Anda di halaman 1dari 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338101912

SMK SEHAT, SMK HEBAT! (Menciptakan Kehidupan Sehat di Lingkungan


SMK)

Article · December 2019

CITATIONS READS

0 2,883

1 author:

Arie Wibowo Khurniawan


Universitas Terbuka
55 PUBLICATIONS 100 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arie Wibowo Khurniawan on 21 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


WHITE PAPER

WHITE PAPER

SMK SEHAT, SMK HEBAT!


(Menciptakan Kehidupan Sehat di Lingkungan SMK)
WHITE PAPER

Susunan Dewan Redaksi :


VOCATIONAL EDUCATION POLICY, WHITE PAPER
ISSN : 2685-5739
Volume 1 No. 17 Tahun 2019

Dewan Redaksi

Penanggung Jawab
Direktur PSMK, Dr. M. Bakrun, M.M

Ketua Redaksi
Kasubdit Program dan Evaluasi, Arie Wibowo Khurniawan, S.Si, M.Ak.

Redaksi Pelaksana
Chrismi Widjajanti
Arfah Laidiah Razik
Farid Prasetyo Adi
Muhammad Abdul Majid
Ahmad Rofiuddin Syafaa

Editor
Gustriza Erda, S.Si, M.Si.

Fotografi, Desain & Artistik


Ari
Muhammad Raidinoor
Dzorif Fadlan

Online Redaksi
Muhammad Herdyka

Mitra Redaksi (Editorial Advisory Board)


1. Prof. Dr. Waras Kamdi, M.Si (Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang)
2. Prof. Dr. Suwarna, M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
3. Hamid Muhammad, Ph.D (Universitas Negeri Jakarta)
4. Dr. Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. (Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta)
5. Irmawaty, SE., M.Si (Universitas Terbuka)

Alamat Redaksi dan Distribusi :


Redaksi VOCATIONAL EDUCATION POLICY, WHITE PAPER
Gedung E Lantai 12-13 Kompleks Kemendikbud
Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta 10270
Telp. (021) – 5725477 (Hunting) 5725471-74 Fax. (021) – 5725049
Laman : psmk.kemdikbud.go.id, Surel : program.psmk@kemdikbud.go.id
1
WHITE PAPER

SMK SEHAT, SMK HEBAT!


(Menciptakan Kehidupan Sehat di Lingkungan SMK)
Arie Wibowo Khurniawan1, Gustriza Erda2

Abstrak. Perkembangan zaman di era globalisasi secara tak langsung telah mengubah gaya serta pola hidup sebagian
masyarakat. Perubahan gaya hidup tersebut menyebabkan munculnya berbagai macam permasalahan kesehatan, tak
hanya pada orang tua, namun pada anak-anak dan remaja. Banyaknya permasalahan kesehatan pada anak usia
sekolah diakibatkan kurangnya pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak. Oleh karena itu,
sekolah perlu menciptakan lingkungan bersih dan sehat yang diharapkan mampu membentuk siswa yang memiliki
derajat kesehatan yang lebih baik. Kajian kebijakan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksaan
sekolah sehat untuk mencetak generasi yang hebat, yaitu generasi yang cerdas, sehat dan berkualitas. Berdasarkan
hasil kajian diperoleh bahwa untuk menciptakan generasi tersebut, sekolah perlu melakukan pendidikan, pelayanan
dan pembinaan kesehatan guna mewujudkan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan
peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat terhadap seluruh civitas akademik serta
diikuti dengan perlombaan kelas sehat. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan memanfaatkan UKS dan
puskesmas yang ada di sekotar sekolah. Sementara, pembinaan lingkungan sekolah sehat dapat dilakukan dengan
menciptakan apotek hidup, pengelolaan sampah dan penyediaan jamban yang bersih dan sehat.

Kata Kunci: generasi hebat, kesehatan, PHBS, SMK

PENDAHULUAN Kesehatan Global WHO, lebih dari 1,7 juta anak-


anak dan remaja berusia 5-19 tahun meninggal
Latar Belakang
pada tahun 2016. Sebagian besar kematian ini
Gaya hidup masyarakat dunia, baik di negara industri terjadi karena penyebab yang bisa diobati atau
maupun di negara berkembang, berubah seiring dicegah seperti cedera jalan, tenggelam, melukai
dengan perkembangan zaman. Pada era globalisasi diri sendiri atau penyakit diare. Pada saat yang
seperti sekarang, masyarakat dituntut agar bergerak sama beban penyakit tidak menular (NCD), dan
lebih cepat dan praktis sehingga membuat orang risiko faktor, terus tumbuh dalam populasi ini.
lebih menyenangi gaya hidup yang serba instan.
Misalnya, prevalensi obesitas telah meningkat
Salah satu permasalahan yang timbul akibat
secara signifikan dari kurang dari 1% pada tahun
perubahan gaya hidup ini adalah munculnya berbagai
penyakit yang menyerang. Berdasarkan penelitian 1975 menjadi hampir 6% di antara semua anak
Wardle (1997), di antara sejumlah perilaku yang tidak perempuan (50 juta) dan 8% di antara semua
sehat, pola makan merupakan salah satu faktor anak laki-laki (74 juta) secara global pada tahun
utama tingginya angka kematian yang diakibatkan 2016. Selain itu, seperempat dari beban penyakit
oleh kanker dan jantung koroner. Hamburg dalam dapat dikaitkan dengan lingkungan risiko seperti
Bennet & Murphy (1997) juga mendukung penelitian polusi udara, air yang tidak aman, sanitasi,
tersebut dengan menyatakan bahwa 50% prematur di kebersihan yang tidak memadai, serta paparan
negara bagian barat pun disebabkan oleh faktor gaya bahan kimia.
hidup.
Banyaknya permasalahan kesehatan pada anak
Permasalahan kesehatan tidak hanya menyerang
usia sekolah diakibatkan kurangnya pembiasaan
para orang dewasa, anak -anak dan remaja pun tak
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
lepas dari perubahan tersebut. Menurut Perkiraan
anak. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar

1
Kepala Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud
2
Staf Subdit Program dan Evaluasi
2
WHITE PAPER

yang dilakukan pada tahun 2013, diperoleh Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah
bahwa perilaku yang kurang baik pada anak mempunyai peranan dan kedudukan strategis
sekolah yaitu sebanyak 66.9% kurang dalam upaya promosi kesehatan. Sekolah
melakukan aktivitas fisik, sebanyak 71.5% dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan
87.5% anak tidak menggosok gigi sebelum tidur alamiah seorang anak sebab di sekolah seorang
malam dan makan pagi, sebanyak 82.6% anak anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan
tidak cuci tangan dengan benar serta 32.8% termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di
anak memiliki perilaku BAB yang tidak benar. sekolah merupakan suatu upaya untuk
Menyikapi hal tersebut, sangatlah penting bagi menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas
anak melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
untuk meminimalkan penyakit yang mungkin masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama,
terjadi pada anak. Sekolah sebagai tempat yaitu penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,
belajar, tidak saja perlu mendukung pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan
berlangsungnya proses belajar dan mengajar upaya pendidikan yang berkesinambungan yang
yang baik, namun juga perlu menciptakan terangkum dalam trias UKS (Nugraheni, 2018).
lingkungan bersih dan sehat, yang diharapkan Promosi kesehatan di sekolah membantu
mampu membentuk siswa yang memiliki derajat meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan,
kesehatan yang lebih baik. Lingkungan sekolah keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga
sehat, tentu akan sangat mendukung proses belajar mengajar berlangsung lebih
pencapaian tujuan pendidikan Nasional yang produktif. Dengan mempromosikan perilaku
tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 sehat sejak dini melalui peraturan-peraturan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan yang diterapkan di sekolah, akan
Nasional, khususnya pasal 3. menguntungkan tidak hanya bagi anak-anak
sendiri tetapi juga bagi keluarga, teman sebaya
Data global tentang kematian dan morbiditas dan kelompok yang lebih luas. Selain itu, sekolah
anak-anak dan remaja mengungkapkan bahwa sebagai wadah berkumpulnya kelompok anak-
anak-anak dan remaja memiliki kebutuhan yang anak usia sekolah dianggap sebagai platform
signifikan untuk promosi kesehatan, yang strategis guna menyampaikan layanan
pencegahan dan layanan perawatan kesehatan. pencegahan dan perawatan kesehatan. Karena
Sekolah menempati kedudukan strategis dalam itu, sekolah dituntut untuk menyediakan cara
upaya promosi kesehatan karena sebagian besar yang efisien dan efektif untuk menciptakan
anak-anak usia 5-19 tahun mengenyam generasi Indonesia yang tidak hanya cerdas,
pendidikan dalam jangka waktu yang cukup tetapi juga sehat dan berkualitas.
lama (Kementerian Pendidikan Nasional RI,
2011). Dalam prosesnya, anak sekolah Salah satu unsur yang sangat penting dalam
kemungkinan besar akan terpapar dengan rangka mewujudkan sumber daya manusia yang
berbagai macam lingkungan di sekitarnya dan berkualitas adalah melalui Pendidikan. Melalui
pengaruh dari teman sebaya yang pendidikan, seseorang akan dapat
memungkinkan anak mengalami berbagai meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
macam penyakit (Zaviera, 2008). Anak-anak dan yang akan dapat digunakan untuk dapat
remaja terlalu sering terpapar risiko, yang berkonstribusi dalam pembangunan maupun ke
mungkin memiliki konsekuensi kesehatan yang dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat
parah selama masa dewasa. lainnya. Untuk dapat mencetak peserta didik
menjadi generasi yang cerdas, sehat dan
3
WHITE PAPER

berkualitas, maka perlu langkah-langkah yang seperti buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan
tepat diambil sejak awal perkembangan masa jurnal yang membahas tentang penciptaan
kanak-kanak dan berkelanjutan hingga masa lingkungan sehat disekolah.
remaja dan dewasa. Kajian kebijakan ini
memberikan panduan bagaimana sekolah dapat Metode Pengumpulan Data
turut serta berperan aktif untuk menanamkan
Kajian ini menggunakan metode studi pustaka
pola hidup yang sehat dengan diawali
dalam mengumpulkan data. Studi pustaka
pembelajaran lingkungan sekolah yang bersih
merupakan metode pengumpulan data dengan
dan juga sehat. Hasil kajian ini diharapkan
menghimpun informasi yang relevan terhadap
memberikan informasi tambahan kepada pihak
topik atau masalah yang menjadi obyek
yang terkait untuk menerapkan sekolah sehat
penelitian. Pencarian data dan informasi
untuk mewujudkan sumber daya yang hebat.
diperoleh melalui dokumen-dokumen, baik
Tujuan dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun
dokumen elektronik yang mendukung dalam
Tujuan kajian kebijakan ini adalah untuk proses penulisan.
memberikan gambaran mengenai pelaksaan
sekolah sehat untuk mencetak generasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
hebat. Informasi yang dihasilkan diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak Keadaan Sumber daya manusia Indonesia
yang terkait dalam proses pembuatan Berdasarkan survei penduduk antar sensus
rekomendasi terkait pelaksanaan SMK sehat, (Supas) yang dilakukan oleh Badan Pusat
SMK hebat. Statistika tahun 2015, jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2019 diproyeksikan akan
Manfaat mencapai 266,91 juta jiwa. Apabila dilihat
Kajian kebijakan ini dapat menjadi masukan bagi berdasarkan jenis kelamin, penduduk dengan
pemerintah dalam rangka mengambil kebijakan jenis kelamin lebih banyak dibandingkan dengan
terkait penciptaan lingkungan yang sehat dalam penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-
sekolah sebagi upaya untuk mencetak generasi laki mencapai 134 juta jiwa sementara jumlah
yang hebat. Untuk pembaca, kajian kebijakan ini penduduk perempuan sebesar 132,89 juta jiwa.
diharapkan dapat dipergunakan sebagai Yang menariknya, seperti yang tertera pada
referensi atau pembanding bagi kajian kebijakan Gambar 1, hampir 70% dari total populasi atau
berikutnya serta dapat memberikan landasan sekitar 183,66 juta penduduk Indonesia berada
untuk kajian kebijakan dan pengembangan ilmu pada usia produktif (15 hingga 64 tahun) dengan
pengetahuan. penduduk dengan kelompok umur 15 hingga 19
tahun memiliki jumlah penduduk tertinggi, yaitu
METODE lebih dari 22 juta jiwa. Di lain sisi, apabila
dikombinasikan dengan Data Pokok Pendidikan
Data
(Dapodik) di tahun yang sama, terdapat
Kajian kebijakan ini menggunakan hasil riset 4.034.496 siswa yang tersebar 14.157 di
kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan Indonesia. Artinya sebesar lebih kurang 18.34%
oleh Kementerian Kesehatan sebagai sumber penduduk yang berada pada kelompok usia
data utama. Selain itu, kajian ini juga mengambil tersebut memasuki SMK sebagai pendidikan
refernsi dari dokumen-dokumen yang terkait lanjutan menengah.
1
WHITE PAPER

Sumber: IMD World Competitiveness Yearbook, 2019

Gambar 1. Peringkat Daya Saing Dunia tahun 2019

Jumlah yang besar pada kelompok remaja remaja melalui program di sekolah
usia 15-19 tahun tentu akan menjadi merupakan salah satu kunci sukses
keuntungan apabila dimanfaatkan dengan keberhasilan program pemerintah.
maksimal. Menjadi pekerjaan rumah bagi
pemerintah untuk mengupayakan agar Dengan mempromosikan perilaku sehat
kelompok remaja terbesar ini menjadi sejak dini masa kanak-kanak melalui
sumber daya manusia yang berkualitas yang peraturan-peraturan yang diterapkan di
dapat membawa perubahan yang lebih baik sekolah, akan menguntungkan tidak hanya
untuk Indonesia kedepannya. Selain harus bagi anak-anak sendiri tetapi juga bagi
memastikan bahwa sumber daya yang ada, keluarga, teman sebaya dan kelompok yang
memperoleh pendidikan yang terbaik, lebih luas. Selain itu, sekolah sebagai wadah
pemerintah juga harus memastikan bahwa berkumpulnya kelompok anak-anak usia
sumber daya manusia, khususnya pada sekolah dianggap sebagai platform yang
kelompok remaja, memiliki kondisi fisik yang strategis guna menyampaikan layanan
sehat. Hal ini tak lain karena masa remaja pencegahan dan perawatan kesehatan.
merupakan salah satu periode yang Karena itu, sekolah dituntut untuk
menentukan pola pembentukan status menyediakan cara yang efisien dan efektif
kesehatan di masa dewasa. Perhatian pada untuk menciptakan generasi Indonesia yang
tidak hanya cerdas, tetapi juga sehat.
1
WHITE PAPER

pernah merokok 0.9

Konsumsi makanan asin 24.4

perilaku BAB tidak benar 32.8

konsumsi makanan manis 63.1

kurang aktifitas fisik 66.9

tidak menggosok gigi sebelum tidur malam 71.3

konsumsi makanan berpenyedap 75.7

tidak cuci tangan dengan benar 82.6

tidak menggosok gigi setelah makan pagi 87.5

Kurang konsumsi sayur dan buah 93.6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber: The Global Inovation Index (GII), 2019


Gambar 2. Faktor Risiko terhadap Kesehatan pada Pelajar SD/MI

Faktaya, situasi kesehatan anak usia sekolah membahayakan, tidak hanya bagi diri sendiri
belum sesuai dengan kondisi yang namun juga bagi orang sekitar. Perilaku-
diharapkan. Kondisi kesehatan anak usia perilaku yang beresiko ini tentu harus
sekolah sangat terkait dengan perilaku mendapat perhatian khusus, tidak hanya dari
konsumsi makanan dan perilaku hidup bersih orang tua, tapi juga dari pihak sekolah. Orang
dan sehat. Berdasarkan hasil Riset tua dan sekolah harus memastikan bahwa
Kesehatan Dasar Tahun 2013 untuk pelajar perilaku-perilaku beresiko ini dapat dicegah
Sekolah Dasar seperti pada Gambar 2, dan tidak berlanjut di masa yang akan
diperoleh bahwa terdapat beberapa perilaku datang. Oleh karena itu, sekolah dan orang
pada anak usia sekolah yang berisiko tuas harus bekerja sama untuk menciptakan
terhadap kesehatan. Perilaku tersebut antara lingkungan yang sehat demi terbentuknya
lain kurangnya aktivitas fisik (66,9%), tidak pelajar yang sehat guna menghasilkan
menggosok gigi sebelum tidur malam sumber daya manusia yang berkualitas,
(71.5%) dan makan pagi (87.5%), tidak cuci cerdass. yang tidak hanya cerdas namun
tangan dengan benar (82,6%), serta perilaku juga cerdas.
BAB yang tidak benar (32,8%). Selain itu,
sebagian anak usia sekolah lebih suka Kondisi kesehatan di sekolah
mengonsumsi makanan asin (24.4%), manis
(63,1%) dan makanan berpenyedap (75.5%) Kondisi kesehatan di sekolah pun dinilai
namun kurang mengonsumsi sayur dan buah masih memperihatinkan. Berdasarkan
(93.6%). Sebagian kecil dari pelajar (0.9%) Gambar 3, tercatat bahwa lebih dari 60%
juga pernah merokok, perilaku yang sekolah yang ada di Indonesia memiliki
permasalahan yang sama, yaitu tidak
2
WHITE PAPER

memiliki jamban yang layak, belum memiliki sumber air dalam jumlah yang cukup pun
UKS hingga kantin sekolah yang tidak terbilang besar, yaitu lebih kurang 30% dari
memenuhi standar laik higiene sanitasi total sekolah. Sementara, sekolah yang tidak
pangan. Di lain sisi, jumlah sekolah yang memiliki sarana cuci tangan pun cukup
tidak memiliki air layak atau tidak memiliki banyak , yaitu sebesar 35.19%.

68.35%
belum
memiliki
UKS

61% kantin 64% tidak


tidak memiliki
memenuhi jamban
standar Kondisi yang layak
Kesehatan
Sekolah

35.19%
tidak 30% tidak
memiliki memiliki air
sarana cuci layak
tangan

Sumber: Riskesdas (2013)

Gambar 3. Kondisi Kesehatan di Sekolah

Kondisi tersebut diperparah dengan status anak laki-laki usia 16 hingga 18 tahun yang
kesehatan anak usia sekolah menengah (16 menghadapi permasalahan kegemukan, 0.2%
hingga 18 tahun) yang juga cukup lebih sedikit dibandingkan dengan
memperihatinkan. Berdasarkan hasil riset kegemukan pada anak perempuan usia 16-18
kesehatan dasar tahun 2013 yang tertera tahun.
pada Gambar 4, prevalensi anak usia sekolah
30 26.3
(16-18 tahun) yang mengalami 25.9
25
permasalahan penyakit tidak menular seperti
pendek/stunting sangat tinggi. 26.3% anak 20

laki-laki sekolah usia 16-18 tahun mengalami 15 12.3


keadaan pendek, sementara 25.9% 10
5.2
perempuan usia 16 hingga 18 tahun pun juga 5 1.3 1.5
menghadapi masalah yang sama. Selain itu,
0
kelompok usia tersebut juga dihadapi dengan Gemuk Kurus Pendek/Stunting
permasalahan kesehatan terkait dengan Laki-laki (%) Perempuan (%)
berat badan. Sebesar 12.3% anak laki-laki
atau sekitar dua kali persentase perempuan Sumber: Riskesdas 2013. GSHS 2015
di kelompok usia tersebut memiliki berat
yang jauh dari ideal dan termasuk dalam Gambar 4. Status kesehatan anak sekolah
kategori kurus. Selain itu, terdapat juga 1.3% usia 16-18 tahun
3
WHITE PAPER

Sementara itu, berdasarkan hasil riset yaitu mencapai hingga 8%. Di lain sisi, untuk
kesehatan dasar yang dipublikasikan oleh penyakit tidak menular berupa hipertensi,
Kementerian Kesehatan pada tahun 2018 tingkat prevalensi untuk anak sekolah dan
seperti pada Gambar 5, terlihat bahwa lulusan SMK/sederajat terbilang cukup
prevalensi anak sekolah terkena penyakit tinggi. Sebanyak sekitar 26% anak usia
tidak menular seperti diabetes melitus, sekolah mengalami hipertensi, hampir dua
jantung, sendi, stroke dan ginjal kronis di kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan
bawah 2%. Namun untuk lulusan tingkat prevalensi yang dihadapi oleh anak
SMK/sederajat, prevalensi mengalami usia sekolah.
penyakit tidak menular tersebut cukup tinggi,

30
25.9
25

20
14.8
15

10 7.4
4.5
5 3.1
1.5 1.6 1.5 1.1 1.1
0.6 0.1
0
Jantung Diabetes Melitus Ginjal Kronis Sendi Stroke Hipertensi
Sekolah Tamat SMA/MA/sederajat

Sumber: Riskesdas (2018)


Gambar 5. Prevalensi anak usia sekolah dan lulusan SMA/MA/SMK sederajat mengalami
penyakit tidak menular

Pendidikan merupakan salah satu unsur mewujudkannya yaitu melalui konsep


yang sangat penting dalam rangka sekolah sehat.
mewujudkan sumber daya manusia yang
Konsep sekolah sehat telah diatur dalam
berkualitas. Melalui proses pendidikan
undang Undang- Undang No. 36 tahun 2009
seseorang akan dapat meningkatkan
pasal 79 tentang kesehatan yang
pengetahuan dan keterampilan yang dapat
menyatakan bahwa:
digunakan untuk berkontribusi dalam
pembangunan negara. Untuk dapat 1. Kesehatan sekolah diselenggarakan
mencetak peserta didik menjadi generasi untuk meningkatkan kemampuan hidup
yang tangguh serta berkualitas, tentu perlu sehat peserta didik dalam lingkungan
suatu konsep pendidikan yang berkualitas hidup sehat sehingga peserta didik dapat
pula. Salah satu unsur penting untuk dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
4
WHITE PAPER

harmonis dan setinggi-tingginya menjadi Sekolah sehat


sumber daya manusia yang berkualitas;
Definisi
2. Kesehatan sekolah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang
melalui sekolah formal dan informal baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika
melalui lembaga pendidikan lain. secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan
secara normal dan baik, sehingga memung-
Undang-undang tersebut lahir sebagai
kinkan sesuatu dapat produktif, baik secara
penjabaran dari Undang- Undang Dasar
sosial maupun ekonomis. Jika hal ini
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal
dikaitkan dengan lembaga pendidikan, maka
28B ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap
sekolah sehat dapat dimaknai sebagai
anak berhak atas kelangsungan hidup,
adalah lembaga pendidikan yang memiliki
tumbuh dan berkembang serta berhak atas
unsur-unsur yang baik (normal) secara
perlindungan dari kekerasan dan
lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani)
diskriminasi. Landasan hukum tersebut
(Ainamulya, 2016)
menerangkan dengan jelas bahwa sekolah
sangat berperan untuk turut serta dalam
Sekolah sehat secara prinsip merupakan
upaya pendidikan dan pembelajaran pada
sekolah yang memiliki lingkungan bersih,
generasi mendatang guna menciptakan pola
hijau, indah dan rindang, serta memiliki
hidup yang sehat. Oleh karena itu perlu
peserta didik yang sehat dan bugar dan
adanya suatu upaya untuk membentuk
senantiasa berperilaku hidup bersih dan
sekolah yang tidak hanya mementingkan
sehat. Sekolah sehat selalu membangun
pendidikan akademik, tetapi juga
kesehatan siswa baik jasmani maupun
menghidupkan lingkungan yang sehat agar
rohani, melalui pemahaman, kemampuan
tujuan membentuk sumber daya yang
dan tingkah laku, sehingga siswa bisa
berkualitas bisa terpenuhi. Pemberian
mengambil keputusan yang terbaik untuk
pengetahuan dan pembentukan kesadaran
kesehatan mereka secara mandiri. Sekolah
tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sehat mendorong siswanya untuk
dirasa sangat efektif ketika dilakukan pada
berprestasi secara maksimal dengan
siswa sejak dini. Dengan pendidikan
mengedepankan aspek kesehatan
tersebut diharapkan ketika berada di luar
(Kompasiana, 2019). Sementara menurut
lingkungan sekolah, siswa mampu menjadi
Departemen Kesehatan, sekolah sehat
agent untuk menerapkan dan
merupakan sekolah yang berupaya
mempromosikan hidup bersih dan sehat
menciptakan wilayah yang sehat dan aman
seperti saat di sekolahnya.
serta memberikan pendidikan keterampilan
atas dasar kesehatan, menyediakan akses
pelayanan kesehatan dan menerapkan
5
WHITE PAPER

kebijakan dan praktik promosi kesehatan 9. Memiliki toilet dan kamar mandi bersih
(Depkes, 2004) dengan rasio 1:40 untuk siswa laki-laki
dan 1:25 untuk siswa perempuan.
Indikator Sekolah Sehat 10. Menerapkan kawasan tanpa rokok di
lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah sehat adalah suatu
kondisi lingkungan sekolah yang dapat
Kesepuluh indikator tersebut masih harus
mendukung tumbuh kembang peserta didik
dilengkapi dengan adanya ruang Unit
secara optimal serta membentuk perilaku
Kesehatan Sekolah (UKS) dan program UKS.
hidup sehat dan terhindar dari pengaruh
negatif. Standar sekolah sehat menurut
Pentingnya Sekolah sehat untuk
Kementerian Kesehatan, yaitu :
Meningkatkan Prestasi Siswa
1. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75
m2/anak, selain untuk kenyamanan dan Prestasi belajar di sekolah tidak hanya
memberi ruang gerak yang cukup bagi dipengaruhi oleh bagaimana anak-anak giat
anak, kondisi kelas yang tidak padat juga belajar dan dapat memahami pelajaran di
memudahkan prosedur evakuasi saat sekolah, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi
keadaan darurat. lingkungan sekolah yang mendukung.
2. Tingkat kebisingan di lingkungan sekolah Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih
maksimal 45 desibel (setara dengan dapat mendukung tumbuh kembang anak
suara orang mengobrol dengan suara secara optimal. Anak-anak menjadi lebih
normal) karena kebisingan di atas 45 sehat dan dapat berpikir secara jernih,
desibel akan mengganggu konsentrasi sehingga dapat menjadi anak-anak yang
belajar. cerdas dan kelak menjadi sumber daya
3. Memiliki lapangan atau aula untuk manusia yang berkualitas.
olahraga.
4. Memiliki lingkungan sekolah yang bersih, Selain itu, menurut Dalyono (2005), keadaan
rindang dan nyaman sekolah tempat belajar dinilai sangat
5. Memiliki sumber air bersih yang mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.
memadai dan septictank dengan jarak Lingkungan yang sehat memberikan
minimal 10 meter dari sumber air bersih. kemudahan bagi para pelajar untuk berpikir
6. Ventilasi kelas yang memadai. dan berkreasi secara aktif dikarenakan
7. Pencahayaan kelas yang memadai lingkungan belajar yang bersih sangat
(harus cukup terang). mendukung timbulnya ketertiban dan
8. Memiliki kantin sekolah yang memenuhi kenyamanan pada saat proses belajar
syarat kesehatan mengajar berlangsung. Berbeda halnya
dengan pelajar yang memiliki sebuah
lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan
6
WHITE PAPER

menimbulkan kesan malas dan mengelola sampah menjadi pupuk tidak


membosankan sehingga tidak timbul rasa terpisahkan dalam upaya peningkatan
semangat pada proses belajar mengajar. perilaku hidup bersih dan sehat dala
lingkungan keluarga. Sebagai komponen
Pengembangan dan pelaksanaan konsep terkecil dalam masyarakat, perubahan yang
sekolah sehat juga akan dapat berdampak terjadi dalam keluarga tentu nantinya akan
pada tumbuhnya kesadaran dan kebiasaan berdampak pula pada masyarakat. Sehingga
seluruh komponen sekolah untuk peduli dan dapat dikatakan sekolah sehat dapat
cinta kebersihan dan kesehatan baik di mencetak siswa sehat, keluarga sehat hingga
lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat sehat.
tempat tinggal. Bila kesadaran tersebut
benar-benar dapat di wujudkan, maka Promosi Kesehatan di Sekolah
tentunya menjadi awal yang baik bagi
terwujudnya pendidikan yang berkualitas di Promosi kesehatan merupakan upaya
daerah tercinta (Nugraheni, 2018). Dilain sisi, mempengaruhi masyarakat agar
lingkungan sekolah yang kondusif juga menghentikan perilaku beresiko tinggi dan
sangat diperlukan agar tercipta proses menggantikannya dengan perilaku yang
pembelajaran yang bermutu sehingga proses aman atau paling tidak beresiko rendah
belajar mengajar tercapai sesuai dengan apa (Kholid, 2012). Sementara, menurut
yang diharapkan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(2004), promosi kesehatan adalah upaya
Sekolah yang berbudaya lingkungan juga untuk meningkatkan kemampuan
memiliki peran penting dalam menyumbang masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
perubahan yang terjadi dalam keluarga. untuk, dan bersama masyarakat, agar
Dengan adanya pemahaman yang mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
ditanamkan kepada para siswa mengenai mengembangkan kegiatan yang bersumber
kehidupan yang sehat, siswa akan lebih daya masyarakat, sesuai sosial budaya
menghargai air bersih, memahami setempat dan didukung oleh kebijakan publik
pentingnya penghijauan, memanfaatkan yang berwawasan kesehatan.
fasilitas sanitasi secara tepat serta
1
WHITE PAPER

WHO sebagai organisasi kesehatan dunia kesehatan di sekolah, yaitu : Education,


menetapkan dasar-dasar bagi promosi Environment, Everyone, Evidence.
kesehatan di sekolah, yaitu antara lain: 1. Education, artinya promosi kesehatan
1. Kebijakan kesehatan di sekolah – dalam sekolah melibatkan proses belajar
mengembangkan kebijakan untuk mengajar yang mendukung bagi promosi
perilaku sehat di sekolah kesehatan untuk semua civitas sekolah;
2. Menetapkan lingkungan yang aman, 2. Environment, artinya promosi kesehatan
sehat secara fisik dan sosial sekolah melibatkan semua aspek
3. Mengajarkan ketrampilan yang berkaitan lingkungan sekolah untuk menciptakan
dengan kesehatan lingkungan yang aman dan mendukung
4. Menyediakan makanan sehat bagi promosi kesehatan di sekolah.
Lingkungan sekolah tidak hanya
5. Adanya program promosi kesehatan
melibatkan lingkungan yang terdapat
untuk staff di sekolah
dalam sekolah (misal: kantin, ruang
6. Menyediakan program konseling sekolah
kelas) tapi juga melibatkan lingkungan
dan psikologi
luar sekolah, misal rumah;
7. Program pendidikan fisik / Olah Raga di
3. Everyone, artinya promosi kesehatan
sekolah
sekolah melibatkan seluruh anggota dari
sekolah (guru, siswa, penjual makanan di
Berdasarkan dasar-dasar tersebut, Physicial kantin sekolah) dan juga luar sekolah
and Health Education Canada (dalam Gleddie (orang tua, masyarakat sekitar sekolah)
et al., 2010) membuat program 4E sebagai
4. Evidence, artinya promosi kesehatan
pengelompokan dalam program promosi
sekolah terdiri dari konsep kolaboratif
2
WHITE PAPER

dalam mengidentifikasi tujuan, penciptaan sekolah sehat, antara lain yaitu


perencanaan tindakan dan memberikan pengetahuan praktis tentang
mengumpulkan semua informasi yang pembinaan lingkungan sekolah sehat,
dapat mendukung keefektifan program melakukan bimbingan, pemberian contoh,
promosi kesehatan. teladan, dorongan untuk hidup sehat, serta
melakukan pengamatan dan pengawasan
Unsur Yang Terlibat Dalam Pembentukan kepada siswa agar mau dan terampil
Sekolah Sehat menerapkan segala yang telah diberikan
kegiatan sehari-hari baik di sekolah, di rumah
Untuk membentuk lingkungan yang sehat di maupun di masyarakat. Sementara, pegawai
dalam sekolah, dibutuhkan peran dari semua sekolah yang merupakan warga sekolah
civitas akademika, mulai dari kepala sekolah, perlu ikut melaksanakan dan mengawasi
guru, siswa, penjaga sekolah hingga serta memelihara lingkungan sekolah sehat
masyarakat. Adapun tugas dari masing- terutama pada penyediaan fasilitas sarana
masing unsur tersebut adalah: prasarana yang mendukung terciptanya
sekolah sehat.
a) Kepala sekolah
c) Siswa
Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana
Sekolah Sehat di sekolah bertanggung jawab Siswa diharapkan ikut berperan serta secara
terhadap pelaksanaan lingkungan sekolah aktif dalam menjaga serta mengawasi
sehat di sekolahnya. Kepala sekolah sebagai kebersihan lingkungan sekolah masing-
pemimpin merupakan kunci keberhasilan masing. Kontribusi yang dapat dilakukan
dalam pelaksanaan sekolah sehat. Jika oleh siswa yaitu dengan menjaga kebersihan
kepala sekolah dapat mencontohkan dengan diri, kelas dan lingkungan. Siswa perlu
baik bagaimana penerapan hidup sehat di melakukan piket kelas minimal sekali dalam
lingkungan sekolah dan melaksanakan seminggu guna menjaga keamanan,
dengan tegas aturan terkait dengan ketertiban, kebersihan, keindahan dan
kebersihan sekolah, secara tak langsung kekeluargaan kelasnya masing-masing.
unsur-unsur di bawah sekolah akan juga Siswa juga dituntut untuk
tergerak mengikuti perilaku pemimpin. menjaga/memelihara lingkungan sehat di
lingkungan keluarga dan masyarakat,
b) Guru (Tenaga pendidik) dan Pegawai misalnya dengan menyampaikan pesan
sekolah (Tenaga kependidikan) tentang manfaat lingkungan yang sehat
kepada anggota keluarga yang lain, ikut kerja
Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan
bakti membersihkan lingkungan dan
sekolah sehat, guru mempunyai peranan
sebagainya. Kemudian peserta didik juga
penting seperti halnya kepala sekolah.
perlu membantu guru untuk mengawasi
Beberapa peranan guru terkait dengan
kawan-kawannya yang membuang sampah
3
WHITE PAPER

sembarangan. membersihkan ruangan atau membahayakan fisik maupun mental melalui


halaman dan sebagainya. pendidikan keterampilan hidup sehat
(PKHS). PKHS diharapkan dapat membentuk
e) Masyarakat peserta didik yang mempunyai pengetahuan
tentang isu kesehatan dan mampu
Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan
menciptakan nilai dan sikap yang positif
berperan serta untuk melaksanakan
terhadap prinsip hidup sehat.
pembinaan terutama dalam memelihara dan
menjaga lingkungan sekolah sehat. Komite
Pendidikan kesehatan dapat diberikan
sekolah sebagai wadah organisasi orang tua
melalui kegiatan kurikuler maupun kegiatan
siswa diharapkan mampu berperan serta
ekstra kurikuler. Melalui kegiatan kurikuler
secara aktif dalam melaksanakan pembinaan
sekolah dapat meningkatkan pemahaman
lingkungan sekolah sehat, terutama dalam
dan kemampuan siswa dalam kebutuhan
penyediaan dana dan fasilitas yang
hidup sehat dan memilih makanan bergizi
menunjang kegiatan.
melalui pendekatan edukasi gizi yang
inovatif dan interaktif. Pelaksanaan
Strategi Menciptakan Sekolah sehat
pendidikan kesehatan dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan,
Untuk mewujudkan gerakan sekolah sehat,
penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama
perlu segera melakukan langkah-langkah
melalui pemahaman konsep yang berkaitan
yang tepat, terencana, terintegrasi, dan
dengan:
berkesinambungan. Langkah-langkah ini
dibuat sebagai pedoman dalam memper- • Memahami pola makanan sehat;
mudah dan mempercepat terwujudnya • Memahami perlunya keseimbangan gizi;
sekolah yang ideal sebagaimana yang telah • Memahami berbagai penyakit menular
direncanakan. Tahapan yang perlu dilakukan seksual;
guna mewujudkan SMK SEHAT SMK HEBAT, • Memahami berbagai penyakit menular
antara lain melalui pendidikan kesehatan, yang bersumber dari lingkungan yang
pelayanan kesehatan dan pembinaan tidak sehat;
kesehatan sebagaimana terangkum dalam • Mengenal bahaya merokok bagi
Trias UKS. kesehatan;
• Mengenal bahaya minuman keras;
Pendidikan Kesehatan • Mengenal bahaya penyalahgunaan
narkoba;
Pendidikan kesehatan bertujuan agar peserta
Sementara, melalui kegiatan ekstrakurikuler,
didik memiliki pengetahuan tentang
sekolah dapat bekerja sama dengan
kesehatan, mengembangkan teknologi tepat
organisasi OSIS untuk mengadakan kegiatan
guna tentang kesehatan serta mampu
di luar jam pelajaran biasa (termasuk
bertahan hidup dari segala ancaman yang
4
WHITE PAPER

kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di Pelayanan Kesehatan


sekolah ataupun di luar sekolah dengan Pelayanan kesehatan merupakan suatu
tujuan untuk memperluas pengetahuan dan upaya untuk meningkatkan (promotif),
keterampilan siswa serta melengkapi upaya mencegah (preventif), mengobati (kuratif),
pembinaan kesiswaan. Dalam pelaksanaan dan memulihkan (rehabilitatif) yang dilaku-
program Sekolah Sehat, OSIS dapat kan kepada siswa dan lingkungannya.
mengamati adanya masalah yang berkaitan Terdapat beberapa tujuan dari pelayanan
dengan kesehatan, melaporkannya kepada kesehatan, yaitu antara lain:
guru pembina OSIS, agar bersama-sama
• Meningkatkan kemampuan dan
mencari cara penanggulangannya antara lain
keterampilan melakukan tindakan hidup
berupa kegiatan berdasarkan konsep 7K
sehat dalam rangka membentuk perilaku
(keamanan, kebersihan, ketertiban,
hidup sehat.
keindahan, kekeluargaan, kerindangan,
keselamatan). OSIS juga membuat • Meningkatkan daya tahan tubuh siswa
perlombaan kelas sehat yang bertujuan terhadap penyakit dan mencegah
untuk mewujudkan lingkungan yang nyaman terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
untuk ditempati dengan indikator lingkungan • Menghentikan proses penyakit dan
yang sehat, indah, dan bersih. Nantinya OSIS pencegahan komplikasi akibat penyakit,
dapat meminta guru maupun kepala sekolah kelainan, pengembalian fungsi dan
untuk menilai dan menjadi juri dalam lomba peningkatan kemampuan siswa yang
tersebut. Dengan adanya perlombaan ini, cedera/cacat agar dapat berfungsi secara
maka pelajar diharapkan akan berbondong- optimal.
bondong untuk bekerja sama meningkatkan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan tidak
kebersihan lingkungan, khususnya untuk
hanya dapat dilakukan di sekolah, tapi juga
daerah kelas masing-masing.
dapat dilakukan di puskesmas. Kedua tempat
ini, selain representatif, juga mudah
dijangkau oleh siapa saja dan di daerah mana
pun berada. Bagi daerah-daerah yang belum
memiliki Puskesmas, tempat pelayanan
kesehatan dapat dilakukan secara maksimal
di sekolah ataupun balai-balai pertemuan
warga.

Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Lingkungan sekolah sehat adalah suatu


kondisi lingkungan sekolah yang dapat
mendukung tumbuh kembang siswa secara
5
WHITE PAPER

optimal serta membentuk perilaku hidup tersebut. Mekanisme pelaksanaannya


sehat dan terhindar dari pengaruh negatif. kegiatan dapat dimulai kegiatan
Sementara pembinaan lingkungan sekolah memasuki tahun ajaran baru. Setiap siswa
sehat adalah usaha untuk menciptakan diwajibkan membawa satu bibit tanaman
kondisi lingkungan sekolah yang dapat sayuran dan atau tanaman obat yang
mendukung proses pendidikan sehingga kemudian ditanam bersama di
mencapai hasil yang optimal baik dari segi taman/kebun sekolah. Apabila lahan yang
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. dimiliki sekolah terbatas, sekolah dapat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat melakukan penanaman dengan
dilaksanakan dengan mengajak peserta didik memanfaatkan botol/kaleng plastik
untut turut berperan aktif menciptakan sebagai wadah tanaman. Sekolah juga
lingkungan sehat dengan cara: dapat mewajibkan kelas untuk
membentuk taman kelas, selain untuk
1. Menciptakan Apotek Hidup memperindah lingkungan, juga untuk
Membangun apotek hidup di sekolah menumbuhkan kesadaran sejak dini
dengan memanfaatkan halaman atau kepada para siswa untuk mencintai
lahan pekarangan yang kosong di lingkungan. Perawatan budidaya di
halaman sekolah untuk ditanami tanaman taman tersebut dapat dilakukan oleh
obat, sayuran, buah serta tanaman peserta didik secara berkelompok dan
pengusir nyamuk. Untuk menambah bergilir setiap minggunya. Perawatan
keindahan dan ilmu pengetahuan, perlu yang dilakukan antara lain meniram
juga ditambah label pada setiap tanaman, tanaman setiap hari dan memberi pupuk
baik nama latin, nama Indonesia, nama kompos pada tanaman.
daerah serta manfaat dari tanaman
1
WHITE PAPER

2. Pengelolaan Sampah ada yang membuang sampah tidak pada


Sampah merupakan material sisa yang tempatnya. Apabila teman tersebut tidak
tidak diinginkan setelah berakhirnya menghiraukan, maka kader tersebut
suatu proses dan merupakan media mencatat dan melaporkan kepada wali
tempat menumpuknya bakteri dan virus kelas yang bersangkutan.
penyebab penyakit. Sampah selain kotor
dan tidak sedap dipandang juga Sekolah juga perlu menggerakkan peserta
mengandung berbagai kuman penyakit. didik untuk menggunakan wadah/ tempat
Membiasakan diri untuk membuang makanan/ minuman yang tidak sekali
sampah pada tempat sampah yang pakai sehingga dapat mengurangi volume
tersedia akan sangat membantu peserta sampah plastik. Sekolah juga perlu
didik/guru/masyarakat sekolah terhindar membimbing kader kebersihan untuk
dari berbagai kuman penyakit. Membuang menggunakan dan memanfaatkan
sampah pada tempatnya merupakan kembali barang yang sudah tidak terpakai
perbuatan baik yang positif yang harus menjadi sesuatu yang baru. Dengan
dijadikan sebagai suatu kebiasaan sehari- mendaur ulang sampah organik menjadi
hari agar dapat menjadi nilai karakter kompos ataupun sampah anorganik
cinta lingkungan dan teladan bagi orang menjadi bahan baru yang bernilai
lain. ekonomis.

Sekolah perlu menyediakan tempat 3. Penyediaan Jamban yang Bersih dan


sampah yang terpilah antara sampah Sehat
organik, non-organik, dan sampah bahan Kebersihan jamban mutlak diperlukan
berbahaya di setiap sudut sekolah. untuk mencegah penularan bakteri dan
Peserta didik/guru/masyarakat sekolah virus penyebab penyakit di antara warga
diharuskan membuang sampah ke tempat sekolah yang menggunakannya. Syarat
sampah yang telah tersedia. Membuang jamban sehat menurut Depkes RI tahun
sampah pada tempatnya dilakukan setiap 2004 adalah:
hari dan perlu didukung dengan 1. Kotoran tidak mencemari permukaan
pengelolaan sampah melalui pelaksanaan tanah, air tanah, dan air permukaan,
kerja bakti bersama yang dilakukan 2. Jarak jamban dengan sumber air
minimal 1 kali seminggu. Pengelolaan bersih tidak kurang dari 10 meter,
sampah dapat dilakukan dengan 3. Konstruksi kuat,
membentuk kader kebersihan sekolah 4. Pencahayaan minimal 100 lux
serta dengan pembuatan jadwal (Kepmenkes No.519 tahun 2008),
pelaksanaan pengelolaan sampah. Kader 5. Tidak menjadi sarang serangga
kebersihan sekolah bertugas untuk 6. Dibersihkan minimal dua kali dalam
mengingatkan teman sebayanya apabila sebulan,
2
WHITE PAPER

7. Ventilasi 20% dari luas lantai, proses belajar dan mengajar yang baik,
8. Dilengkapi dinding dan atap namun juga diharapkan memiliki
pelindung, dinding kedap air dan lingkungan bersih dan sehat serta
berwarna terang, mampu membentuk siswa yang memiliki
9. Murah derajat kesehatan yang lebih baik.
10. Memiliki saluran dan pembuangan Lingkungan yang sehat dalam sekolah
akhir yang baik yaitu lubang selain tentu akan sangat mendukung
tertutup pencapaian terciptanya generasi yang
hebat yaitu generasi yang cerdas, sehat dan
Untuk mendukung terlaksananya sekolah
berkualitas. Penciptaan generasi hebat
sehat, sekolah perlu menyediakan jamban
tersebut tentu tidaklah mudah, perlu
yang memenuhi syarat kesehatan serta
langkah-langkah yang tepat yang diambil
memiliki sarana alat pembersih. Jamban
sejak awal perkembangan masa kanak-kanak
yang bersih dan tidak berbau selain
dan berkelanjutan hingga masa remaja dan
menunjukkan kebersihan juga membuat
dewasa dengan melibatkan sekolah, guru,
angka penularan bakteri dan kuman
siswa, dan orang tua/masyarakat. Beberapa
penyebab penyakit menjadi berkurang.
langkah yang dapat diambil untuk
Sekolah diharapkan menyediakan jamban
mewujudkan sekolah sehat yaitu melalui
yang memenuhi syarat kesehatan dalam
pendidikan, pelayanan dan pembinaan
jumlah yang cukup untuk seluruh peserta
kesehatan. Pendidikan kesehatan dilakukan
didik serta terpisah antara peserta didik laki-
dengan peningkatan pengetahuan,
laki dan perempuan.
keterampilan, penanaman kebiasaan hidup
sehat terhadap seluruh civitas akademik di
KESIMPULAN
sekolah dan dengan membuat perlombaan
Mens sana in corpore sano, didalam tubuh kelas sehat. Pelayanan kesehatan dapat
yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Untuk dilakukan dengan memanfaatkan UKS yang
mendapatkan tubuh yang sehat tentu perlu ada di sekolah. Sementara pembinaan
berada di lingkungan yang sehat pula. lingkungan sekolah sehat dapat dilakukan
Sekolah sebagai tempat belajar, tidak dengan menciptakan apotek hidup,
saja perlu mendukung berlangsungnya pengelolaan sampah dan penyediaan jamban
yang bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Ainamulya. 2016. Pengertian dan Standar Sekolah Sehat. Diakses pada


https://ainamulyana.blogspot.com/2016/03/pengertian-dan-standar-sekolah-sehat.html
Ainamulya. 2018. Langkah-langkah mewujudkan sekolah sehat. Diakses pada:
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/04/langkah-langkah-mewujudkan-sekolah.html
3
WHITE PAPER

Bennett P, Murphy S. 1997. Psychology and Health Promotion. Buckingham: Open University Press.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta
Departmen Kesehatan RI. 2004. Usaha Kesehatan Sekolah dalam Gambar. Jakarta: Depkes
Kementerian Pendidikan Nasional RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah, Jakarta.
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan . 2018 Hasil utama Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan kesehatan.
Kompasiana. 2019. Belajar sehat diawali dengan lingkungan bbersih di sekolah. Diakses pada:
https://www.kompasiana.com/eko67418/5c7f6853bde575052b2cb647/belajar-sehat-
diawali-dengan-lingkungan-bersih-di-sekolah?page=all
Ngopibareng. 2018. Sekolah bersih, sekolah sehat, sekolah prestasi. Diakses pada:
https://www.ngopibareng.id/smppgri626/article/-sekolah-bersih-sekolah-sekolah-sehat-
dan-sekolah-prestasi-1739634
Nugraheni H, Indarjo S, Suhat. 2018. Buku Ajar Promosi Kesehatan Berbasis Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish.
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28B ayat (2)
Undang- Undang No. 36 tahun 2009 pasal 79
Wardle JB. 1997. Healthy dietary practices among european students. American: Psychological
Association.
Zaviera F. 2008. Mengenali & Memahami Tumbuh Kembang Anak. Katahati. Yogyakarta

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai