Anda di halaman 1dari 10

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PRIMARY SURVEY

(PENILAIAN AWAL) PADA PASIEN GAWAT DARURAT


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD. DR. PIRNGADI MEDAN

Marlisa, S.Kep, Ns, M.Kep, Rudi Marwan Harahap


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan

ABSTRAK
Primary Survey (Penilaian Awal) merupakan usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang
mengancam jiwa,Kepedulian perawat pada saat menemukan klien yang membutuhkan
primary survey (penilaian awal) sangat mempengaruhi keberhasilan usaha pertolongan yang
akan di lakukan. Perawat di tuntut memiliki pengetahuan dan sikap yang baik kepada semua
intervensi dalam pelayanan di Rumah sakit khususnya primary survey (penilian awal) yang
menyangkut kehidupan klien.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang primary survey
(penilaian awal) pada pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD
Dr.pirngadi medan 2018, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain
penelitian cross sectional dengan menggunakan tehnik total sampling dengan jumlah
responden 30 orang perawat yang bekerja di instalasi gawat darurat RSUD.Dr.pirngadi
medan tahun 2018
Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 orang responden diperoleh bahwa
pengetahuan perawat dalam primary survey (penilaian awal) di instalasi gawat darurat (IGD)
RSUD. Dr.pirngadi medan tahun 2018 meliputi perawat berpengetahuan baik yaitu
berpengetahuan baik dalam primary survey (penilaian awal) yaitu sebanyak 19 responden
(63,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (36,7%), dan tidak ditemukan responden
dengan pengetahuan kurang. Berdasarkan pendidikan, mayoritas berpengetahuan baik yaitu
responden yang berlatar belakang berpendidikan SI keperawatan sebanyak 12 responden
(100%), dan berpengetahuan cukup yaitu responden yang berpendidikan DIII keperawatan
sebanyak 11 responden (61,1%). Berdasarkan umur, mayoritas responden yang
berpengetahuan baik yaitu umur 31-35 tahun 6 responden (60,0%), berpengetahuan cukup
umur>40 tahun sebanyak 2 responden (28.6%). Berdasarkan masa kerja, mayoritas responden
yang berpengetahuan baik yaitu masa kerja >10 tahun sebanyak 5 responden (100%),
berpengetahuan cukup masa kerja 1-5 tahun sebanyak 9 responden (64,3%).
Kata kunci : pengetahuan, primary survey

ABSTRACT

Primary Survey is an effort to maintain life when the patient or victim is experiencing a soul-
threatening condition, caring nurse at the time of finding clients who need a primary Survey
Affect the success of the relief effort that will be done. The nurse in demand has a good
knowledge and attitude to all interventions in the service in the hospital, especially the
primary survey that concerns the client's life.
Research objectives to know the knowledge of nurses about primary survey in emergency
patients in emergency installation (IGD) HOSPITAL Dr. Pirngadi Medan 2018, this study
uses a descriptive method with research design Cross sectional by using the total sampling
technique with the number of respondents 30 nurses working in the RSUD emergency
installation. Dr. Pirngadi Medan Year 2018
The results of the study conducted in 30 respondents were obtained that the knowledge of the
nurse in the primary survey at the RSUD Emergency installation (IGD). Dr. Pirngadi Medan
in 2018 includes good knowledgeable nurses who are knowledgeable in the primary survey
of as many as 19 respondents (63.3%), knowledge of just 11 respondents (36.7%), and no
respondents found Less knowledge. Based on education, the most knowledgeable majority of
respondents who are set in the nursing background educated 12 respondents (100%), and
knowledgeable enough of the respondents who were educated in nursing as many as 11
respondents ( 61.1%). Based on the age, the majority of well-knowledgeable respondents
were 31-35 years 6 respondents (60.0%), well-informed > 40 years and 2 respondents
(28.6%). Based on the working period, the majority of the well-knowledgeable respondents
are the > 10-year tenure of 5 respondents (100%), knowledgeable enough working period of
1-5 years as 9 respondents (64.3%).
Keywords: knowledge, primary survey
LATAR BELAKANG Penanganan gawat darurat tetap
Kecelakaan di jalan raya masih memegang prinsip Do Not FurtherHarm,
menjadi masalah serius di Negara Artinya jangan memperberat keadaan
berkembang dan negara maju. Angka penderita. Hal ini mengingatkan pada
kematian menurut World Health kondisi tersebut pasien dapat kehilangan
Organization (WHO, 2004) telah mencapai nyawa hanya dalam hitungan menit saja.
1.170.649 orang di seluruh dunia. Jumlah Berhenti nafas selama 2-3 menit pada
setara dengan 2,2% dari jumlah kematian di manusia dapat menyebabkan kematian yang
dunia dan menempati urutan kesembilan fatal. (Gadar Medik Indonesia, 2016)
dari kesepuluh penyebab kematian. Angka Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah
kecelakaan lalu lintas di dunia selalu instalasi untuk menangani kasus gawat
meningkat pada tahun 2020, diperkirakan darurat seperti, panas dan muntah-muntah,
kecelakaan lalu lintas akan menjadi diare berat, kecelakaan, keracunan, korban
penyebab kematian nomor tiga setelah bencana alam yang membutuhkan
jantung iskemik dan depresi dengan penanganan segera untuk menyelamatkan
proyeksi kecelakaan dari 5,1 juta pada nyawa dan menghindari kecacatan.
tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun (Wicaksana, 2008)
2020. Presentasi keterlibatan sepeda motor Penilaian awal korban cedera kritis
dalam kecelakaan di jalan, sebanyak 70% akibat cedera multiple merupakan tugas
dan 30% roda empat. Hasil dan tuntutan yang menantang, dan tiap menit bisa berarti
kebutuhan tersebut diantaranya hidup atau mati. Sistem pelayanan tanggap
meluncurkan jenis kendaraan yang beragam darurat ditujukan untuk mencegah kematian
hingga melahirkan satu masalah yang dini (early) karena trauma yang bisa terjadi
cukup mengancam bagi kehidupan manusia dalam beberapa menit hingga beberapa jam
yakni kecelakaan lalu lintas yang sejak cedera (kematian segera karena
menyebabkan trauma pada fisik manusia. trauma, immediate, terjadi saat trauma).
(Badan Intelijen Nasional, 2013) Perawatan kritis, intensif, ditujukan untuk
Kejadian gawat darurat biasanya menghambat resiko kecacatan dan bahkan
berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga kematian. Hal ini bisa saja terjadi karena
sulit memprediksi kapan terjadinya. trauma yang terjadi dalam beberapa hari
Langkah terbaik untuk situasi ini adalah hingga beberapa minggu setelah trauma
waspada dan melakukan upaya kongkrit tidak mendapatkan penanganan yang
untuk mengantisipasinya. Harus di pikirkan optimal. Berdasarkan kasus diatas, Primary
suatu bentuk mekanisme bantuan kepada Survey (penilaian awal) dan secondary
korban dari awal tempat kejadian, selama survey (penilaian akhir) merupakan salah
perjalanan menuju sarana kesehatan, satu item kegawatdaruratan yang sangat
bantuan fasilitas kesehatan sampai paska mutlak harus dilakukan untuk mengurangi
kejadian cedera. (Rahmanta, 2014) resiko kecacatan, bahkan kematian.
Kegawatdaruratan merupakan Secondary survey dikerjakan untuk
layanan keperawatan yang komperhensif memeriksa lebih lanjut dan lebih teliti
diberikan pada pasien dengan injuri akut semua bagian tubuh pasien, bagian depan
atau mengancam kehidupan. dan bagian belakang pasien. Pada
kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah secondary survey ini dilakukan
yang sulit dijangkau petugas kesehatan, pemeriksaan neurologis lengkap termasuk
maka pada kondisi tersebut peran serta mencatat Glasgow coma skale (GCS) dan
masyarakat untuk membantu korban dilakukan foto rontgen yang diperlukan.
sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan (Gadar medik indonesia, 2016)
menjadi sangat penting. (Sudiharto & Primary Survey (penilaian awal)
Sartono, 2011) adalah mengatur pendekatan ke klien
sehingga klien segera dapat diidentifikasi
dan tertanggulangi dengan efektif. profesi keperawatan. Dalam memberikan
Pemeriksaan primary survey (penilaian pelayanan kesehatan perawat dituntut untuk
awal) berdasarkan standar A-B-C dan D-E, lebih profesional agar kualitas pelayanan
dengan airway (A: jalan nafas), breathing kesehatan yang diberikan semakin
(B: pernafasan), circulation (C: sirkulasi), meningkat. Perawat dituntut memberikan
disability (D: ketidak mampuan), dan pelayanan yang cepat, tepat, dan cermat
exposure (E: penerapan). Keperawatan dengan tujuan mendapatkan kesembuhan
gawat darurat merupakan pelayanan tanpa kecacatan. Oleh karena itu perawat
keperawatan yang komperhensif diberikan perlu membekali dirinya dengan
pada pasien dengan injuri akut atau sakit pengetahuan dan perlu meningkatkan
yang mengancam kehidupan. Sebagai keterampilan yang spesifik yang
seorang spesialis perawat gawat darurat berhubungan dengan kasus-kasus
harus menghubungkan pengetahuan dan kegawatdaruratan utamanya kasus
keterampilan untuk menangani respon kegawatan pernafasan dan kegawatan
pasien pada resusitasi, syok, trauma, dan jantung. (Maryuani, 2009)
kegawatan yang mengancam jiwa lainnya, Dari hasil penelitian studi di Rumah
dan salah satu tempat pasien gawat darurat Sakit Daerah Kabupaten Makassar didapat
adalah di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada bulan Desember 2014 diketahui
(Krisanty, 2009). bahwa pasien masuk ke Instalasi Gawat
Berdasarkan data yang di himpun Darurat sebanyak 102 pasien, diantaranya
dari report kunjungan rumah sakit jumlah 10% penyakit gawatdarurat dan 20-30%
pasien yang datang ke IGD tahun 2013 kecelakaan lalu lintas (IGD, 2014 ).
adalah 624.000 orang, 2014 sejumlah Berdasarkan pengamatan dari peneliti,
725.000 orang dan ditahun 2015 sampai perawat di IGD tersebut tidak melakukan
bulan november berjumlah 534.000 orang. tindakan pengkajian primarysurvey
Sementara di sumatera utara jumlah orang (penilaian awal) pada kasus
yang datang ke IGD tahun 2013 yaitu kegawatdaruratan.
510.000 orang ,ditahun 2014 675.000 orang Berdasarkan survei pendahuluan
serta di 2015 sampai bulan november yang dilaksanakan di bidang keperawatan
berjumlah 357.000 orang. (profil kes RSUD Dr. Pirngadi Medan didapat data
sumut, 2018) bahwa sudah banyak perawat yang telah
Di kota Medan sendiri jumlah mendapat pelatihan BLS, berupa pelatihan
pasien yang datang ke IGD tahun 2013 BTCLS dan PPGD. Dari wawancara
adalah 252.100 orang dan tahun 2014 singkat bersama kepala bidang keperawatan
385.000 orang serta sampai bulan november RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam
2015 berjumlah 260.000 orang. Dimana melakukan primery survey (penilaian awal)
hampir sepertiganya pasien yang datang pada pasien yang mengalami
dengan ke IGD dalam keadaan darurat yang kegawatdaruratan menggunakan metode
memerlukan bantuan hidup dasar. (profil AHA 2015 yaitu A-B-C dan D-E dengan,
kes medan, 2013) airway (A: jalan nafas), breathing (B:
Perawat adalah anggota tim pernafasan), circulation (C: sirkulasi),
kesehatan yang paling lama kontak dengan disability (D: ketidak mampuan), dan
pasien, sehingga di harapkan perawat harus exposure (E: penerapan). Berdasarkan data
mampu membela hak-hak pasien. Perawat yang di dapat pada rekam medik pasien
bertanggung jawab meningkatkan yang datang ke IGD pada tahun 2015
kesehatan, pencegahan penyakit, berjumlah 20.360 pasien, dan tahun 2016
penyembuhan, pemulihan serta dari januari - desember berjumlah 19.319.
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
kepada upaya pelayanan kesehatan utama merasa tertarik untuk mengangkat
sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika penelitian tentang “Pengetahuan Perawat
Tentang Primary Survey (penilaian awal) Tabel 4.1
pada Pasien Gawat Darurat Di Instalasi Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Gawat Darurat RSUD.Dr.Pirngadi Medan. Responden Terhadap Pengetahuan
Perawat Tentang Primary Survey
METODOLOGI PENELITIAN (Penilaian Awal) Di Instalasi Gawat
Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD dr. Darurat RSUD Dr.Pirngadi Medan
Pirngadi Medan tahun 2018 pada bulan
Januari sampai Juli 2018. Dalam penelitian No Pendidikan Frekuensi Persentase
ini menggunakan adalah deskriptif. Dalam
hal ini, peneliti melihat gambaran 1 Baik 19 63,3
pengetahuan perawat tentang primary 2 Cukup 11 36,7
survey (penilaian awal) pada pasien gawat Jumlah 30 100,0
darurat dengan pendekatan cross sectional,
dimana pengukuran atau pengamatan
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat
dilakukan pada waktu bersamaan (sekali
diketahui bahwa mayoritas perawat di
waktu).
instalasi gawat darurat RSUD Dr. pirngadi
medan tahun 2018 berpengetahuan baik
POPULASI DAN SAMPLE
dalam primary survey (penilaian awal)
yaitu sebanyak 19 responden (63,3%),
Adapun yang menjadi Populasi pada
pengetahuan cukup sebanyak 11 responden
penelitian ini adalah perawat yang
(36,7%).
bertugas di ruangan IGD RSUD dr.
Pirngadi Medan yaitu berjumlah 30 orang.
Tabel 4.2
Teknik pengambilan sampel dalam
Distribusi Frekuensi Responden
penelitian ini adalah total sampling. Total
Berdasarkan Pendidikan Terhadap
sampling adalah teknik pengambilan
Pengetahuan Perawat Tentang Primary
sampel dimana jumlah sampel sama dengan
Survey (Penilaian Awal)Di Instalasi
jumlah populasi. Alasan mengambil total
Gawat Darurat RSUD Dr.Pirngadi
sampling, karena jumlah populasi yang
Medan
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
sample penelitian seluruhnya. Adapun No Pendidikan Frekuensi Persentase
yang menjadi sampel dalam penelitian ini 1 D III 18 60,0
adalah seluruh perawat yang bertugas di 2 SI 12 40,0
ruang IGD RSUD dr. Pirngadi Medan (30
Jumlah 30 100
orang).

Tabel 4.3
HASIL PENELITIAN DAN Distribusi Frekuensi Responden
PEMBAHASAN. Berdasarkan Umur Terhadap
Pengetahuan Perawat Tentang Primary
Hasil penelitian ini dianalisis Survey (Penilaian Awal) Di Instalasi
berdasarkan kuesioner yang diisi oleh 30 Gawat Darurat RSUD Dr.Pirngadi
responden dan disajikan dalam bentuk tabel Medan
distribusi frekuensi pada setiap variabel No Umur Frekuensi Persentase
yaitu pengetahuan, pendidikan, umur, masa 1 26-30 thn 4 13,3
kerja. Berikut ini distribusi frekuensi dari 2 31-35 thn 10 33,3
setiap variabel yang telah di analisa 3 36 -39 thn 9 30,0
4 >40 thn 7 23,3
Jumlah 30 100,0
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Tabel 4.6
Berdasarkan Masa Kerja Terhadap Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan
Pengetahuan Perawat Tentang Primary Perawat Berdasarkan Umur Dalam
Survey (Penilaian Awal) Di Instalasi Primary Survey (Penilaian awal) Di
Gawat Darurat RSUD Dr.Pirngadi Instalasi Gawat Darurat RSUD
Medan Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018

Masa Pengetahuan
No Frekuensi Persen Total
kerja Umur
Baik Cukup
1 1-5 tahun 14 46,7 (tahun)
2 6-10 tahun 11 36,7 f % f % f %
3 >10 tahun 5 16,7 26-30 3 75 1 25 4 100
JUMLAH 30 100,0 1
31-35 6 60 4 40 100
0
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui 36-39 5 55,6 4 44,4 9 100
bahwa mayoritas perawat di instalasi gawat
darurat RSUD Dr.pirngadi medan tahun > 40 5 71,4 2 28,6 7 100
2018 memiliki masa kerja 1-5 tahun Total 1 3
63,3 11 36,6 100
sebanyak 14 orang (46,7%), dan masa kerja 9 0
>10 tahun sebanyak 5 orang (16,7%).
Dari tabel 4.6 Tabel di atas dapat diketahui
Tabel 4.5 bahwa mayoritas responden yang berumur
Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan 26-30 tahun berpengetahuan baik sebanyak
Perawat Berdasarkan Pendidikan 3 responden (75,0%). Responden yang
Tentang Primary Survey (Penilaian awal) berumur 36-39 tahun berpengetahuan baik
Di Instalasi Gawat Darurat RSUD sebanyak 5 responden (55,6%),
Dr.Pirngadi Medan berpengetahuan cukup sebanyak 4
responden (44,4%).
Pengetahuan
Total Tabel 4.7
Pendidikan Baik Cukup Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan
f % f % f % Perawat Berdasarkan Masa Kerja
1 Dalam Primary Survey (Penilaian awal)
D III 7 38,9 11 61.1 100 Di Instalasi Gawat Darurat RSUD
8
1 1 Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018
SI 100 0 0 100
2 2
Total 1 3 Masa Pengetahuan
63,3 11 36,6 100 Total
9 0 Kerja Baik Cukup
(tahun) f % f % f %
Dari data Tabel 4.5 diatas dapat
diketahui bahwa mayoritas responden yang 1-5 5 35,7 9 64,3 11 100
memiliki tingkat pendidikan S-I 6-10 9 81,8 2 18,2 11 100
keperawatan berpengetahuan baik sebanyak
12 responden (100%),. Responden yang > 10 5 100 0 0 5 100
berpendidikan D III keperawatan Total 1
19 63,3 36,6 30 100
berpengetahuan baik sebanyak 7 responden 1
(38,9%). berpengetahuan cukup sebanyak
11 responden (61,1%). Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa
mayoritas responden yang memiliki masa
kerja >10 tahun tahun berpengetahuan baik
sebanyak 5 responden (100%), berpendidikan SI keperawatan. Hal itu
berpengetahuan cukup tidak ada dijumpai sesuai dengan pendapat sesuai referensi.
(0%). Responden yang memiliki masa kerja Pendidikan berarti bimbingan yang
1-5 tahun berpengetahuan cukup sebanyak diberikan seseorang terhadap
9 responden (64,3%) perkembangan orang lain menuju kearah
cita-cita tertentu yang menentukan manusia
PEMBAHASAN untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan
1. Pengetahuan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
Hasil penelitian menunjukkan mendapat informasi misalnya hal-hal yang
bahwa dari 30 orang yang menjadi menunjang keselamatan sehingga dapat
responden, mayoritas responden yang meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan
bertugas di ruang IGD memiliki dapat mempengaruhi seseorang termasuk
pengetahuan yang baik tentang primary juga perilaku seseorang untuk sikap
survey (penilaian awal), yaitu sebanyak 19 berperan serta dalam pembangunan, pada
responden (63,3%), namun masih ada umumnya makin tinggi pendidikan
responden yang pengetahuan cukup seseorang makin mudah menerima
sebanyak 11 responden (36,7%). Hasil informasi (Nursalam, 2003).
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Aziz Nur Fathoni, 2014 di RSUD 3. Umur
Dr.Soediran dari 20 responden yang Hasil penelitian menunjukkan
berpengetahuan baik sebanyak 15 bahwa mayoritas perawat di instalasi gawat
responden (75%), dan berpengetahuan darurat RSUD Dr. Pirngadi Medan berumur
cukup 5 responden (25%), hal itu sesuai 31-35 tahun sebanyak 10 responden
dengan pendapat sesuai referensi. (33,3%), berumur 36-39 tahun sebanyak 9
Pengetahuan adalah merupakan responden (30,0%), berumur >40 tahun
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang sebanyak 7 orang (23,3%), dan berumur 26-
mengadakan penginderaan terhadap suatu 30 tahun sebanyak 4 orang (13,3%). Hasil
obyek tertentu. Penginderaan terhadap penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
obyek melalui panca indra manusia yakni Fahmi, 2016 di RSUD. Dr.pirngadi medan
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa mengatakan bahwa mayoritas perawat di
dan raba dengan sendiri. Pada waktu instalasi gawat darurat berumur 31-35 tahun
penginderaan sampai menghasilkan sebanyak 11 orang (35%), berumur 36-39
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi tahun 7 responden (22,6%), responden yang
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap berumur 26-30 tahun 5 responden (16,1%),
obyek. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan hanya 8 orang yang berumur >40 tahun
pengetahuan adalah pendidikan, (25,8%). Hal itu sesuai dengan pendapat
pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial sesuai referensi.
budaya (Wawan & Dewi, 2011). Usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai
2. Pendidikan berulang tahun. Semakin cukup umur,
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
bahwa mayoritas perawat berpendidikan D akan lebih matang dalam berfikir dan
III sebanyak 18 responden (60,0%), dan S I bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
sebanyak 12 responden (40,0%). Hasil seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian orang yang belum tinggi kedewasaannya.
Ferawati, 2014 di RSUD. Dr.Mahfud Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan
mengatakan bahwa dari 30 responden, 24 kematangan jiwa (Wawan & Dewi, 2011).
responden (80%) berpendidikan DIII
keperawatan dan 6 responden (20%)
4. Masa Kerja responden semakin baik, hal ini terdapat
Dari hasil penelitiantabel 4.4 dapat pada responden yang berpendidikan SI.
diketahui bahwa mayoritas perawat di Hal ini juga sesuai dengan
instalasi gawat darurat RSUD Dr. Pirngadi pendapat Notoadmojo bahwa, pendidikan
Medan tahun 2018 memiliki masa kerja 1-5 dapat mempengaruhi seseorang termasuk
tahun sebanyak 14 orang (46,7%), masa juga perilaku seseorang untuk sikap
kerja 6-10 tahun sebanyak 11 orang (36,7), berperan serta dalam pembangunan. pada
dan masa kerja >10 tahun sebanyak 5 orang umumnya makin tinggi pendidikan
(16,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan seseorang makin mudah menerima
hasil penelitian Fahmi 2016, di RSUD informasi dan pengetahuan yang dimiliki
Dr.pirngadi medan mengatakan bahwa semakin baik. Hasil penelitian yang di
responden yang memiliki masa kerja <1 dapat bahwa mayoritas yang
tahun sebanyak 1 responden (3,2%), yang berpengetahuan baik yaitu responden yang
berumur 1-5 tahun sebanyak 10 orang berpendidikan S I keperawatan, peneliti
(32,3%), masa kerja 6-10 tahun sebanyak berasumsi bahwa hal ini terjadi karena
13 orang (41,9%), dan masa kerja >10 baiknya materi yang didapatkan yang
tahun sebanyak 7 orang (22,6%). Hal itu berhubungan dengan primary survey
sesuai pendapat sesuai dengan referensi. (penilaian awal), dan diaplikasikan dengan
Masa kerja seseorang dapat baik selama masa pendidikan. Dengan
memengaruhi pengetahuan tentang sesuatu demikian, asumsi peneliti dan hasil yang
hal, semakin lama ia bekerja maka semakin didapat sejalan dengan teori yang ada
banyak pengalaman yang didapat saat (Notoadmojo, 2011).
menjalankan masa kerja sehingga semakin
bertambah pula pengetahuan seseorang dari 6. Tingkat pengetahuan perawat
pengalaman yang telah dialaminya (Aziz berdasarkan umur
Alimul, 2001). Berdasarkan tabel 4.6 mayoritas
responden yang berpengetahuan baik pada
5. Tingkat pengetahuan perawat usia 26-30 tahun 3 responden (75,0%),
berdasarkan pendidikan namun terjadi penurunan tingkat
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan baiknya pada usia >40 tahun 5
bahwa mayoritas responden responden (71,4%). Hal sesuai dengan
berpengetahuan baik berpendidikan S I penelitian yang dilakukan oleh Bahar, 2013
sebanyak 12 responden (100%), dan tentang gambaran tingkat pengetahuan
mayoritas responden yang berpengetahuan perawat dalam penangan penilaian awal di
kurang yaitu berpendidikan D III sebanyak ruang gawat darurat di RSUD Padjonga
11 responden (61,1%). Hal sesuai dengan Daengale bahwa hasil yang didapatkan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz, 40 responden, mayoritas memiliki umur 36-
2014 di instalasi gawat darurat RSUD 45 tahun (45%) berpengetahuan baik, dan
Dr.Soediran Mangun Sumarso tentang mayoritas responden yang memiliki umur
pengetahuan perawat dalam pelaksanaan 25-30 tahun berpengetahuan kurang. Dari
primarysurvey didapatkan hasil bahwa dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hal
20 responden yang diteliti mayoritas tersebut bertentangan dengan penelitian
responden yang berpengetahuan baik yang dilakukan oleh peneliti terdapat bahwa
sebanyak 13 responden (57,5%) umur >40 tahun pengetahuan kurang,
berpendidikan SI keperawatan dan karena menurut teori dan penelitian yang
mayoritas responden yang berpengetahuan dilakukan oleh Bahar, 2013 semakin lama
kurang sebanyak 7 responden (42,5%) umur seseorang, pengetahuan juga semakin
berpendidikan DIII keperawatan. Dari baik.
penelitian menunjukkan bahwa semakin Penelitian yang dilakukan peneliti
tinggi pendidikan seseorang, pengetahuan mendapatkan hasil bahwa responden yang
berumur >40 tahun berpengetahuan baik 5 memiliki masa kerja >10 tahun yaitu
responden (71,4%), berpengetahuan cukup sebanyak 28 responden (62,2%), mayoritas
sebanyak 2 responden (28.6%). Hal ini responden yang berpengetahuan kurang
dapat disebabkan karena IQ seseorang akan yaitu responden yang memiliki masa kerja
menurun sejalan dengan bertambahnya usia > 6-10 tahun yaitu sebanyak 7 responden
atau perkembangan ilmu yang tidak (15,6%). Dari penelitian menunjukkan
diperbaharui, khususnya pada beberapa bahwa semakin tinggi masa kerja
kemampuan misalnya penilaian primary seseorang, pengetahuan responden semakin
survey dan pengetahuan umum. baik, hal ini terdapat pada responden yang
Hasil diatas tidak sesuai dengan masa kerja >10 tahun.
teori Notoadmodjo, yang mengatakan Hal ini juga sesuai dengan pendapat
bahwa umur berpengaruh terhadap Notoadmojo, yang menyatakan bahwa
pengetahuan seseorang. Semakin bertambah semakin lama seseorang bekerja maka
umur seseorang maka pengetahuannya pengalaman yang dimiliki seseorang akan
semakin membaik. Ini terjadi akibat semakin matang. Dengan demi kian hasil
pematangan fungsi organ. Pada aspek penelitian yang didapatkan oleh peneliti
psikologis dan mental taraf berfikir sejalan dengan teori. Dari hasil penelitian
seseorang semakin matang dan dewasa ini, didapatkan bahwa mayoritas responden
(Notoadmodjo, 2011) yang berpengetahuan baik yaitu, responden
Berdasarkan teori, Umur adalah yang pengalaman kerjanya >10 tahun.
lamanya hidup seseorang dalam tahun yang Peneliti beramsumsi bahwa hal ini
dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi diakibatkan oleh semakin lama seseorang
umur seseorang, maka semakin bertambah bekerja maka semakin terpapar dengan
pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki informasi yang berhubungan dengan
karena pengetahuan seseorang diperoleh primary survey (penilaian awal) dan
dari pengalaman sendiri maupun semakin sering pula diaplikasikan dalam
pengalaman yang diperoleh dari orang lain. pelayanannya di instalasi gawat darurat.
Semakin tinggi umur individu maka Dengan demikian, asumsi peneliti dan hasil
pengetahuan yang dimiliki semakin baik, penelitian sejalan dengan teori yang ada.
hal ini dikarenakan semakin banyak
informasi dan pengalaman yang didapat
(Notoadmodjo 2011). KESIMPULAN DAN SARAN

7. Tingkat pengetahuan perawat Responden yang berpengetahuan


berdasarkan masa kerja baik sangat dipengaruhi oleh umur dan
Dari tabel 4.7 di atas dapat kita pendidikan. Dimana semakin tinggi
ketahui bahwa mayoritas responden dengan pendidikan yang dimiliki oleh responden
pengetahuan baik dalam primary survey maka pengetahuan yang dimiliki semakin
(penilaian awal) yaitu masa kerja > 10 baik, dan semakin lama masa kerja yang
tahun sebanyak 5 responden (100%), dimiliki responden maka pengetahuan yang
pengetahuan cukup paling tinggi dijumpai dimiliki semakin baik pula.
pada responden masa kerja 1- 5 tahun Penelitian yang dilakukan oleh
sebanyak 9 responden (64,3%), sedangkan peneliti yang berkaitan dengan dimana
pengetahuan kurang tidak dijumpai. Hal semakin tua umur responden maka
sesuai dengan penelitian yang dilakukan pengetahuan yang
Suniarti, 2013 tentang pengetahuan perawat Sebagai bahan masukan bagi
tentang penilaian awal pada pasien gawat rumah sakit untuk lebih meningkatkan
daruat di instalasi gawat daruat bahwa dari sumbar daya manusia kesehatan (perawat)
45 responden yang diteliti, mayoritas sebagai dasar untuk memberikan pelayanan
responden yang berpengetahuan baik keperawatan yang prima dan humanis
Mengadakan suatu kajian ulang Muzaki. 2012 . http://. Gambaran
terhadap pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan Perawat Tentang
perawat dalam primary survey (penilaian Primary survey diunduh tanggal 2
awal) secara objektif. Februari 2018.
Merencanakan suatu program Osianus. 2013 . http://. Gambaran
peningkatan pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan Perawat Tentang
perawat antara lain dengan mengadakan Penilaian Glasglow Coma Scale
suatu pelatihan diunduh tanggal 15 Desember 2015.
Philip, beverley, 2008. Pemantauan pasien
DAFTAR PUSTAKA kritis, Edisi Kedua, EMS : Jakarta
Profil Kesehatan Sumatera Utara. 2014 .
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian. http://. Propfil Kesehatan Sumatera
Jakarta: Rineka Cipta. Utara. diunduh tanggal 17 Februari
2018.
Badan Intelijen Nasional. 2013. Laporan Profil Kesehatan Medan. 2013. http://.
Hasil Daftar Angka Kematian Propfil Kesehatan Medan. Di unduh
Manusia. tanggal 17 Februari 2018.
Bolk, dkk. 2007. http://. Klasifikasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan,
Pemberian Label. Diunduh tanggal 2016. Panduan Penyusunan Karya
20 Februari 2018. Tulis Ilmiah. Medan: politeknik
Darwis, dkk. 2005. http://. Triase Pasien kesehatan kemenkes medan.
Gawat Darurat. diunduh tanggal 2
Februari 2018.
Depkes, 2009. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Jakarta: Badan Penelitian Dan
Pengembangan Depkes RI.
www.Riskedas.com.
Fahmi. 2013. http://. Hubungan Masa
Kerja Dengan Kualitas Kerja Dan
Tingkat produktivitas diunduh tangal
2 Februari 2018.
Hidayat. 2008. Konsep Teori Perawat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Krisanty. 2009. Asuhan keperawatan gawat
darurat. Trans indo media : Jakarta
Mantra. 2012. Pengukuran Pengetahuan
Serta Faktor-Faktor Pendukungnya.
Jogjakarta: Flashbooks.
Musliha. 2014. Asuhan Keperawatan Gawat
darurat. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
__________________. 2012. Promosi
Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Maryuani. 2009. Peran Perawat Dalam
Penanganan Pasien Gawat Darurat.

Anda mungkin juga menyukai