Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BANTUAN HIDUP DASAR/ RESUSITASI JANTUNG-PARU

Pokok Bahasan : Bantuan Hidup Dasar/Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Tempat : Rumah Peneliti
Hari/tanggal : Sabtu 11 Juni 2021
Jam : 07.00 s/d 12:30 WIB

A. LATAR BELAKANG
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan suatu pelatihan yang berisi
upaya-upaya dan tindakan resusitasi kardiopulmonal (RKP) yang dilakukan baik oleh
orang awam atau tenaga medis yang terlatih dan terampil untuk membantu dan
memberikan pertolongan yang cepat dan tepat kepada pasien yang sedang terancam
kematian yang akibat henti jantung dan napas sambil menunggu bantuan atau
memindahkan ketempat yang lebih layak dan memadai.
Resusitasi jantung paru biasanya digunakan sebagai pertolongan pertama pada
pasien yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Yang bertujuan untuk
mengembalikan fungsi optimal pernafasan dan sirkulasi untuk mencegah kematian
(kematian biologis). Maka dari itu tindakan resusitasi jantung paru (RJP) sangat penting di
pelajari untuk melakukan tindakan pertolongan pertama dan untuk bantuan hidup dasar.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai pertolongan pertama
terhadap seseorang yang mengalami henti nafas dan jantung, para siswa dan siswi
dapat memahami mengenai teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP).
2. Tujuan khusus
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian Resusitasi Jantung Paru
b. Siswa mampu menjelaskan tujuan Resusitasi Jantung Paru
c. Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah melakukan Resusitasi Jantung Paru.
d. Siswa mampu menjelaskan hal – hal yang perlu diperhatikan dalam teknik
Resusitasi Jantung Paru.
e. Siswa mampu mendemonstrasikan teknik Resusitasi Jantung Paru secara benar

C. SASARAN
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan kepada pasien dan keluarga pasien
D. METODE
1. Diskusi
2. Simulai
3. Audiovisual

E. Media
1. Materi SAP
2. Alat-alat yang diperlukan (panthom, layar proyeksi, lcd proyektor, laptop,
speaker, mic)

F. PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN METODE AUDIOVISUAL


Kegiatan
No Waktu Penyuluh Respon Peserta
Penyuluhan
1. 2 Menit Pembukaan 1. Memberi salam dan
- Salam memperkenalkan diri 1. Menjawa
- Perkenalan 2. Menjelaskan tujuan/maksud b salam.
- Tujuan kedatangan 2. Memperh
3. Membuat kontrak waktu atikan dan
mendengarkan
3. Menyetuj
ui kontrak waktu yang
ditetap kan bersama.

2. 15 Menit Inti 1. Penyampaian materi (tentang 1. Memperhatikan


- Pemutaran RJP) menjelaskan tentang : penjelasan tentang
video a. Pengertian RJP RJP
b. Tujuan RJP 2. Memperhatikan
c. Langkah-langkah dan penjelasan tentang
teknik melakukan RJP teknik melakukan RJP
d. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat
melakukan RJP

3 7 Menit Evaluasi Materi 1. Menanyakan kepada peserta 1. Peserta mampu


tentang kejelasan materi menjelaskan kembali
yang sudah disampaikan materi yang telah
disampaikan

4. 120 Menit Demonstrasi 1. Menilai tindakan peserta 1. Peserta mampu


Mandiri oleh berdasarkan SOP pada mendemonstrasikan
peserta lembnar observasi RJP

5. 2 Menit Penutup 1. Mengucapkan terimakasih 1. Menjawab salam


atas partisipasi peserta
2. Mengucapkan salam

G. PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN METODE SIMULASI


Kegiatan
No Waktu Penyuluh Respon Peserta
Penyuluhan
1. 2 Menit Pembukaan 1. Memberi salam dan 1. Menjawa
- Salam memperkenalkan diri b salam.
- Perkenalan 2. Menjelaskan tujuan/maksud 2. Memperh
- Tujuan kedatangan atikan dan
3. Membuat kontrak waktu mendengarkan
3. Menyetuj
ui kontrak waktu yang
ditetap kan bersama.

2. 15 Menit Inti 1. Penyampaian materi (tentang 1. Memperhatikan


- Pemeragaan RJP) menjelaskan tentang : penjelasan tentang
RJP a. Pengertian RJP RJP
b. Tujuan RJP 2. Memperhatikan
c. Langkah-langkah dan penjelasan instruktur
teknik melakukan RJP tentang teknik
d. Hal-hal yang perlu melakukan RJP
diperhatikan saat
melakukan RJP
2. Fasilitator
mendemonstrasiksan teknik
melakukan RJP.

3 7 Menit Evaluasi Materi 1. Menanyakan kepada peserta 1. Peserta mampu


tentang kejelasan materi menjelaskan kembali
yang sudah disampaikan materi yang telah
disampaikan
4. 120 Menit Demonstrasi 1. Menilai tindakan peserta 1. Peserta mampu
Mandiri oleh berdasarkan SOP pada mendemonstrasikan
peserta lembnar observasi RJP

5. 2 Menit Penutup 1. Mengucapkan terimakasih 1. Menjawab salam


atas partisipasi peserta
2. Mengucapkan salam

H. KRITERIA HASIL
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning/SAP
b. Kontrak waktu dengan komunitas sepeda purna Polri.
c. Menyiapkan media.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan sesuai waktu yang telah disepakati
b. Peserta memperhatikan materi yang disampaikan
c. Peserta aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian RJP.
b. Peserta mampu menyebutkan tujuan RJP.
c. Peserta mampu menyebutkan langkah-langkah teknik RJP.
d. Peserta mampu menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam RJ
Lampiran Materi Resusitasi Jantung Paru (RJP)

A. Pengertian Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Menurut Yunanto (2017) resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan primer yang
perlu dilakukan pada seseorang yang mengalami henti jantung untuk dapat
mengembalikan kembali fungsi jantung dan paru yang terhenti dengan cara memberikan
kompresi dada berkualitas tinggi dengan kecepatan dan kedalaman yang tepat serta
ventilasi yang adekuat sehingga sirkulasi tubuh dapat kembali seperti semula.

B. Tujuan Resusitasi Jantung Paru


Tujuan RJP ialah oksigenasi darurat yang diberikan secara efektif pada organ vital
seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan
jantung dapat melakukan fungsinya secara normal. Hal ini dilakukan untuk mencegah
berhentinya sirkulasi darah atau berhentinya pernapasan yang dapat menyebabkan
kematian sel dengan cara memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi melalui
kompresi dada dan ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas
(Fadiah, 2018)

C. Langkah-Langkah Melakukan RJP


Menurut Hamarno (2016) dan Neumar et al. (2015), penatalaksanaan pada pasien
henti jantung dan nafas adalah dengan Resusitasi Jantung Paru (Cardio pulmonary
Resuscitation / CPR). Yaitu :
1. Kaji Danger
Kaji danger menyelidiki apakah lokasi di sekitar korban aman. Disarankan agar
penolong tidak mendekati korban apabila terdapat korban pada lokasi yang tidak aman
(seperti terdapat gas beracun, kebakaran, atau yang lainnya) Situasi ini dikhawatirkan
akan membuat penolong ikut menjadi korban. Sehingga korban terlebih ulu
dipindahkan pada kondisi yang lebih aman.
2. Cek Respon
Korban yang tiba – tiba tidak sadar diri ketika ditemukan, maka yang penolong
perlu lakukan pertama kali adalah memastikan apakah korban mengalami cardiac arrest
atau tidak. Cara yang perlu dilakukan adalah dengan memeriksa respon korban dengan
memanggil nama / sebutan yang umum dengan keras disertai menyentuh korban atau
menggoyangkan bahu dengan pelan. Korban yang berespon akan menjawab, bergerak
atau sekedar mengerang. Apabila korban tidak berespon, maka penolong harus segera
menghubungi tim medis serta mengecek pernafasan korban hingga tim bantuan medis
datang. Cek nadi korban kurang dari 10 detik dan apabila tidak terdeteksi maka chest
compression harus dimulai.

3. Kompresi Dada
Kompresi dada adalah suatu tindakan berirama berupa penekanan pada tulang
dada bagian sepertiga bawah. Korban harus dipastikan terbaring dalam permukaan
keras, datar dan rata sebelum dilakukan tindakan RJP. Kompresi mulai dilakukan bila
korban tidak berespon dan tidak bernapas yakni siklus 30 kompresi. Karakteristik High
Quality CPR adalah kompresi dada dengan kekuatan dan kedalaman yang tepat. Push
fast, mendorong pada kecepatan minimal 100 – 120 kompresi per menit. Push hard,
mendorong dengan kekuatan yang cukup untuk menekan kurang lebih sepertiga
anterior – posterior (AP) dengan diameter dada maksimum 2 inchi (5 cm) serta tidak
melebihi 2,4 inci (6 cm) pada anak-anak dan dewasa. Kemudian membiarkan dada
kembali (rekoil penuh) setelah masing – masing kompresi untuk memungkinkan
jantung terisi dengan darah.

4. Airway: Buka Jalan Nafas


Buka jalan nafas dengan headtilt-chin lift maneuver (manuver tengadah kepala
topang dagu) untuk korban cedera dan tidak cedera. Tidak direkomendasikan dilakukan
Jaw Thrust untuk penolong awam. Headtilt-chin lift maneuver dilakukan untuk
membuka jalan nafas pada korban yang tidak mengalami cedera kepala dan leher
dengan cara mengekstensikan kepala dengan membuka rahang bawah dan menahan
dahi. Apabila ditemukan korban yang mengalami cedera kepala dan leher
menggunakan teknik Jaw Thrust tanpa ekstensi kepala maka dengan cara posisi
penolong harus berada di atas korban / pasien kemudian gunakan kedua ibu jari untuk
membuka rahang bawah dan jari – jari tangan yang lain menekan ke bawah tulang
mandibular.

5. Breathing: Periksa Pernafasan


Breathing ditujukan untuk memastikan oksigen pada korban adekuat dan dapat
tetap tersirkulasi dengan baik pada seluruh organ vital. Nafas buatan yang diberikan
pada korban yakni dua kali napas buatan selama 5 siklus dengan volume 500 – 600 mL.
Cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melalui mulut ke mulut atau
menggunakan alat bantu nafas buatan. Langkahnya adalah tutup hidung korban, ambil
napas panjang dan segera tiupkan pada mulut korban secara perlahan.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan RJP


1. RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun.
2. Tidak perlu memindahkan penderita ke tempat yang lebih baik, kecuali bila ia sudah
stabil.
3. Jangan menekan prosesus xifoideus pada ujung tulang dada, karena dapat berakibat
robeknya hati
4. Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi melekat pada sternum,
jari-jari jangan menekan iga korban.
5. Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi harus lembut, teratur dan tidak terputus
6. Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP seperti :
a. Patah tulang dada dan tulang iga
b. Bocornya paru-paru (pneumotoraks)
c. Perdarahan dalam paru-paru / rongga dada (hemotoraks)
d. Luka dan memar pada paru-paru
e. Robekan pada hati

Anda mungkin juga menyukai