Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan

Vol 5, No.2. 2020


ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA


ANAK USIA SEKOLAH

Ni Made Dwipayanti 1a*, Ns. Ni Made Nopita Wati2, Ns. Ni Luh Putu Thrisna Dewi3

S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali

Email :
1 dwipayanti89@gmail.com, 2 ners.pita@gmail.com, 3 dewi_bonita@ymail.com

ABSTRAK

Anak usia sekolah yang lebih sering menatap layar gadget akan berisiko mengalami miopia
dikarenakan gaya hidup yang buruk dalam menggunakan gadget yang tidak memperhatikan durasi dan
frekuensi ketika menggunakan gadget. Penggunaan gadget yang tidak memperhatikan durasi dan frekuensi
saat menggunakannya dan kurangnya pengawasan dari orang tua akan semakin meningkatnya
penggunaan gadget dengan intensitas tinggi terhadap kejadian miopia. Tujuan : Untuk menganalisa
hubungan penggunaan gadget terhadap kejadian miopia pada anak usia sekolah kelas V dan VI di SD
Negeri 5 Penatih. Metode : Menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross
sectional yang dilakukan terhadap 64 sampel yang menggunakan teknik sampling yaitu non probability
sampling dengan teknik purposive sampling. Hasil : Hasil uji koefisien kontingensi didapatkan hasil p=0,000
(<0,05) dengan nilai koefisien kolerasi = 0,631 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara
penggunaan gadget terhadap kejadian miopia pada anak usia sekolah kelas V dan VI di SD Negeri 5
Penatih. Kesimpulan : Kejadian miopia pada anak usia sekolah tergantung pada penggunaan gadget yang
tidak memperhatikan durasi dan frekuensinya, upaya yang harus dilakukan seharusnya dengan
memberikan pengawasan dan membatasi anak dalam menggunakan gadget sehingga durasi dan frekuensi
anak dalam menggunakan gadget tidak berlebihan.

Kata Kunci : Penggunaan gadget, kejadian miopia, anak usia sekolah

PENDAHULUAN berupa gangguan refraksi, dimana saat


Anak usia sekolah merupakan melihat objek dekat individu dapat melihat
anak yang sudah mulai bersekolah yaitu dengan jelas, tetapi saat melihat objek
umur 6-12 tahun (Muntafiah et al., 2018). yang jauh tampak kabur (Musiana,
Periode anak usia sekolah terdapat Nurhayati and Sunarsih, 2019).
banyak permasalah kesehatan yang Prevalensi miopia semakin
sangat menentukan kualitas anak meningkat, dari tahun ke tahun, sebanyak
dikemudian hari. Masalah kesehatan 1,6 miliar penderita miopia dan diprediksi
yang sering terjadi pada anak usia akan meningkat jumlahnya hingga 2,5
sekolah seperti kurangnya pelaksanaan miliar pada tahun 2020. Prevalensi miopia
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada orang dewasa di Amerika sekitar 20-
misalnya seperti cara menggosok gigi 50%, dan di negara Asia 85-90%.
yang tidak benar, cara mencuci tangan Prevalensi miopia pada anak-anak di
yang tidak benar, terdapatnya karies gigi, negara barat kurang dari 5%, sedangkan
kecacingan, masalah gizi, dan kelainan anak-anak di Asia lebih tinggi
refraksi/ gangguan ketajaman penglihatan prevalensinya sekitar 29% (Musiana,
(Depkes, 2018). Nurhayati and Sunarsih, 2019). Data dari
Miopia atau yang lebih sering Dinas Kesehatan Provinsi Bali dari bulan
disebut dengan istilah rabun jauh januari – juni tahun 2019 kejadian miopia
merupakan kondisi gangguan penglihatan dari usia 1-19 tahun terdapat 254 kasus.
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Data dari Dinas Kota Denpasar tahun dilakukan saat membaca buku dan
2018 gangguan miopia merupakan menggunakan perangkat elektronik
masalah utama dengan kasus 3.579 seperti menonton televisi dan
kasus dan kejadian miopia dari usia 1-19 menggunakan gadget (Novema, 2019).
tahun 2.323 kasus dan pada bulan januari Hal ini sejalan dengan penelitian yang
– juli tahun 2019 di lima puskesmas dilakukan Cecep dan Rina (2015)
menyatakan bahwa kasus miopia dari menyatakan bahwa anak yang memiliki
usia 1-19 tahun terdapat 153 kasus. gaya hidup yang buruk memiliki peluang
Angka kejadian miopia tertinggi pada sebanyak 14 kali berisiko mengalami
bulan januari – juli 2019 di Dinas miopia. Kategori Gaya hidup dalam
Kesehatan Kota Denpasar berada di penelitian ini meliputi perilaku menonton
puskesmas II Denpasar Timur dengan 79 televisi dan perilaku penggunaan gadget
kasus, puskesmas I Denpasar Timur (Mardiana et al., 2019).
dengan jumlah 63 kasus dan terendah Gadget merupakan perangkat
berada di puskesmas III Denpasar elektronik yang memiliki fungsi khusus
Selatan (Dinas Kesehatan Kota untuk mengunduh informasi-informasi
Denpasar, 2019). Menurut data dari terbaru dengan berbagai teknologi
Puskesmas II Denpasar Timur angka maupun fitur terbaru, sehingga membuat
kejadian miopia tertinggi berada di SD hidup manusia menjadi praktis (Mardiana
Negeri 5 Penatih dengan jumlah 20 kasus et al., 2019). Penggunaan gadget lebih
, tertinggi kedua berada di SD 5 Saraswati dari 2 jam memberikan kerentanan
dengan jumlah 13 kasus dan tertinggi mengalami computer vasion syndrome
ketiga berada di SD Negeri 1 Penatih (CVS) (Panambuhan, Rumampuk and
dengan jumlah 7 kasus. Moningka, 2019). Anak yang tidak
Miopia pada anak – anak paling memperhatikan durasi dan frekuensi
banyak diderita oleh anak berusia 11 penggunaan gadget akan berdampak
tahun, yaitu sebesar 47,5%. Pada usia 12 mengakibatkan mata kering, iritasi mata
tahun ditemukan sebesar 38,6%, pada dan sulit untuk fokus sementara waktu
usia 10 tahun sebesar 15,9% dan pada (Novema, 2019). Penelitian yang
usia 13 tahun sebesar 2,3%. Anak berusia dilakukan Wea,2018 menyatakan bahwa
11 tahun hampir 15 kali beresiko lebih durasi dan frekuensi penggunaan gadget
besar untuk menderita miopia menjadi faktor utama penyebab terjadinya
dibandingkan dengan anak berusia miopia yang dimana disertai dengan
dibawah 7 tahun (Tobing, Sayuti and gejala sering mengeluh sakit kepala,
Afdal, 2017).Pada penelitian Fachrian penglihatan kabur, dan sering memiliki
didapatkan angka gangguan tajam kebiasaan menyipitkan mata.
penglihatan yang cukup tinggi terjadi pada Upaya peningkatan kesehatan
siswa kelas V dan VI sekolah dasar(SD) mata sangatlah penting khususnya bagi
“X” Jatinegara Jakarta Timur, yaitu anak usia sekolah. Hal ini dapat dilakukan
sebesar 51,9% (Bebasari, 2015). Pada melalui banyak cara, salah satunya yaitu
anak usia sekolah miopia bisa muncul 60 menerapkan eye exercise yaitu dengan
% sehingga sering kali disebut sebagai memperhatikan teknik 20/20 yang artinya
school myopia (Muntafiah et al., 2018). dengan meluangkan waktu 20 detik untuk
Faktor resiko yang mempengaruhi melihat benda-benda sejauh 20 meter
terjadinya miopia antara lain adalah faktor setiap 20 menit saat menggunakan
genetik dan keturunan. Selain itu gadget (Wea, Batubara and Yudowaluyo,
disebutkan pula bahwa miopia 2018). Cara lain yang bisa dilakukan
disebabkan oleh kebiasaan melihat dalam adalah mendeteksi sedini mungkin faktor
jarak dekat (Saiful Basri, 2014). penyebab ataupun pencetus yang
Kebiasaan melihat dekat biasanya dominan mengakibatkan kejadian miopia,
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

untuk mendapatkan intervensi yang tepat sectional dengan teknik sampel Non
(Vita and Kurniawati, 2017). Probability Sampling yaitu dengan
Berdasarkan hasil studi metode Purposive Sampling dengan
pendahuluan, yang peneliti lakukan pada tujuan untuk mengetahui apakah adanya
tanggal 08 Januari 2020 di SD Negeri 5 hubungan penggunaan gadget terhadap
Penatih di peroleh hasil wawancara kejadian miopia pada anak usia sekolah
dengan Kepala Sekolah SD Negeri 5 kelas V dan VI di SD Negeri 5 Penatih.
Penatih dengan jumlah siswa kelas V
danVI adalah berjumlah 76 siswa terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa 76 siswa yang menggunakan Hasil Analisa Univariat
gadget, pada kelas V sebanyak 36 siswa, Tabel 4.1 Karakteristik Responden
pada kelas VI sebanyak 40 siswa dan Berdasarkan Usia Anak Kelas V dan VI di
SD Negeri 5 Penatih
Kepala Sekolah SD Negeri 5 Penatih juga
mengatakan bahwa terdapat 20 siswa
Presentase
yang mengalami gangguan kelainan Usia Frekuensi
%
refraksi yaitu miopia. Hal tersebut ditandai 10 tahun 4 6,3%
dengan anak menggunakan kacamata 11 tahun 27 42,2%
dan salah satu anak terdapat mata merah. 12 tahun 30 46,9 %
Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 13 tahun 3 4,7%
siswa dengan menggunakan kacamata, Total 64 100%
mata merah dan penggunaan gadget di
SD Negeri 5 Penatih, terdapat bahwa Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh data dari
anak sering mengalami gejala seperti 64 responden dengan klasifikasi usia
sakit kepala, mata sering keluar air, sering anak kelas V dan VI di SD Negeri 5
menyipitkan mata, mata merah, Penatih mayoritas adalah usia 12 tahun
pandangan kabur dan terdapat 5 siswa sebanyak 30 orang (46,9%).
mengatakan bahwa siswa tersebut
menggunakan gadget sampai 10 jam Tabel 4.2 Karakteristik Responden
sehari. Sedangkan 15 siswa lainnya Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
menggunakan gadget selama 1 sampai 5 Kelas V dan VI di SD Negeri 5 Penatih
jam sehari. Siswa mengatakan
menggunakan gadget untuk bermain Jenis Presentase
Frekuensi
game, menonton video di youtobe dan Kelamin %
mencari tugas – tugas sekolah. Laki-laki 22 34,4%
Berdasarkan masalah diatas, Perempuan 42 65,5%
adanya prevalensi angka kejadian miopia Total 64 100%
yang senantiasa meningkat setiap
tahunnya pada anak usia sekolah, dan Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh data dari
perkembangan zaman yang membuat 64 responden dengan klasifikasi jenis
anak menjadi ketergantungan dalam kelamin anak kelas V dan VI di SD Negeri
penggunaan gadget mendasari peneliti 5 Penatih mayoritas adalah perempuan
tertarik mengambil judul “hubungan sebanyak 42 orang (65,5%).
penggunaan gadget terhadap kejadian
miopia pada anak usia sekolah kelas V
dan VI di SD Negeri 5 Penatih”.

METODE
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan jenis penelitian deskriptif
korelasional dengan pendekatan cross
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Tabel 4.3 Karakteristik Responden bekerja swasta sebanyak 59 orang


Berdasarkan Kelas Anak Kelas V dan (92,2%).
VI di SD Negeri 5 Penatih
Tabel 4.6 Karakteristik Responden
Presentase Berdasarkan Orang Tua Anak Kelas V
Kelas Frekuensi
% dan VI Yang Menggunakan Kacamata
5 30 46,9% di SD Negeri 5 Penatih
6 34 53,1%
Total 64 100% Presentase
Kacamata Frekuensi
Berdasarkan tabel 4.3, diperoleh data dari %
64 responden dengan klasifikasi Ya 10 15,6%
berdasarkan kelas anak kelas V dan VI di Tidak 54 84,4%
SD Negeri 5 Penatih mayoritas adalah Total 64 100%
kelas 6 sebanyak 34 orang (53,1%).
Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh data dari
Tabel 4.4 Karakteristik Responden 64 responden dengan klasifikasi orang tua
Berdasarkan Pendidikan Orang Tua anak kelas V dan VI yang menggunakan
Anak Kelas V dan VI di SD Negeri 5 kacamata di SD Negeri 5 Penatih
Penatih mayoritas adalah orang tua anak tidak
menggunakan kacamata sebanyak 54
Presentase orang (84,4%).
Pendidikan Frekuensi
%
SD 5 7,8% Tabel 4.7 Hasil Identifikasi Penggunaan
SMP 7 10,9% Gadget Pada Anak Usia Sekolah Kelas
SMA 33 51,6 % V dan VI di SD Negeri 5 Penatih
D1 4 6,3%
S1 13 20,3% Pengguna Presentase
S2 2 3,1% Frekuensi
an Gagdet %
Total 64 100% Rendah 0 0%
Sedang 24 37,5%
Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh data dari Tinggi 40 62,5%
64 responden dengan klasifikasi Total 64 100%
pendidikan orang tua anak kelas V dan VI
di SD Negeri 5 Penatih mayoritas adalah Berdasarkan tabel 4.7, diperoleh data dari
berpendidikan SMA sebanyak 33 orang 64 responden dengan hasil identifikasi
(51,6%). penggunaan gadget pada anak usia
sekolah kelas V dan VI di SD Negeri 5
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Penatih mayoritas adalah penggunaan
Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua gadget dengan intensitas tinggi sebanyak
Anak Kelas V dan VI di SD Negeri 5 40 orang (62,5%).
Penatih
Tabel 4.8 Hasil Identifikasi Kejadian
Presentase Miopia Pada Anak Usia Sekolah Kelas
Pekerjaan Frekuensi V dan VI di SD Negeri 5 Penatih
%
Swasta 59 92,2%
PNS 5 7,8% Kejadian Presentase
Frekuensi
Total 64 100% Miopia %
Miopia 36 56,3%
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data dari Tidak
28 43,8%
64 responden dengan klasifikasi miopia
pekerjaan orang tua anak kelas V dan VI Total 64 100%
di SD Negeri 5 Penatih mayoritas adalah
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Berdasarkan tabel 4.8, diperoleh data dari Penatih. Nilai kekuatan kolerasi 0,631
64 responden dengan hasil identifikasi (kekuatan kuat dengan rentang nilai 0,60
kejadian miopia pada anak usia sekolah – 0,799) dan arah kolerasi positif yang
kelas V dan VI di SD Negeri 5 Penatih berarti jika penggunaan gadget pada anak
mayoritas adalah anak mengalami usia sekolah semakin tinggi maka
kejadian miopia sebanyak 36 orang kejadian miopia akan semakin tinggi.
(56,3%).
PEMBAHASAN
Analisa Bivariat Hubungan Penggunaan Gadget Dengan
Tabel 4.9 Hasil Analisis Hubungan Kejadian Miopia Pada Anak Usia Sekolah
Penggunaan Gadget Dengan Kejadian di SD Negeri 5 Penatih.
Miopia Pada Anak Usia Sekolah Kelas Berdasarkan hasil analisis statistik
V dan VI di SD Negeri 5 Penatih dengan menggunakan uji koefisien
kontingensi didapatkan hasil p=0,000
Penggu Kejadian Miopia Total P (<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima,
naan val artinya terdapat hubungan signifikan
gadget Miopia Tidak ue antara hubungan penggunaan gadget
miopia
terhadap kejadian miopia pada anak usia
N (%) N(%) N (%)
sekolah kelas V dan VI di SD Negeri 5
Penatih. Nilai kekuatan kolerasi 0,631
Rendah 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0, (kekuatan kuat dengan rentang nilai 0,60
00 – 0,799) dan arah kolerasi positif yang
Sedang 1 23 24 0 berarti jika penggunaan gadget pada anak
(35,9%) (37,5%) usia sekolah semakin tinggi maka
(1,6%)
kejadian miopia akan semakin tinggi.
Tinggi 35 5 40 Pada umumnya anak usia sekolah
(62,5%) menggunakan gadget dengan jarak yang
(54,7%) (7,8%) lebih dekat dari pada ketika membaca
buku sehingga otot siliaris yang berperan
Total 36 28 64 dalam membentuk lensa mata lama
(56,3%) (43,8%) kelamaan akan mengalami spasme kronik
(100 %)
yang berujung pada pemanjangan aksis
bola mata (Sidarta Ilyas & Rahayu
Berdasarkan tabel 4.9, diperoleh data dari Yulianti, 2019). Hal yang dapat dilakukan
64 responden dengan hasil analisis untuk mengurangi resiko terjadinya
hubungan penggunaan gadget terhadap miopia, maka sebaiknya para orang tua
kejadian miopia pada anak usia sekolah lebih memperhatikan anaknya dalam
kelas V dan VI di SD Negeri 5 Penatih menggunakan gadget sehingga anak
didapatkan bahwa penggunaan gadget ketika bermain menggunakan gadget.
dengan intensitas tinggi terhadap Dalam menggunakan gadget anak lebih
kejadian miopia sebanyak 35 orang memperhatikan durasi dan frekuensi
(54,7%) dan penggunaan gadget dalam menggunakan gadget, sehingga
terhadap kejadian tidak miopia sebanyak dapat mengurangi intensitas penggunaan
5 orang (7,8%). Hasil uji koefisien gadget dengan kategori tinggi dengan
kontingensi didapatkan hasil p=0,000 skor 85 – 112. Penggunaan gadget
(<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan intensitas tinggi dapat dilihat
artinya terdapat hubungan signifikan seberapa sering anak menggunakan
antara hubungan penggunaan gadget gadget dalam sehari dan setiap minggu.
terhadap kejadian miopia pada anak usia Pada penelitian ini untuk mngetahui anak
sekolah kelas V dan VI di SD Negeri 5 menggunakan gadget dengan intensitas
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

tinggi anak diberikan kuesioner yang Kebanyakan dari responden melaporkan


berisi pertanyaan mengenai durasi dan keluhan sakit kepala. Keluhan sakit
frekuensi saat menggunakan gadget. kepala banyak ditemukan pada
Apabila anak tidak memperhatiakan responden yang memiliki visus tak normal
durasi dan frekuensi dalam menggunakan atau miopia. Beberapa dari mereka juga
gadget akan beresiko mengalami miopia mengeluhkan seperti pandangan kabur
(Wea, Batubara and Yudowaluyo, 2018) dan sering menyipitkan mata untuk
Praktisi kesehatan mengatakan melihat objek yang jauh. Ketiga gelaja
bahwa radiasi yang terdapat pada layar gejala ini merupakan ciri khas dari miopia.
gadget membuat kerja otot dan retina Kejadian miopia pada anak usia
mata yang menyebabkan mata cepat sekolah di SD Negeri 5 Penatih berada
lelah. Radiasi pada layar gadget dapat dalam kategori miopia. Hal ini terjadi
menembus makula yang merupakan karena orang tua yang sibuk bekerja
bagian sensitif pada mata. Makula yang sehingga kurang memperhatikan anak
mengalami kerusakan akibat sering dalam menggunakan gadget dan
menatap radiasi dari layar gadget dapat kurangnya pengawasan orang tua dalam
menyebabkan penglihatan terganggu. memberikan anak menggunakan gadget
Apabila mata menerima paparan radiasi membuat anak asik bermain gadget
secara terus menerus dari penggunaan sehingga anak tidak memperhatikan
gadget dapat beresiko menjadi miopia frekuensi dan durasi menggunakan
(Novema, 2019). gadget, sehingga jika ini selalu terjadi
Berdasarkan hasil penelitian yang maka akan terganggunya kesehatan mata
telah dilakukan di SD Negeri 5 Penatih anak sehingga nantinya akan berdampak
ketika melakukan pemeriksaan visus terjadinya miopia bahkan jika ini dibiarkan
menggunakan kartu snellen chart dimana akan beresiko terjadi hilangnya
banyak anak yang mengalami kejadian penglihatan yang irreversible (Muntafiah
miopia dengan visus <6/6 yaitu 6/9 et al., 2018).
sampai 6/60 dan pada pada saat Cara yang dapat dilakukan untuk
dilakukan observasi dan wawancara menghindari terjadinya miopia adalah
terhadap beberapa gejala yang muncul dengan menerapkan eye exercise yaitu
saat menggunakan gadget, sakit kepala dengan memperhatikan teknik 20/20 yang
merupakan keluhan yang sering artinya dengan meluangkan waktu 20
ditemukan, keluhan tersebut disebabkan detik untuk melihat benda-benda sejauh
oleh kelelahan mata, meningkatnya 20 meter setiap 20 menit saat
tekanan intrakranial, dan perlunya menggunakan gadget (Wea, Batubara
menggunakan kacamata akibat and Yudowaluyo, 2018). Cara lain yang
ketegangan otot mata. Otot – otot okular bisa dilakukan adalah mendeteksi sedini
mata yang terlalu tegang bisa mungkin faktor penyebab ataupun
mengakibatkan seseorang untuk bisa pencetus yang dominan mengakibatkan
fokus dalam melihat sehingga membuat kejadian miopia, untuk mendapatkan
pandangan menjadi kabur. Penglihatan intervensi yang tepat (Vita and Kurniawati,
kabur awalnya akan bersifat sementara 2017). Menurut peneliti, cara yang bisa
akan tetapi jika ini dibiarkan akan bersifat dilakukan untuk mengurangi kejadian
permanen (Wea, Batubara and miopia dengan intensitas penggunaan
Yudowaluyo, 2018). gadget tinggi yaitu dengan memberikan
Penggunaan gadget pada pengawasan terhadap anak dan
responden yang tidak memperhatikan membatasi anak dalam menggunakan
intensitas dalam menggunakan gadget gadget sehingga durasi dan frekuensi
merupakan salah satu faktor risiko yang anak dalam menggunakan gadget tidak
menyebabkan terjadinya miopia. berlebihan.
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

‘Profil Dinas Kesehatan Kota


KESIMPULAN Denpasar Tahun 2018’, Journal of
Berdasarkan hasil penelitian dan Chemical Information and
pembahasan tentang Hubungan Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.
Penggunaan Gadget Terhadap Kejadian doi:
Miopia Pada Anak Usia Sekolah Kelas V 10.1017/CBO9781107415324.00
dan VI di SD Negeri 5 Penatih, didapatkan 4.
kesimpulkan sebagai berikut : Terdapat Ernawati, W. (2015) ‘Pengaruh
hubungan yang bermakna (signifikan) Penggunaan Gadget Terhadap
antara penggunaan gadget dengan Penurunan Tajam Penglihatan
kejadian miopia pada anak usia sekolah di Pada Anak Usia Sekolah (6-12
SD Negeri 5 Penatih dengan p value Tahun) Di Sd Muhammadiyah 2
0,000. Nilai kekuatan kolerasi 0,631 Pontianak Selatan’, Jurnal
(kekuatan kuat dengan rentang nilai 0,60 ProNers, 3(1).
– 0,799) dan arah kolerasi positif yang Febrino (no date) ‘Tindakan Preventif
berarti jika penggunaan gadget pada anak Pengaruh Negatif Gadget
usia sekolah semakin tinggi maka Terhadap Anak’, 2017, 1(1), pp. 1–
kejadian miopia akan semakin tinggi. 21.
Hendryadi & Suryani (2015) Metode Riset
DAFTAR PUSTAKA Kuantitatif. Jakarta:
Bebasari, E. (2015) ‘Gangguan Tajam Prenadamedia Group.
Penglihatan Pada Anak Sekolah Hertiki, H. (2017) ‘Jurnal Pendidikan
Dasar Kelas V dan Kelas VI di Bahasa dan Sastra Indonesia’,
SDN 017 Bukit Raya Pekanbaru Jurnal Pendidikan Bahasa dan
tahun 2014’, II(2), pp. 1–10. Sastra Indonesia, 1(budaya
Christiana Hari Soetjiningsih (2012) literasi dalam pembelajaran
Perkembangan Anak Sejak bahasa), pp. 12–16.
Pembuahan Sampai dengan Kompas (2019) ‘Tahun Terburuk Bagi
Kanak - Kanak Akhir. Jakarta: Pasar Smartphone Global’.
Prenada media Group. Available at:
Depkes, B. (2018) ‘Denpasar , Agustus https://tekno.kompas.com/read/20
2019 Kepala Dinas Kesehatan 19/02/02/14120017/2018-tahun-
Provinsi Bali dr . Ketut Suarjaya , terburuk-bagi-pasar-smartphone-
MPPM Pembina Utama Madya’, p. global.
xii + 128. Mardiana, S. S. et al. (2019) ‘Hubungan
Derry Iswidharmanjaya & Beranda antara Bermain Gadget dengan
Agency (2014) Bila Si Kecil Ketajaman Nilai Visus Mata pada
Bermain Gadget : Panduan Bagi Anak Usia Sekolah TPQ Mamba’ul
Orang Tua Untuk Memahami Ulum Wedarijaksa Pati Tahun
Faktor - Faktor Penyebab Anak 2018’, Proceeding of The 10th
Kecanduan Gadget. Yogyakarta: University Research Colloquium
Bisakimia. 2019, pp. 228–237.
Dewi Wulansari, Fifin Luthfia Rahmi, T. N. Maulita Indriyani (2011) ‘Persepsi Orang
(2018) ‘Faktor-Faktor Yang Tua Terhadap Penggunaan
Berhubungan Dengan Miopia Gadget Pada Anak Usia Dini’, (5).
Pada Anak Sd Di Daerah Muntafiah, A. et al. (2018) ‘Promosi
Perkotaan Dan Daerah Pinggiran Kesehatan Untuk Mencegah Miopi
Kota’, Jurnal Kedokteran dan Komplikasinya Pada Murid
Diponegoro, 7(2), pp. 947–961. SDN 2 Berkoh, Purwokerto’,
Dinas Kesehatan Kota Denpasar (2019) Jurnal Pengabdian Pada
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Masyarakat, 3(1), pp. 21–26. doi: Pembangunan UIN Jakarta.


10.30653/002.201831.48. Putu Gian Mihartari, I Wayan Eka
Musiana, M., Nurhayati, N. and Sunarsih, Sutyawan, A. M. P. T. (2017)
S. (2019) ‘Faktor Risiko yang ‘Gambaran Umum Kelainan
Berhubungan dengan Kejadian Refraksi pada Pasien Anak Usia 6-
Myopia pada Anak Usia Sekolah’, 12 Tahun di Divisi Refraksi dan
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Lensa Kontak Poliklinik Mata
Betik, 15(1), p. 71. doi: RSUP Sanglah Tahun 2014’, E-
10.26630/jkep.v15i1.1384. Jurnal Medika, 6(12), pp. 170–
Novema, L. (2019) ‘Hubungan Unsafe 174.
Action Penggunaan Gadget Rahmawaty, D. R. I. (2018) ‘Hubungan
dengan Nilai Visum pada Remaja Penggunaan Gadget Dengan
Miopia di Rumah Sakit Daerah Ketajaman Pengelihatan Pada
Balung Kabupaten Jember’. Siswa Kelas VII dan VIII’, the
Nurmasari, A. (2016) ‘Hubungan Relation With the Use of Gadgets
Intensitas Penggunaan Gadget Acuteness of Sight To Students, p.
Dengan Keterlambatan 2017.
Perkembangan Pada Aspek Riyanti Imron (2017) ‘Hubungan
Bicara Dan Bahasa Pada Balita Di Penggunaan Gadget Dengan
Kelurahan Tambakrejo Surabaya’, Perkembangan Sosial dan
Program Studi Pendidikan Bidan Emosional Anak Prasekolah di
Fakultas Kedokteran Universitas Kabupaten Lampung Selatan’,
Airlangga Surabaya, p. 49. XIII(2), pp. 148–154.
Saifuddin Awar (2015) Reliabilitas &
Nursalam (2017) Metode Penelitian Ilmu Validitas. ke-4. Yogyakarta:
Keperawatan. ke-4. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Salemba Medika. Saiful Basri (2014) ‘Etiopatogenesis dan
Panambuhan, J., Rumampuk, J. and Penatalaksanaan Miopia pada
Moningka, M. E. W. (2019) Anak Usia Sekolah’, Jurnal
‘Hubungan Penggunaan Kedokteran Syiah Kuala, 14(3),
Smartphone dengan Ketajaman pp. 181–186.
Penglihatan Pada Mahasiswa Setioninggrum, F. (2019) ‘Hubungan
Laki-laki Fakultas Kedokteran Antara Konsep Diri dan Gaya
Universitas Sam Ratulangi Hidup Dengan Intensitas
Angkatan 2015’, Jurnal Medik dan Penggunaan Gadget Pada
Rehabilitasi, 1(3), pp. 1–6. Remaja’.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan (2018) Statistik Sidarta Ilyas & Rahayu Yulianti (2019)
Kebudayaan dan Bahasa. Ilmu Penyakit Mata. ke-5. Jakarta:
Puspa, A. K., Loebis, R. and Nuswantoro, Fakultas Kedokteran Universitas
D. (2018) ‘Pengaruh Penggunaan Indonesia.
Gadget terhadap Penurunan Soekidjo Notoatmodjo (2012) Metodologi
Kualitas Penglihatan Siswa Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Sekolah Dasar’, Global Medical Rineka Cipta.
and Health Communication, 6(47), Sudaryono (2019) Metodologi Penelitian.
pp. 28–33. doi: ke-3. Yogyakarta: Raja Grafindo
10.29313/gmhc.v6i1.2471. Persada.
Putri Anggereini (2016) Prevalensi Miopia Sugiyono (2019) Metode Penelitian
Pada Siswa Pengguna Gadget di Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Bandung: Alfabeta.
*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.2. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Tobing, I. A., Sayuti, K. and Afdal, A.


(2017) ‘Hubungan Near-Work
dengan Miopia pada Siswa SD
Negeri Percobaan Kelas 5 dan 6’,
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), p.
186. doi: 10.25077/jka.v6i1.668.
Vita, V. and Kurniawati, G. (2017) ‘Analisis
Faktor Meningkatnya Miopi dan
Dampaknya pada Kinerja
Mahasiswa FK UNS’.
Wea, M. H., Batubara, S. O. and
Yudowaluyo, A. (2018) ‘Hubungan
Tingkat Penggunaan Smartphone
dengan Kejadian Miopia pada
Mahasiswa Keperawatan
Angkatan VII STIKES Citra
Husada’, CHMK Applied Scientific
Journal, 1(1), pp. 11–17.
Yeyen Ariaty, Henni Kumaladewi Hengky
and Afrianty (2019) ‘Faktor -
Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Miopia Pada Siswa/I
Sd Katolik Kota Parepare’, Jurnal
Ilmiah Manusia Dan Kesehatan,
2(3), pp. 377–387. doi:
10.31850/makes.v2i3.182.

*Corresponding Author :
Ni Made Dwipayanti
S1- Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali
Email : dwipayanti89@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai