Abstrak.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
menjadi masalah tersendiri di Kabupaten Situbondo. Akibatnya, penyakit yang berkaitan dengan
PHBS seperti diare menjadi kasus yang sering dijumpai sepanjang tahun 2017 di Situbondo.
Penelitian dan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai (PHBS) sehingga terbangun kesadaran sejak dini mengenai pentingnya
menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Media
pembelajaran yang digunakan berupa permainan ular tangga kesehatan raksasa. Media tersebut
berbentuk papan permainan berukuran besar yang di dalamnya terdapat materi-materi mengenai
PHBS, yang didesain menarik sehingga memudahkan anak-anak dan remaja dalam memahami
materi pembelajaran. Sasaran penelitian terapan ini adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Arjasa,
Situbondo. Keberhasilan permainan diukur dengan pretest yang dilakukan sebelum permainan
dilaksanakan, dan di akhir dilakukan post test. Metode pre test dan post test yang digunakan yaitu
dengan wawancara semi terstruktur serta teknik analisis data memakai skoring. Permainan
dilakukan sebanyak empat kali dalam dua minggu. Hasil yang didapat adalah kenaikan skor
pengetahuan siswa setelah post test dibandingkan dengan skor yang didapat saat pre test. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan siswa mengenai PHBS. Model pembelajaran
dalam pengabdian masyarakat yang dilakukan melalui penelitian terapan ini bisa menjadi solusi
alternatif yang dapat dilaksanakan berbagai pihak untuk sosialisasi ataupun penyampaian materi
tertentu, tidak hanya terbatas pada materi tentang PHBS maupun kesehatan saja.
Kata kunci: efektivitas, media edukasi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
JurnalKSM Eka Prasetya UI, Oktober 2019 Volume 1, Number 6
I. LATAR BELAKANG
belum menyadari pentingnya pendidikan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kesehatan PHBS bagi peserta didik untuk
(PHBS) memiliki manfaat untuk penanaman nilai positif terhadap pentingnya
menanggulangi masalah kesehatan , berperilaku bersih dan sehat. Hal ini dapat
menciptakan lingkungan yang sehat dan dibuktikan dengan masih banyaknya
meningkatkan kualitas hidup. Penerapan PHBS masyarakat yang masih terindikasi penyakit
bagi peserta didik khususnya sedari dini adalah diare dan kusta.
memahami pentingnya (1) mencuci tangan Penyebab belum adanya pemahaman
dengan sabun sebelum makan, (2) dan pengetahuan mengenai PHBS tentu dapat
mengkonsumsi jajanan sehat, (3) menggunakan diselidiki lebih lanjut dalam penelitian yang
jamban bersih dan sehat, (4) olahraga yang berbeda. Apakah faktor akses terhadap
teratur (5) pentingnya memberantas jentik pendidikan kesehatan, belum efektifnya upaya-
nyamuk, (6) tidak merokok, (7) membuang upaya yang selama ini telah dilakukan, atau ada
sampah pada tempatnya, serta (8) melakukan hal lain. Kali ini, peneliti bukan akan fokus
kerja bakti untuk menciptakan lingkungan yang pada permasalahan semacam itu. Peneliti akan
sehat. Prinsip kedua, pentingnya PHBS juga fokus pada pengujian media sosialisasi untuk
berkaitan dengan gizi seimbang. Pola makan menanggulangi dampak yang telah terjadi,
bergizi seimbang menjadi tidak berguna serta sebagai modal antisipasi khususnya
apabila tidak diikuti dengan prinsip dan terkait dengan penyakit-penyakit yang diderita
kebiasaan hidup bersih, seperti (1) menyajikan karena kurangnya pemahaman tentang PHBS.
makanan selau dalam keadaan tertutup (2) Diare adalah salah satu penyakit
memasak makanan dengan suhu yang tepat menular yang disebabkan oleh berbagai jenis
agar kuman mati (3) mencuci sayur dan buah mikroba seperti bakteri, virus, dan parasit.
hingga bersih, serta (4) menjaga makanan dan Diare juga dapat disebabkan karena keracunan
minuman agar tidak tercemar oleh logam berat. makanan, alergi, serta air minum yang
Makadariitu PHBS adalah indikator utama terkontaminasi. Terdapat 2 jenis diare yaitu
untuk hidup yang lebih sehat. Masyarakat yang diare yang kurang dari 14 hari dan yang
tidak peduli akan pentingnya penerapan PHBS berlangsung lebihdari 14 hari (Amin, 2015).
dapat menderita penyakit yang berakibat fatal, Selain itu, penyakit menular yang cukup tinggi
beberapa diantaranya yaitu penularan penyakit di daerah Kayumas, Situbondo adalah kusta.
kusta, diare, DBD, bahkan pneumonia. Kusta dapat menimbulkan masalah yang sangat
Prevalensi penyakit menular, kematian kompleks. Masalah yang dihadapi penderita
ibu dan bayi, serta tingkat penyakit-penyakit tidak hanya masalah medis, tetapi juga masalah
kronis yang masih tinggi di suatu daerah telah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan
mengindikasikan kurangnya kesadaran PHBS ketahanan nasional (Rismawati, 2013)
pada masyarakatnya. Seperti yang terjadi pada Kasus diare yang ditemukan di
masyarakat di daerah Kayumas, Situbondo, Situbondo meningkat dari data yang didapat
Jawa Timur. Masyarakat di daerah tersebut dari tahun 2014 hingga 2017. Kasusnya
JurnalKSM Eka Prasetya UI, Oktober 2019 Volume 1, Number 6
mencapai 1.319 di tahun 2017. Untuk penyakit proses kegiataan belajar mengajar, media
kusta juga ditemukan 134 kasus baru (insiden) pembelajaran sangat penting digunakan untuk
yang terjangkit pada laki-laki dan perempuan. menarik minat siswa terhadap materi yang
Dua penyakit menular tersebut sangat berkaitan sedang diajarkan. Menurut Pratami dkk.
dengan pengaplikasian PHBS di lingkungan (2017), kegiatan pembelajaran yang aktif dan
sekitar, karena bakteri, virus, dan parasit menyenangkan dapat tercipta bila guru
penyebab diare dan kusta dapat dicegah dengan menggunakan media pembelajaran yang
PHBS. Dapat disimpulkan bahwa daerah menarik sehingga bisa menarik minat belajar
Kayumas, Situbondo, Jawa Timur masih dalam siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini
zona merah pemahaman PHBS dan perlu ada didukung dengan pendapat Hamalik dalam
program yang dapat meningkatkan pemahaman Arsyad (2014: 19) yang menyatakan bahwa
tersebut agar terhindar dari penyakit dan pemakaian media pembelajaran dalam proses
mewujudkan generasi muda yang berkualitas. belajar mengajar dapat membangkitkan
Dengan informasi dari perkembangan keinginan dan minat yang baru,
masalah serta berbagai kecenderungan membangkitkan motivasi dan rangsangan
permasalahan kesehatan, memicu peneliti kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-
untuk membuat program edukasi kesehatan pengaruh psikologis terhadap siswa sehingga
dengan sasaran utama peserta didik. Program penggunaan media memiliki pengaruh dalam
ini sejalan dengan Visi Kepala Daerah keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.
Situbondo terkait rencana pembangunan demi Salah satu media pembelajaran yang
menjadikan “Masyarakat situbondo yang dapat digunakan adalah melalui permainan
mandiri untuk hidup sehat” (Profil Situbondo, yang edukatif. Permainan atau game edukasi
2016). Untuk merealisasikan program merupakan salah satu tema permainan yang
pembelajaran PHBS, peneliti membuat metode berusaha memberikan nilai edukasi di
yang menggabungkan kegiatan belajar dan dalamnya, sehingga permainan yang awalnya
bermain yang akan membuat suasana hanya berfungsi sebagai media penghibur,
pembelajaran menjadi diminati oleh peserta akhirnya juga dapat digunakan sebagai media
didik. Pembelajaran mengenai PHBS dilakukan pembelajaran atau pelatihan (Kuswardayan:
dengan menyenangkan melalui permainan Ular 2012).
Tangga Raksasa. Inovasi ini dimaksudkan Pada penelitian terdahulu, Deti
supaya mampu memberi wawasan lebih efektif Lestiyorini (2012) berhasil mengembangkan
mengenai pemahaman peserta didik tentang game edukasi “Ular Tangga” untuk mata
PHBS. Selain itu, permainan Ular Tangga pelajaran matematika kelas V SD berbasis
Raksasa menjadikan waktu luang peserta didik aplikasi komputer. Selanjutnya, penelitian yang
jauh lebih bermanfaat. dilakukan oleh Erwin dan Farida (2017)
menemukan bahwa media game edukasi dapat
meningkatkan hasilbelajar IPA siswa kelas IV
II. TINJAUAN PUSTAKA SD. Hal tersebut karena media game edukasi
merupakan media yang menarik, meningkatkan
Media pembelajaran adalah perantara perhatian dan konsentrasi siswa, serta
atau penyampai pesan yang akan disampaikan memberikan pengalaman yang menyenangkan
oleh pengirim kepada penerima pesan pada siswa dengan bermain dan belajar.
(Sadiman dalam Erwin dkk: 2017). Dalam
JurnalKSM Eka Prasetya UI, Oktober 2019 Volume 1, Number 6
unsur PHBS antara lain makanan/jajanan sehat, bersifat fleksibel, jika suatu saat permasalahan
olahraga atau aktifitas fisik, bahaya rokok, dan yang dihadapi masyarakat sasaran bukan lagi
cuci tangan menggunakan sabun. tentang PHBS, maka konten dalam kartu dapat
disesuaikan dengan masalah yang tengah
Grafik 1. Peningkatan Pengetahuan PHBS dihadapi.
6
DAFTAR PUSTAKA
5
4 Amin, L. Z. 2015. Tata Laksana Diare Akut.
Continuing Medical Education, 42 (7), 504-
3
508.
2
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran.
1 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
0 Departemen Kesehatan RI. Undang Undang
Asfi
Nanda
Rety
Melina
Radit
Farah
Abi
Herman
Aisyah
Vita
Pre test
Pelaksanaan Permainan
Post test