan akhir sekolah dasar.
berjumlah 11 orang (37%) dengan
rata-rata usia berada di usia 25- D. Pengaruh Pelatihan BHD terhadap
35tahun. Pengetahuan Masyarakat
Verner dan Davison dalam 1. Pengetahuan Masyarakat tentang
Notoatmodjo (2012) BHD Sebelum Diberikan Pelatihan
mengungkapkan bahwa faktor yang Bantuan Hidup Dasar
dapat menghambat kondisi fisik Hasil penelitian distribusi
belajar pada orang dewasa yakni responden berdasarkan karakteristik
usia. Hal ini juga didukung dengan pengetahuan sebelum pemberian
teori menurut Notoatmodjo (2012) pelatihan BHD didesa Inomunga
mengenai faedah alat bantu promosi diketahui bahwa semua responden yaitu
(pendidikan) yang menjelaskan 100% berada pada tingkat pengetahuan
bahwa pengetahuan seseorang cukup.
diterima melalui indera. Menurut Menurut Mubarak (2011) dalam
penelitian para ahli, indera yang Sumarianto (2015) menjelaskan bahwa
paling banyak menyalurkan salah satu faktor eksternal yang
pengetahuan ke dalam otak adalah mempengaruhi pengetahuan adalah
mata. Kurang lebih 75% sampai 87% informasi. Kemudahan untuk
dari pengetahuan manusia diperoleh memperoleh suatu informasi dapat
/ disalurkan melalui mata, sedangkan mempercepat seseorang memperoleh
13% sampai 25% lainnya tersalur pengetahuan yang baru.
melalui indera yang lain. Dapat Penelitian ini sejalan dengan
dikatakan bahwa alat-alat visual penelitian dilakukan oleh Hutapea (2012)
lebih mempermudah cara tentang gambaran tingkat pengetahuan
penyampaian dan penerimaan polisi lalu lintas tentang bantuan hidup
informasi atau bahan pendidikan. dasar (BHD) di Kota Depok didapatkan
Dari uraian tersebut terdapat hasil yang secara general menunjukkan
beberapa hal yang mendasari bahwa tingkat pengetahuan polisi lalu
responden penelitian yaitu pada usia lintas tentang BHD termasuk ke dalam
25-35 tahun dan pada usia tersebut kategori kurang.
termasuk pada kategori usia dewasa Dari penjelasan tersebut dapat
di mana panca indera mereka masih disimpulkan bahwa kurangnya
dapat berfungsi dengan baik pengetahuan tentang BHD ini
sehingga membantu mereka dikarenakan kurangnya sosialisasi
menerima dengan baik informasi tentang BHD kepada masyarakat luas,
yang diberikan. khusunya masyarakat Awam.

B. Jenis Kelamin 2. Pengetahuan Masyarakat tentang


Hasil penelitian menunjukkan bahwa BHD Setelah Diberikan Pelatihan
jenis kelamin responden 30 orang Bantuan Hidup Dasar
merupakan laki-laki sedangkan Hasil penelitian distribusi
perempuan tidak ada sehingga responden berdasarkan karakteristik
mayoritas responden penelitian pengetahuan setelah pemberian
adalah laki-laki. pelatihan BHD didesa Inomunga
menunjukkan diketahui bahwa
responden yang memiliki

16 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

pengetahuan kurang dari 13 orang (5%) dan kategori terampil tidak


(43%) menjadi 5 orang (17%), ada responden.
sedangkan pengetahuan cukup Menurut teori, latihan
sebanyak 13 orang (43%) dan merupakan bantuan yang
pengetahuan baik sebanyak 12 orang diberikan kepada peserta didik
(40%). dalam rangka upaya menguasai
Menurut teori, manusia pada berbagai keterampilan (Wahyudin
dasarnya selalu ingin tahu yang benar. et al. 2004). Keterampilan atau
Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini skill merupakan kegiatan yang
manusia sejak zaman dahulu telah menuntut adanya kesadaran
berusaha mengumpulkan intelektual yang tinggi (Susilo,
pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). 2011).
Asumsi atau pendapat peneliti, Hal ini sesuai dengan penelitian
peningkatan pengetahuan disebabkan yang dilakukan Hasanah (2015)
karena adanya informasi yang tentang hubungan tingkat
memberikan pengetahuan tentang pengetahuan dengan keterampilan
penting melakukan bantuan hidup perawat dalam melakukan
dasar pada saat menemukan tindakan bantuan hidup dasar di
seseorang yang mengalami henti RSUD Kabupaten Karanganyar
jantung dan henti nafas, sehingga dengan yang menunjukkan bahwa
berusaha untuk ingin tahu dan sebagian besar tingkat
antusias dalam kegiatan pelatihan pengetahuan perawat tentang
bantuan hidup dasar yang tampak dari bantuan hidup dasar berada pada
beberapa pertanyaan dari responden tingkat pengetahuan yang cukup,
yang muncul selama kegiatan sedangkan keterampilan bantuan
pelatihan. Selain itu peneliti hidup dasar perawat berada pada
mempersiapkan handout yang berisi kategori cukup terampil dan
pengertian, indikasi dilakukan dan hasilnya adalah ada hubungan
dihentikan bantuan hidup dasar, tingkat pengetahuan dengan
tujuan dan langkah-langkah keterampilan perawat dalam
melakukan bantuan hidup dasar melakukan tindakan bantuan
disertai dengan gambar, sehingga hidup dasar.
responden bisa mempelajar ulang di Dengan demikian dapat
rumah dan pengetahuan mereka dikatakan bahwa jika pengetahuan
tentang bantuan hidup dasar lebih baik maka tingkat keterampilan
meningkat. juga baik, begitu juga sebaliknya
jika pengetahuan kurang maka
E. Pengaruh Pelatihan BHD terhadap keterampilan seseorang juga
Keterampilan Masyarakat Desa kurang terampil.
Inomunga 2. Keterampilan Masyarakat tentang
1. Keterampilan Masyarakat tentang BHD Setelah Diberikan Pelatihan
BHD Sebelum Diberikan Bantuan Hidup Dasar
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Hasil penelitian distribusi
Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan
responden berdasarkan karakteristik keterampilan setelah
karakteristik keterampilan pemberian pelatihan BHD didesa
sebelum pemberian pelatihan inomunga dapat diketahui bahwa
BHD didesa Inomunga dapat Masyarakat dengan kategori tidak
diketahui bahwa Masyarakat terampil terdapat 4 orang (15%),
dengan kategori tidak terampil kategori cukup terampil terdapat
terdapat 26 orang (95%), kategori 14 orang (45%) dan kategori
cukup terampil terdapat 2 orang terampil terdapat 12 orang (40%).

17 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

Lindgren dalam Susilo (2011) perkembangan fisiknya serta


mengemukakan bahwa isi hasil dari belajarnya.
belajar terdiri dari keterampilan Berdasarkan hasil penelitian
(skill), informasi, pengertian ini, peneliti berasumsi bahwa
(concept) dan sikap (attitude). pengetahuan akan bantuan hidup
Hasil penelitian terkait oleh dasar mutlak dimiliki oleh
penelitian yang dilakukan seseorang. Pengetahuan dan
Ampago (2015) diketahui bahwa keterampilan memberikan
mayoritas perawat yang bantuan hidup dasar bagi
mempunyai pengetahuan baik korban-korban kecelakaan
tentang manajemen BHD juga maupun korban cedera lainnya
melakukan atau mempunyai yang bertujuan untuk
kemampuan yang kompenten mempertahankan hidup dan
dalam melakukan tindakan ABC mencegah terjadinya kecacatan.
yaitu Perawat yang bertugas di
UGD 74% dan ICU 57%. Daftar Pustaka
Penelitian lain yang memperkuat American Health Association, 2010.
hasil Hasil penelitian terkait oleh Adult Basic life Support : guidelines
penelitian yang dilakukan Naqvi for Cardiopulmonary Resuscitation
et al (2011) diketahui bahwa di and Emergency Cardivascular care
Pakistan anak-anak yang berusia Scien. Vol. 122 No. 18.
11 tahun, bisa belajar Tersediadalam :
keterampilan bantuan hidup http;//circ.ahajournal.org/ [Diakses 25
dasar dan membawa hasil ke Februari 2018]
tingkat yang signifikan. Melalui American Health Association. 2015.
pelatihan mereka akan Fokus Utama Pembaruan Pedoman
memperoleh ketahanan fisik Amerikan Health 2015 untuk CPR
untuk melakukan kompresi dada dan EKG. American : AHA, hlm 4-12
hingga 5 menit tanpa Ampago, M. 2015. Hubungan
menunjukkan tanda-tanda Pengetahuan Manajement Batuan
kelelahan. Hidup Dasar Dengan Kemampuan
Hal ini menegaskan bahwa Melakukan Tindakan Airway,
pengetahuan akan BHD akan breathing, Circulation pada Perawat
mempengaruhi perilaku di UGD dan Di ICU RSUD Datoe
seseorang dalam pemberian Binangkang Kabupaten Bolaang
pertolongan pertama pada Mongondow. Skiripsi, STIKES Graha
korban-korban yang perlu Medika Kotamobagu
diberikan BHD. Adanya Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian
peningkatan keterampilan ini Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
sesungguhnya tidak lepas dari Penerbit Rineka Cipta, hlm
pemberian intervensi pelatihan 112,113,195
bantuan hidup dasar. Pelatihan Badan Intelejen Negara. 2016.
diberikan dengan cara Kecelakaan Lalu Lintas Menjadi
melakukan praktik secara Pembunuh Terbesar Ketiga. Tersedia
langsung dengan menggunakan dalam :
alat peraga, sehingga tingkat http://www.bin.go.id/awas/detil/197/
keterampilan menunjukkan 4/21/03/2013/kecelakaan-lalu-lintas-
adanya perubahan setelah menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga
diberikan pelatihan bantuan [Diakes 25 Februari 2018]
hidup dasar, di mana Boswick, J. 2014. Emergency Care.
kemampuan siswa dalam Dalam :Perawatan Gawat Darurat.
keterampilan bantuan hidup
dasar didukung oleh

18 | G M N J
ISSN 2655-0288, VOLUME 1, NOMOR 1, NOVEMBER 2018

19 | G M N J

Anda mungkin juga menyukai