Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP

PERKEMBANGAN KELUARGA DEWASA

Arifah Nur Isniani1), Nurul Devi Ardiani2)


1)
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Email : arifahisniani07@gmail.com
2)
Dosen Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Email : mama.ayla.zahra@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah
seseorang berada diatas angka normal yaitu 120/80 mmHg. Nyeri pada penderita
hipertensi mengakibatkan perasaan kurang nyaman. Salah satu tindakan non
farmakologi yang dapat dilakukan pada pasien hipertensi adalah dengan Terapi
relaksasi nafas dalam (slow deep breathing) sangat efektif diberikan untuk penderita
hipertensi. Efek relaksasi dari terapi slow deep breathing dapat memperlebar dan
melenturkan pembuluh darah, mengaktifkan impuls aferen dari baroreseptor sehingga
mencapai pusat jantung yang akan merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan
menghambat pusat simpatis (kardioakseleator), sehingga menyebabkan vasodilatasi
sistemik yang dapat memperlancar peredaran darah di seluruh tubuh, penurunan
denyut dan daya kontraksi jantung. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk
mengetahui penurunan tekanan darah setelah 15 menit tindakan selama 4 hari.
Metode studi kasus ini dilakukan pada 1 orang dari keluarga inti dengan tahap
perkembangan keluarga anak dewasa (pelepasan). Hasil studi kasus menunjukkan
bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan
rasa aman nyaman masalah keperawatan diagnosa ketidakefektifan manajemen
kesehatan yang diberi tindakan keperawatan slow deep breathing 1 kali sehari selama
4 hari terjadi penurunan tekanan darah dari 150/100 mmHg menjadi 140/90 mmHg.
Slow deep breathing efektif dapat menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Diharapkan tindakan slow deep breathing dapat dijadikan penatalaksanaan
hipertensi di keluarga.

Kata kunci : Askep Keluarga, Tahap Perkembangan Keluarga Dewasa.


FAMILY NURSING CARE IN THE STAGE OF DEVELOPMENT FAMILY
WITH ADULTS

Arifah Nur Isniani1), Nurul Devi Ardiani2)


1
Student of Diploma 3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada
Surakarta
Email: arifahisniani07@gmail.com
2
Lecturer of Diploma 3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada
Surakarta
Email: mama.ayla.zahra@gmail.com

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure is a condition where a person's blood


pressure is above the normal rate of 120/80 mmHg. Pain in people with hypertension
results in a feeling of discomfort. One non-pharmacological action is slow deep
breathing. The relaxing effect of slow deep breathing therapy can widen and flex
blood vessels and activate afferent impulses from baroreceptors so that they reach the
heart center which will stimulate parasympathetic nerve activity and inhibit the
sympathetic center (cardio accelerator), thereby causing systemic vasodilation which
can accelerate blood circulation throughout the body, decreased heart rate and
contraction of the heart. The purpose of this case study was to determine the
reduction in blood pressure after 15 minutes of action for 4 days. The case study
method was carried out on 1 person from the nuclear family with the stage of adult
family development (release). The results of a study of nursing care on hypertensive
patients in fulfilling the need of comfort with a diagnosis of ineffective health
management given slow deep breathing 1 time a day for 4 days there was a reduction
in blood pressure from 150/100 mmHg to 140/90 mmHg. Slow deep breathing is
effective in reducing blood pressure in people with hypertension. It is expected that
slow deep breathing can be used as a management of hypertension in the family.

Keywords: Family Nursing Care, Adult Family Development Stage.


PENDAHULUAN September 2011 terdapat 105 pasien
Hipertensi atau tekanan darah hipertensi.
tinggi adalah suatu kondisi dimana Saputri (2016), bahwa
tekanan darah seseorang berada diatas penderita hipertensi sering merasa
angka normal yaitu 120/80 mmHg. kaku pada leher, jimpe-jimpe dan nyeri
Penyakit ini dikategorikan sebagai the kepala. Menurut Smeltzer & Bare
silent disease karena penderita tidak (2013) nyeri adalah pengalaman
mengetahui dirinya mengidap sensori dan emosional yang tidak
hipertensi sebelum memeriksakan menyenangkan akibat dari kerusakan
tekanan darahnya. Hipertensi yang jaringan yang aktual atau potensial.
terjadi dalam jangka waktu lama dan Nyeri yang timbul harus segera
terus menerus bisa memicu stroke, ditangani karena berdasarkan triase
serangan jantung, gagal jantung dan kegawatan nyeri merupakan masalah
merupakan penyebab utama gagal pertama yang dapat berakibat buruk
ginjal kronik (Agrina dkk, 2012). pada kondisi pasien bahkan
World Health Organisation memungkinkan terjadi kematian jika
(WHO) tahun 2015 menunjukkan tidak segera mendapat perawatan.
sekitar 1,13 miliar orang di dunia Strategi non farmakologi utuk
menderita hipertensi, artinya, 1 dari 3 mengatasi nyeri pada hipertensi yaitu
orang di dunia terdiagnosis menderita slow deep breathing karena dapat
hipertensi. Prevalensi hipertensi di memperlebar dan melenturkan
Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi pembuluh darah, mengaktifkan impuls
tertinggi terjadi di Bangka belitung aferen dari baroreseptor sehingga
(30,0%) dan yang terendah di Papua mencapai pusat jantung yang akan
(16,8%). Menurut Profil Kesehatan merangsang aktivitas saraf
Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 parasimpatis dan menghambat pusat
menunjukkan hasil pengukuran simpatis (kardioakseleator), sehingga
tekanan darah 611.358 orang atau menyebabkan vasodilatasi sistemik
11,55 persen dinyatakan yang dapat memperlancar peredaran
hipertensi/tekanan darah tinggi. darah di seluruh tubuh, penurunan
Kabupaten/kota Karanganyar denyut dan daya kontraksi jantung
menunjukan persentase sebesar 13,5 (Mutaqqin, 2009).
persen. Data profil kesehatan Provinsi Lovastatin (2015), Melakukan
Jawa Tengah menunjukkan persentase pernafasan yang dalam dan lambat,
hipertensi pada kelompok perempuan akan memberikan kesempatan kepada
sebesar 11,85 persen lebih tinggi tubuh untuk melakukan pernafasan
dibanding pada kelompok laki-laki diafragma dan secara dramatis dapat
yaitu 11,16 persen (Kemenkes RI, mengubah fisiologis hidup karena
2016). Di Puskesmas Gondangrejo mengaktifkan pusat-pusat relaksasi
Karanganyar didapatkan data bahwa dalam otak.
pada 3 tahun terakhir terdapat
peningkatan jumlah penderita
hipertensi pada bulan Juli sampai
METODE STUDI KASUS darah dengan nilai 150/100 mmHg,
Jenis studi kasus ini adalah kemungkinan masalah dapat diubah
Studi kasus ini menggunakan metode sebagian x2 dengan skor 1,
asuhan keperawatan yang dilakukan
kemungkinan masalah dapat diubah :
kepada keluarga pada tahap
perkembangan keluarga dewasa. Studi cukup x1 dengan skor , menonjolnya
kasus ini dilakukan di puskesmas masalah yang dirasakan segera
gondangrejo Karanganyar. Waktu ditangani x1 dengan skor 1.
pengambilan studi kasus dimulai pada
12 - 15 Februari 2019 dan tindakan Intervensi
dilakukan sebanyak 4x kunjungan. Berdasarkan perumusan
masalah dan skoring maka penulis
HASIL STUDI KASUS menentukan rencana keperawatan
Hasil Pengkajian sesuai dengan yang telah ditentukan :
Pada pengkajian didapatkan diagnosa keperawatan yaitu
data berdasarkan batasan karakteristik ketidakefektifan manajemen
yaitu data pertama subyektif : Ny. I kesehatan, tujuan umum : setelah
mengatakan memiliki riwayat dilakukan kunjungan rumah 4x
hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, kunjungan selama 60 menit/
sering kemeng-kemeng dan tengkuk kunjungan pasien dapat mengetahui
terasa berat, dan bapaknya juga punya tentang hipertensi dan teknik slow
riwayat hipertensi, Ny. I mengatakan deep breathing. Tujuan khusus :
Tn. M merokok dan tidak bisa setelah dilakukan tindakan asuhan
mengurangi karena mulut terasa pahit keperawatan pada pasien masalah
bila tidak merokok data objektif : Ny. I teratasi dengan kriteria hasil sebagai
tampak segar, dan terbuka ketika berukut.
ditanya tentang riwayat ksehatannya, Tujuan khusus yang ke-1 yaitu
Tn. M terlihat merokok sebanyak 2x keluarga mampu mengenali masalah
saat dilakukan pengkajian, terdapat hipertensi, intervensi ajarkan tentang
abak rokok dan banyak putung rokok hipertensi meliputi pengertian, tanda
didalam asbak, pemeriksaan TTV Ny. dan gejala klasifikasi.
I didapatkan TD : 150/100, S :37,5oC, Tujuan khusus yang ke-2 yaitu
N : 86x/ menit, RR : 22x/menit. keluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan masalah hipertensi,
Diagnosa intervensi anjurkan keluarga untuk
Diagnosa ketidakefektifan selalu melakukan slow deep breathing
manajemen kesehatan menjadi untuk mengurangi tekanan darah
diagnosa proritas dengan total skoring tinggi.
3 . Berdasarkan hasil skoring dapat Tujuan khusus yang ke-3 yaitu
ditegakan diagnosa : sifat masalah keluarga mampu merawat anggota
aktual x1 dengan skor 1, pembenaran keluarga yang sakit hipertensi,
: Ny I mengalami penurunan tekanan
intervensi anjurkan melakukan slow melakukan evaluasi slow deep
deep breathing sesering mungkin. breathing selama 15 menit,
Tujuan khusus yang ke-4 yaitu menganjurkan untuk memanfaatkan
modifikasi lingkungan untuk pasien fasilitas kesehatan daerah terdekat,
hipertensi, intervensi anjurkan respon pasien mengatakan mengatakan
keluarga untuk mengurangi konsumsi sering melalukan teknik slow deep
garam/ makanan yang asin. breathing, TD : 140/90 mmHg.
Tujuan khusus yang ke-5 yaitu
keluarga dapat memanfaatkan fasilitas Evaluasi keperawatan
kesehatan, intervensi anjurkan keliarga Hasil evaluasi dari
memanfaatkan fasilitas kesehatan implementasi yaitu terapi slow deep
minimal 3 bulan sekali untuk medical breathing yang telah dilakukan selama
check-up. 4 kali kunjungan rumah pada hari
Selasa 22 Februari 2019. Berdasarkan
Implementasi hasil dengan menggunakan SOAP :
Implementasi yang dilakukan subjektif : pasien mengatakan lega
untuk diagnosa utama yaitu ketika melakukan slow deep breathing
ketidakefektifan manajemen kesehatan dan merasa tenang, obyejtif :klien
pada 19 Februari 2019 adalah tampak segar dengan TD:140/90
memberikan informasi kesehatan mmHg, assesment : keluarga mampu
tentang hipertensi dan mengajarkan melaksanakan 5 dari 5 fungsi keluarga,
teknik slow deep breathing selama 15 planning : interevnsi dihentikan.
menit, respon klien : bisa menyebutkan
definisi, penyebab, klasifikasi dari Hasil Nilai Tekanan Darah Sebelum
hipertensi, TD : 150/100 mmHg. Dan Sesudah Pemberian Terapi
Implementasi hari ke-2 pada Slow Deep Breathing Selama 15
hari Minggu 20 Februari 2019 adalah menit.
memberikan pendidikan tentang
bahaya merokok, menganjurkan Hari PRE POST
keluarga teknik slow deep breathing 1 150/100 mmHg 150/100 mmHg
selama 15 menit, respon klien 2 150/100 mmHg 150/100 mmHg
3 150/100 mmHg 145/95 mmHg
mengatakan lebih rileks dan tenang, 4 145/95 mmHg 140/90 mmHg
TD : 150/100 mmHg.
Implementasi hari ke-3 pada Pada hari pertama 19 Februari
hari Senin 21 Februari 2019 adalah 2019 dilakukan slow deep breathing
menganjurkan untuk melakukan teknik hasil pengukuran tekanan darah
slow deep breathing selama 15 menit, sebelum tindakan adalah 150/100
menganjurkan untuk mengurangi mmHg dan setelah tindakan adalah
konsumsi rokok, respon klien 150/100 mmHg, pada hari kedua 20
mengatakan lebih tenang, TD : 145/95 Februari 2019 hasil pengukuran
mmHg. tekanan darah sebelum tindakan adalah
Implementasi hari ke-4 pada 150/100 mmHg dan setelah tindakan
hari Selasa 22 Februari 2019 adalah
adalah 150/100 mmHg, pada hari Strategi non farmakologi utuk
ketiga 21 Februari 2019 hasil mengatasi nyeri pada hipertensi yaitu
pengukuran tekanan darah sebelum slow deep breathing karena dapat
tindakan adalah 150/100 mmHg dan memperlebar dan melenturkan
setelah tindakan adalah 145/95 mmHg, pembuluh darah, mengaktifkan impuls
pada hari keempat 22 Februari 2019 aferen dari baroreseptor sehingga
hasil pengukuran tekanan darah mencapai pusat jantung yang akan
sebelum tindakan adalah 145/95 merangsang aktivitas saraf
mmHg dan setelah tindakan adalah parasimpatis dan menghambat pusat
140/90 mmHg. simpatis (kardioakseleator), sehingga
menyebabkan vasodilatasi sistemik
PEMBAHASAN yang dapat memperlancar peredaran
Hasil studi kasus ini diperoleh darah di seluruh tubuh, penurunan
klien dengan umur 52 tahun dan denyut dan daya kontraksi jantung
berjenis kelamin perempuan, hasil (Mutaqqin, 2009).
pengkajian didapatkan klien
mengatakan memiliki riwayat KESIMPULAN DAN SARAN
hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, Kesimpulan
sering kemeng-kemeng dan tengkuk Hasil pemberian slow deep
terasa berat, dan bapaknya juga punya breathing pada klien hipertensi selama
riwayat hipertensi TTV klien 4 hari efektif dapat menurunkan
didapatkan TD : 150/100 mmHg. tekanan darah klien dari 150/100
Hipertensi atau tekanan darah mmHg menjadi 140/90 mmHg.
tinggi adalah suatu kondisi dimana Saran
tekanan darah seseorang berada diatas 1. Bagi instansi pelayanan kesehatan
angka normal yaitu 120/80 mmHg. (puskesmas) : sebagai bahan
Hipertensi merupakan masalah masukan evaluasi dalam
kesehatan yang paling umum terjadi pelaksanaan praktik keperawatan
dan dapat menyerang hampir semua khususnya keperawatan keluarga
golongan masyarakat diseluruh dunia, pada anggota yang mengalami
baik lelaki maupun perempuan pada hipertensi dengan terapi slow deep
segala umur (Fitrina, 2013). breathing.
Salah satu metode untuk 2. Bagi instusi kesehatan : dapat
menurunkan hipertensi yaitu dengan sebagai penambah informasi dan
cara nonfarmakologi (Izzo, 2008). bahan masukan pada keluarga
Terapi nonfarmakologis yang wajib untuk mengambil langkah dalam
dilakukan oleh penderita hipertensi upaya peningkatan mutu pelayanan
yakni mengontrol asupan makanan dan keperawatan pada klien yang
natrium, menurunkan berat badan, mengalami hipertensu dengan terapi
pembatasan konsumsi alkohol dan slow deep breathing.
tembakau, serta melakukan latihan dan 3. Bagi keluarga : mberikan wawasan
relaksasi (Smeltzer & Bare, 2012). dan pengetahuan pada klien dan
keluarga mengenai hipertensi serta
penatalaksanaan hipertensi dengan Kemenkes RI. (2016). Profil
cara terapi slow deep breatihng. Kesehatan Indonesia 2016.
4. Bagi penulis : sebagai saran Jakarta : Kemenkes RI.
mendapatkan pengetahuan dan Lovastin, K. 2015. Penyakit Jantung
pengalaman khususnya dalam danTekanan Darah Tinggi.
keperawatan keluarga pada klien Jakarta: Prestasi Pustaka.
yang mengalami hipertensi serta Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan
memberikan wawasan dan Keperawatan Klien dengan
pengetahuan pada keluarga yang Gangguan Sistem
mengalami hipertensi dengan cara Kardiovaskular dan Hematologi.
slow deep breathing. Jakarta: Salemba Medika.
5. Bagi klien : diharapkan dapat Raharjo, M. (2017). Studi Kasus
menerapkan teknik slow deep Dalam Penelitian Kualitatif,
breathing dalam membantu Konsep dan Prosedurnya.
penatalaksanaan hipertensi mandiri Universitas Maulana Malik
di rumah. Ibrahim Malang.
Saputri. (2016). Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Keluarga. Yogyakarta :Mitra
Agrina, dkk. (2012). Pelayanan Cendikia.
Keperawatan Bagi Penderita Smeltzer & Bare, 2012. Keperawatan
Hipertensi Secara Terpadu. Medikal Bedah Brunner &
Yogyakarta : Graha Ilmu. Suddarth. Jakarta: EGC.
Fitrina. (2013). Hipertensi :Tekanan Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar
Darah Tinggi. Yogyakarta : Keperawatan Medikal Bedah
Kanisius. Bruner &. Suddarth Edisi 8.
Izzo, J., Sica, D., & Black, H. Jakarta : EGC. Wijaya.
2008. Hypertension Primer: World Health Organization. (2015). A
The Essentials of High Blood global brifer on hypertension.
Pressure Basic Science, diakses pada 25 Desember 2018,
Population Science, and dari
Clinical Management (4th ed.). http://apps.who.int/iris/bitstream/
Philadelphia. USA: Lippincott 10665/79059/1WHO_DCO_WH
Williams & Wilkins. D_2015.2_eng.pdf

Anda mungkin juga menyukai