Anda di halaman 1dari 5

LITERASI KESEHATAN DALAM PENDIDIKAN BIOLOGI

Lusia Kadarusman
Guru Biologi SMA Santo Aloysius
Jalan Sultan Agung Nomor 4 Bandung

Pendidikan modern di abad ke-21, menuntut siswa untuk menguasai subjek


serta tema pendidikan abad ke 21, selain harus menguasai kompetensi mata pelajaran.
Salah satu tema yang tercantum dalam pendidikan abad 21 adalah mengenai literasi
kesehatan. Literasi kesehatan menurut Institute of Medicine adalah pengetahuan yang
berkaitan dengan kesehatan, terutama mengenai bagaimana usaha seseorang agar
hidup sehat (Conelly & Speer, 2017). Literasi kesehatan mengacu pada karakteristik
pribadi dan sumber daya sosial yang diperlukan agar orang-orang mampu mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi untuk membuat keputusan tentang perilaku
dan kesehatan mereka (Brabers et.al., 2017). Hal tersebut sejalan dengan pendapat
yang menyatakan bahwa literasi kesehatan merupakan kemampuan dalam
mendapatkan, memproses serta memahami informasi kesehatan dasar dan pelayanan
kesehatan dengan tujuan untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat (Mancuso,
2009). Empat dimensi literasi kesehatan yaitu (1) Mengakses/mendapatkan informasi
yang relevan dengan kesehatan, (2) Memahami informasi yang relevan dengan
kesehatan, (3) Memproses/menilai informasi yang relevan dengan kesehatan, dan (4)
Menerapkan/mengaplikasikan berdasarkan informasi yang relevan dengan kesehatan
(Muhanga et al., 2017). Literasi kesehatan merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh siapa saja yang ingin kesehatannya baik, karena terdapat hubungan yang
jelas antara literasi kesehatan dengan hasil kesehatan (Sorensen et al., 2012).
Saat ini masyarakat Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan
informasi yang belum tentu kebenarannya (hoax), termasuk informasi-informasi
mengenai kesehatan. Masifnya berita bohong (hoax) yang menyesatkan tersebut
merupakan permasalahan yang harus dibenahi. Terutama ketika masyarakat sedang
mengalami pandemi virus Corona (COVID-19), informasi mengenai pandemi ini
beredar setiap saat di berbagai media. Kurangnya literasi kesehatan masyarakat dapat
mengakibatkan kepanikan yang berlebihan ataupun menimbulkan sikap masa bodoh
dan tidak peduli terhadap kesehatan dirinya dan orang lain. Permasalahan yang lebih
mengkhawatirkan adalah ketika berita bohong (hoax) tersebut dianggap sebagai
sebuah kebenaran. Masyarakat seharusnya tidak menelan mentah-mentah informasi
yang beredar. Masyarakat harus mampu menyaring dan mengurangi penyebaran
informasi hoax mengenai kesehatan tersebut, dan hal tersebut dapat dilakukan salah
satunya melalui pendidikan.
Pendidikan di sekolah memiliki peran dalam meningkatkan literasi kesehatan
siswa. Orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat
literasi kesehatan yang lebih baik (Australian Commision on Safety and Quality in
Health Care, 2014). Orang yang lebih tua dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih
rendah kemungkinan besar memiliki tingkat literasi kesehatan yang lebih rendah (Xie
et al., 2019), oleh karena itu kemampuan literasi seseorang harus di latih sejak dini
agar mereka dapat mengoptimalkan kemampuan dalam mengakses, memproses,
memahami dan mengaplikasikan suatu informasi kesehatan sejak kecil.
Konsep-konsep yang diajarkan dalam pendidikan biologi di sekolah berkaitan
erat dengan literasi kesehatan. Pembelajaran biologi sebaiknya dikaitkan dengan
permasalahan di kehidupan sehari-hari, jika pengetahuan yang siswa dapatkan lebih
dekat dengan kehidupan nyata, maka mereka akan mudah mengingat dan dapat
meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan (Amir, 2015). Untuk
memahami suatu informasi kesehatan perlu adanya proses belajar. Dalam proses belajar,
apabila seseorang terlibat langsung dalam situasi yang ada maka akan diperoleh
pengetahuan untuk memecahkan masalah (Purnama & Witdiawati, 2018). Sehingga
diharapkan konten pendidikan menargetkan peningkatan melek kesehatan dan
penerapannya dalam layanan perawatan kesehatan masyarakat (Alkaya et al., 2019).
Materi pembelajaran biologi sebagian besar berhubugan erat dengan kehidupan
sehari-hari, terutama dalam segi kesehatan. Misalnya materi mengenai virus, bakteri,
protozoa, sistem fisiologi tubuh manusia, metabolisme, genetika, bioteknologi, dan
materi mengenai sel. Dalam kegiatan pembelajarannya, materi pembelajaran perlu
mengaji dan mengaitkan berbagai kasus dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
bagaimana menjaga kebersihan lingkungan, mencegah dan menanggulangi penyakit,
dampak virus dan bakteri bagi kehidupan, ataupun perkembangan teknologi dalam dunia
kesehatan. Sehubungan dengan hal ini, penting sekali bagi siswa untuk kemampuan
literasi kesehatan yang baik agar siswa dapat memecahkan permasalahan kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan biologi yang menambahkan muatan literasi kesehatan sangat
bermafaat bagi para siswa dalam kehidupannya. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa literasi kesehatan yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan
mengenai pencegahan penyakit, kurangnya tingkat kepatuhan, dan meningkatkan
resiko peningkatan biaya perawatan kesehatan (Agip, 2009). Hal ini bukan
disebabkan oleh keterbatasan informasi, tetapi ketidakmampuan siswa untuk
menggunakan internet untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan. Para siswa
lebih senang mencari informasi yang lain menggunakan internet tersebut (Javier et
al., 2019). Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan menilai informasi
tersebut kemungkinan disebabkan oleh minat baca siswa yang rendah. Literasi tidak
hanya sekedar mampu membaca dan menulis saja (Government of Alberta, 2010),
tetapi harus diikuti dengan kemampuan mengolah dan memahami informasi ketika
melakukan aktivitas membaca dan menulis. Dengan demikian seseorang yang
memiliki minat baca yang tinggi akan mempunyai kualitas wawasan yang tinggi pula.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya literasi kesehatan
siswa, diantaranya (1) kesulitan siswa dalam memahami informasi yang diakses.
Sebagian siswa mencari informasi melalui internet tetapi tidak semua informasi yang
tersedia mudah untuk dipahami, hal tesebut dapat menyebabkan penyebaran
informasi yang keliru (Szmuda et al., 2020). Meskipun internet dipandang sebagai
media informasi yang cepat dan menampilkan informasi terkini, tetapi bagi beberapa
orang internet memiliki kelemahan diantaranya terlalu luas, membingungkan dan
memberikan terlalu banyak informasi bahkan banyak informasi yang bertentangan
sehingga dapat meningkatkan ketidakpastian dan kecemasan karena menghambat
seseorang dalam menemukan informasi yang relevan (Singh & Brown, 2016).
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk literasi
kesehatan seseorang. Literasi sains yang banyak ditekankan dalam pembelajaran
biologi memang merupakan dasar dari literasi kesehatan, tetapi kadangkala guru
hanya berhenti sebatas literasi sains dan melupakan mengasah literasi kesehatan
siswa. Guru harus memikirkan cara terbaik untuk mengintegrasikan literasi kesehatan
ke dalam kurikulum melalui berbagai strategi pembelajaran dan pembelajaran (Javier
et al., 2019). Saya kira penggunaan dimensi literasi kesehatan menurut Sorensen et
al., tahun 2012 adalah hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan oleh guru
dalam era pendidikan modern. Pembelajaran biologi berbasis literasi kesehatan ini
diharapkan dapat memberikan solusi untuk meningkatkan kemampuan literasi
kesehatan siswa. Penggunaan bahan ajar yang tepat tentunya merupakan tantangn
bagi guru karena bahan ajar yang tepat tidak hanya akan meningkatkan literasi
kesehatan tetapi juga akan meningkatkan minat siswa dalam membaca. Wacana
pendidikan literasi kesehatan dalam pembelajaran biologi ini pada akhirnya perlu
untuk dilakukan agar siswa dapat mendapatkan manfaat belajar untuk kehidupannya
sehingga mereka memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.

Daftar Pustaka
Agip, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung:
Yrama Widya.

Amir, M.T. (2015). Inovasi Pendidikan Mealui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.

Alkaya, S. A., Handan, T., Betul, I., Ebru, S. (2019). A healthy lifestyle education
programme for health literacy and health-promoting behaviours: A pre-
implementation and postimplementation study. International Journal of
Nurshing Practice, e12793, 1-8.

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care. (2014). Health


Literacy: Taking Action to Improve Safety and Quality. Sidney: ACSQHC.

Brabers, A.E.M., Jany, J.D.J.M.R., Peter, P.G., Liset, V.D., Judith, D.D.J. (2017).
What role does health literacy play in patients' involvement in medical
decision-making?. Plos One, 12(3), 1-12.

Conelly, R.A. & Speer, M.E. (2017). Health Literacy and Health Communication in
Health Literacy and Child Health Outcomes. Springer International Publishing,
1-13.
Government of Alberta, (2010) Literacy First: A Plan for Action. Canada: Alberta.

Javier, R., Marites, T., Melvin, J. (2019). How Health Literate are the iGeneration
Filipinos? Health Literacy Among Filipino Early Adolescents in Middle
Schools. Asia-Pasific Social Science Review, 19(3), 16-29.

Mancuso, J.M. (2009). Assessment and Measurement of Health Literacy: An


Integrative Review of The Literature. Nursing and Health Sciences, 11, 77-89.

Muhanga, Mikidadi, & Jacob, M. (2017). The What, Why and How of Health
Literacy: A Systematic Review of Literature. International Journal of Health, 5
(2), 107-114.

Purnama, D., Witdiawati. (2018). Peningkatan Literasi Informasi Penyakit HIV-


AIDS pada Siswa Sekolah. Media Karya Kesehatan, 1(1), 69-78.

Singh, K. & Brown, R.J. (2016). Health anxiety and Internet use: A thematic analysis
Cyberpsychology. Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, 10(2),
article 4.

Sorensen, K., Stephan, V.D.B., James, F., Gerardine, D., Jurgen, P., Zofia, S.,
Helmut, B. (2012). Health Literacy and Public Health: A Systematic Review
and Integration of Definitions and Models. BMC Public Health, 12 (80), 1-13.

Szmuda, T., Ozdemir, C., Ali, S., Singh, A., Syed, M.T., Słoniewski, P. (2020).
Readability of Online Patient Education Material for The Novel Coronavirus
Disease (COVID-19): a Cross-Sectional Health Literacy Study. Health
Literacy, 185, 21-25.

Xie, Y., Mengdi, M., Ya’nan, Z., Xiaodong, T. (2019). Factors Associated with
Health Literacy in Rural Areas of Central China: Structural Equation Model.
BMC Health Service Research,19(300), 1-8.

Anda mungkin juga menyukai