Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH DASAR

INPRES TALIKURAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA


Melita Amelia Lolowang*, Franckie R. R. Maramis*, Budi T. Ratag*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang diluncurkan dimana
bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat agar menjadi sehat. Dasar
penelitian PHBS Sekolah berada dalam 8 indikator penelitian yaitu : mencuci tangan dengan air
yang mengalir dan sabun, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur
dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar Inpres
Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan pada
bulan Maret – April 2017. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa IV, V dan VI
yang berjumlah 90 siswa. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu total populasi dan
jumlah sampelnya 90 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
pengetahuan baik (55.6%), Pelajar yang memiliki sikap baik (71.1%) dan siswa yang memiliki
perilaku baik (55.6%) di SD Inpres Talikuran. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa semua
siswa di Sekolah Dasar Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara memiliki pengetahuan,
sikap dan perilaku yang baik tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sekolah. Diharapkan
bahwa sekolah tetap terus mengajarkan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekolah
kepada seluruh siswa.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah

ABSTRACT
Healthy and Hygienic Life Behavior (HHLB) is a government program which aims to change
people's behavior is not healthy to be healthy. Basic research in the School HHLB eight indicators
of research are: wash hands with running water and soap, using latrines clean and healthy,
exercise regularly and measurable, eradicate mosquito larvae, do not smoke at school, weigh and
measure the height of each 6 months, dispose of garbage in its place. The purpose of this study
was to Description of School Healthy and Hygienic Life Behavior in Inpres elementary school
Talikuran in North Kawangkoan Subdistrict. This study is descriptive conducted in March-April
2017. Target population in this study were all students class IV, V and VI which amounts to 90
students. The sampling method used is the total population and the number of samples 90 students.
The result showed that students knowledge is good 55,6%, students attitude is good (71,1%) and
55,6% is good students practice in Inpres elementary school Talikuran. Conclusion from this
research is all the students in Inpres elementary school Talikuran in North Kawangkoan
Subdistrict have good knowledge, attitude and practice about school Healthy and Hygienic Life
Behavior. Expected, that the school continue to teach about the school Healthy and Hygienic Life
Behavior (HHLB) to all students.

Keywords: Knowledge, Attitude and School Healthy and Hygienic Life Behavior

1
PENDAHULUAN kesehatan, serta berperan aktif dalam
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat mewujudkan lingkungan sehat
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku (Kemenkes, 2014).
yang dipraktikan atas dasar kesadaran Sekolah sehat harus memiliki
sebagai hasil pembelajaran yang lingkungan yang mendukung
menjadikan seseorang atau keluarga pembelajaran. Program ini menekankan
yang dapat menolong diri sendiri di pada aspek lingkungan yang meliputi
bidang kesehatan dan berperan aktif lingkungan fisik dan non fisik. Aspek
dalam mewujudkan kesehatan lingkungan fisik menekankan pada
masyarakatnya. Perilaku Hidup Bersih fasilitas seperti konstruksi ruang dan
dan Sehat terbagi atas berbagai tatanan, bangunan; ventilasi dan intensitas
yaitu Tatanan Rumah Tangga, Institusi pencahayaan; kepadatan ruang kelas;
Pendidikan (Sekolah), Institusi jarak papan tulis dengan siswa; kualitas
Kesehatan, Tempat Kerja maupun dan kuantitas meja dan kursi siswa;
Tempat-tempat Umum (Kemenkes, ketersediaan toilet, tempat cuci tangan,
2014). dan air bersih; pengendalian kebisingan;
Pendidikan kesehatan diartikan tempat sampah; program pengelolaan
sebagai upaya dalam memberikan sampah; program pemberantasan bibit
bimbingan kepada peserta didik tentang penyakit; serta kantin sehat. Lingkungan
kesehatan secara menyeluruh baik non fisik meliputi perilaku sehingga
secara fisik, mental dan sosial melalui kriteria Sekolah sehat yang selanjutnya
kegiatan intrakurikuler dan adalah Sekolah memiliki program
ekstrakulikuler. Pembinaan lingkungan pembinaan dalam mendorong dan
Sekolah sehat memungkinkan siswa membiasakan siswa untuk berperilaku
dapat mencapai derajad kesehatan yang hidup bersih dan sehat, yang tentu saja
setinggi-tingginya untuk mencapai juga memberikan panutan kepada siswa
proses belajar yang maksimal (Kemendikbud, 2012).
(Kemendikbud, 2012). Perilaku Hidup Periku hidup bersih dan sehat
Bersih dan Sehat di Sekolah adalah (PHBS) untuk anak usia SD dimulai
sekumpulan perilaku yang dipraktikan dengan membentuk kebiasaan sikat gigi
oleh peserta didik, guru dan masyarakat dengan benar, mencuci tangan, serta
di lingkungan Sekolah atas dasar membersihkan kuku dan rambut. PHBS
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang sangat sederhana tersebut akan
sehingga secara mandiri mampu mengurangi risiko terkena penyakit.
mencegah penyakit, meningkatkan Penyakit yang akan muncul akibat

2
rendahnya PHBS antara lain cacingan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan
diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk tingkat sosial ekonomi, faktor
dan lain sebagainya yang pada akhirnya pemungkin mencakup: ketersediaan
mengakibatkan rendahnya derajat sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan Indonesia (Pramono M, kesehatan, faktor penguat mencakup:
2011). dukungan tokoh masyarakat dan tokoh
Upaya untuk memberikan agama, dan petugas kesehatan.
pengalaman belajar atau menciptakan Berdasarkan analisis kecenderungan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, secara merata nasional, terdapat
kelompok dan masyarakat, dengan peningkatan proporsi penduduk
membuka jalur komunikasi, berperilaku cuci tangan secara benar
memberikan informasi dan melakukan pada tahun 2013 (47,0%) dibandingkan
edukasi untuk meningkatkan tahun 2007 (23,2%). Demikian pula
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui dengan perilaku BAB benar terjadi
pendekatan pimpinan (advocacy), bina peningkatan dari 71,1% menjadi 82,6%.
suasana (social support) dan Peningkatan tertinggi proporsi penduduk
pemberdayaan masyarakat berperilaku cuci tangan benar terjadi di
(empowerment) (Gani, 2013). Bangka Belitung dengan besar kenaikan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, (20,6% pada tahun 2007 menjadi 55,6%
dan ini terjadi setelah seseorang pada 2013). Peningkatan terbesar
melakukan penginderaan terhadap suatu proporsi penduduk berperilaku BAB
objek tertentu. Penginderaan terjadi benar terjadi di Sumatera Barat sebesar
melalui pancaindera manusia yakni: 14,8% (Riskesdas, 2013).
indera penglihatan, pendengaran, Munculnya berbagai penyakit yang
penciuman, rasa, dan raba (Triwibowo sering menyerang anak usia sekolah
& Pusphandani, 2015). Sikap (usia 6-10), umumnya berkaitan dengan
merupakan reaksi atau respons Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
seseorang yang masih tertutup terhadap (PHBS), Anak sekolah merupakan
suatu stimulus atau objek. Menurut generasi penerus bangsa yang perlu di
Lawrence Green, dalam Notoatmodjo jaga, di tingkatkan dan dilindungi
(2010), dalam memberikan informasi kesehatannya. Jumlah anak usia sekolah
kesehatan terdapat beberapa faktor yang cukup besar yaitu 30% dari jumlah
utama dimana terdapat faktor penduduk di Indonesia oleh karena itu,
predisposisi yang mencakup: penanaman nilai-nilai PHBS disekolah
pengetahuan, sikap, tradisi, merupakan kebutuhan mutlak bagi anak

3
sekolah (Proverawati & Rahmawati, PHBS Sekolah, ini masih kurang karena
2012). ada beberapa hal yang belum tersedia,
Provinsi Sulawesi Utara termasuk seperti tempat cuci tangan, pembuangan
dalam 5 provinsi yang memiliki PHBS sampah, UKS yang tidak digunakan dan
yang baik yaitu sebesar 46,9% (Dinkes terkadang tidak ada air bersih pada
Sulut, 2012). Dalam UU Nomor 36 jamban, serta di Sekolah Dasar Inpres
Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, Talikuran Kecamatan Kawangkoan
ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” Utara ini juga belum pernah dilakukan
diselenggarakan untuk meningkatkan penelitian. Berdasarkan hal tersebut,
kemampuan hidup sehat peserta didik maka tujuan penelitian adah gambaran
dalam lingkungan hidup sehat sehingga tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan yang telah diterapkan oleh siswa di
berkembang secara harmonis dan Sekolah Dasar Inpres Talikuran
setinggi-tingginya sehingga diharapkan Kecamatan Kawangkoan Utara.
dapat menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas. METODE PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang Jenis penelitian ini adalah penelitian
dilakukan oleh Damarsari (2016), deskriptif dengan pendekatan cross
mengenai gambaran perilaku hidup sectional yang dilaksanakan di Sekolah
bersih dan sehat pada anak usia sekolah Dasar Inpres Talikuran Kecamatan
di SD Negeri Jambon Kulonprogo Kawangkoan Utara pada bulan Maret –
menunjukkan hasil bahwa perilaku April 2017.
membuang sampah sebanyak 18 siswa Populasi dan sampel adalah seluruh
(56,3%) dalam kategori baik, dan siswa kelas IV, V dan VI berjumlah 90
perilaku konsumsi jajan pada anak usia siswa. Variabel dalam penelitian ini
sekolah di SDN Jambon Kulonprogo ialah pengetahuan, sikap, dan perilaku
sebanyak 23 siswa (71,9%) berada pada hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar
kategori cukup. Inpres Talikuran Kecamatan
Berdasarkan hasil survei awal, Kawangkoan Utara, diukur
Sekolah Dasar Inpres Talikuran menggunakan kuesioner dan hanya
merupakan salah satu Sekolah di analisi univariat untuk mengetahui
Kecamatan Kawangkoan Utara. Sekolah gambaran tentang Perilaku Hidup Bersih
ini memiliki jumlah siswa kelas IV, V, dan Sehat yang telah diterapkan oleh
dan VI tahun ajaran 2016/2017 siswa di Sekolah Dasar Inpres Talikuran
sebanyak 92 siswa. Untuk mendukung

4
Kecamatan Kawangkoan Utara jenis kelamin laki-laki sebanyak 51
menggunakan program SPSS. siswa (56,7%) dan siswa dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 39 siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN (43,3%). Berdasarkan data ini dapat
Karakteristik Responden dilihat bahwa siswa dengan jenis
Responden pada penelitian ini adalah kelamin laki-laki merupakan siswa yang
pelajar di Sekolah Dasar Inpres terbanyak dalam penelitian ini.
Talikuran Kecamatan Kawangkoan
Utara. Jumlah siswa yang didapatkan Gambaran Pengetahuan Mengenai
oleh peneliti yaitu sebanyak 90 siswa. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Karakteristik responden dalam (PHBS) di SD Inpres Talikuran
penelitian ini dilihat dari distribusi kelas Tabel 1. Gambaran Pengetahuan
siswa yaitu siswa kelas IV sebanyak 33 Mengenai Perilaku Hidup
siswa (36,7%), siswa kelas V sebanyak Bersih dan Sehat (PHBS)
28 siswa (31,1%), dan siswa kelas IV pada Siswa di Sekolah Dasar
sebanyak 29 siswa (32,2%). Inpres Talikuran Kecamatan
Berdasarkan data ini dapat dilihat bahwa Kawangkoan Utara
siswa kelas V merupakan siswa yang Pengetahuan n %
terbanyak dalam penelitian ini. Baik 50 55,6
Cukup Baik 40 44,4
Distribusi siswa berdasarkan umur
Total 90 100,0
menunjukkan siswa yang berumur 8
tahun sebanyak 6 siswa (6,7%), siswa Pengetahuan adalah pengenalan,
berumur 9 tahun sebanyak 21 siswa kesadaran, dan pemahaman.
(23,3%), siswa berumur 10 tahun Pengetahuan dapat juga berarti segala
sebanyak 35 siswa (38,9%), siswa sesuatu yang telah diamati dan
berumur 11 tahun sebanyak 23 siswa dimengerti oleh pikiran; ilmu
(25,6%), siswa berumur 12 tahun pengetahuan; pengertian (Sasroasmoro
sebanyak 4 siswa (4,4%), dan siswa dalam Haniek 2011). Berdasarkan
umur 13 tahun sebanyak 1 siswa (1,1%). penelitian menunjukkan bahwa siswa
Berdasarkan data ini dapat dilihat bahwa yang memiliki pengetahuan baik
siswa berumur 11 tahun merupakan sebanyak 50 siswa (55,6%), dan siswa
siswa yang terbanyak dalam penelitian yang memiliki pengetahuan cukup baik
ini. sebanyak 40 siswa (44,4%) di Sekolah
Distribusi siswa berdasarkan jenis Dasar Inpres Talikuran Kecamatan
kelamin menunjukkan siswa dengan Kawangkoan Utara. Penelitian ini

5
sejalan dengan Koem (2015) mengenai bersih dan sehat (PHBS) di SDN 197
terhadap tingkat pengetahuan siswa Palembang Tahun 2014 menunjukan
kelas IV, V, dan VI terhadap perilaku responden yang memiliki pengetahuan
hidup bersih dan sehat yang menunjukan baik sebanyak 14 orang (35.9%) dan
bahwa terdapat 61 responden (54,5%) yang memiliki pengetahuan kurang baik
memiliki pengetahuan yang baik dan 51 sebanyak 25 orang (64.1%). Penelitian
responden (45,5%) memiliki yang lain juga dilakukan oleh Hadji
pengetahuan yang tidak baik. Hal ini (2016) terhadap perilaku hidup bersih
dikarenakan adanya penerapan sistem dan sehat (PHBS) pada pelajar di
promosi kesehatan di Sekolah. Sekolah Dasar Negeri Sapa Kecamatan
Penelitian Sulastri (2014) mengenai Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan menunjukan responden yang memiliki
Perilaku Anak Sekolah Tentang Hidup pengetahuan baik sebanyak 40 (58%)
Bersih Dan Sehat Di Sekolah Dasar dan responden yang memiliki
Negeri Wilayah Puskesmas Selemadeg pengetahuan kurang baik sebanyak 29
Timur II didapatkan hasil bahwa (42%). Hasil penelitian yang lain juga
gambaran tingkat pengetahuan yang dilakukan oleh Poluakan (2016)
dimiliki oleh anak Sekolah dasar tentang terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
hidup bersih dan sehat kategori baik (PHBS) Pada Pelajar SD GMIM 1
sebanyak 56,3% dan kategori buruk Tumpaan Kecamatan Tumpaan
sebanyak 43,7%. Hal ini sejalan dengan Kabupaten Minahasa Selatan
penellitian oleh Karaeng, dkk (2016) menunjukan responden yang memiliki
Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan pengetahuan baik sebanyak 52 (72,2%)
Sehat (PHBS) Pada Siswa Sekolah dan responden yang memiliki
Dasar Negeri Inpres Karatung pengetahuan kurang baik sebanyak 20
Kecamatan Manganitu Kabupaten (27.8%).
Sangihe menunjukan responden yang Berdasarkan permenkes tahun 2011
memiliki pengetahuan baik sebanyak 44 tentang pengertian PHBS di tatanan
responden (60,3%) dan yang memiliki institusi pendidikan yang tertuang dalam
pengetahuan tidak baik sebanyak 29 “peraturan menkes RI” no.
responden (39,7%). 2269/MENKES/PER/XI/2011 hasil
Hasil penelitian yang bertentangan diatas perlu dilakukan pemberdayaan
yang dilakukan oleh Mulyadi (2014) diSekolah dilakukan terhadap para
tentang Tingkat pengetahuan siswa siswa. Pemberdayaan di awali dengan
terhadap penerapan perilaku hidup memberdayakan pengorganisasian

6
masyarakat Sekolah / institusi Gambaran Sikap Mengenai Perilaku
pendidikan ini bertujuan untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SD
membentuk Tim Pelaksana UKS dan Inpres Talikuran
para pendidik di institusi pendidikan Tabel 2. Gambaran Sikap Mengenai
yang bersangkutan sebagai pengembang Perilaku Hidup Bersih dan
kapasitas pengelola. Pemberdayaan anak Sehat (PHBS) pada Siswa di
didik melalui pengorganisasian Sekolah Dasar Inpres
masyarakat di Sekolah dapat diserah Talikuran Kecamatan
terimakan kepada: a) pimpinan Sekolah; Kawangkoan Utara
b) komite atau dewan penyantun c) tim Sikap n %
pelaksana UKS; d) para pendidik guru; Baik 64 71,1
Kurang Baik 26 28,9
e) anak-anak didik yang di tunjuk
Total 90 100,0
sebagai kader. Pemberdayaan anak didik
di Sekolah dilakukan dalam berbagai
Sikap adalah suatu respons seseorang
kesempatan yaitu dalam proses balajar-
terhadap stimulus atau objek tertentu
mengajar, dan dalam kegiatan-kegiatan
yang melibatkan faktor pendapat dan
di luar proses belajar-mengajar (ekstra-
emosi yang bersangkutan (senang-tidak
kurikuler) yang berhubungan dengan
senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak
PHBS. Berdasarkan hasil penelitian
baik dan sebagainya). Berdasarkan
diatas maka peneliti berasumsi bahwa
penelitian yang dilakukan mengenai
untuk pengetahuan siswa-siswi tentang
gambaran sikap mengenai Perilaku
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SD
(PHBS) di SD Inpres Talikuran dapat
Inpres Talikuran menunjukkan bahwa
dikatakan baik sesuai dengan hasil
siswa yang memiliki sikap baik
penelitian.
sebanyak 64 siswa (71,1%) dan siswa
yang memiliki sikap kurang baik
sebanyak 26 siswa (28,9%). Hal ini
sejalan dengan penelitian Karaeng, dkk
(2016) tentang Gambaran Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada
Siswa Sekolah Dasar Negeri Inpres
Karatung Kecamatan Manganitu
Kabupaten Sangihe menunjukan siswa
yang memiliki sikap baik sebanyak 49
siswa (67,1%) dan yang memiliki sikap

7
yang kurang baik 24 siswa (32,9%). responden yang memiliki sikap baik
Sikap yang baik tentang PHBS pada sebanyak 55 (76,4%) dan responden
Siswa Sekolah Dasar Negeri Inpres yang memiliki sikap kurang baik
Karatung ini dipengaruhi oleh tingkat sebanyak 17 (23,6). Hasil penelitian
pengetahuan responden terhadap juga yang dilakukan oleh Hadji (2016)
manfaat dari PHBS tersebut dan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
kecenderungan untuk mendukung atau (PHBS) pada pelajar di Sekolah Dasar
mengikuti perilaku hidup bersih dan Negeri Sapa Kecamatan Tenga
sehat yang baik. Kabupaten Minahasa Selatan
Penelitian yang dilakukan oleh Janis menunjukan responden yang memiliki
(2014) terhadap sikap siswa kelas IV – sikap baik sebanyak 36 (52.2%) dan
VI tentang perilaku hidup bersih dan responden yang memiliki sikap kurang
sehat (PHBS) menunjukan 123 baik sebanyak 33 (47.8%).
responden (82%) memiliki sikap baik Berdasarkan Permenkes tahun 2011
dan 27 responden (18%) memiliki sikap tentang pengertian PHBS di tatanan
yang kurang baik. Sedangkan menurut institusi pendidikan yang tertuang dalam
penelitian Suhri (2014) tentang “Peraturan Menkes RI” no.
gambaran sikap tentang perilaku hidup 2269/MENKES/PER/XI/2011. Dalam
bersih dan sehat pada anak Sekolah rangka agar PHBS bisa dipraktikkan
dasar distribusi responden menurut sikap dengan baik oleh para anak didik maka
tentang perilaku hidup bersih dan sehat perlu di adakannya bina suasana. Bina
di Sekolah menunjukkan sebagian besar suasana di tatanan Sekolah perlu
responden memiliki sikap yang sedang dilakukan oleh kelompok yang memiliki
yaitu sebanyak 26 responden (46%). Hal peran sebagai panutan anak didik dalam
ini dipengaruhi oleh berbagai faktor mempraktikkan PHBS Sekolah antara
antara lain faktor internal berupa minat lain oleh para pendidik dan para kader
atau perhatian anak, serta faktor seperti dokter kecil. Bina suasana juga
eksternal yaitu keluarga, teman sebaya, dapat dilakukan dengan berbagai cara
sumber informasi dan media massa. antarar lalin pemanfaatan media-media
Hasil Penelitian yang lain dilakukan seperti pemasangan spanduk di halaman
oleh Poluakan (2016) terhadap perilaku Sekolah, pemuatan berita di majalah
hidup bersih dan sehat (PHBS) Pada dinding atau majalah Sekolah,
Pelajar SD GMIM 1 Tumpaan melakukan diskusi, mengundang pakar
Kecamatan Tumpaan Kabupaten kesehatan, dan pemanfaatan halaman
Minahasa Selatan menunjukan Sekolah untuk taman obat dan lain-lain.

8
Gambaran Perilaku Hidup Bersih Sangihe menunjukan siswa yang
dan Sehat (PHBS) di SD Inpres memiliki tindakan yang baik sebanyak
Talikuran 54 siswa (74,0%) dan yang memiliki
Tabel 3. Gambaran Perilaku Hidup tindakan yang kurang baik sebanyak 19
Bersih dan Sehat (PHBS) siswa (26,0%).
pada Siswa di Sekolah Dasar Sulastri (2014) dalam penelitiannya
Inpres Talikuran Kecamatan didapatkan perilaku yang dimiliki oleh
Kawangkoan Utara anak Sekolah dasar tentang hidup bersih
Perilaku Hidup n % dan sehat di Sekolah didapatkan hasil
Bersih dan Sehat bahwa kategori baik sebanyak 42,2%
(PHBS)
Baik 50 55,6 dan kategori buruk sebanyak 57,8%.
Cukup Baik 40 44,4 Jadi, ada hubungan antara tingkat
Total 90 100,0
pengetahuan dengan perilaku anak
Sekolah tentang hidup bersih dan sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Sekolah. Hasil penelitian yang
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku
dilakukan oleh Hadji (2016) terhadap
yang dipraktekan atas dasar kesadaran
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
sebagai hasil pembelajaran, yang
pada pelajar di Sekolah Dasar Negeri
menjadikan seseorang keluarga
Sapa Kecamatan Tenga Kabupaten
kelompok atau masyarakat mampu
Minahasa Selatan menunjukan
menolong dirinya sendiri (mandiri) di
responden yang memiliki tindakan baik
bidang kesehatan dan berperan aktif
sebanyak 43 (62.3%) dan responden
dalam mewujudkan kesehatan
yang memiliki tindakan kurang baik
masyarakat (Kemenkes R1, 2015).
sebanyak 26 (37.7%). Penelitian yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dilakukan oleh Poluakan (2016)
mengenai gambaran Perilaku Hidup
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
Bersih dan Sehat (PHBS) di SD Inpres
(PHBS) Pada Pelajar SD GMIM 1
Talikuran menunjukkan bahwa baik
Tumpaan Kecamatan Tumpaan
sebanyak 50 siswa (55,6%) dan siswa
Kabupaten Minahasa Selatan
yang cukup baik sebanyak 40 siswa
menunjukan responden yang memiliki
(44,4%). Hal ini sejalan dengan yang
tindakan baik sebanyak 47 (65.3%) dan
dilakukan Karaeng, dkk (2016) dalam
responden yang memiliki tindakan
penelitiannya Gambaran Perilaku Hidup
kurang baik sebanyak 25 (34.7%).
Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa
Berdasarkan Permenkes tahun 2011
Sekolah Dasar Negeri Inpres Karatung
tentang pengertian PHBS di tatanan
Kecamatan Manganitu Kabupaten

9
institusi pendidikan yang tertuang dalam sikap baik sebanyak 64 siswa
“Peraturan Menkes RI” no. (71,1%) dan responden yang
2269/MENKES/PER/XI/2011 hasil memiliki sikap tidak baik sebanyak
diatas perlu dilakukan advokasi oleh 26 siswa (28,9%)
para fasilitator dari 3. Tindakan tentang Perilaku Hidup
kabupaten/kota/provinsi. Para fasilitator Bersih dan Sehat (PHBS) di SD
dari kabupaten/kota/provinsi tersebut Inpres Talikuran menunjukkan yang
memberikan advokasi kepada pimpinan menjawab baik sebanyak 50 siswa
Sekolah, para pendidik, dan pengurus (55,6%) dan cukup baik sebanyak
organisasi agar kelompok tersebut 40 siswa (44,4%).
berperan serta dalam kegiatan
pembinaan PHBS di institusi SARAN
pendidikan, selanjutnya pimpinan 1. Perlunya pihak Sekolah dapat
Sekolah memberikan dukungan menambahkan kegiatan-kegiatan
kebijakan/peraturan agar PHBS di ekstrakurikuler dan penyuluhan-
Sekolah dapat dipraktikkan, kemudian penyuluhan mengenai PHBS agar
pimpinan Sekolah menyediakan sarana dapat meningkatkan derajat
agar PHBS di Sekolah dapat kesehatan pada pelajar dan
dipraktikkandan para penyandang dana kreaktivitas siswa dalam kehidupan
seperti pengusaha (pihak swasta) agar sehari-hari.
bersedia membantu upaya pembinaan 2. Perlunya pihak Sekolah dapat
PHBS di Sekolah. melakukan program UKS dan dapat
menyediakan fasilitas sarana dan
KESIMPULAN prasarana.
1. Pengetahuan siswa di SD Inpres 3. Perlunya para siswa agar lebih dapat
Talikuran menunjukkan bahwa meningkatkan kemauan, kesadaran,
pengetahuan Baik sebanyak 50 dan kemampuan untuk hidup sehat
siswa (55,6%), dan responden yang sehingga PHBS dapat di tingkatkan.
memiliki pengetahuan Tidak baik
sebanyak 40 siswa (44,4%) tentang DAFTAR PUSTAKA
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Damarsari, R. 2016. Gambaran Perilaku
(PHBS) Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak
2. Sikap siswa di SD Inpres Talikuran Usia Sekolah di SD Negeri Jambon
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Kulonprogo. Sekolah Tinggi Ilmu
Sehat (PHBS) menunjukkan bahwa Kesehatan.

10
Gani, H. 2013. Perilaku Hidup Bersih Kemendikbud. 2012. Pedoman
dan Sehat (PHBS) pada Masyarakat Pelaksanaan UKS di Sekolah.
Using di Kabupaten Bayuwangi. Jakarta: Kemendikbud
Jurnal IKESMAS, Vol 9. No 2. Kementrian Kesehatan RI. 2015.
2013. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Hadji, A. P. 2016. Hubungan Antara Bersih dan Sehat. (online)
Pengetahuan Dansikap http://www.promkes.depkes.go.id/dl
Denganperilaku Hidup Bersih dan /pedoman_umum_PHBS.pdf
Sehat (Phbs) Pada Pelajar sekolah Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil
Dasar Negeri Sapa Kecamatan Kesehatan Indonesia 2014.
Tenga Kabupaten Minahasa Selatan. Kementrian Kesehatan RI. 2011.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Panduan Pembinaan dan Penilaian
Universitas Sam Ratulangi Manado. Hidup Bersih dan Sehat.
Haniek, H. 2011. Hubungan Antara Mulyadi. 2015. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dan Sikap dengan Siswa Terhadap Penerapan Perilaku
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di
Pada Ibu Rumah Tangga Di SDN 197 Palembang. Jurnal
Kecamatan Lubuk Sikaping Tahun Kesehatan Bina Husada Vol.10
2011 (Online) No.4.
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_di Poluakan, E. F. 2016. Hubungan Antara
gital/HILYA%20HANIEK.pdf Pengetahuan dan Sikap Dengan
Janis, C. 2014. Gambaran Perilaku Tindakanperilaku Hidup Bersih dan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sehat Pada Pelajar SD GMIM 1
Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Tumpaan Kecamatan Tumpaan
30 Manado. Skripsi FKM Kabupaten Minahasa Selatan.
UNSRAT: Manado Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Karaeng, V. D. 2016. Gambaran Universitas Sam Ratulangai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Manado.
(PHBS) Pada Siswa Sekolah Dasar Pramono, M. 2011. Peningkatan
Negeri Inpres Karatung Kecamatan Pengetahuan tentang PHBS dan
Manganitu Kabupaten Sangihe. Penyakit Menular Melalui Teknik
Fakultas Kesehatan Masyarakat KIE Berupa Permainan Elektronik.
Universitas Sam Ratulangi Jurnal Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan Vol-14, No.4: 311-319

11
Proverawati, A dan Rahmawati, E.
2011. PHBS Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Suhri, M. 2014. Gambaran Sikap
Tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Pada Anak Sekolah Dasar
Negeri Di Desa Gonilan Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Universitas Muhammadiyah:
Surakarta.
(http://eprints.ums.ac.id/28617/.
diakses 22 mei 2016).
Sulastri, K. 2014. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Perilaku Anak
Sekolah Tentang Hidup Bersih dan
Sehat Di Sekolah Dasar Negeri
Wilayah Puskesmas Selemadeg
Timur II. Jurnal Kesehatan
Lingkungan – Poltekes Denpasar
Vol. 4 no 1, Mei 2014 : 99 – 106.
(http://scholar.google.co.id/poltekke
s-denpasar.ac.id. diakses 25 mei
2016).
Tribowo, C dan M. Pusphandani. 2015.
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai