Anda di halaman 1dari 18

PUBLICATION MANUSCRIPT

EFFECT OF HEALTH EDUCATION USING POP UP BOOK MEDIA


TOWARD STUDENTS’ KNOWLEDGE ABOUT THE DANGER OF
GADGET FOR EYES HEALTH AT THE STATE
ELEMENTARY SCHOOL 020
SAMARINDA UTARA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA POP


UP BOOK TERHADAP PENGETAHUAN BAHAYA GADGET BAGI
KESEHATAN MATA PADA SISWA DI SD NEGERI 020
SAMARINDA UTARA TAHUN 2018

DI AJUKAN OLEH
ANISAH YULIANA UTAMI
17111024130384

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2018
PUBLICATION MANUSCRIPT

Effect of Health Education using Pop Up Book Media Toward


Students’ Knowledge about the Danger of
Gadget for Eyes Health at the State
Elementary School 020
Samarinda Utara

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Pop Up Book


terhadap Pengetahuan Bahaya Gadget bagi
Kesehatan Mata pada Siswa di SD Negeri 020
Samarinda Utara Tahun 2018

DI AJUKAN OLEH
Anisah Yuliana Utami
17111024130384

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2018

i
ii
iii
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Pop Up Book terhadap
Pengetahuan Bahaya Gadget bagi Kesehatan Mata pada Siswa
di SD Negeri 020 Samarinda Utara Tahun 2018

Anisah Yuliana Utami1, Ghozali MH2

INTISARI

Latar Belakang : Gadget bisa mempengaruhi mata karena dapat menyebabkan


kurangnya daya akomodasi, mata kering, dan kelelahan mata. juga dapat menghasilkan
stres intensif pada fungsi mata, jika sejak dini sudah diberikan gadget, dikemudian hari
menjadi kebiasaan yang tidak baik. Seperti bermain gadget dengan posisi tidak benar,
sambil tiduran, melihat dengan jarak terlalu dekat dan pencahayaan yang kurang tanpa
disadari berefek buruk untuk kesehatannya. Pop up book memiliki tampilan gambar yang
indah dan dapat ditegakkan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media ini akan
jauh lebih menyenangkan, Dzuanda (2011).
Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media
pop up book terhadap pengetahuan bahaya gadget bagi kesehatan mata pada siswa SDN
020 Samarinda Utara.
Metode Penelitian : Jenis penelitian Quasi Eksperimen rancangan Time Series Design.
Pengambilan sampel menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling dengan
jumlah responden 61 siswa. penelitian diolah menggunakan uji Paired Sampel Test.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian nilai P value < 0.001, yang berarti terdapat pengaruh
signifikan pendidikan kesehatan menggunakan media pop up book terhadap pengetahuan
bahaya gadget bagi kesehatan mata.
Kesimpulan : Adanya pengaruh signifikan pendidikan kesehatan menggunakan media
pop up book terhadap pengetahuan bahaya gadget bagi kesehatan mata.
Kata Kunci : Pengetahuan, gadget, Kesehatan mata, pop up book

1Mahasiswa peminatan promosi kesehatan pada program studi S1 Kesehatan Masyarakat.


2Dosen prodi kesehatan masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

1
Effect of Health Education using Pop Up Book Media Toward Students’ Knowledge
about the Danger of Gadget for Eyes Health at the State Elementary
School 020 Samarinda Utara

Anisah Yuliana Utami1, Ghozali MH2

ABSTRACT

Latar Belakang : Gadget could affect eyes because it could cause the lack of
accomodation power, dried eyes, and eyes fatige. It also could produce intesive stress on
eyes functio, if from early the gadget was given, the other day it could be bad habit. Such
as playing gadget with wrong position, such as laying down, to look at very close distance
and the lack of lighting without realizing bad effect for their health. Pop up book had display
beautiful picture and it could stand. Learning process by using this medi would be more fun
(Dzuanda, 2011).
Research Aim : To analyze the effect of health education using media pop-up book toward
knowledge of the danger of gadget for eyes health in State Elementary School 020
Samarinda Utara.
Metode Penelitian : This research was Quasi Experimental with the Time Series
Design. The number of samples were 61 students which were selected using
proportionate stratified random sampling technique. Data was analyzed using paired
samples t-test.
Research Result : The result of hypothesis testing showed that p value < 0.001, which
means that there was significant effect of health education using pop-up book media
toward students’ knowledge about the danger of gadget for eyes health
Conclusion : Health education using pop-up book media significantly increased students’
knowledge about the danger of gadget for eyes health
Keywords : Knowledge, gadget, Eyes Health, pop up book.

1 Student, Health Promotion Interest of Public Health Study Program, Universitas


Muhammadiyah Kalimantan Timur
2 Lecturer, Public Health Study Program, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

PENDAHULUAN oleh gadget mulai dari balita hingga anak


Perkembangan teknologi informasi usia sekolah. Gadget merupakan barang
dan komunikasi sangat cepat sehingga canggih yang diciptakan dengan
tanpa disadari telah mempengaruhi berbagai aplikasi yang dapat menyajikan
segala aspek kehidupan manusia. berbagai media berita, jejaring sosial,
Sekarang ini perkembangan teknologi hobi, bahkan hiburan. Barang canggih ini
tidak hanya digunakan oleh orang yang dilihat dari segi harga yang tidak
dewasa. Akan tetapi, perkembangan bisa dibilang murah tidak hanya sekedar
teknologi telah memasyarakat dijadikan media hiburan semata tapi
dikalangan anak-anak. Hal ini mungkin dengan aplikasi yang terus diperbaharui
menjadi suatu kebanggaan bagi orang gadget wajib digunakan oleh orang-
tua karena anak mereka tidak orang yang memiliki kepentingan bisnis,
ketinggalan zaman dengan mengikuti atau pengerjaan tugas kuliah dan kantor,
perkembangan teknologi. Saat ini akan tetapi pada faktanya gadget tak
kebutuhan akan gadget sudah seperti hanya digunakan oleh orang dewasa
kebutuhan primer, dimana semua atau lanjut usia (22 tahun keatas), remaja
kalangan baik itu anak-anak, remaja, (12-21 tahun), pada anak-anak (7-11
dewasa hingga orang tua sudah memiliki tahun), dan lebih ironisnya lagi gadget
gadget di genggamannya dengan bentuk digunakan untuk anak usia (3-6 tahun),
dan kebutuhan yang beragam. yang seharusnya belum layak untuk
Pada masa sekarang ini banyak menggunakan gadget (Widiawati, 2014).
anak-anak yang telah terkontaminasi Anak usia 5-12 tahun menjadi pengguna

2
terbanyak dalam kemajuan teknologi dan dapat dihasilkan dari stres intensif pada
informasi. Tidak heran jika anak usia 5- fungsi mata seperti terhadap otot
12 tahun dikatakan sebagai generasi akomodasi (Suma’mur, 2009).
multi-tasking (Ameliola, 2013). Berdasarkan data WHO (2014)
Salah satu dimensi tempat menyebutkan 285 juta orang
pelaksanaan pendidikan kesehatan diperkirakan akan tunanetra di seluruh
dapat dilakukan di sekolah dengan dunia, 39 juta buta dan 246 memiliki low
sasaran murid melalui metode promosi vision. Penyebab utama gangguan
kesehatan. Banyak media pendidikan penglihatan didunia adalah refraksi
kesehatan yang dapat di gunakan namun (43%), katarak (30%) dan glukoma (2%).
tidak semua cocok untuk segala usia. Kelompok umur yang beresiko
Media pembelajaran menjadi salah satu mengalami gangguan penglihatan dan
komponen penting dalam mencapai kebutaan adalah kelompok umur ≥ 50
keberhasilan dalam proses tahun dan umur ≤ 15 tahun. Diperkirakan
pembelajaran. Media pembelajaran 19 juta anak-anak di dunia mengalami
dikelompokkan kedalam beberapa jenis gangguan penglihatan, 12 juta
baik yang berbentuk dua dimensi diantaranya disebabkan oleh refraksi dan
maupun tiga dimensi. Masih banyak lagi 1,4 juta anak-anak telah mengalami
media media yang dapat digunakan kebutaan (Ridha dkk, 2017).
sebagai media pendidikan kesehatan. Gabungan Pengusaha Optik Indonesia
Media pop up book sendiri (GAPOPIN) dan Perhimpunan
merupakan media yang didalamnya Dokter Spesialis Mata Indonesia
mempunyai unsur tiga dimensi. mencatat 40% anak–anak Indonesia
pengertian pop-up book adalah sebuah mengalami gangguan atau kelainan
buku yang memiliki bagian yang dapat mata. Karena itu, banyak anak Indonesia
bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi harus memakai kacamata di usia dini
serta memberikan visualisasi cerita yang (Dwiyasista, 2014). Perlunya peran
lebih menarik, mulai dari tampilan orang tua dalam mengatur penggunaan
gambar yang dapat bergerak ketika gadget terhadap anak dan
halamannya dibuka. Disamping itu pop- memperhatikan aktifitas anaknya dalam
up book memiliki tampilan gambar yang menggunakan gadget. Dikhawatirkan
indah dan dapat ditegakkan. Proses jika sejak dini sudah diberikan gadget,
pembelajaran dengan menggunakan dikemudian hari menjadi kebiasaan yang
media pop up book akan jauh lebih tidak baik. Seperti bermain gadget
menyenangkan, Dzuanda (2011). dengan posisi tidak benar, sambil
Berdasarkan penelitian dari Hanifah tiduran, melihat dengan jarak terlalu
(2014) bahwa pemanfaatan media pop dekat dan pencahayaan yang kurang
up book bebasis tematik dapat tanpa disadari berefek buruk untuk
meningkatkan kecerdasan. kesehatannya.
Mata merupakan panca indera yang Menurut Kurnia (2014) gaya hidup di
memiliki fungsi sangat vital selama masa perkotaan yang cepat berubah dan
perkembangan. Saat memasuki masa seiring dengan kemajuan tekhnologi
sekolah penglihatan anak menjadi hal dapat berdampak pada kesehatan mata.
yang sangat penting. Penglihatan yang Penggunaan alat tekhnologi seperti
baik sangat diperlukan dalam menunjang gadget, laptop dan lainnya dapat
proses pembelajaran dimana menyebabkan masalah pada kesehatan
penglihatan menjadi salah satu jalur mata yang dialami masyarakat,
untuk menerima informasi yang diberikan khususnya anak–anak. Data hasil Riset
dalam proses belajar. Gadget bisa Kesehatan Dasar (2013) menunjukan
mempengaruhi mata karena dapat bahwa sekitar 1% anak usia sekolah 6–
menyebabkan banyak hal seperti 14 tahun mengenakan kacamata.
kurangnya daya akomodasi, mata kering, Gangguan penglihatan pada anak usia
dan kelelahan mata. Kelelahan mata sekolah di Indonesia terjadi karena
disini dapat terjadi karena pencahayaan minimnya faktor pengetahuan dan
yang kurang memadai. Selain itu, juga

3
kesadaran tentang kesehatan mata Azhar Syifa Budi dan SD Lukmanul Al-
(Fitriana, 2014). Hakim. Berdasarkan hasil observasi
Sedangkan untuk wilayah Kota yang dilakukan dilima sekolah dasar
Samarinda sendiri prevalensi usia 5-15 peneliti memilih dua sekolah yang
tahun yang mengalami ganguan memenuhi kriteria untuk dilakukan studi
kesehatan mata yaitu pendahuluan, yaitu SD Negeri 020 dan
SD Negeri 012 Samarinda Utara. studi
Gambar 1.1 Data usia 5-15 tahun yang pendahuluan dilakukan pada siswa kelas
mengalami ganguan kesehatan mata I-V mengunakan kuesioner pengetahuan
50 46 tentang bahaya gadget bagi kesahatan
mata dengan mengambil 10 responden
40 35 Laki-laki Perempuan untuk masing-masing kelas dengan
30 menanyakan 5 pertanyaan untuk
masing-masing siswa. Dan di dapatkan
20 hasil untuk masing-masing sekolah yaitu:
Tabel 1.1 Hasil studi pendahuluan di
10 3 SD Negeri 012 Samarinda Utara
1 0 0 0 2
0 No Kelas Hasil

1 I 72%

2 II 90%

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tahun 3 III 92%


2016
Dari data kelainan refraksi di atas dapat 4 IV 94%
kita lihat bahwa myopia menjadi kasus
yang tertinggi di ikuti selanjutnya 5 V 86%
artigmatism pada urutan kedua dan
presbyopia pada urutan ketiga, untuk
hyermetropia tidak ditemukan kasus Tabel 1.2 Hasil studi pendahuluan di
yang terjadi pada anak sekolah dasar. SD Negeri 020 Samarinda Utara
Berdasarkan data seluruh puskesmas No Kelas Hasil
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kota Samarinda tahun 2016 di dapatkan
1 I 42%
hasil dari 24 puskesmas yang ada di kota
samarinda terdapat 10 puskesmas
dengan data penjaringan kasus 2 II 54%
kesehatan mata tertinggi di tingkat
sekolah dasar pada tahun 2016 yaitu 3 III 38%
Puskesmas Sempaja 52 kasus, karang
asem 50 kasus, pasundan 43 kasus, 4 IV 54%
lempake 25 kasus, bengkuring 20 kasus,
segiri 16 kasus, palaran 9 kasus, bakuan 5 V 76%
dan harapan baru 7 kasus dan sungai
Dapat dilihat dari tabel hasil studi
kapih 1 kasus. Sedangkan untuk low
pendahuluan di sekolah dasar diatas
vision puskesmas bakuan 1 kasus dan
bahwa SD Negeri 012 memiliki
sungai kapih 5 kasus.
pengetahuan mengenai bahaya gadget
Puskesmas Sempaja menjadi yang terhadap kesehatam mata lebih baik dari
tertinggi untuk kasus kelainan refraksi, pada SD Negeri 020 Samarinda Utara.
dalam wilayah kerja puskesmas sempaja Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
terdapat 5 sekolah dasar yaitu SD Negeri tertarik melakukan penelitian mengenai
020 Samarinda Utara, SD Negeri 012 “Pengaruh pendidikan kesehatan
Samarinda Utara, SD Multitalenta, SD Al-

4
menggunakan media pop up book konstruk yang dilakukan di SD Negeri
terhadap pengetahuan bahaya gadget 012 Samarinda Utara. Dengan
bagi kesehatan mata pada siswa SD memberikan kuesioner kepada siswa
Negeri 020 Samarinda Utara”. sebanyak 30 pertanyaan kepada 30
siswa. Di dapatkan r tabel yaitu 0,361
TUJUAN UMUM maka terdapat 20 pertanyaan yang valid
dengan kisaran koefesiesi 0,361- 586,
Untuk mengetahui pengaruh sehingga terdapat 10 pertanyaan yang
pendidikan kesehatan menggunakan tidak valid sehingga peneliti melakukan
media pop up book terhadap drop out pada pertanyaan yang tidak
pengetahuan bahaya gadget bagi valid.
kesehatan mata pada siswa SD Negeri
020 Samarinda Utara. 2. UJI VALIDITAS MEDIA

TUJUAN KHUSUS Uji validitas yang di lakukan pada


media pop up book dengan mengukur
a. Mengidentifikasi karakteristik siswa validitas isi (Content Validity). Yang akan
SD Negeri 020 Samarinda Utara dilakukan dengan meminta pendapat dan
kerekteristik tersebut berupa kelas, saran dari dua ahli (Professional
jenis kelamin, jenis gadget yang di Judgement) yaitu ahli media dan ahli
gunakan dan kepemilikan gadget. materi dengan menggunakan angket dan
b. Mengidentifikasi pengetahuan siswa akan diminta untuk melakukan penilaian
tentang bahaya gadget bagi terhadap pop up book yang di buat oleh
kesehatan mata sebelum dan peneliti para ahli akan melihat media dan
sesudah diberikan media pop up memberikan penilaian, saran dan
book. pendapat dengan mengisi lembar
c. Menganalisis pengaruh media pop up penilaian media pop up book oleh ahli
book tehadap perubahan media dan lembar penilaian materi oleh
pengetahuan siswa tentang bahaya ahli materi. Ahli media memberikan
gadget bagi kesehatan mata. penilaian dari aspek pewarnaan,
tampilan, dan penyajian sudah tergolong
METODEOLOGI PENELITIAN baik. Ahli materi memberikan penilaian
dari apek kata, bahasa bernilai sangat
Jenis penelitian yang digunakan baik dan isi media pop up book bernilai
adalah Quasy Eksperimen (eksperimen baik. Dari penilaian kedua ahli selnjutnya
semu) dengan rancangan time series dapat digunakan dalam pembelajaran di
design (design seri waktu). Penelitian ini SD namun sesuai dengan saran revisi.
dilaksanakan di SD Negeri 020
Samarinda Utara pada bulan april 2018. HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dalam penelitian ini berjumlah HASIL
162 siswa. Pengambilan sampel
dilakukan dengan probability sampling Penelitian ini melakukan analisis
dengan proportionate stratified random secara univariat, selanjutnya
sampling. Sehingga didapatkan jumlah menggunakan analisis bivariat, untuk
sampel yang mewakili yaitu berjumlah 61 mengidentifikasi hubungan antara
siswa. variabel dependen dengan variabel
independen yang dilakukan dengan
penghitungan Pairet Sample Test.
1. KARAKTERISTIK RESPONDEN

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS Karakteristik responden yang di


1. UJI VALIDITAS KUESIONER analisis berupa kelas, jenis kelamin,
Jenis gadget dan Kepemilikan gadget
Uji validitas kuesioner yang adapun hasil analisisnya adalah sebagai
digunakan peneliti adalah validitas berikut:

5
Tabel 4.1 Distribusi Responden Siswa SD Negeri 020 Samarinda Utara
Berdasarkan Kelas SD Negeri 020 Tahun 2018.
Samarinda Utara Tahun 2018. Percent
Karakterisrik n= 61
Karakterisrik n= 61 (%)
Percent (%)
Milik Sendiri 9 4.8
I 11 18.0 Orang Tua 38 62.3
Ll 14 23.0 Saudara 14 23.0
Ill 12 19.0
IV 10 16.0 Total 61 100
V 14 23.0 Sumber : Data Primer 2018
Total 61 Berdasarkan tabel diatas dapat
100
dilihat kepemilikan gadget siswa yang
Sumber : Data Primer 2018
tertinggi adalah milik orang tua yang
Berdasarkan tabel diatas dapat
berjumlah 38 siswa dengan persentase
dilihat jumlah siswa untuk masing-
62.3%.
masing kelas yang menjadi responden
penelitian dimana kelas 1 terdapat 11
ANALISIS UNIVARIAT
siswa dengan persentase sabasar 18%,
kelas 2 terdapat 14 siswa dengan
Analisis univariat bertujuan untuk
persentase 23%, kelas 3 terdapat 12
menjelaskan atau mendeskripsikan
siswa dengan persentase 19%, kelas 4
karakterisrik setiap variabel penelitian.
terdapat 10 siswa dengan persentase
Variabel dependen dalam peneltian ini
16% dan kelas 5 terdapat 14 siswa
adalah pengetahuan, variabel
dengan persentase 23%.
independen dalam penelitian ini adalah
Tabel 4.2 Distribusi Responden
media pop up book. Adapun hasil dari
Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa SD
analisis adalah sebagai berikut :
Negeri 020 Samarinda Utara Tahun
Tabel 4.5 Analisis Frekuensi
2018.
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Karakterisrik n= 61 Percent (%) Siswa Pada Pretest SD 020 Samarinda
Perempuan 36 59.0 Utara.
Laki-laki 25 41.0 Pre Pre Pre Pre
Total 61 100 test 1 test 2 test 3 test 4
Sumber : Data Primer 2018 Mean 13. 13.9 12.9 14.0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat 66 5 0 8
bahwa jumlah responden terbanyak Median 14. 15.0 13.0 14.0
adalah perempuan yaitu 36 siswa 00 0 0 0
dengan persentase 59%. Standar 3.5 3.34 3.41 3.26
Tabel 4.3 Distribusi Responden Deviatio 35 9 9 2
Berdasarkan Jenis Gadget Siswa SD n
Negeri 020 Samarinda Utara Tahun Minimu 7 7 5 8
2018. m
Maximu 19 19 19 20
Karakterisrik n= 61 Percent (%) m
Hp 57 93.4 Sumber : Data Primer 2018
Tablet 1 1.6 Berdasarkan dari tabel analisis
Laptop 1 1.6 diatas didapatkan hasil bahwa nilai mean
Video Game 2 3.3 dari 61 responden pada saat pretest 4
Total 61 100 mencapai skor tertinggi, yaitu sebesar
Sumber : Data Primer 2018 14.08 dengan nilai minimum yaitu 8 dan
Berdasarkan data diatas dapat nilai maksimum 20 dengan median
dilihat bahwa jenis gadget yang lebih 14.00. sedangkan nilai mean terendah
banyak digunakan oleh responden yaitu terdapat pada hasil pretest 3 yaitu
Hp yang berjumlah 57 siswa dengan sebesar 12.90 dengan nilai minimum
persentase 93.4%. yaitu 5 dan nilai maksimum 19 dengan
Tabel 4.4 Distribusi Responden median 13.00.
Berdasarkan Kepemilikan Gadged

6
Tabel 4.6 Analisis Frekuensi Sebelum 13.66
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 1
-.705 60 .483
Siswa Pada Posttest SD 020 Sebelum
Samarinda Utara. 2 13.95
Post Sumber : Data Primer 2018
Post Post Post
test Berdasarkan tabel diatas dapat
test 1 test 3 test 4
2 dilihat dari uji menggunakan paired
Mean 13.8 15.3 16.3 19.0 samples test di dapatkan hasil nilai
9 9 9 7 signifikan 483 lebih tinggi dari 0.05 maka
Median 14.0 17.0 17.0 19.0 dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat
0 0 0 0 perbedaan yang signifikan antara pretest
Standar 3.94 3.10 2.27 1 dangan pretest 2.
1.07
Deviatio 2 0 9 Tabel 4.15 Hasil Analisis Perbedaan
8
n Pengetahuan Mengenai Bahaya
Minimu 6 7 10 Gadget Pretest 2 dan Pretest 3 Pada
16
m Siswa Kelas 1-5 di SD 020 Samarinda
Maximu 20 20 20 Utara.
20
m Mean Sig.
Sumber : Data Primer 2018 Pair 1 t Df (2-
Berdasarkan dari tabel analisis tailed)
diatas didapatkan hasil bahwa nilai mean Sebelum 13.95
dari 61 responden pada saat posttest 4 2
3.219 60 .002
mencapai skor tertinggi, yaitu sebesar Sebelum 12.90
19.07 dengan nilai minimum yaitu 16 dan 3
nilai maksimum 20 dengan median Sumber : Data Primer 2018
19.00. sedangkan nilai mean terendah Berdasarkan tabel diatas dapat
terdapat pada hasil posttest 1 yaitu dilihat dari uji menggunakan paired
sebesar 13.89 dengan nilai minimum samples test di dapatkan hasil nilai
yaitu 6 dan nilai maksimum 20 dengan signifikan 002 lebih rendah dari 0.05
median 14.00. maka dapat di simpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan
ANALISIS BIVARIAT antara pretest 2 dangan pretest 3.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Perbedaan
Dalam penelitian ini perhitungan Pengetahuan Mengenai Bahaya
analisis menggunakan Uji parametrik Gadget Pretest 3 dan Pretest 4 Pada
dependent t-test atau disebut juga Paired Siswa Kelas 1-5 di SD 020 Samarinda
t-test dengan syarat data distribusi Utara.
normal dan perhitungan dilakukan antara Sig.
pretest dan posttest yang bertujuan untuk Pair 1 Mean T Df (2-
mengetahui konsistensi dari jawaban tailed)
responden adapun hasil yang didapatkan Sebelum 12.90
adalah sebagai berikut : 3
Tabel 4.14 Hasil Analisis Perbedaan -2.988 60 .004
Sebelum 14.08
Pengetahuan Mengenai Bahaya 4
Gadget Pretest 1 dan Pretest 2 Pada Sumber : Data Primer 2018
Siswa Kelas 1-5 di SD 020 Samarinda Berdasarkan tabel diatas dapat
Utara. dilihat dari uji menggunakan paired
samples test di dapatkan hasil nilai
signifikan 004 lebih rendah dari 0.05
maka dapat di simpulkan bahwa
Sig.
terdapat perbedaan yang signifikan
Pair 1 Mean t Df (2-
antara pretest 3 dangan pretest 4.
tailed)
Tabel 4.17 Hasil Analisis Perbedaan
Pengetahuan Mengenai Bahaya
Gadget Posttest 1 dan Posttest 2 Pada

7
Siswa Kelas 1-5 di SD 020 Samarinda Berdasarkan tabel diatas dapat
Utara. dilihat dari uji menggunakan paired
Sig. samples test di dapatkan hasil p value <
(2- 0,001. Maka dapat di simpulkan bahwa
Pair 1 Mean T Df
taile terdapat perbedaan yang signifikan
d) antara posttest 3 dangan posttest 4.
Sesudah 13.89 Tabel 4.21 Hasil Analisis Perbedaan
1 -
Sesuda 15.39 3.138
60 .003 Pengetahuan Mengenai Bahaya
h2 Gadget Pretest dan Posttest Pada
Sumber : Data Primer 2018 Siswa Kelas 1-5 di SD 020 Samarinda
Berdasarkan tabel diatas dapat Utara.
dilihat dari uji menggunakan paired Sig.
samples test di dapatkan hasil nilai (2-
Pair 1 Mean t Df
signifikan 003 lebih rendah dari 0.05 taile
maka dapat di simpulkan bahwa d)
terdapat perbedaan yang signifikan Sebelum 13.6475
-
antara posttest 1 dangan posttest 2. 9.85 60 .001
Tabel 4.18 Hasil Analisis Perbedaan 3
Pengetahuan Mengenai Bahaya Sesudah 16.3197
Gadget Posttest 2 dan Posttest 3 Pada Sumber : Data Primer 2018
Siswa Kelas 1-5 di SD 020 Samarinda Berdasarkan tabel diatas dapat
Utara. dilihat dari uji menggunakan paired
Sig. samples test di dapatkan hasil nilai p
Mea (2- value < 0,001 maka dapat di simpulkan
Pair 1 t Df bahwa terdapat perbedaan yang
n tailed
) signifikan antara pretest dangan posttest.
15.3
Sesuda PEMBAHASAN
9 -
h2 6
2.95 .004
Sesuda 0 Disini akan dibahas mengenai hasil
16.9 2
h3 penelitian yang telah dilaksanakan
3
Sumber : Data Primer 2018 peneliti dimana responden dari penelitian
Berdasarkan tabel diatas dapat ini bejumlah 61 siswa yang terdiri dari
dilihat dari uji menggunakan paired kelas 1 sd 5 dimana Anak usia sekolah
samples test di dapatkan hasil nilai berada diantara umur 7-12 tahun
signifikan 0.004 lebih tinggi dari 0.05 menurut Ameliola dan Nugraha (2013)
maka dapat di simpulkan bahwa tidak anak-anak usia 5-12 tahun menjadi
terdapat perbedaan yang signifikan pengguna terbanyak dalam kemajuan
antara posttest 2 dangan posttest 3. dari teknologi dan informasi, tidak heran
Tabel 4.20 Hasil Analisis Perbedaan jika anak usia 5-12 tahun dikatakan
Pengetahuan Mengenai Bahaya sebagai generasi multi-tasking. Dan
Gadget Posttest 3 dan Posttest 4 Pada untuk jumlah siswa terbanyak dalam
Siswa Kelas 1-5 di SD 020 Samarinda penelitian ini yaitu perempuan, dalam hal
Utara. ini pengguna gaget dapat digunakan olah
Sig. semua orang baik itu perempuan
Mea (2- maupun laki-laki, adapun jenis gadget
Pair 1 t Df yang sering digunakan responden yaitu
n tailed
) Hp ( Smartphone) karna dari segi ukuran
16.9 sangat mudah dibawa kemana-mana
Sesuda 3 dan memiliki isi dan fungsi yang
- bermacam-macam hal ini sesuai dengan
h3 6
7.40 .001 penelitian Nurrachmawati (2014) bahwa
Sesuda 0
7 PC tablet atau smartphone tidak hanya
h4 19.0
7 berisi aplikasi tentang pembelajaran
mengenal huruf atau gambar, tetapi
Sumber : Data Primer 2018

8
terdapat aplikasi hiburan, seperti sosial menggunakan media pop up book yang
media, video, gambar bahkan video diisi oleh responden, waktu pemberian
game. Pada kenyataannya, anak-anak antar pretest dengan posttest yaitu 3 hari
akan lebih sering menggunakan hal ini sesuai dengan penelitian yang
gadgetnya untuk bermain game daripada dilakukan oleh Pakpahan RP (2017),
untuk belajar ataupun bemain di luar dimana di dapatkan nilai rata-rata pretest
rumah dengan teman-teman seusianya. 1 ke pretest 2 terjadi peningkatan namun
Pada jaman medern banyak orang tidak terlalu signifikan, lalu pada pretest
tua yang memilih memberikan anak ke 3 terjadi penurunan hal ini dapat
mereka gadget dengan alasan agar anak dikarnakan tingkat kejenuhan dari
mereka tidak rewel apalagi pada orang responden itu sendiri melihat dari peneliti
tua yang sibuk bekerja sehingga anak- memberikan kuesioner yang sama
anak lebih banyak bermain gadget sebanyak 4 kali namun setelah dilakukan
dilingkungan rumah karna pada pretest 4 kembali terjadi peningkatan
dasarnya sekolah memang tidak yang signifikan dibandingkan pretest
memperbolehkan siswa mereka untuk sebelumnya.
membawa gadget kedalam lingkungan Selanjutnya peneliti memberikan
sekolah, pada penelitian didapatkan hasil perlakuan yaitu media pop up book
bahwa kepemilikan gadget pada kepada responden pada kelas 1, 2, 3
responden paling banyak adalah milik peneliti pertama-tama membacakan isi
orang tua, ada beberapa yang dari media dikarnakan ada sebagian
menggunakan milik saudara mereka diantara mereka masih belum lancar
namun tidak sebanyak yang membaca, kemudian peneliti
menggunakan milik orang tua menurut memberikan waktu kepada responden
Navarona (2016) penyebab dari untuk membeca kembali media yang
banyaknya anak sekolah dasar yang diberikan hingga mereka benar-benar
sudah menggunakan handphone karena paham, lain halnya dengan kelas 4 dan 5
orang tua yang sibuk dengan mereka membaca sendiri media yang
pekerjaannya sehingga anak kurang diberikan. Anak usia sekolah terbagi
perhatian dari orang tua dan bagi orang menjadi dua yaitu siswa Sekolah Dasar
tua yang menyadari bahwa kurang pada kelas rendah dan kelas
perhatian dan kurang waktu bersama tinggi.Berdasarkan ciri-ciri
anak menimbulkan inisiatif orang tua perkembangan baik kognitif, bahasa dan
untuk membelikan handphone dengan afektif, maka dapatlah dibedakan secara
tujuan anak akan mencari hiburan sendiri ringkas karaterisik antara siswa Sekolah
seperti bermain game di handphone. Dasar pada kelas rendah dan kelas
Namun masih banyak orang tua yang tinggi. Ciri pada siswa kelas rendah yaitu
tidak sadar akan dampak negatif yang belum mandiri, belum ada rasa tanggung
ditimbulkan oleh penggunaan gadget jawab pribadi,penilaian terhadap dunia
yang terlalu berlebihan. luar masih egosentris, belum
menunjukkan sikap kritis masih berfikir
1. Analisis Univariat yang fiktif. Sedangkan ciri pada siswa
kelas tinggi yaitu sudah mulai mandiri,
Melakukan analisis univariat disini sudah ada rasa tanggung jawab pribadi,
bertujuan untuk menjelaskan variabel penilaian terhadap dunia luar tidak hanya
dependen dalam penelitian ini adalah dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga
pengetahuan dan variabel dilihat dari diri orang lain, sudah
independennya adalah media pop up menunjukkan sikap yang kritis dan
book. Bersasarkan hasil penelitian yang rasional. Maka dalam usia anak sekolah
dilakukan pada siswa di SD 020 dasar ini bahwa faktor belajar menjadi
Samarinda Utara mengenai faktor yang lebih menentukan
pengetahuan siswa terhadap bahaya perkembangan siswanya (Asri, 2012).
gadget bagi kesehatan mata yang pada Pengukuran pengetahuan dapat
sebelumnya di berikan 4 kali kuesioner langsung dilakukan setelah diberikannya
pretest sebelum di berikan perlakuan perlakuan tidak perlu membutuhkan

9
waktu yang lama mengingat kesehatan mata. Pendidikan kesehatan
kecenderungan dari responden akan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya
lupa apa yang di sampaikan peneliti, masyarakat untuk menciptakan perilaku
maka selanjutnya peneliti memberikan akan kesadaran dalam menjaga
kuesioner posttest yang di isi oleh kesehatan, mencegah hal-hal yang
responden di mana di dapatkan nilai rata- merugikan kesehatan, dan mengetahui
rata setiap posttest meningkat secara tempat mencari pengobatan atau
signifikan maka dapat di simpulkan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan 2012). Kesadaran dalam menjaga
siswa mengenai bahaya gadget terhadap kesehatan dapat diciptakan melalui
kesehatan mata. Pengetahuan peningkatan pengetahuan yang
responden juga dapat dipengaruhi oleh diharapkan dapat menurunkan kejadian
faktor salah satunya adalah faktor penyakit mata pada anak-anak. Proses
lingkungan, dimana lingkungan disini pendidikan kesehatan akan memperoleh
merupakan merupakan suatu yang hasil yang efektif apabila ada alat bantu
berada disekitar sekolah baik lingkungan atau media pendidikan (Notoatmodjo,
fisik, maupun sosial dan hal ini dapat 2003), banyak media-media lain yang
berpengaruh terhadap proses masuknya dapat digunakan sebagai media
pengetahuan ke dalam individu yang pembelajaran dalam pendidikan
berada dalam lingkungan tersebut. kesehatan seperti booklet, video,
Responden bisa saja mendapatkan flipchart, leflet dan lain-lain. Pop up book
pengetahuan dari orang tua, keluarga mempunyai kemampuan untuk
maupun mencari sendiri informasi yang memperkuat kesan yang ingin
mereka butuhkan melalui internet disampaikan dalam sebuah narasi
sehingga hal ini dapat menimbulkan bias sehingga dapat lebih terasa. Tampilan
pada penelitian ini. visual yang lebih berdimensi membuat
Pengetahuan adalah hasil narasi semakin terasa nyata ditambah
pengindraan manusia, atau hasil tahu lagi dengan kejutan yang diberikan
seseorang terhadap objek melalui indra dalam setiap halamannya. Gambar dapat
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, secara tiba-tiba muncul dari balik
dan sebagainya), dengan sendirinya halaman atau sebuah bangunan dapat
pada waktu pengindraan sampai berdiri megah ditengah-tengah halaman
menghasilkan pengetahuan tersebut dengan cara pemvisualisasi ini, kesan
sangat dipengaruhi oleh intensitas yang ingin ditampilkan dapat lebih
perhatian dan persepsi pada objek. tersampaikan (Dzuanda 2009), sehingga
Sebagian besar pengetahuan seseorang peneliti tertarik untuk menggunakan
diperoleh melalui indra pendengaran media pop up book kepada anak-anak
(telinga), dan indra penglihatan (mata). agar mereka lebih tertarik untuk
Pengetahuan secara garis besarnya mengetahui isi dari pop up book yang
dibagi dalam 6 tingkatan pengetahuan, diberikan dan lebih memahami lagi
yakni : tahu, memahami, aplikasi, maksud yang peneliti ingin sampaikan
analisis, sintesis, dan evaluasi dalam penelitian ini, namun sebelum
(Notoatmodjo,2010). Berdasarkan hasil diberikan kepada responden pop up book
penelitian yang dihubungkan dengan terlebih dahulu di uji kevalidan isi
teori Notoatmodjo yaitu pengetahuan maupun bentuk penyajiannya oleh ahli
seseorang sebelum dan sesudah di materi dan ahli materi dimana para ahli
berikan media berbeda, dimana sebelum memberikan banyak saran media pop up
diberikan media pengetahuan sedang book selanjutnya dapat di berikan
namun setelah diberikan media kepada anak-anak namun dengan syarat
pengetahuan menjadi lebih baik. revisi.
Pada penelitian ini peneliti ingin
mengetahui apakah ada pengaruh 2. Analisis Bivariat
pemberian media pop up book terhadap
peningkatan pengetahuan anak-anak Setelah melakukan analisis
terhadap bahaya gadget terhadap univariat dan normalitas dengan hasil

10
berdistribusi normal maka selanjutnya kelas 4,5 yaitu 1,156. Siswa kelas 1,2,3
dilakukan analisis bivariat untuk tergolong dalam siswa sekolah dasar
mengetahui pengaruh antara variabel kelas rendah sedangkan kelas 4,5
dependen dengan variabel independen tergolong kedalam kelas tinggi maka dari
dengan menggunakan uji paired sampel itu siswa kelas tinggi lebih cepat
t test, disini peneliti memberikan pretest memahami apa yang disampaikan oleh
sebanyak 4 kali, lalu perlakuan dan peneliti sehingga nilai posttest yang
memberikan posttest sebanyak 4 kali didapatkan oleh kelas 4 dan 5 lebih
juga hal ini sesuai dengan metodeologi tinggi. Umur dapat mempengaruhi
yang digunakan yaitu Time Series seseorang, semakin cukup umur, tingkat
Design dengan maksud untuk kemampuan dan kematangan seseorang
mengetahui kestabilan dan kejelasan akan lebih tinggi dalam berpikir dan
keadaan kelompok sebelum diberikan menerima informasi (Notoadmojo,2010).
perlakuan (Sugiyono, 2015). Dalam proses pendidikan
Peneliti menganalisis hasil antara kesehatan agar diperoleh hasil yang
pretest dan posttest dengan efektif diperlukan alat bantu atau media
pengulangan 4 kali untuk melihat pendidikan. Fungsi media dalam
peningkatan nilai antara pretest dan pendidikan adalah sebagai alat peraga
posttest dimana di dapatkan hasil pada untuk menyampaikan informasi atau
analisis pretest 1 ke pretest 2 tidak ada pesan-pesan tentang kesehatan
pengaruh namun pada pretest (Notoatmodji dalam Rokhmah, 2014).
selanjutnya mengalami peningkatan hal Untuk menyampaian informasi-informasi
ini dapat disebabkan kan karena adanya kesehatan pada anak sekolah dasar
proses belajar dan rasa ingin tau dari lebih disenangi bila disampaikan melalui
responden dikarenakan peneliti bantuan media (Paramastri dalam
memberikan kuesioner yang sama Rokhmah, 2014) . Peneliti menggunakan
sebanyak 4 kali. Dan setelah diberikan media pop up book kepada siswa
perlakuan selanjutnya responden dikarnakan biasanya pemberian
diberikan posttest yang sama yaitu 4 kali pengetahuan hanya melalui ceramah
dimana didapatkan hasil analisis antar atau menggunakan media pendidikan
posttest yaitu terjadi peningkatan kesehatan lain seperti leaflet, poster dan
pengetahuan yang signifikan dari lain-lainya sedangkan media pop up
posttest 1 sampai dengan posttest 4. lalu book di dalamnya berisi materi dalam
selanjutnya peneliti menganalisis rata- bentuk gambar yang menarik karna
rata dari pretest dan rata-rata dari terdapat bagian-bagian yang apa bila
posttest dimana didapatkan hasil dari dibuka akan memberikan kejutan dan
pengetahuan sebelum dan sesudah perubahan bentuk. Mengenai media
diberikannya perlakuan menggunakan promosi kesehatan dalam kerucut Edgar
media pop up book dapat di simpulkan Dale Media Pop up book masuk dalam
bahwa terdapat pengaruh penggunaan benda asli dimana penerimaannya
media pop up book terhadap sebesar 90% dikarenakan pop up book
peningkatan pengetahuan siswa memang berisi kata-kata dan tulisan
mengenai bahaya gadget bagi namun pop up book mempunyai
kesehatan mata, Hal ini sejalan dengan kemampuan untuk memperkuat kesan
penelitian sebelumya yaitu Hanifah yang ingin disampaikan dalam sebuah
(2014) membuktikan bahwa pop up book narasi sehingga dapat lebih terasa.
berpengaruh terhadap peningkatan Tampilan visual yang lebih berdimensi
kecerdasan verbal-linguistik anak membuat narasi semakin terasa nyata
dengan t hitung ≥ t tabel atau t hitung = ditambah lagi dengan kejutan yang
8,112 dengan Sig.(2 tailed) < 0,05. Dari diberikan dalam setiap halamannya.
hasil posttest 1 s/d 4 untuk kelas 1,2,3 Gambar dapat secara tiba-tiba muncul
didapatkan nilai rata-rata sebesar 15,865 dari balik halaman atau sebuah
sedangkan kelas 4 dan 5 didapatkan bangunan dapat berdiri megah ditengah-
nilai rata-rata sebesar 17,021 sehingga tengah halaman dengan cara visualisasi,
selisih dari posttest kelas 1,2,3 dengan kesan yang ingin ditampilkan dapat lebih

11
tersampaikan (Dzuanda 2009), Konsep- telah peneliti buat untuk
konsep yang dipelajari dalam media pop memberikan pengetahuan
up book sesuai dengan konsep mengenai bahaya gadget kepada
pembelajaran tematik, yang berarti siswa-siswi yang lain.
selama proses pembelajaran b) Diharapkan pihak sekolah dapat
berlangsung anak-anak tidak hanya bekerja sama dengan orang tua
menghafal konsep atau fakta namun siswa untuk memantau
melakukan kegiatan yang penggunaan gadget siswa diluar
menghubungkan konsep-konsep untuk sekolah.
menghasilkan pemahaman yang utuh 2. Bagi Universitas Muhammadiyah
sehingga konsep yang dipelajari akan Kalimantan Timur.
dipahami secara baik dan tidak mudah Diharapkan hasil dari penelitian
dilupakan (Pramesti J, 2015). Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
peneliti ini sejalan dengan penelitian dan data awal sebagai acuan untuk
Laon M, dkk (2017) menunjukkan bahwa penelitian selanjutnya .
terdapat pengaruh pop up book terhadap 3. Bagi peneliti selanjutnya
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini memiliki
Media pendidikan membuat seseorang keterbatasan dan peneliti belum
dapat lebih mengerti informasi atau mampu membahas lebih spesifik lagi
materi yang dianggap rumit menjadi lebih mengenai faktor yang menyebabkan
mudah (Marisa dan Nuryanto, 2014). kurangnya pengetahuan siswa
Media yang telah peneliti buat mengenai bahaya gadget bagi
selanjutnya akan diberikan kepada pihak kesehatan mata, diharapkan peneliti
sekolah dan akan di berikan kepada berikutnya dapat mempertimbangkan
perpustakaan agar siswa-siswi lain dapat mengenai pemilihan jangka waktu
membaca media pop up book tersebut. dalam penelitian dan dari hasil
penelitian ini dapat digunakan
KESIMPULAN sebagai data dasar maupun acuan
untuk peneliti berikutnya.
1. Karakteristik jenis kelamin siswa pada
penelitian ini sebagian besar adalah DAFTAR PUSTAKA
perempuan (59%), sedangkan, jenis Ameliola, S., Nugraha, D.H. (2013).
gadget yang paling banyak digunakan Perkembangan Media Informasi dan
adalah Hp (93,4%) dan kebanyakan Teknologi Terhadap Anak dalam Era
siswa menggunakan gadget milik Globalisasi. Malang : Universitas
orang tua (62,3%). Brawijaya.
2. Rata-rata pengetahuan siswa tentang Abdillah, J. (2014) Pengaruh Media
bahaya gadget bagi kesehatan mata Film Bahaya Merokok Terhadap
sebelum diberikan perlakuan media Pengetahuan dan Sikap Bahaya Rokok
pop up book adalah 13,6475 Pada Siswa Kelas XXI SMK Negeri 2
sedangkan rata-rata setelah diberikan Samarinda. Skripsi, Samarinda, Stikes
diberikan perlakuan media pop up Muhammadiyah Samarinda, Indonesia.
book adalah 16,3197. Arofah G.F.D.(2013). Pengaruh
3. Terdapat pengaruh yang signifikan Intensitas Penerangan Terhadap
pada pemberian pendidikan Kelelahan Mata Pada Siswa Kelas IV dan
kesehatan menggunakan media pop V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-
up book terhadap pengetahuan siswa Purwodadi. Skripsi, dipublikasikan,
tentang bahaya gadget bagi Surakarta, Universitas Muhammadiyah
kesehatan mata. Surakarta, indonesia.
Arikunto. (2010). Prosedur
SARAN Penelitian Pendekatan Kuantitatif Praktik
Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
1. Bagi SD Negeri 020 Samarinda Utara Arikunto. (2010). Manajemen
a) Diharapkan pihak sekolah dapat Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
memanfaatkan pop up book yang

12
Bluemel & Taylor. (2012). Pop Up Ishidharmanjaya dan Agency.
Book: A Guide for Teacher and (2014). Bila Si kecil Bermain Gadget.
Librarians. USA: Library of Congress Yogyakarta, Electronic book (Ebook).
Cataloging-in Publication-Data. Jusmina. (2015). Pengaruh Media
Budiningsih, Asri. (2012). Belajar Pop Up Book Terhadap Pengetahuan
dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka dan Sikap Ibu Yang Mempunyai Balita
Cipta. Tentang Penyakit ISPA Non Pneumonia
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda.
Samarinda (2016). Data Usia 5-15 Tahun Skripsi, Samarinda, Stikes
Yang Mengalami Ganguan Kesehatan Muhammadiyah Samarinda, Indonesia.
Tahun 2016 Kota Samarinda. Kurnia, E. (2014). Menkes :
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Penggunaan Kacamata Meningkat di
Samarinda (2016). Data Hasil Perkotaan,
Penjaringan Peserta Didik Sekolah dasar http://m.okezone.com/read/2014/11/11/4
Seluruh Puskesmas Tahun 2016 Kota 81/1064072/menkes-penggunaan-
Samarinda. kacamata-meningkat-di-perkotaan,
Djua, N. (2015). Gambaran Faktor- diperolah 06 November 2017.
Faktor Yang Mempengaruhi Leon M, dkk. (2017). Pengaruh
Progresivitas Penderita Miopia di Pendidikan Kesahatan gigi dan mulut
Poliklinik Mata RSUD Prof. DR. H. ALOEI dengan media buku pop up Terhadap
SABOE. Skripsi, Kota Gorontalo, Pengetahuan Anak Tentang Kesehatan
Indonesia. Gigi dan Mulut di TK Cahaya Intan
Dwiyasista. (2014) 40 Persen Anak Palembang. Universitas Sriwijaya,
SD Sudah Pakai Kacamata, Palembang, Indonesia.
http://mokezone.com/read/2014/11/17/4 Mangoenprasodjo. (2005). Mata
81/1066791/40- persen-anak-sd-sudah- Indah,Mata Sehat. Yogyakarta:
pakai-kacamata, diperolah 06 November Thinkfresh.
2017. Marisa dan Nuryanto. (2014).
Dzuanda. (2011). Perancangan Pengaruh Pendidikan Gizi Melalui Komik
Buku Cerita Anak Pop-Up Tokoh-Tokoh Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan
Wayang Berseri, Seri “Gatotkaca”. Jurnal dan Sikap pada Siswa SDN Bendungan
Library ITS Undergraduate. di Semarang. Universitas Diponegoro,
Ernawati, W. (2015). Pengaruh Semarang, Indonesia.
Penggunaan Gadget Terhadap Navarona. (2016). Hubungan
Penurunan Tajam Penglihatan Pada Antara Praktek Unsafe Action Dalam
Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di SD Penggunaan Gadget Dengan Keluhan
Muhamadiyah 2 Pontianak Selatan. Subjektif Ganguan Kesehatan Mata
Naskah Publikasi. Pada Murid Sekolah Dasar Islam Tunas
Hanifah, U.T. (2014). Pemanfaatan Harapan Tahun 2016. Jurnal, Universitas
Media Pop Up Book Berbasis Tematik Dian Nuswantoro, Indonesia.
Untuk Meningkatkan Kecerdasan Verbal- Notoadmodjo, soekidjo.
Linguistik Anak Usia 4-5 Tahun (Studi (2003).Pendidikan dan Perilaku
Eksperimen di TK Negeri Pembina Bulu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Temanggung). Notoadmodjo, soekidjo. (2005).
Handriani, Rika. (2016). Pengaruh Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi.
Unsafe Action Penggunaan Gadget Jakarta: Rineka Cipta.
Terhadap Ketajaman Penglihatan Siswa Notoadmodjo, soekidjo. (2007).
SekolahDasar Islam Tunas Harapan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Semarang Tahun 2016. Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta.
Semarang, Universitas Dian Notoadmodjo, soekidjo. (2010).
Nuswantoro, Indonesia. Metodeologi Penelitian Kesehatan,
Hartono. (2009). Simptomalogi Jakarta: Rineka Cipta.
dalam Neuro-Oftalmologi. Yogyakarta: Notoadmodjo, soekidjo. (2012).
Pustaka Cendekia Press. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

13
Nurrachmawati. (2014). Pengaruh 1 Samarinda. Skripsi, Samarinda, Stikes
Sistem Operasi Mobile Android pada Muhammadiyah Samarinda, Indonesia.
Anak Usia Dini. Makassar: Universitas Sugiyono. (2012). Memajami
Hasanuddin. Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.
Nuryanto, Marisa. (2014). Pengaruh Alfabeta.
Pendidikan Gizi Seimbang Terhadap Sugiyono. (2015). Metode
Pengetahuan Dan Sikap Pada Siswa Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
SDN Bendungan Semarang, Jurnal R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Undip. 3(4). 925-932. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan
Pakpahan, RP., dkk (2017). The Kesehatan Kerja. Jakarta: CV Sagung
Efectiveness of Booklet for Improved seto. 2009.
Knowledge and Attitude about Cigarette Susilo, R. (2011). Pendidikan
and its Dangerous at SDN 01 Panjang Kesehatan dalam Keperawatan.
Selatan, Panjang, Bandar Lampung. Yogyakarta: Nuha Medika.
Medical Faculty of Lampung University. Ulya, Z., dkk (2017). Pengaruh
Paranting Indonesia, Mata Anak Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Lelah Karena Gadget, Poster Terhadap Pengetahuan
http://www.parenting.co.id/usia- Manajemen Hipertensi Pada Penderita
sekolah/mata+anak+lelah+karena+gadg Hipertensi.
et, 05 November 2017. Widiawati, I., Sugiman, H., & Edy.
Putri, F.A. (2015). Gambaran (2014). Pengaruh Penggunaan Gadget
Perubahan Ketajaman Penglihatan Pada Terhadap Daya Kembang Anak. Jakarta:
Anak Usia Sekolah Yang Bermain Game Universitas Budi Luhur.
Online Di Warnet X Kecamatan Ungaran Wulandari, W.I. (2015). Pengaruh
Barat Kabupaten Semarang, Katalog Media Phantom Gigi Terhadap
Karya Ilmiah Akbid, Akper, Stikes Ngudi Pengetahuan Dan Sikap Cara
waluyo Ungaran. Menggosok Gigi Siswa Kelas I Di SDN
Rattana, Simon Richard., Rases 011 Samarinda. Skripsi, Samarinda,
Laya M. Dan Saerang J. S. M. (2014). Stikes Muhammadiyah Samarinda,
Kelainan Refraksi Pada Anak di BLU Indonesia.
RSUD Prof. Dr. R.D Kandao. Jurnal
Universitas Simtarulangi Makasar. 2 (2).
Ridha, A., dkk. (2017). Pengaruh
Media Komik Terhadap Pengetahuan
Kesehatan Mata Pada Anak. Jurnal
Vokasi Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak , Indonesia.
Rokhmah, Dewi.(2014). Efektifitas
Media Buku Pop Up Sebagai Sarana
Edukatif Anak Dalam Program
“Protecting The Children From Sexual
Predators. Jember, Public Health
University of Jember.
Rozi, F.A. (2015). Hubungan
Kebiasaan Membaca Dengan
Penurunan Ketajaman Penglihatan di SD
Santo Antonius 02 Banyumanik,
Kabupaten Semarang, Katalog Karya
Ilmiah Akbid, Akper, Stikes Ngudi waluyo
Ungaran.
Sari, P.S. (2015). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Video Tentang Sadari Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Di SMA Negeri

14

Anda mungkin juga menyukai