Disusun oleh :
Sofia Wahyu Mei Wulandari
2. Pembahasan
a. Definisi
kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi
baik secara mandiri maupun secara dibantu. Gangguan dalam hal ini
kebutuhan kenyamanan yang negative pada kesehatan pasien, hal yang
sering terjadi gangguan kenyamanan pada pasien adalah nyeri. Nyeri
merupakan pengalaman sensori dan emosional yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan secara potensial ataupun actual (K. H. Kumar &
Elavasi, 2016).
Nyeri merupakan dari pernyataan ferbal yang disampaikan oleh pasien
yang bersifat subyektif, nyeri yang dirasakan kurang dari 3 bulan disebut
nyeri akut, nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan yaitu nyeri kronik. Nyeri
ada 2 jenis yaitu nyeri akut dan nyeri kronis (Dinakar & Stilman, 2016).
Nyeri adalah sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir
yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi
Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA,
2015).
Nyeri akut adalah pengalam sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangung kurang
dari 3 bulan (Tim Pokja DPP PPNI, 2017).
b. Klasifikasi Nyeri
Menurut Andarmayo (2013) nyeri diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang akyual
atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian
rupa.
b) Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan
dengan penyebab atau cidera spesifik
c. Etiologi
Penyebab nyeri dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan yang
berhubungan dengan fisik dan yang berhubungan dengan psikis yang
menderita nyeri tersebut (Nur Afif, dkk, 2016), yaitu
a) Yang berhubungan dengan fisik yaitu
Trauma mekanik
Trauma thermal
Trauma kimiawi
Trauma elektrik
b) Trauma yang berhubungan dengan psikis yaitu
Neoplasma yang menyebabkan nyeri yang terjadi akibat tekanan
atau kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan
juga terikan, jepitan dan methaphase.
Peradangan nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan
ujung ujung resptor akibat pembengkakan.
Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, yang biasanya
pada pasien infak miokardia dengan tanda nyeri pada dada yang
khas.
d. Batasan Karakteristik
Batasan karakteristik nyeri akut menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (2016) adalah sebagai berikut :
1. Batasan Karakteristik Mayor
a. Subjektif
1) Mengeluh nyeri
b. Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (missal, waspada, posisi menghindari nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
Faktor
Faktorpencetus
reprodu
Faktor reproduksi
Penimbunan folikel
Kanker ovarium
Stadium II Stadium III Stadium IV
Stadium I
Urgensi Kembung,
flatus, nyeri
Gangguan siklus
tungkai, nyeri
haid
punggung
Gangguan eliminasi
urin
Mk : Nyeri akut
Gangguan
Ketidaknyamanan mobilitas fisik
Mk : Gangguan
rasa nyaman Gangguan
metabolisme di hati
Beban paru-paru
menurun Netralisir racun
menurun
Sistem imun
Resiko infeksi tubuh menurun
f. Manifestasi klinis
1. Gangguan tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Pernafasan meningkat
8. Depresi
g. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik
2. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
h. Intervensi keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
DX SLKI SIKI Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubunga perawatan selama 3x8 Observasi
n dengan jam diharapkan - Identifikasi - Untuk
- Gelisah dirasakan
menurun pasien
- Identifikasi - Mengetahui
- Berfokus pada
skala nyeri skala nyeri
diri sendiri
menurun yang dirasakan
oleh pasien
- Identifikasi
faktor yang - Mengetahui
memperberat faktor yang
dan memperberat
memperingan dan
nyeri memperingan
Terapeutik rasa nyeri
- Berikan teknik
non - Untuk
farmakologi mengurangi
untuk nyeri
mengurangi
rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan - Agar dapat
strategi memonitor
meredakan nyeri secara
nyeri mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi - Untuk
pemberian mengurangi
analgetik rasa nyeri
menurun keputusan
tegang kecemasan
mengenadi penyakitnya
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan Agar pasien
keluarga untuk tenang
tetap bersama
pasien
- Latih tehnik Untuk
relaksasi mengurangi
kecemasan
Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer
DX SLKI SIKI RASIONAL
Resiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka
berhubungan intervensi keperawatan Observasi
dengan selama 3x8 jam, maka - Monitor tanda-tanda - Mengetahui
SKENARIO KASUS
Ny.S datang ke ruang Wijayakusuma pada hari Kamis tanggal 4
November 2021 dengan mengeluh nyeri perut disebelah kanan perut terasa
penuh, dan sesak nafas tetapi pada saat pengkajian tangal 8 November pasien
mengeluh nyeri perut karena terpasang WSD dan pasien mengatakan tidak
dapat melakukan pergerakan secara bebas karena terpasang selang WSD dan
pasien mengatakan hanya berbaring ditempat tidurnya.
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 8 November 2021
Nama Pengkaji : Sofia Wahyu Mei Wulandari
Ruang : Wijaya Kusuma Lantai 3
Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tanggal lahir :06-06-1972
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cikpala 06/04 Kedungreja Cilacap
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : 04 November 2021
No. RM : xxxxxx08
Diagnoa Medik : Suspek Tumor Ganas Ovarium + Efusi
pleura
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAB lancar 1x dalam sehari
dengan konsistensi faces lunak dan BAK 4-5x dalam sehari, warna
jernih dengan bau khas
Saat dikaji : klien mengatakan belum BAB, BAK 1-2x dalam
sehari, dengan warna kuning , bau khas dan terpasang kateter.
4. Pola Aktifitas
Sebelum sakit : klien mengatakan aktifitas biasa, dalam
melakukaan kegiatan sehari-hari tanpa adanya keluhan
Saat sakit : klien mengatakan mengalami keterbatasan dalam
beraktifitas dan bergerak karna terpasang kateter dan WSD, pasien
hanya berbaring ditempat tidur, saat di rawat klien mengatakan semua
aktifitas dibantu keluarga dan petugas kesehatan.
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan istirahat cukup, tidur 6-7 jam
dalam sehari
Saat sakit : klien mengatakan istirahat tidur sedikit terganggu
karena merasa nyeri
6. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : klien mengatakan menggunakan pakaian secara
mandiri 2x ganti dalam sehari
Saat sakit : klien mengatakan menggunakan pakaian di bantu
keluarga dan 1x hari sekali ganti.
7. Pola Menjaga Suhu Tubuh
Sebelum sakit : klien mengatakan akan memakai pakaian tebal jika
udara dingin dan sebaliknya akan memakai pakaian tipis jika udara
panas
Saat sakit : suhu tubuh klien 36.60C, klien menggunakan
selimut ketika merasa dingin
8. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x sehari, sikat gigi 2x
sehari secara teratur
Saat sakit : klien hanya diseka keluarganya 2x dalam sehari
9. Pola Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : klien mengatakan merasa aman dan nyaman
dengan kehidupannya
Saat dikaji : klien mengatakan tidak merasa nyaman dengan
kondisinya karena merasa nyeri perut.
10. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : klien mengatakan dalam kesehariannya
menggunakan bahasa jawa dan berkomunikasi dengan keluarga baik
Saat sakit : klien mengatakan berkomunikasi normal
11. Pola Spiritual
Sebelum sakit : klien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu
teratur
Saat sakit : klien mengatakan tetap solat dengan bertayamum
dan solat ditempat tidur
12. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : klien mengatakan pergi rekreasi 1 tahun sekali saat
lebaran
Saat sakit : klien dirawat dan tidak bisa rekreasi karena
kondisinya yang sakit
13. Pola Bekerja
Sebelum sakit : klien mengatakan menjalani aktifitas dirumah saja
karena kebutuhan dipenuhi oleh anaknya
Saat sakit : klien tidak bisa menjalankan aktivitas – aktivitas
kecil karena dirawat di Rumah Sakit
14. Pola Belajar
Sebelum sakit : klien mengatakan klien dan keluarga mendapatkan
berbagai informasi dari Televisi.
Saat dikaji : klien mengatakan belum mengetahui wawasan
mengenai penyakitnya.
f. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : 140/88 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 36,6 0 C,
dan pernafasan 20 x/menit.
Kepala : Kepala mesocepal, rambut bersih dan beruban.
Tidak ada lesi
Mata :Konjungtiva anemis sklera ikterik. Tidak
menggunakan alat bantu penglihatan
Hidung : Hidung bersih tidak ada polip. Tidak ada mucus.
Mulut : Gigi dan mulut bersih tidak ada amoniak. Tidak
ada polip
Telinga : Telinga bersih tidak ada polip.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid. Tidak
ada peningkatan tekanan vena juguaris.
Masalah Khusus : Tidak ada
Paru-paru :
I : Simetris tidak ada jejas
P : Vocal vremitus teraba
P : Redup
A : Suara pernafasan Vesikuler
Jantung :
I :Tidak tampak peningkatan ictus cordis
P : Bunyi perkusi pekak
P : Nyeri tekan (+)
A : SI SII regular dan tidak ada bunyi tambahan jantung
Abdomen
I : Cembung, Ascites (-)
A : Bising usus 14x/mnt
P : Nyeri tekan (+)
P : Bunyi Tympani
- Payudara : Payudara simetris pada kedua payudara
Masalah Khusus : Tidak ada
Perineum dan Genital
- Vagina : Varises : Tidak
- Keputihan : Berwarna putih susu, berbau tetapi tidak gatal
- Hemorhoid : tidak ada
Masalah Khusus: Keputihan
Ekstremitas
- Atas : Edema : Tidak
Varises : Tidak
- Bawah : Edema : Tidak
Varises : Tidak
Reflek Patela : -
Masalah Khusus : Tidak ada
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 12,2 g/dL 13,2-17,2
Hematokrit 37 % 40-52
Hitung Jenis
Neutrofil 6.49 %
Limfosit Ratio
Kimia Klinik
h. Program terapi
OBAT DOSIS INDIKASI KONTRAINDIKASI
Infus NaCl 10 tpm Cairan saline NaCL 0.9 % Selain interaksi obat,
0,9% merupakan cairan kristaloid NaCl juga dapat
yang sering ditemui. Cairan menimbulkan
ini mengandung natrium kontraindikasi jika
dan clorida. Cairan infus ini digunakan oleh orang-
digunakan untuk orang yang memiliki
menggantikan cairan tubuh kondisi kesehatan tertentu
yang hilang, mengoreksi seperti orang dengan
ketidakseimbangan riwayat asidosis akibat
elektrolit, dan menjaga penggunaan natrium
tubuh agar tetap terhidrasi klorida dan retensi cairan
dengan baik. seperti hipernatremia,
hipokalemia, dan gagal
jantung.
A. ANALISA DATA
NO DATA ETOLOGI MASALAH
1 DS : pasien mengatakan nyeri Agen pencedera Nyeri Akut
pada perut sebelah kanan yang fisik
terpasang selang WSD
P : pasien mengatakan nyeri
saat bergerak dan beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan pada bagian
perut sebelah kanan
S : Skala nyerinya 6
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak meringis
kesaitan
-Pasien tampak memegangi
bagian perut sebelah kanan
-Pasien tampak lemah
TD : 140/88 mmHg
N : 100x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
2 DS : Pasien mengatakan takut Kurang terpapar Ansietas
dan khawatir untuk bergerak informasi
karena sebelumnya belum
pernah terpasang selang WSD
DO :
-Pasien tampak gelisah
-Pasien tampak tegang
-Pasien tampak takut dan cemas
-Pasien tampak sulit tidur
TD : 140/88 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
3 DS : Pasien mengatakan luka ketidakadekuatan Resiko Infeksi
balutannya kotor dan belum pertahanan tubuh
diganti semenjak pemasangan primer
WSD
DO :
-Luka balutan tampak kotor
-Hasil pemeriksaan Leukosit
12010
-Botol WSD tampak penuh dan
kotor
TD : 140/88 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX SLKI SIKI Rasional
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan perawatan selama 3x8 Observasi
dengan agen jam diharapkan - Identifikasi - Untuk
- Gelisah - Mengetahui
Terapeutik
- Agar dapat
- Berikan teknik
memonitor nyeri
non farmakologi
secara mandiri
untuk
- Untuk
mengurangi rasa
mengurangi rasa
nyeri
Edukasi nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
kurang terpapar intervensi (I.09314)
informasi keperawatan selama Observasi
3x8 jam, maka - Identifikasi saat Mengidentifikas
menurun keputusan
tegang kecemasan
- Motivasi Mengidentifikas
mengidentifikasi i situasi yang
situasi yang dapat memicu
memicu kecemasan cemas
mengenadi penyakitnya
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan Agar pasien
keluarga untuk tenang
tetap bersama
pasien
- Latih tehnik Untuk
relaksasi mengurangi
kecemasan
Resiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka
berhubungan intervensi Observasi
dengan keperawatan selama - Monitor tanda- - Mengetahui
gejala infeksi
-Membantu
mempercepat
penyembuhan
- Anjurkan
luka
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Tindakan Respon TTD
04-10-2021 Operan shift
07.00 WIB
07.30 WIB Melakukan pengkajian nyeri DS : pasien mengatakan nyeri
kepada pasien pada bagian perut yang
terpasang WSD yaitu pada perut
bagian kanan
P : pasien mengatakan bahwa
nyeri pada saat bergerak dan
beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan di perut
sebelah kanan
S : Skala nyerinya 6
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak meringis
kesaitan
-Pasien tampak memegangi
bagian perut sebelah kanan
-Pasien tampak lemah
07.40 Mengajarkan teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan
nafas dalam kepada pasien bersedia melakukan tarik nafas
untuk mengurangi nyeri dalam
DO : pasien tampak bisa
melakukan relaksasi nafas dalam
dengan benar
08.00 WIB Memberikan obat kepada S : Pasien mengatakan nyeri
pasien pada bagian yang terpasang
- Keterolac 3x1mg selang WSD
- Furosemide 1amp O:
Pasien kooperatif dan
menyetujui semua tindakan dari
perawat
09.00 WIB Melakukan perawatan luka DS:
- Pasien mengatakan nyeri
bagian yang terpasang
selang WSD yaitu pada
bagian perut sebelah
kanan
DO:
- Pasien kooperatif
- Luka tampak bersih
09.15 Membuang cairan WSD yang DS : pasien mengatakan cairan
ada didalam botol didalam botol sudah penuh
DO : Cairan yang terbuang
sebanyak 500ml
09.30 Mengedukasi pasien untuk Ds : pasien tampak cemas dan
tidak cemas dapat dengan khawatir
menaik nafas dalam yang DO : pasien tampak
sudah diajarkan menggunakan teknik relaksasi
untuk menenangkan dirinya
09.35 Mengedukasi keluarga pasien Ds : keluarga pasien mengatakan
untuk tetap menemani pasien bersedia
Do : keluarga pasien tampak
selalu disamping pasien
12.00 WIB Melakukan pengkajian tanda- S : Pasien mengatakan
tanda vital bersedia untuk dilakukan ttv
O:
TD : 140/8 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
13.00 WIB Mengganti cairan infuse S:-
O : NaCl 20tpm
05 -10- Operan shif
2021, jam
07.00 WIB
07.00 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mengatakan nyerinya
hari ke dua sudah mulai berkurang
P : pasien mengatakan bahwa
nyeri pada saat bergerak dan
beraktifitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan pada perut
sebelah kanan
S : Skala nyerinya 5
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak lebih tenang
-Pasien tampak lemah
13.30 Mengedukasi kembali jika DS : Pasien mengatakan jika
pasien cemas dan nyeri nyeri dan cemas menarik nafas
dapat melakukan tarik nafas dalam
dalam DO : Pasien tampak lebih tenang
10-11- Operan sift
2021
14.00 WIB
14.30 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mengatakan nyeri
hari ketiga pada bagian perut sudah
berkurang
P : pasien mengatakan bahwa
nyeri pada saat bergerak dan
berktivitas
Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat
R : Nyeri dirasakan dibagian
perut sebelah kanan
S : Skala nyerinya 4
T : Nyeri hilang timbul
DO : Pasien tampak kesakitan
16.00 Memerikan obat kepada DS : pasien mengatakan bersedia
pasien DO : Pasien tampak kooperatif
- Kalnek 5ml
- Keterolak 3x1 mg
16.30 Mengkaji tingkat kecemsan DS : pasien mengatakan sudah
pasien tidak cemas dan khawatir lagi,
pasien sudah melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
DO : pasien tampak lebih tenang
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/ No Evaluasi TTD
jam DX
8-11-2021, 1 Nyeri akut
Jam S : pasien mengatakan nyeri pada bagian perut yang
14.00 WIB terpasang WSD yaitu pada perut bagian kanan
P : pasien mengatakan bahwa nyeri pada saat bergerak
dan beraktivitas
Q : pasien mengatakan bahwa rasanya seprti tersayat-
sayat
R : Nyeri dirasakan pada perut bagian kanan
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-Pasien tampak meringis kesaitan
-Pasien tampak memegangi bagian perut sebelah kanan
-Pasien tampak lemah
TD : 134/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,6◦ C
RR : 20x/menit
A : Masalah Keperawatan Nyeri Akut b.d Agen
Pencedera Fisik belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
BAB III
PEMBAHASAN
Nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual
yang tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri dapat mempengaruhi
seluruh pikiran seseorang, mengatur aktivitasnya dan mengubah kehidupan
orang tersebut (Berman & Kozier, 2009). Nyeri yaitu sebuah sensori yang
tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul serta aktual
atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari yang ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan
durasi kurang dari 6 bulan (Prasetyo, 2016).Pengendalian nyeri secara
farmakologis efektif untuk nyeri sedang dan berat. Namun demikian
pemberian farmakologis tidak untuk bertujuan untuk meningkatkan klien
sendiri untuk mengontrol nyerinya (anggorowati dkk, 2007).
Pada kasus ini Ny. S dengan diagnosis Supek Tumor Ganas Ovarium
+ Efusi pleura pada saat pengkajian pasien mengtakan nyeri pada perut yang
terpasang selang WSD dan pada saat pengkajian hari kedua pasien
mengatakan nyeri pada bagian perut post operasi. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa P : pasien mengatakan bahwa nyeri pada perut karena
luka post operasi dan pemasangan WSD, Q : pasien mengatakan bahwa
rasanya seprti tersayat-sayat, R : Nyeri dirasakan menjalar ke bagian tubuh
yang lain , S : Skala nyerinya 7, T : Nyeri hilang timbul. Diagnosa lain yang
mungkin muncul adalah Gangguan obilitas fisik karena pasien mengeluh
tidak dapat melakukan pergerakan secara bebas karena terpasang selang
WSD dan terpasang kateter, pasien juga mengatakan hanya berbaring
ditempat tidur, dan takut jika bergerak.
Hal ini sesuai dengan teori Rampengan ( 2014) Nyeri akut adalah
nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri akut
berhenti dengan sendirinya (self-limiting) dan akhirnya menghilang dengan
atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih dan area yang terjadi
kerusakan. Nyeri akut berhenti dengan sendirinya (self-limiting) dan
akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih
dan area yang terjadi kerusakan.
Untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny.S
telah melakukan implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan yang
mengacu pada teori yang dikemukaan oleh merilyn (2012), yaitu: mengkaji
faktor peyebab nyeri, memantau tanda-tanda vital, mengobservasi
ketidaknyaman secara nonverbal, menggunakan strategi komunikasi
terapeutik,mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
ketidaknyamanan pasien, mengajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi
yaitu teknik relaksasi napas dalam. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah
obat-obatan sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kumar, K. H., & Elavarasi, P. (2016). Definition of pain and clatifikation of pain
disorders, advanced Clinical & Research Isights, 3 june, 87 – 90.
Dinakar, P., & Stilman, A, M, (2016). Pathogenesis of paint
Nurafif H. Amin dan H kusuma. 2016. Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan NANDA NIC NOC jilid 3. Yogyakarta : Media.Action
Smeltzer & Bare. (2014). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
Nurul, (2019). Penerapan terapi Relaksasi Nafas Dalam dan Dzikir untuk
menurunkan intensitas nyeri Post Op Kolelithiasis di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang, Mei 2019.
Merilyn E. Doengoes. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan (3rd ed.). Jakarta:
EGC
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisis
dan Indikator Dignostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.