Oleh:
Ni Putu Nita Aristania Dewi / EIP006
Universitas Udayana
Denpasar
2021
MONOLING (MONOPOLY AND STORY TELLING): MEDIA
EDUKASI BERBASIS METODE MONTESSORI UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
ANAK USIA SEKOLAH DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN
BARU
Ni Putu Nita Aristania Dewi
Masa adaptasi kebiasaan baru dikenal masyarakat luas dengan istilah new
normal. Masa adaptasi kebiasaan baru (new normal) merupakan sebuah tatanan
kehidupan baru yang memerlukan toleransi manusia untuk menjadikan
keberadaan Covid-19 sebagai bagian dari kehidupan (Waluyati, 2020). Sesuai
dengan namanya, kehidupan normal baru yang dimaksud tidaklah sama dengan
yang masyarakat jalani sebelum merebaknya penularan Covid-19. Pada masa ini,
masyarakat dapat bekerja, belajar, beraktivitas dengan tujuan agar aktivitas
masyarakat berlangsung secara produktif di masa pandemi (Kemenkes, 2020).
Namun, hal yang terpenting yang perlu diperhatikan adalah kedisiplinan untuk
hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat adalah kunci
kesuksesan menghadapi tatanan hidup baru ini. Berbagai kebiasaan lama yang
mampu meningkatkan penularan Covid-19 seperti rasa malas mencuci tangan,
bersalaman, mencium tangan, hingga berkerumun wajib dihindari.
Media didefinisikan sebagai pengantar atau alat bantu yang dapat berupa
kejadian atau manusia yang membentuk suatu keadaan yang membuat orang lain
mendapatkan ilmu pengetahuan maupun keterampilan (Prananta, Setyosari, dan
Santoso, 2020). Edukasi diartikan sebagai suatu proses belajar untuk memperoleh
pengetahuan (Anita Rahman, 2020). Untuk mencapai hasil yang diinginkan,
media edukasi perlu disesuaikan dengan sasaran dan tujuan. Sasaran dari media
edukasi Monoling adalah anak usia sekolah yang berusia 6-12 tahun. Pada usia
ini, anak memiliki karakteristik yang baik untuk memahami proses belajar melalui
permainan (Anggraheni, 2018). Mereka juga memiliki dorongan dan motivasi
untuk mengenal konsep dan komunikasi yang lebih luas. Anak dengan usia ini
juga dikatakan sebagai sasaran yang tepat dalam meningkatkan pengetahuan dan
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan terutama PHBS (Khamidah, 2011). Hal
ini berhubungan dengan pengaruh faktor psikologis anak usia sekolah.
Monopoli dimainkan oleh anak dan orang tua dengan posisi yang sama
sebagai peserta. Namun, orang tua tetap bertugas untuk membantu anak dalam
menjelaskan informasi dalam permainan ataupun saat anak mengalami kesulitan.
Orang tua dan anak memulai permainan dari dengan sebuah pion di kotak start
yang kemudian berjalan searah jarum jam sesuai dengan jumlah dadu yang
didapatkan. Setiap mendarat di kotak tertentu, pemain akan mendapatkan
informasi baru mengenai PHBS yang meliputi deskripsi, tujuan, dan cara
melakukan PHBS yang ada pada kotak. Pada permainan ini juga terdapat dua
jenis kartu, yaitu kartu dana umum dan kartu kesempatan. Dalam Monoling,
kedua kartu ini dimodifikasi menjadi kartu let’s do it dan kartu remember it. Kartu
let’s do it berisi perintah mengenai perilaku bersih dan sehat apa yang harus
dilakukan pemain yang mendapatkannya. Dalam hal ini, anak akan dibantu oleh
orang tua untuk melaksanakan perintah tersebut. Apabila orang tua yang
mendapatkan kartu ini, maka orang tua wajib mengikutsertakan anak dalam
praktik yang dilakukan. Kartu remember it berisi mengenai informasi sederhana
yang harus diingat oleh pemain yang mendapatkannya dan
mengkomunikasikannya dengan pemain lain. Dalam hal ini, anak juga akan
dibantu oleh orang tua.
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ni Putu Nita Aristania Dewi
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Program Studi Sarjana Kedokteran dan
Profesi Dokter
4. NIM 2002511138
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tabanan, 28 November 2001
6. E-mail nitaaristaniaaa@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081337570950
B. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1. Juara I Lomba Esai Universitas 2021
Galenica Competition Mahasaraswati
2021 Denpasar
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.