Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berdasarkan angka insiden pasien jatuh setiap tahun di seluruh rumah sakit yang

terdapat di Amerika Serikat dilaporkan data sebanyak 700.000 sampai

1.000.000 orang mengalami jatuh setiap tahun di rumah sakit. Laporan dari

rumah sakit dan unit kesehatan mental di Inggris pada tahun 2011 sebanyak

282.000 pasien jatuh setiap tahun, dimana 840 pasien mengalami patah

tulang pinggul, 550 pasien mengalami fraktur, dan 30 pasien mengalami

cidera intra cranial (Nur dkk., 2017).

Di Indonesia data terkait insiden pasien jatuh berdasarkan hasil survey kejadian

keselamatan pasien yang dilakukan oleh Komite Keselamatan Pasien

Rumah Sakit (KKPRS) di Indonesia pada bulan Januari-April (2011)

melaporkan adanya kasus kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian

nyaris cidera (KNC) yang disebabkan oleh pasien jatuh sebesar (5,15%)

(Prasetyo & Rita, 2017).

Berdasarkan laporan kongres XII Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI,

2012) menunjukkan bahwa kejadian pasien jatuh termasuk ke dalam tiga

besar insiden medis rumah sakit dan menduduki peringkat kedua setelah

medicine error. Data dari laporan tersebut memperlihatkan bahwa sebanyak


34 kasus atau setara (14%) insiden jatuh terjadi di rumah sakit di Indonesia .

( Manalu, 2019)

Dari kasus pasien jatuh yang masih terjadi serta hasil penelitian sebelumnya yang

sudah dilakukan nampaknya pendidikan kesehatan penting untuk dilakukan

bagi pasien dan para tenaga kesehatan khususnya perawat untuk

meningkatkan penatalaksanaan pencegahan pasien risiko jatuh. Hasil yang

diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku

kesehatan, atau perilaku untuk memeliara dan meningkatkan kesehatan yang

kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012)

Pendidikan kesehatan dapat diberikan melalaui berbagai macam media antara lain

leaflet, lembar balik, poster, video, dan kartu bergambar. Pada kesempatan

ini digunakan kartu bergambar dikarenakan, kartu bergambar merupakan

salah satu media visual yang dapat meningkatkan pengetahuan yang di

persepsi dan di stimulus dengan menggunakan alat indera penglihatan.

(Santoso, 2016).

Adapun kelebihan dari kartu bergambar yaitu kartu bergambar mudah untuk

dibawa-bawa, media kartu bergambar sangat praktis karena siapapun bisa

menggunakan media ini, mudah diingat karena media kartu bergambar

disajikan dengan pesan-pesan pendek yang memudahkan pengguna untuk

mengingat pesan tersebut, dan menyenangkan. Sedangkan, kelemahan dari

kartu bergambar yaitu gambar hanya menekan pada persepsi indra

penglihatan dan ukurannya dan sangat terbatas untuk kelompok besar

(Angreany, 2017)
Media flashcard masih belum umum digunakan sebagai media pembelajaran,

namun media flashcard memiliki kelebihan daya tarik dari segi

karakteristik gambar, desain, warna, dan metode bermain sehingga dapat

dijadikan salah satu media pembelajaran (Wahyuni & Amareta, 2019).

Hasil penelitian oleh Hasanah, dkk 2019 menunjukan bahwa ada perbedaan

pengetahuan, sikap, dan prosedur cuci tangan sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan dengan media kartu bergambar pada anak

kelas 5 sekolah dasar di SD Muhammadiyah 14 Balayudha Palembang. Dan

hasil penelitian lain oleh Wahyuni dan Amareta, 2019 menunjukan hasil

penilaian siswi terhadap media flashcard termasuk dalam kriteria “sangat

baik” dalam aspek pengguna dengan nilai rata-rata 88%. Hasil belajar siswa

menunjukkan 91,9% siswa telah mencapai tingkat penguasaan materi dan

memenuhi ketuntasan belajar. Pada penelitian oleh Angreany dan Saud,

2017 menunjukan hasil media pembelajaran Flashcard efektif digunakan

dalam keterampilan menulis karangan sederhana bahasa Jerman siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 9 Makassar.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung ke keluarga pasien diruang

Rajawali 5B RSUP Dr Kariadi pada Hari Selasa 10 Maret 2020 didapatkan

hasil pengetahuan keluarga pasien sebelum mendapatkan pendidikan

kesehatan dari total 34 orang keluarga pasien adalah sebanyak 17 orang

(50%) keluarga pasien dikategorikan mempunyai pengetahuan cukup, 10

orang (29%) keluarga pasien mempunyai pengetahuan kurang, dan 7 orang

(21%) mempunyai pengetahuan baik tentang pencegahan resiko jatuh.


Melihat dari hasil wawancara dan observasi yang menunjukan hasil sebanyak 17

orang keluarga pasien mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 10

orang keluarga pasien mempunyai pengetahuan kurang tentang pencegahan

resiko jatuh. Penulis ingin menerapkan penggunaan media kartu bergambar

untuk media pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasien jatuh.

Ditambah berdasarkan hasil penelelitian penelitian sebelumnya menunjukan

adanya pengaruh kartu bergambar atau flash card terhadap pengetahuan dan

pembelajaran

1.2 Kontek dan Perbedaan (Context and Differences)

1.2.1 Analisis Kontek (Context Analysis)

Intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media kartu bergambar

memiliki kelemahan hanya terbatas pada penggunaan media visual atau

hanya memanfaatkan indra penglihatan dan terbatas pada ukuran dan

kelompok pengguna yang kecil. Selain memiliki kelemahan seperti

yang telah disebutkan intervensi pendidikan kesehatan menggunakan

media kartu bergambar juga memiliki kelebihan kartu bergambar

mudah untuk dibawa-bawa, media kartu bergambar sangat praktis

karena siapapun bisa menggunakan media ini, mudah diingat karena

media kartu bergambar disajikan dengan pesan-pesan pendek yang

memudahkan pengguna untuk mengingat pesan tersebut, dan

menyenangkan sesuai dikatakan dalam Angreany (2017).


Intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media kartu bergambar dapat

digunakan dalam ruangan atau bangsal dengan melihat peluang

pengetahuan mengenai pencegahan pasien jatuh pada pasien resiko

jatuh pada keluarga pasien masih kurang dan masih adanya kesempatan

perawat untuk bertemu keluarga penunggu pasien ketika operan jaga

dilakukan sehingga intervensi dapat dilakukan ketika perawat bertemu

dengan keluarga pasien. Apabila intervensi pendidikan kesehatan

tentang pencegahan resiko jatuh tidak dilakukan kemungkinan pasien

untuk jatuh meningkat dikarenakan kurangnya tingkat pengetahuan

keluarga penunggu pasien tentang pencegahan pasien jatuh. Hal ini

tidak hanya terjadi apabila pendidikan kesehatan menggunakan media

kartu bergambar tetapi juga terjadi apabila menggunakan media

pendidikan kesehatan lain.

1.2.2 Analisis Perbedaan (Differences Analysis)

Penerapan intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media kartu

bergambar sesuai dengan penelitian Desliana Manalu tahun 2019 yang

berjudul “Aplikasi Media Audiovisual Pendidikan Kesehatan:

Pencegahan Pasien Resiko Jatuh Di Rumah Sakit Universitas Sumatera

Utara”. Namun penerapan intervensi ini berbeda dengan yang

dilakukan Desliana (2019). Perbedaannya terletak pada media yang

digunakan jika pada penelitian menggunakan media audiovisual pada

penerapan ini intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media

visual. Dan waktu pemberian intervensi juga berbeda jika pada


penelitian dilakukan selama 1 hari pada penerapan intervensi ini

dilakukan selama satu hari. Dan perbedaan yang ketiga antara penelitian

dengan penerapan intervensi ini adalah jika pada penelitian pemberian

pendidikan kesehatan dilakukan pada pasien pada intervensi ini

dilakukan pada keluarga penunggu pasien.

Penerapan intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media kartu

bergambar juga hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angreany dan Saud tahun 2017 yang berjudul “Keefektifan Media

Pembelajaran Flashcard Dalam Keterampilan Menulis Karangan

Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9

Makassar”. Akan tetapi penerapan intervensi menggunakan media kartu

bergambar tetap memiliki perbedaan dengan penelitian Angreany dan

Saud (2017) yaitu, pertama terlihat pada populasi yang digunakan.

Populasi yang digunakan pada penelitian Angreany dan Saud adalah

populasi siswa kelas sebelas SMA dan pada penerapan ini digunakan

untuk populasi keluarga penunggu pasien. Perbedaan yang kedua

terletak pada hasil yang diharapkan. Jika pada penelitian Angreany dan

Saud (2017) hasil yang diharapkan ditujukan untuk ketrampilan

menulis karangan berbeda dengan penerapan intervensi ini yang

ditujukan untuk memperoleh hasil yang diharapkan terhadap tingkat

pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan pasien jatuh.

Penerapan intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media kartu

bergambar juga hampir sesuai dengan penelitian oleh Hasanah, Majid,


dan, Tirtayanti tahun 2019 yang berjudul “Kartu Bergambar

Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Prosedur Mencuci Tangan

Anak Kelas 5 SD Di Sd Muhammadiyah 14 Balayudha Palembang

Tahun 2019”. Perbedaan yang terlihat pada penelitian Hasanah dkk

(2019) dengan penerapan intervensi pendidikan kesehatan

menggunakan media kartu bergambar yang pertama pada jika pada

penelitian dilakukan pada anak kelas 5 SD pada penerapan intervensi

ini dilakukan pada keluarga penunggu pasien. Perbedaan yang kedua di

lihat dari hasil yang diharapkan. Penelitian Hasanah dkk (2019) hasil

yang diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan prosedur

mencuci tangan. Penerapan intervensi pendidikan kesehatan

menggunakan media kartu bergambar hasil yang diharapkan untuk

tingkat pengetahuan tentang pencegahan pasien jatuh.

1.3 Analisa Masalah (Problem Analysis)

1.3.1 Tingkat Individu (Individual Level)

Masalah yang ditemukan pada tingkat individu adalah tingkat pengetahuan

pada keluarga penunggu pasien yang masih rendah tentang pencegahan

pasien jatuh. Hal ini ditemukan pada wawancara dan observasi

langsung terhadap keluarga penunggu pasien ketika ditanya tentang

pencegahan pasien jatuh dengan resiko jatuh. Sebagian besar keluarga

penunggu pasien menjawab dengan jawaban kurang tepat.


Masalah lain yang ditemukan pada tingkat individu adalah dari kurangnya

pengetahuan keluarga pasien mengenai pencegahan resiko jatuh.

Penulis masih menemukan adanya pagar samping pasien yang tidak

terpasang pada pasien yang terpasang label pasien resiko jatuh. Setelah

penulis melakukan wawancara terhadap keluarga pasien tentang

pencegahan pasien resiko jatuh. Keluarga pasien menjawab masih

belum mengetahui hal hal yang dilakukan untuk mencegah pasien

resiko jatuh.

1.3.2 Tingkat Tim (Team Level)

Analisa masalah pada tingkat tim yang ditemukan diperoleh dari observasi

penulis ketika mengikuti langsung operan jaga diruangan. Ketika tiap

tiap tim melakukan operan jaga masih ada tim yang belum memberikan

pendidikan kesehatan mengenai pencegahan pasien resiko jatuh. Penulis

mengambil waktu ketika operan jaga dilakukan dikarenakan waktu

yang efektif dan efisien untuk memberikan pendidikan kesehatan

terhadap keluarga penunggu pasien. Dilihat dari perawat yang masih

memiliki banyak tugas melakukan tindakan keperawatan dan

mengerjakan dokumentasi asuhan keperawatan. Seharusnya tiap tiap

tim bisa memanfaatkan kesempatan waktu tersebut guna melakukan

pendidikan kesehatan mengenai pencegahan pasien jatuh.

1.3.3 Tingkat Organisasi (Organisational Level)

Pada tingkat organisasi, pada ruangan tempat penulis melakukan observasi

masih belum ditemukan SOP atau instruksi baku atau valid untuk
melakukan atau memberikan pendidikan kesehatan mengenai

pencegahan pasien dengan resiko jatuh. Dan salah satunya penggunaan

media kartu bergambar untuk pendidikan kesehatan mengenai

pencegahan resiko jatuh, pada ruangan belum digunakan media kartu

bergambar.

1.3.4 Hasil Penilaian (Need Assesment)

Tabel 1.1 Hasil Penilaian

Hasil Observasi Hasil yang diharapkan

Kurang tingkat pengetahuan Keluarga penunggu pasien


keluarga penunggu pasien tentang memiliki tingkat pengetahuan
pencegahan pasien resiko jatuh yang baik mengenai pencegahan
pasien resiko jatuh
Masih ditemukannya pagar Pagar samping tempat tidur pasien
samping tempat tidur pasien tidak bisa terpasang sebagai langkah
terpasang pada pasien yang langkah pencegahan pasien jatuh
beresiko jatuh
Apa yang dibutuhkan ?
Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan pasien
jatuh pada pasien dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan resiko jatuh.

1.4 Sasaran (Target Audience)

Sasaran penulis pada penerapan intervensi ini adalah perawat ruangan Rajawali

5B RSUP Dr Kariadi
1.5 Definisi Masalah (Problem Definition)

Masalah utama yang ditemukan penulis adalah tingkat pengetahuan keluarga

pasien mengenai pencegahan pasien jatuh yang kurang. Sehingga

berdampak ditemukan nya hasil observasi lain berupa ada pasien yang

beresiko jatuh pagar samping tempat tidurnya. Dampak lain yang

kemungkinan bisa ditemukan jika tingkat pengetahuan keluarga pasien

tentang pencegahan pasien dibiarkan kurang antara lain pasien kesulitan

mengambil peralatan yang dibutuhkan nya, pasien sulit menjangkau bel,

sampai pada dampak terburuknya pasien bisa mengalami jatuh.

Intervensi pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasien jatuh jika tidak

dilakukan akan menimbulkan dampak dampak yang telah disebutkan

sampai pada kejadian tidak diharapkan (KTD). Dampak berbeda akan di

peroleh apabila intervensi pendidikan kesehatan tentang pencegahan

pasien jatuh dilakukan. Keluarga penunggu yang memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang dapat meningkat tingkat pengetahuannya

menjadi baik dengan diberikan intervensi pendidikan kesehatan. Intervensi

pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan bermacam macam media

salah satu media visual. Media visual yang digunakan adalah media kartu

bergambar untuk intervensi pendidikan kesehatan meningkatkan tingkat

pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan pasien jatuh.

Pengetahuan keluarga pasien yang meningkat tentang pencegahan pasien

jatuh pada pasien yang beresiko jatuh dapat memberikan dampak positif
antara lain selalu terpasangnya pagar samping tempat tidur pasien,

kebutuhan klien mudah dijangkau, kemudahan klien menghubungi

perawat, sampai pada akhirnya kejadian pasien jatuh dapat dicegah.

1.6 Pertanyaan (Question of Paper)

Apakah media kartu bergambar dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ?

Pertanyaan Klinis

P : Siswa kelas 5 Sekolah Dasar

I : Intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media kartu bergambar

O : Ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah diberikan

pendidikan kesehatan

Penilaian kritis dan sintesis dari jurnal

 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai pengetahuan siswa sebelum

dilakukan pendidikan kesehatan yaitu minimum 4 dan maksimum 11.

Dengan median 9,00, Std. deviation 1,567, dan tingkat kepercayaan 95%

dengan rentang 8,39-8,86. nilai pengetahuan siswa sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan yaitu minimum 10 dan maksimum 12. Dengan

median 11, Std. deviation 0,660, dan tingkat kepercayaan 95% dengan

rentang 11,25-11,45.

 Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada anak usia sekolah hal

terpenting yang harus diperhatikan yaitu penggunaan media yang bisa

dengan mudah diterima oleh anak. Media kartu bergambar cocok untuk
anak usia sekolah karena sangat praktis, mudah diingat dan

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, membantu siswa untuk

saling membantu dalam proses belajar

Kesimpulan

Pendidikan kesehatan menggunakan media kartu bergambar dapat

meningkatkan tingkat pengetahuan

Saran dan pengembangan

Bagi peneliti selanjutnya sesuai evidence based yang digunakan peneliti

selanjutnya dapat mengembangkan membandingkan dan melanjutkan

dengan berbagai topik berikut :

 Penelitian dengan menggunakan desain kartu bergambar yang lebih

inovasi, seperti penggunaan tulisan yang timbul dan gambar yang

tiga dimensi.

 Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku cuci

tangan

 Penelitian dilakukan dengan teknik bermain kartu bergambar secara

individual.

Referensi Evidence based Practice

Hasanah., Tri Meilana, Majid., Yudi Abdul., Tirtayanti., Sri. 2019. Kartu

Bergambar Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, Dan Prosedur Mencuci

Tangan Anak Kelas 5 Sd Di Sd Muhammadiyah 14 Balayudha Palembang

Tahun 2019. Healthcare Nursing Journal Fakultas Ilmu Kesehatan UMTAS.

Volume 2 Nomor 1
1.7 Tujuan (Goal)

1.7.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga klien dengan penerapan

EBNP (Evidence Based Nursing Practice) berupa “Penerapan

Media Pendidikan Kesehatan Menggunakan Kartu Bergambar

Untuk Meningkatkan Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien

Tentang Pencegahan Pasien Jatuh”.

1.7.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan

resiko jatuh sebelum diberikan pendidikan kesehatan

b. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan

resiko jatuh setelah diberikan pendidikan kesehatan

c. Mengetahui hasil penerapan penggunaan media kartu bergambar

untuk media pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasien jatuh

Anda mungkin juga menyukai