Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL KEGIATAN

PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU UNTUK PENOLONG AWAM


DI KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG

OLEH:
NS. ISTHA LEANNI MUSKANANFOLA, S.KEP., M.KEP.
NIDN: 0807049301

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2021
1. Latar Belakang
Salah satu penyebab dari tingginya angka kematian akibat henti jantung yang terjadi
di luar rumah sakit karena terlambat pertolongan, yang masih kita temui saat ini karena
kurang tanggap, kurang keterampilan, dan kurang pemahaman masyarakat terhadap
tindakan pertolongan pertama saat menemukan seseorang dengan henti napas atau henti
jantung sebelum diantar ke pelayanan kesehatan.
Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit
ataupun cedera yang memerlukan penanganan medis dasar sementara menunggu bantuan
datang atau penderita diantar ke pelayanan kesehatan (Ngurah dan Putra, 2019).
Pertolongan pertama yang dimaksudkan yaitu pada korban dengan henti jantung dan
henti napas untuk menenangkan dan mengamankan penderita sebelum ditangani oleh
tenaga yang lebih ahli dan sarana yang lebih memadai, pertolongan pertama dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan, orang awam atau orang awam yang terlatih secara
khusus. Pertolongan pertama pada korban henti jantung dan henti napas sangat penting
karena semua orang pada akhirnya akan berada dalam situasi yang memerlukan
pertolongan pertama untuk orang lain dan diri sendiri sebelum mendapat bantuan dari
tenaga medis atau diantar ke pelayanan kesehatan (Dewi, 2017). Pada kenyataannya
bahwa hampir sebagian besar masyarakat tidak atau belum pernah mendapat sosialisasi
tentang tindakan RJP yang harus diberikan pada orang dengan henti jantung, atau orang
yang mengalami henti nafas (Ngurah dan Putra, 2019).
Salah satu alasan penting, masyarakat perlu tahu dan memiliki bekal yang cukup
untuk melakukan RJP yang berkualitas adalah untuk mengantisipasi orang di rumah
mengalami kondisi yang darurat. Selama ini, masyarakat takut melakukakan RJP karena
tidak memiliki cukup keahlian untuk melakukannya. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi orang awam atau masyarakat untuk melakukan RJP antara lain takut
melakukan RJP karena merasa salah jika melakukan RJP dengan tidak benar, secara fisik
tidak dapat melakukan RJP, takut merugikan orang yang ditolong, takut tertular dan
menularkan penyakit menular, dan keyakinan bahwa seseorang tersebut telah meninggal
(Yasin et al., 2017). Ketakutan masyarakat dapat dikurangi dengan adanya pemahaman
masyarakat tehadap pertolongan pertama pada RJP.
Kesanggupan masyarakat dalam melakukan RJP yang berkualitas berkaitan erat
dengan pemahaman dari masyarakat tentnag RJP, usia penolong, jenis kelamin serta
indeks massa tubuh penolong. Menurut Ngurah dan Putra (2019) menyatakan bahwa
pemahaman masyarakat akan pertolongan pertama menjadi sangat penting sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pemberian pertolongan maupun pengambilan keputusan pada
kasus henti jantung.
Henti jantung berujung pada kematian apabila tidak dilakukan tindakan segera.
American Heart Association (2020) merekomendasikan “RJP segera” dan dilakukan
orang awam, Orang awam yang pertama kali menemukan korban perlu mengetahui RJP
agar bisa menolong sampai petugas kesehatan mengambil alih. RJP adalah sekumpulan
intervensi yang bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ
pada korban henti jantung, intervensi ini berupa kompresi dan dilanjutkan dengan
ventilasi yang dilakukan selama empat sampai lima menit pertama (Ghantikumar, 2016).
RJP biasanya dilakukan kepada orang-orang yang mengalami henti jantung serta tidak
mampu bernapas normal atau denyut nadinya terhenti setelah tenggelam, kecelakaan, dan
serangan jantung.
Kualitas RJP yaitu tekanan kuat (minimum dua inci dengan kedalaman 5-6 cm) dan
kecepatan (100-120x/menit) dan biarkan rekoil dada selesai, jika tidak ada napas maka
lanjutkan rasio kompresi-ventilasi yaitu 30:2 (American Heart Association, 2020). RJP
bertujuan untuk oksigenasi darurat yang diberikan secara efektif pada organ vital seperti
otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung
dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal, hal ini untuk
mencegah berhentinya sirkulasi darah atau berhentinya pernapasan, resusitasi mencegah
berhentinya sirkulasi dan respirasi yang dapat menyebabkan kematian sel-sel akibat dari
kekurangan oksigen dan memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi melalui
kompresi dada (chest compression) dan ventilasi dari korban yang mengalami henti
jantung atau henti nafas (Astiwara, 2018).
Salah satu keuntungan ketika bisa melakukan RJP berkualitas adalah mampu
mengurangi resiko korban mengalami kerusakan otak, hal ini sangat mungkin terjadi
sebab tindakan pertolongan pertama dengan RJP dapat menjaga oksigen dan darah tetap
beredar di dalam tubuh korban (Herlindawati, 2017). Dampak dari pemberian RJP yang
tidak benar apalagi tidak diberikan sama sekali akan berakibat fatal pada kematian namun
apabila RJP dierikan dengan benar dan segera maka kelangsungan hidup korban dapat
meningkat (Ghantikumar, 2016). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan
melakukan pelatihan resusitasi jantung paru untuk penolong awam di Kecamatan Alak
Kota Kupang.
2. Tujuan Kegiatan
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang resusitasi jantung paru yang berkualitas
oleh penolong awam kepada masyarakat di Kecamatan Alak Kota Kupang.
2. Melakukan simulasi resusitasi jantung paru yang berkualitas oleh penolong awam
kepada masyarakat di Kecamatan Alak Kota Kupang.
3. Mengevaluasi kemampuan masyarakat melakukan resusitasi jantung paru yang
berkualitas oleh penolong awam di Kecamatan Alak Kota Kupang.
3. Manfaat
1. Memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang resusitasi
jantung paru yang berkualitas oleh penolong awam.
2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat awam untuk melakukan simulasi
resusitasi jantung paru yang berkualitas oleh penolong awam.
4. Jenis Kegiatan
Pelatihan Resusitasi Jantung Paru Untuk Penolong Awam
5. Waktu dan Lokasi
Bulan November tahun 2021
Kecamatan Alak Kota Kupang
6. Sumber Dana
Kegiatan ini menggunakan dana dari Universitas Citra Bangsa. Rancangan anggaran
dan biaya kegiatan (RAB) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Rancangan anggaran dan biaya kegiatan (RAB)
No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan
1. Honorarium untuk pelaksana (30%) Rp 900.000
2. Proses pengabdian kepada masyarakat,
penghargaan untuk peserta yang hadir (60%) Rp 1.800.000
3. Transportasi (10%) Rp 300.000
Jumlah Rp 3.000.000

7. Kepanitiaan
Pelindung : Rektor Universitas Citra Bangsa
Pengarah : Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Citra
Bangsa Penanggung Jawab : Ketua Program Studi Ners Universitas Citra
Bangsa Pelaksana :
Ketua : Ns. Istha Leanni Muskananfola, S.Kep., M.Kep.
Anggota : Ns. Sebastianus K. Tahu, M.Kep.

8. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini. Atas perhatian dari bapak/ibu pimpinan diucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai