Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA


NYERI AKUT PADA PASIEN SUSPEK TUMOR GANAS
OVARIUM + EFUSI PLEURA DI RUANG WIJAYA
KUSUMA RS PROF. Dr. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek


Stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

Disusun oleh :
Sofia Wahyu Mei Wulandari

PRODI KEPERAWATAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
NYERI AKUT PADA PASIEN SUSPEK TUMOR GANAS
OVARIUM + EFUSI PLEURA DI RUANG WIJAYA
KUSUMA RS PROF. Dr. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO

Yang disiapkan dan disusun oleh :


Sofia Wahyu Mei Wulandari

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Graytika Winahyu S.Kep.Ns) (Podo Yuwono M. Kep)


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi
baik secara mandiri maupun secara dibantu. Gangguan dalam hal ini
kebutuhan kenyamanan yang negative pada kesehatan pasien, hal yang
sering terjadi gangguan kenyamanan pada pasien adalah nyeri. Nyeri
merupakan pengalaman sensori dan emosional yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan secara potensial ataupun actual (K. H. Kumar &
Elavasi, 2016).
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akiba kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau
yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebu. Nyeri adalah suatu
pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda
dalam inensitas (ringan, sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti, terbakar,
tajam), durasi (transien, intermiten, persisten), dan penyebaran (superfisial
atau dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi,
nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam
suatu benuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex menghindar
dan perubahan output otonom (Mochamad Bahrudin, Volume 13 Nomor 1
Tahun 2017).

2. Pembahasan
a. Definisi
kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi
baik secara mandiri maupun secara dibantu. Gangguan dalam hal ini
kebutuhan kenyamanan yang negative pada kesehatan pasien, hal yang
sering terjadi gangguan kenyamanan pada pasien adalah nyeri. Nyeri
merupakan pengalaman sensori dan emosional yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan secara potensial ataupun actual (K. H. Kumar &
Elavasi, 2016).
Nyeri merupakan dari pernyataan ferbal yang disampaikan oleh pasien
yang bersifat subyektif, nyeri yang dirasakan kurang dari 3 bulan disebut
nyeri akut, nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan yaitu nyeri kronik. Nyeri
ada 2 jenis yaitu nyeri akut dan nyeri kronis (Dinakar & Stilman, 2016).
Nyeri adalah sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir
yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi
Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA,
2015). 
Nyeri akut adalah pengalam sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangung kurang
dari 3 bulan (Tim Pokja DPP PPNI, 2017).
b. Klasifikasi Nyeri
Menurut Andarmayo (2013) nyeri diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang akyual
atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian
rupa.
b) Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan
dengan penyebab atau cidera spesifik
c. Etiologi
Penyebab nyeri dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan yang
berhubungan dengan fisik dan yang berhubungan dengan psikis yang
menderita nyeri tersebut (Nur Afif, dkk, 2016), yaitu
a) Yang berhubungan dengan fisik yaitu
 Trauma mekanik
 Trauma thermal
 Trauma kimiawi
 Trauma elektrik
b) Trauma yang berhubungan dengan psikis yaitu
 Neoplasma yang menyebabkan nyeri yang terjadi akibat tekanan
atau kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan
juga terikan, jepitan dan methaphase.
 Peradangan nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan
ujung ujung resptor akibat pembengkakan.
 Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, yang biasanya
pada pasien infak miokardia dengan tanda nyeri pada dada yang
khas.
d. Batasan Karakteristik
Batasan karakteristik nyeri akut menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (2016) adalah sebagai berikut :
1. Batasan Karakteristik Mayor
a. Subjektif
1) Mengeluh nyeri
b. Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (missal, waspada, posisi menghindari nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur

2. Batasan Karakteristik Minor


a. Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaphoresis
e. Patofisiologi dan Pathway
 Patofisiologi Nyeri
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun
multifaktoral. Resiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan
dengan factor lingkungan, reproduksi dan genetik. Faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan dengan kanker ovarium epitel terus
menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Insiden tertinggi terjadi di
industri barat. Kebiasaan makan, minum kopi, dan merokok, dan
penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap
mungkin menyebabkan kanker. Penggunaan kontrasepsi oral tidak
meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi
penggantian estrogen pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih
berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium.
Gengen supresor tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-2 telah
memperlihatkan peranan penting pada beberapa keluarga. Kanker
ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi
telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan
memiliki 50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium.
Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi.
Kanker ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori besar : 1. Tumor-
tumor epiteliel, 2. Tumor stroma gonad, dan 3. Tumor-tumor sel
germinal. Keganasan epiteliel yang paling sering adalah adenoma
karsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai berkembang
dari permukaan epitelium, atau serosa ovarium. Kanker ovarium
bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan
dengan abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami
cairan perinetoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan. Keganasan
selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan intraperitoneal.
Limfasik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk
penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjer pada pelvis dan kavum
abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker
ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala
atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan
waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria,
dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak
pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi.pada beberapa perempuan
dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia
endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor
menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala
keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat
perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi ovarium.
Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama
pemeriksaan pelvis rutin. Pada perempuan pramenopause, kebanyakan
massa adneksa yang teraba bukanlah keganasan tetapi merupakan
kista korpus luteum atau folikular. Kista fungsional ini akan hilang
dalam satu sampai tiga siklus menstruasi. Namun pada perempuan
menarkhe atau pasca menopause, dengan massa berukuran berapapun,
disarankan untuk evaluasi lanjut secepatnya dan mungkin juga
eksplorasi bedah. Walaupun laparatomi adalaha prosedur primer yang
digunakan untuk menentukan diagnosis, cara-cara kurang
invasif, )misal CT-Scan, sonografi abdomen dan pelvis) sering dapat
membantu menentukan stadium dan luasnya penyebaran. Lima persen
dari seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad, 2 % dari
jumlah ini menjadi keganasanovarium. WHO (World Health
Organization), mengklarifikasikan neoplasma ovarium ke dalam lima
jenis dengan subbagian yang multipel. Dari semua neoplasma
ovarium, 25 % hingga 33 % tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker
ovarium berkembang dari bagian kista dermoid. Eksisi bedah adalah
pengobatan primer untuk semua tumor ovarium, dengan tindak lanjut
yang sesuai, tumor apa pun dapat ditentukan bila ganas.
 Pathway

Pathway kanker ovarium

Faktor
Faktorpencetus
reprodu

Faktor genetik Faktor reproduksi


Faktor lingkungan

Faktor reproduksi

Gangguan pembelahan DNA Terpajan inhalasi atau hematogen


(BRCA 1) pada ovarium
Gangguan hormone
pengatur haid

Zat karsinogen bermetastase ke


Sel-sel berdiferensiasi ovarium
abnormal Sel telur gagal berevolusi

Terjadi pengendapan dilapisan


Proses displasia, endotel
hiperplasia, dan aplasia
Gangguan siklus ovulasi

Merusak pembelahan sel


Tumor / kista
Menghasilkan hormon
hipofisis abnormal

Penimbunan folikel

Pematangan sel telur gagal

Kanker ovarium
Stadium II Stadium III Stadium IV
Stadium I

Menyerang 1 atau Menyebar ke jaringan Menyebar ke Menyebar ke


2 ovarium sekitar panggul peritoneum organ lain

Gangguan Penekanan pelvis Asites Mendesak ke paru-


pembuahan sel paru dan hati
telur

Urgensi Kembung,
flatus, nyeri
Gangguan siklus
tungkai, nyeri
haid
punggung
Gangguan eliminasi
urin
Mk : Nyeri akut
Gangguan
Ketidaknyamanan mobilitas fisik

Mk : Gangguan
rasa nyaman Gangguan
metabolisme di hati
Beban paru-paru
menurun Netralisir racun
menurun

Gangguan ventilasi Penumpukan toksik


ditubuh
Pola nafas tidak
efektif

Sistem imun
Resiko infeksi tubuh menurun
f. Manifestasi klinis
1. Gangguan tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Pernafasan meningkat
8. Depresi
g. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik
2. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
h. Intervensi keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
DX SLKI SIKI Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubunga perawatan selama 3x8 Observasi
n dengan jam diharapkan - Identifikasi - Untuk

agen masalah keperawatan lokasi, mengetahui

pencedera nyeri akut menurun karakteristik, lokasi,

fisik dengan kriteria hasil durasi, karakteristik

Tingkat nyeri frekuensi, nyeri,

- Keluhan nyeri kualitas, dan frekuensi,

menurun intensitas nyeri kualitas nyeri,

- Meringis dan intensitas

menurun nyeri yang

- Gelisah dirasakan

menurun pasien
- Identifikasi - Mengetahui
- Berfokus pada
skala nyeri skala nyeri
diri sendiri
menurun yang dirasakan
oleh pasien
- Identifikasi
faktor yang - Mengetahui
memperberat faktor yang
dan memperberat
memperingan dan
nyeri memperingan
Terapeutik rasa nyeri
- Berikan teknik
non - Untuk
farmakologi mengurangi
untuk nyeri
mengurangi
rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan - Agar dapat
strategi memonitor
meredakan nyeri secara
nyeri mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi - Untuk
pemberian mengurangi
analgetik rasa nyeri

Ansietas b.d kurang terpapar informasi


DX SLKI SIKI RASIONAL
Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
kurang terpapar intervensi (I.09314)
informasi keperawatan selama Observasi
3x8 jam, maka - Identifikasi saat  Mengidentifikasi

Ansietas membaik tingkat ansietas tingkat ansietas

dengan kriteria hasil berubah  Untuk

Tingkat Ansietas - Identifikasi mengidentifikasi

(L.090903) kemampuan kemampuan

- Verbalisasi mengambil pasien dlam

kebingungan keputusan mengambil

menurun keputusan

- Verbalisasi - Monitor tanda-  Untuk


khawatir akibat tanda ansietas mengetahui
kondisi yang tanda-tanda
dihadapi ansietas
menurun Terapeutik
- Perilaku - Pahami situasi yang  Untuk

gelisah membuat ansietas memahami

menurun situasi yang

- Perilaku dapat memicu

tegang kecemasan

menurun - Dengarkan dengan


penuh perhatian  Agar pasien
dapat
menumbuhkan
rasa percaya
- Motivasi
mengidentifikasi  Mengidentifikasi

situasi yang situasi yang

memicu kecemasan dapat memicu


cemas
Edukasi
- Informasikan  Agar pasien tahu
T
secara faktual tahu mengenai

mengenadi penyakitnya

diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan  Agar pasien
keluarga untuk tenang
tetap bersama
pasien
- Latih tehnik  Untuk
relaksasi mengurangi
kecemasan
 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer
DX SLKI SIKI RASIONAL
Resiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka
berhubungan intervensi keperawatan Observasi
dengan selama 3x8 jam, maka - Monitor tanda-tanda - Mengetahui

ketidakadekuatan Resiko infeksi infeksi adanya resiko

pertahanan tubuh membaik dengan Terapeutik infeksi

primer kriteria hasil - Lepaskan balutan


Integritas kulit dan dan plester secara
- Untuk
jaringan perlahan
membersihkan
- Kerusakan - Bersihkan dengan
luka
jaringan NaCl dan cairan
menurun betadine sesuai
- Kerusakan kebutuhan
-Untuk menutup
lapisan kulit - Pasang balutan
luka agar tidak
menurun sesuai dengan jenis
kotor
- Nyeri menurun luka
-Agar luka tidak
terjadi infeksi
- Pertahankan teknik
steril saat
melakukan
perawatan luka
-Mengetahui tanda
Edukasi
infeksi pada
- Jelaskan tanda dan
pasien
gejala infeksi
-Membantu
mempercepat
- Anjurkan penyembuhan
mengkonsumsi luka
makanan tinggi
kalori dan protein
i. Penatalaksanaan
Menurut (Potter & Perry, 2010) terdapat dua jenis penatalaksanaan
medis mengenai nyeri yaitu:
a. Nonfarmakologi
1) Bimbingan antisipasi
Bimbingan antisipasi adalah tindakan memodifikasi secara
langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri
menghilangkan nyeri dan menambah efek tindakan untuk
menghilangkan nyeri yang lain.
2) Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk mengalihkan perhatian
klien ke hal yang lain dan dengan demikian menurunkan
kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi
terhadap nyeri. Salah satu distraksi yang efektif adalah music
dan teknik relaksasi.
3) Hipnosis diri
Hipnosis diri merupakan sutau pendekatan holistik. Hipnosis
diri menggunakan sugesti diri dan kesan tentang perasaan yang
rileks dan damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan
menggunakan berbagai ide pikiran dan kemudian kondisi
kondisi yang menghasilkan respon tertentu bagi mereka.
4) Mengurangi persepsi nyeri
Salah satu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman
adalah dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri. Nyeri
juga dapat dicegah dengan mengantisipasi kejadianyang
menyakitkan.
b. Penatakalsanaan Tumor
1) Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada
lapisan serviks paling luar), seluruh kanker sering kali dapat
diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP
(loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.
Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki
anak. Histerektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang
bertujuan untuk mengangkat uterus dan serviks (total) ataupun
salah satunya (subtotal). Biasanya dilakukan pada stadium
klinik IA sampai IIA (klasifikasi FIGO).
a. Terapi penyinaran (radioterapi)
Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada
serviks serta mematikan parametrial dan nodus limpa pada
pelvik. Kanker serviks stadium II B, III, IV sebaiknya diobati
dengan radiasi.
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan
pemberian obat melalui infus, tablet, atau intramuskuler.
Obat kemoterapi digunakan utamanya untuk membunuh
sel kanker dan menghambat perkembangannya. Tujuan
pengobatan menggunakan kemoterapi tergantung jenis
kanker dan fase saat diagnosis. Kemoterapi disebut
sebagai pengobatan adjuvant ketika kemoterapi digunakan
untuk mencegah kanker kambuh. Kemoterapi sebagai
pengobatan paliatif ketika kanker sudah menyebar luas
dan dalam fase akhir, sehingga dapat memberikan kualitas
hidup yang baik. (Galle, 2000). Kemoterapi bekerja saat
sel aktif membelah, namun kerugian dari kemoterapi
adalah tidak dapat membedakan sel kanker dan sel sehat
yang aktif membelah seperti folikel rambut, sel disaluran
pencernaan dan sel batang sumsum tulang. Pengaruh yang
terjadi dari kerja kemoterapi pada sel yang sehat dan aktif
membelah menyebabkan efek samping yang umum
terlihat adalah kerontokan rambut, kerusakan mukosa
gastrointestinal dan mielosupresi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

SKENARIO KASUS
Ny.S datang ke ruang Wijayakusuma pada hari Kamis tanggal 4
November 2021 dengan mengeluh nyeri perut disebelah kanan perut terasa
penuh, dan sesak nafas tetapi pada saat pengkajian tangal 8 November pasien
mengeluh nyeri perut karena terpasang WSD dan pasien mengatakan tidak
dapat melakukan pergerakan secara bebas karena terpasang selang WSD dan
pasien mengatakan hanya berbaring ditempat tidurnya.
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 8 November 2021
Nama Pengkaji : Sofia Wahyu Mei Wulandari
Ruang : Wijaya Kusuma Lantai 3
Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tanggal lahir :06-06-1972
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cikpala 06/04 Kedungreja Cilacap
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : 04 November 2021
No. RM : xxxxxx08
Diagnoa Medik : Suspek Tumor Ganas Ovarium + Efusi
pleura

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. S
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Cikpala 06/04 Kedungreja Cilacap
Hub dengan Klien : Suami
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut sebelah kanan karena terpasang
selang WSD, balutan kasa tampak kotor, pasien juga mengatakan takut
bergerak karena sebelumnya belum pernah terpasang selang WSD
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat pengkajian taggal 8 November pasien mengeluh nyeri perut
karena terpasang WSD. Tekanan darah 140/88 mmHg, nadi 100 x/menit,
suhu 36,60 C, dan pernafasan 20 x/menit.
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah melakukan operasi benjolan di leher pada
tahun 2010 di RS majenang
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi. Pasien juga
mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti diabetesmelitus, asma dan penyakit menurun lainnya.
7. Genogram
-
8. Riwayat Ginekologi
Pasien mengatakan menstruasi pertama pada umur 12 tahun dengan lama
menstruasi 6-7 hari. Tidak ada nyeri perut ketika menstruasi dan
siklusnya tidak teratur.
a. Riwayat kehamilan pasien yang lalu

No Umur Jenis Penolong Jenis Keadaan Masalah


Persalinan Kelamin Bayi Waktu Kehamilan
Lahir

1. 23 Normal Dukun P Spontan Tidak ada


tahun beranak
b. Riwayat KB
Pasien mengatakan pernah memasang KB susuk.
c. Riwayat Psikososial
Keadaan Mental : Pasien dapat diajak berkomunikasi
dengan baik
Adaptasi Psikologis : Pasien mengatakan hanya ingin
segera sembuh dari penyakitnya
Penerimaan terhadap Kehamilan : Pasien tidak akan hamil lagi karena
sudah tua dan suspek tumor ganas ovarium
Masalah Khusus : Tidak ada
d. Obat-Obatan yang Dikonsumsi Saat Ini
Pasien mengatakan biasanya mengosumsi obat yang dierikan dokter saja
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan dirumah sering merasakan sesak
nafas karena perutnya juga sedikit membesar
Saat dikaji : Pada saat pengakjian klien mengatakan sudah
tidak mengeluh sesak lagi karena cairannya sudah dialirkan melalui
selang WSD sehingga pasien bernafas normal dan klien tidak
menggunakan alat bantu pernafasan (RR 20 x/menit)
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x dalam sehari, porsi
cukup dan minum air putih 4-5 gelas/hari, tidak ada keluhan dalam
makan dan minum
Saat dikaji : klien mengatakan makan dari diit RS kadang-
kadang habis dan minum hanya 3-4 gelas/hari.

3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAB lancar 1x dalam sehari
dengan konsistensi faces lunak dan BAK 4-5x dalam sehari, warna
jernih dengan bau khas
Saat dikaji : klien mengatakan belum BAB, BAK 1-2x dalam
sehari, dengan warna kuning , bau khas dan terpasang kateter.
4. Pola Aktifitas
Sebelum sakit : klien mengatakan aktifitas biasa, dalam
melakukaan kegiatan sehari-hari tanpa adanya keluhan
Saat sakit : klien mengatakan mengalami keterbatasan dalam
beraktifitas dan bergerak karna terpasang kateter dan WSD, pasien
hanya berbaring ditempat tidur, saat di rawat klien mengatakan semua
aktifitas dibantu keluarga dan petugas kesehatan.
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan istirahat cukup, tidur 6-7 jam
dalam sehari
Saat sakit : klien mengatakan istirahat tidur sedikit terganggu
karena merasa nyeri
6. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : klien mengatakan menggunakan pakaian secara
mandiri 2x ganti dalam sehari
Saat sakit : klien mengatakan menggunakan pakaian di bantu
keluarga dan 1x hari sekali ganti.
7. Pola Menjaga Suhu Tubuh
Sebelum sakit : klien mengatakan akan memakai pakaian tebal jika
udara dingin dan sebaliknya akan memakai pakaian tipis jika udara
panas
Saat sakit : suhu tubuh klien 36.60C, klien menggunakan
selimut ketika merasa dingin
8. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x sehari, sikat gigi 2x
sehari secara teratur
Saat sakit : klien hanya diseka keluarganya 2x dalam sehari
9. Pola Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : klien mengatakan merasa aman dan nyaman
dengan kehidupannya
Saat dikaji : klien mengatakan tidak merasa nyaman dengan
kondisinya karena merasa nyeri perut.
10. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : klien mengatakan dalam kesehariannya
menggunakan bahasa jawa dan berkomunikasi dengan keluarga baik
Saat sakit : klien mengatakan berkomunikasi normal
11. Pola Spiritual
Sebelum sakit : klien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu
teratur
Saat sakit : klien mengatakan tetap solat dengan bertayamum
dan solat ditempat tidur
12. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : klien mengatakan pergi rekreasi 1 tahun sekali saat
lebaran
Saat sakit : klien dirawat dan tidak bisa rekreasi karena
kondisinya yang sakit
13. Pola Bekerja
Sebelum sakit : klien mengatakan menjalani aktifitas dirumah saja
karena kebutuhan dipenuhi oleh anaknya
Saat sakit : klien tidak bisa menjalankan aktivitas – aktivitas
kecil karena dirawat di Rumah Sakit
14. Pola Belajar
Sebelum sakit : klien mengatakan klien dan keluarga mendapatkan
berbagai informasi dari Televisi.
Saat dikaji : klien mengatakan belum mengetahui wawasan
mengenai penyakitnya.

f. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : 140/88 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 36,6 0 C,
dan pernafasan 20 x/menit.
Kepala : Kepala mesocepal, rambut bersih dan beruban.
Tidak ada lesi
Mata :Konjungtiva anemis sklera ikterik. Tidak
menggunakan alat bantu penglihatan
Hidung : Hidung bersih tidak ada polip. Tidak ada mucus.
Mulut : Gigi dan mulut bersih tidak ada amoniak. Tidak
ada polip
Telinga : Telinga bersih tidak ada polip.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid. Tidak
ada peningkatan tekanan vena juguaris.
Masalah Khusus : Tidak ada
Paru-paru :
I : Simetris tidak ada jejas
P : Vocal vremitus teraba
P : Redup
A : Suara pernafasan Vesikuler
Jantung :
I :Tidak tampak peningkatan ictus cordis
P : Bunyi perkusi pekak
P : Nyeri tekan (+)
A : SI SII regular dan tidak ada bunyi tambahan jantung
Abdomen
I : Cembung, Ascites (-)
A : Bising usus 14x/mnt
P : Nyeri tekan (+)
P : Bunyi Tympani
- Payudara : Payudara simetris pada kedua payudara
Masalah Khusus : Tidak ada
Perineum dan Genital
- Vagina : Varises : Tidak
- Keputihan : Berwarna putih susu, berbau tetapi tidak gatal
- Hemorhoid : tidak ada
Masalah Khusus: Keputihan
Ekstremitas
- Atas : Edema : Tidak
Varises : Tidak
- Bawah : Edema : Tidak
Varises : Tidak
Reflek Patela : -
Masalah Khusus : Tidak ada

g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Darah Lengkap
Hemoglobin 12,2 g/dL 13,2-17,2

Leukosit 12010 /uL 3800-10600

Hematokrit 37 % 40-52

Eritrosit 4.33 10^6/uL 4,40-5,90

Trombosit 568000 /uL 150000-440000

MCV 85.9 fL 80-100

MCH 32.8 pg/cell 26-34

MCHC 13.1 % 11,5-14,5

RDW 8.3 % 9,4-12,4

Hitung Jenis

Basofil 0.2 % 0-1

Eosinofil 1.9 % 2-4

Batang 0.4 % 3-5

Segmen 80.1 % 50-70

Limfosit 12.4 % 25-40

Monosit 5.0 % 2-8

Neutrofil 80.5 % 50,0-70,0

Total Limfosit 1490 %


Count

Neutrofil 6.49 %
Limfosit Ratio
Kimia Klinik

Albumin 3.84 g/dL 3.50-5.20

SGOT 45 U/L <31

h. Program terapi
OBAT DOSIS INDIKASI KONTRAINDIKASI

Infus NaCl 10 tpm Cairan saline NaCL 0.9 % Selain interaksi obat,
0,9% merupakan cairan kristaloid NaCl juga dapat
yang sering ditemui. Cairan menimbulkan
ini mengandung natrium kontraindikasi jika
dan clorida. Cairan infus ini digunakan oleh orang-
digunakan untuk orang yang memiliki
menggantikan cairan tubuh kondisi kesehatan tertentu
yang hilang, mengoreksi seperti orang dengan
ketidakseimbangan riwayat asidosis akibat
elektrolit, dan menjaga penggunaan natrium
tubuh agar tetap terhidrasi klorida dan retensi cairan
dengan baik. seperti hipernatremia,
hipokalemia, dan gagal
jantung.

Furosemide Obat golongan diuretic yang Gagal ginjal dengan


bermanfaat untuk anuria, prekoma, dan
mengeluarkan cairan dari koma hepatik, defisiensi
dalam tubuh melalui urine. elektrolit, hipovolemia,
Obat ini sering digunakan hipersensitivitas . Efek
untuk mengatasi edema samping yaitu gangguang
penumpukan cairan didalam elekrolit, dehidrasi,
tubuh dan hipertensi hipovolemia, hipotensi,
dan peningkatan kreatinin
darah

Keterolak Obat yang digunakan untuk Luka pada dinding


meredakan nyeri lambung (tukak lambung),
perdarahan disaluran
cerna seperti lambung dan
usus.

Kalnek Digunakan sebagai Tidak untuk pasien yang


pembeku darah dan memiliki kondisi medis
perdarahan abnormal hipersensitif terhadap
sesudah operasi asam traneksamat, sedang
mengkonsumsi obat
hormon, riwayat penyakit
trombeomboli vena atau
arteri

A. ANALISA DATA
NO DATA ETOLOGI MASALAH
1 DS : pasien mengatakan nyeri Agen pencedera Nyeri Akut
pada perut sebelah kanan yang fisik
terpasang selang WSD
P : pasien mengatakan nyeri
saat bergerak dan beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan pada bagian
perut sebelah kanan
S : Skala nyerinya 6
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak meringis
kesaitan
-Pasien tampak memegangi
bagian perut sebelah kanan
-Pasien tampak lemah
TD : 140/88 mmHg
N : 100x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
2 DS : Pasien mengatakan takut Kurang terpapar Ansietas
dan khawatir untuk bergerak informasi
karena sebelumnya belum
pernah terpasang selang WSD
DO :
-Pasien tampak gelisah
-Pasien tampak tegang
-Pasien tampak takut dan cemas
-Pasien tampak sulit tidur
TD : 140/88 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
3 DS : Pasien mengatakan luka ketidakadekuatan Resiko Infeksi
balutannya kotor dan belum pertahanan tubuh
diganti semenjak pemasangan primer
WSD
DO :
-Luka balutan tampak kotor
-Hasil pemeriksaan Leukosit
12010
-Botol WSD tampak penuh dan
kotor
TD : 140/88 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit

B. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX SLKI SIKI Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan perawatan selama 3x8 Observasi
dengan agen jam diharapkan - Identifikasi - Untuk

pencedera fisik masalah keperawatan lokasi, mengetahui

nyeri akut menurun karakteristik, lokasi,

dengan kriteria hasil durasi, frekuensi, karakteristik

Tingkat nyeri kualitas, dan nyeri, frekuensi,

- Keluhan nyeri intensitas nyeri kualitas nyeri,

menurun dan intensitas

- Meringis nyeri yang

menurun dirasakan pasien

- Gelisah - Mengetahui

menurun skala nyeri yang

- Berfokus pada dirasakan oleh


- Identifikasi skala
diri sendiri pasien
nyeri
menurun - Mengetahui
faktor yang
memperberat
dan
- Identifikasi
memperingan
faktor yang
rasa nyeri
memperberat
- Untuk
dan
mengurangi
memperingan
nyeri
nyeri

Terapeutik
- Agar dapat
- Berikan teknik
memonitor nyeri
non farmakologi
secara mandiri
untuk
- Untuk
mengurangi rasa
mengurangi rasa
nyeri
Edukasi nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
kurang terpapar intervensi (I.09314)
informasi keperawatan selama Observasi
3x8 jam, maka - Identifikasi saat  Mengidentifikas

Ansietas membaik tingkat ansietas i tingkat ansietas

dengan kriteria hasil berubah  Untuk

Tingkat Ansietas - Identifikasi mengidentifikasi

(L.090903) kemampuan kemampuan

- Verbalisasi mengambil pasien dlam

kebingungan keputusan mengambil

menurun keputusan

- Verbalisasi - Monitor tanda-  Untuk


khawatir tanda ansietas mengetahui
akibat kondisi tanda-tanda
yang dihadapi ansietas
menurun Terapeutik
- Perilaku - Pahami situasi yang  Untuk

gelisah membuat ansietas memahami

menurun situasi yang

- Perilaku dapat memicu

tegang kecemasan

menurun - Dengarkan dengan


penuh perhatian  Agar pasien
dapat
menumbuhkan
rasa percaya

- Motivasi  Mengidentifikas
mengidentifikasi i situasi yang
situasi yang dapat memicu
memicu kecemasan cemas

Edukasi  Agar pasien

- Informasikan tahu tahu

secara faktual mengenai

mengenadi penyakitnya

diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan  Agar pasien
keluarga untuk tenang
tetap bersama
pasien
- Latih tehnik  Untuk
relaksasi mengurangi
kecemasan
Resiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka
berhubungan intervensi Observasi
dengan keperawatan selama - Monitor tanda- - Mengetahui

ketidakadekuatan 3x8 jam, maka Resiko tanda infeksi adanya resiko

pertahanan tubuh infeksi membaik Terapeutik infeksi

primer dengan kriteria hasil - Lepaskan balutan


Integritas kulit dan dan plester secara
- Untuk
jaringan perlahan
membersihkan
- Kerusakan - Bersihkan dengan
luka
jaringan NaCl dan cairan
menurun betadine sesuai
- Kerusakan
lapisan kulit kebutuhan -Untuk menutup
menurun - Pasang balutan luka agar tidak
- Nyeri menurun sesuai dengan jenis kotor
luka -Agar luka tidak
terjadi infeksi
- Pertahankan teknik
steril saat
melakukan
perawatan luka -Mengetahui tanda

Edukasi infeksi pada

- Jelaskan tanda dan pasien

gejala infeksi
-Membantu
mempercepat
penyembuhan
- Anjurkan
luka
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Tindakan Respon TTD
04-10-2021 Operan shift
07.00 WIB
07.30 WIB Melakukan pengkajian nyeri DS : pasien mengatakan nyeri
kepada pasien pada bagian perut yang
terpasang WSD yaitu pada perut
bagian kanan
P : pasien mengatakan bahwa
nyeri pada saat bergerak dan
beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan di perut
sebelah kanan
S : Skala nyerinya 6
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak meringis
kesaitan
-Pasien tampak memegangi
bagian perut sebelah kanan
-Pasien tampak lemah
07.40 Mengajarkan teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan
nafas dalam kepada pasien bersedia melakukan tarik nafas
untuk mengurangi nyeri dalam
DO : pasien tampak bisa
melakukan relaksasi nafas dalam
dengan benar
08.00 WIB Memberikan obat kepada S : Pasien mengatakan nyeri
pasien pada bagian yang terpasang
- Keterolac 3x1mg selang WSD
- Furosemide 1amp O:
Pasien kooperatif dan
menyetujui semua tindakan dari
perawat
09.00 WIB Melakukan perawatan luka DS:
- Pasien mengatakan nyeri
bagian yang terpasang
selang WSD yaitu pada
bagian perut sebelah
kanan
DO:
- Pasien kooperatif
- Luka tampak bersih
09.15 Membuang cairan WSD yang DS : pasien mengatakan cairan
ada didalam botol didalam botol sudah penuh
DO : Cairan yang terbuang
sebanyak 500ml
09.30 Mengedukasi pasien untuk Ds : pasien tampak cemas dan
tidak cemas dapat dengan khawatir
menaik nafas dalam yang DO : pasien tampak
sudah diajarkan menggunakan teknik relaksasi
untuk menenangkan dirinya
09.35 Mengedukasi keluarga pasien Ds : keluarga pasien mengatakan
untuk tetap menemani pasien bersedia
Do : keluarga pasien tampak
selalu disamping pasien
12.00 WIB Melakukan pengkajian tanda- S : Pasien mengatakan
tanda vital bersedia untuk dilakukan ttv

O:
TD : 140/8 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
13.00 WIB Mengganti cairan infuse S:-
O : NaCl 20tpm
05 -10- Operan shif
2021, jam
07.00 WIB
07.00 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mengatakan nyerinya
hari ke dua sudah mulai berkurang
P : pasien mengatakan bahwa
nyeri pada saat bergerak dan
beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan pada perut
sebelah kanan
S : Skala nyerinya 5
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak lebih tenang
-Pasien tampak lemah
13.30 Mengedukasi kembali jika DS : Pasien mengatakan jika
pasien cemas dan nyeri nyeri dan cemas menarik nafas
dapat melakukan tarik nafas dalam
dalam DO : Pasien tampak lebih tenang
10-11- Operan sift
2021
14.00 WIB
14.30 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mengatakan nyeri
hari ketiga pada bagian perut sudah
berkurang
P : pasien mengatakan bahwa
nyeri pada saat bergerak dan
berktivitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan dibagian
perut sebelah kanan
S : Skala nyerinya 4
T : Nyeri hilang timbul
DO : Pasien tampak kesakitan
16.00 Memerikan obat kepada DS : pasien mengatakan bersedia
pasien DO : Pasien tampak kooperatif
- Kalnek 5ml
- Keterolak 3x1 mg
16.30 Mengkaji tingkat kecemsan DS : pasien mengatakan sudah
pasien tidak cemas dan khawatir lagi,
pasien sudah melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
DO : pasien tampak lebih tenang

D. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/ No Evaluasi TTD
jam DX
8-11-2021, 1 Nyeri akut
Jam S : pasien mengatakan nyeri pada bagian perut yang
14.00 WIB terpasang WSD yaitu pada perut bagian kanan
P : pasien mengatakan bahwa nyeri pada saat bergerak
dan beraktivitas
Q : pasien mengatakan bahwa rasanya seprti tersayat-
sayat
R : Nyeri dirasakan pada perut bagian kanan
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak meringis kesaitan
-Pasien tampak memegangi bagian perut sebelah kanan
-Pasien tampak lemah
TD : 134/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah Keperawatan Nyeri Akut b.d Agen
Pencedera Fisik belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik

Ansietas b.d Kurang terpapar informasi


S : Pasien mengatakan takut dan khawatir untuk bergerak
karena sebelumnya belum pernah terpasang selang WSD
O:
-Pasien tampak gelisah
-Pasien tampak tegang
-Pasien tampak takut dan cemas
-Pasien tampak sulit tidur
TD : 140/88 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah keperawatan Ansietas b.d Kurang terpapar
informasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Informasikan secara faktual mengenadi diagnosis,
pengobatan dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Melakukan tehnik relaksasi
Resiko Infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer
S : Pasien mengatakan luka balutannya sudah bersih
karena sudah dilakukan perawatan luka
O:
-Luka balutan tampak sudah bersih
-Hasil pemeriksaan Leukosit 12010
TD : 140/88 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah keperawatan Resiko Infeksi b.d
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
09-11-2021 1 Nyeri akut
Jam S : pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada
14.00 WIB bagian perut kanan yag terpasang WSD
P : pasien mengatakan bahwa nyeri pada saat bergerak
dan beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa rasanya seprti tersayat-
sayat
R : Nyeri dirasakan pada perut sebelah kanan
S : Skala nyerinya berkirang menjadi 5
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak lebih tenang
-Pasien tampak lemah
TD : 13480 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah Keperawatan Nyeri Akut b.d Agen
Pencedera Fisik belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik

Ansietas b.d Kurang terpapar informasi


S : Pasien mengatakan sudah lebih tenang dan jika cemas
pasien melakukan relaksasi nafas dalam
O:
-Pasien tampak lebih tenang dan tidak khawatir
TD : 13480 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah keperawatan Ansietas b.d Kurang terpapar
informasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Informasikan secara faktual mengenadi diagnosis,
pengobatan dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Melakukan tehnik relaksasi
Resiko Infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer
S : Pasien mengatakan luka balutannya sudah bersih
karena sudah dilakukan perawatan luka
O:
-Luka balutan tampak sudah bersih
-Hasil pemeriksaan Leukosit 12010
TD : 13480 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah keperawatan Resiko Infeksi b.d
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
10-11-2021 1 Nyeri akut
Jam S : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
21.00 WIB P : pasien mengatakan bahwa nyeri pada saat bergerak
dan beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa rasanya seprti tersayat-
sayat
R : Nyeri dirasakan pada perut sebelah kanan
S : Skala nyerinya berkirang menjadi 4
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak lebih tenang
-Pasien tampak lemah
TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah Keperawatan Nyeri Akut b.d Agen
Pencedera Fisik belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik

Ansietas b.d Kurang terpapar informasi


S : Pasien mengatakan sudah tidak cemas dan khawatir
lagi
O:
-Pasien tampak lebih tenang dan tidak khawatir
TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah keperawatan Ansietas b.d Kurang terpapar
informasi teratasi
Resiko Infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer
S : Pasien mengatakan luka balutannya sudah bersih
karena sudah dilakukan perawatan luka
O:
-Luka balutan tampak sudah bersih
-Hasil pemeriksaan Leukosit 12010
TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah keperawatan Resiko Infeksi b.d
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein

BAB III
PEMBAHASAN
Nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual
yang tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri dapat mempengaruhi
seluruh pikiran seseorang, mengatur aktivitasnya dan mengubah kehidupan
orang tersebut (Berman & Kozier, 2009). Nyeri yaitu sebuah sensori yang
tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul serta aktual
atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari yang ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan
durasi kurang dari 6 bulan (Prasetyo, 2016).Pengendalian nyeri secara
farmakologis efektif untuk nyeri sedang dan berat. Namun demikian
pemberian farmakologis tidak untuk bertujuan untuk meningkatkan klien
sendiri untuk mengontrol nyerinya (anggorowati dkk, 2007).
Pada kasus ini Ny. S dengan diagnosis Supek Tumor Ganas Ovarium
+ Efusi pleura pada saat pengkajian pasien mengtakan nyeri pada perut yang
terpasang selang WSD dan pada saat pengkajian hari kedua pasien
mengatakan nyeri pada bagian perut post operasi. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa P : pasien mengatakan bahwa nyeri pada perut karena
luka post operasi dan pemasangan WSD, Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat, R : Nyeri dirasakan menjalar ke bagian tubuh
yang lain , S : Skala nyerinya 7, T : Nyeri hilang timbul. Diagnosa lain yang
mungkin muncul adalah Gangguan obilitas fisik karena pasien mengeluh
tidak dapat melakukan pergerakan secara bebas karena terpasang selang
WSD dan terpasang kateter, pasien juga mengatakan hanya berbaring
ditempat tidur, dan takut jika bergerak.
Hal ini sesuai dengan teori Rampengan ( 2014) Nyeri akut adalah
nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri akut
berhenti dengan sendirinya (self-limiting) dan akhirnya menghilang dengan
atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih dan area yang terjadi
kerusakan. Nyeri akut berhenti dengan sendirinya (self-limiting) dan
akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih
dan area yang terjadi kerusakan.
Untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny.S
telah melakukan implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan yang
mengacu pada teori yang dikemukaan oleh merilyn (2012), yaitu: mengkaji
faktor peyebab nyeri, memantau tanda-tanda vital, mengobservasi
ketidaknyaman secara nonverbal, menggunakan strategi komunikasi
terapeutik,mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
ketidaknyamanan pasien, mengajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi
yaitu teknik relaksasi napas dalam. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah
obat-obatan sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, K. H., & Elavarasi, P. (2016). Definition of pain and clatifikation of pain
disorders, advanced Clinical & Research Isights, 3 june, 87 – 90.
Dinakar, P., & Stilman, A, M, (2016). Pathogenesis of paint
Nurafif H. Amin dan H kusuma. 2016. Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan NANDA NIC NOC jilid 3. Yogyakarta : Media.Action
Smeltzer & Bare. (2014). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
Nurul, (2019). Penerapan terapi Relaksasi Nafas Dalam dan Dzikir untuk
menurunkan intensitas nyeri Post Op Kolelithiasis di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang, Mei 2019.
Merilyn E. Doengoes. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan (3rd ed.). Jakarta:
EGC
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisis
dan Indikator Dignostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai