1 Juni 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
Abstrak
Cedera adalah dampak dari suatu agen eksternal yang menimbulkan kerusakan baik fisik maupun
mental sehingga mahasiswa diperlukan pengetahuan yang baik mengenai pertolongan pertama
cedera pada anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan
mahasiswa FKp-UNRI terhadap pertolongan pertama cedera pada anggota keluarga. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 170 orang responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi
menggunakan teknik stratified non random sampling. Alat ukur yang digunakan kuesioner tingkat
pengetahuan pertolongan pertama cedera. Analisis yang digunakan analisis univariate. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa mayoritas tingkat pengetahuan memar pada kategori baik (70,6%),
tingkat pengetahuan luka pada kategori baik sebanyak (66,5%), tingkat pengetahuan luka bakar
pada kategori baik sebanyak (73,5%), tingkat pengetahuan terkilir pada kategori baik sebanyak
(62,9%), tingkat pengetahuan patah tulang pada kategori baik sebanyak (77,6%). Kesimpulan:
Tingkat pengetahuan mahasiswa FKp-UNRI terhadap pertolongan pertama cedera pada kategori
baik.
Pulih atau tidaknya cedera tergantung memar, luka, luka bakar ringan, terkilir dan
pertolongan pertama yang dapat kita patah tulang. Diketahui pengetahuan
berikan (Mustafa, 2017). Mahasiswa/i yang mahasiswa terhadap cara pertolongan
telah mendapatkan pendidikan dasar ilmu pertama memar dari 10 orang mahasiswa 1
pertolongan pertama merupakan salah satu orang menjawab dipijat, 5 orang menjawab
orang yang dapat memberikan penangan kompres es, 2 orang menjawab kompres
pertama (Suswitha & Arindari, 2020). hangat, 1 orang menjawab kompres es dan
Sejalan dengan pernyataan Najihah & memberi salep, 1 orang menjawab kompres
Ramli (2019) Pengetahuan tentang hangat, istirahatkan, pembebatan, dan diberi
pertolongan pertama cedera yang benar salep. Pengetahuan mahasiswa terhadap
merupakan kompetensi yang harus dimiliki cara pertolongan pertama luka ringan yaitu
mahasiswa keperawatan karena sangat dari 10 orang mahasiswa 1 orang menjawab
diperlukan, sehingga saat cedera terjadi tidak tahu, 2 orang menjawab meminum
mahasiswa bisa memberi pertolongan obat, 2 menghentikan pendarahan, 3 orang
pertama secara tepat serta cepat jika berada menjawab menghentikan pendarahan dan
di lokasi kejadian terutama saat terjadi pada membersihkan luka dan memberi
anggota keluarga sendiri. Sejalan dengan antiseptik, 2 orang menjawab mencuci di
penelitian Rasyid & Arisanti (2020) yang air mengalir. Pengetahuan mahasiswa
mengatakan perilaku atau tindakan dalam terhadap pertolongan pertama luka bakar
kesehatan dilatarbelakangi karena ringan yaitu 3 orang menjawab tidak tahu, 2
pendidikan kesehatan yang mereka jalani orang menjawab beri salep, 3 orang
dapat berperan untuk merubah atau menjaga membersihkan luka di air mengalir, 1 orang
kesehatan individu dan keluarga. Apabila menjawab di air mengalir lalu di oleskan
mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai lidah buaya atau minyak zaitun, 1 orang
pertolongan pertama cedera seperti memar, menjawab mendinginkan luka dengan
laserasi/luka parut, terpotong/teriris, terkilir, handuk dan beri salep. Pengetahuan
luka bakar, patah tulang, mahasiswa dapat mahasiswa terhadap cara pertolongan
memberikan pertolongan pertama saat pertama terkilir yaitu 3 orang memberi
cedera tersebut terjadi pada anggota jawaban dipijat, 3 orang kompres es, 1
keluarganya dan keluarga akan lebih orang imobilisasi, kompres es,di balut, dan
mempercayai jika memiliki anggota dalam meninggikan posisi, 1 orang menyangga
bidang kesehatan. dengan kain, 2 orang tidak tahu.
Mengacu dari studi pendahuluan yang Pengetahuan mahasiswa terhadap cara
peneliti lakukan ke sejumlah 10 Mahasiswa pertolongan pertama patah tulang yaitu, 3
Keperawatan Universitas Riau dengan dibawa ke rumah sakit, 2 orang menjawab
metode wawancara, dimana pada 10 di bidai dan dibawa ke rumah sakit, 1 orang
mahasiswa ditanyakan mengenai menjawab tidak tahu, 1 orang menjawab di
pengetahuan cara pertolongan pertama pijat, 2 orang menjawab imobilisasi, 1
54 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 1 Juni 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
melepas pakaian yang menutupi area yang besar karakteristik responden berdasarkan
patah. Tujuan penelitian adalah untuk usia sebanyak 84 orang mahasiswa berusia
mengidentifikasi tingkat pengetahuan 19 tahun (49,4%). Menurut data statistik
mahasiswa FKp-UNRI terhadap kemendikbud (2020) usia kuliah mahasiswa
pertolongan pertama cedera pada anggota program sarjana berada pada rentang usia
keluarga. 18-24 tahun, program magister pada
rentang 25-40 tahun dan program doktor
METODE 40-50 tahun. Dari data penelitian Rentang
Penelitian ini dilaksanakan di usia 18-21 merupakan usia mahasiswa pada
Fakultas Keperawatan Universitas Riau tahun pertama dan kedua. Pada usia ini
yang di mulai dari Januari-Oktober 2021. mahasiswa sudah memasuki kategori
Metode penelitian ini kuantitatif deskriptif rentang usia remaja akhir. Rentang usia
melalui pendekatan berupa cross sectional. remaja akhir dari 17-24 tahun. Jenis
Jumlah sampel yang digunakan adalah kelamin penelitian ini mayoritas berjenis
sampel sejumlah 170 responden. Alat kelamin perempuan yaitu berjumlah 161
pengumpul data menggunakan Alat ukur orang responden (94,7%). Keadaan ini
yang digunakan kuesioner tingkat menggambarkan bahwa peminat pendidikan
pengetahuan pertolongan pertama memar, kesehatan didominasi oleh jenis kelamin
luka, luka bakar, terkilir, patah tulang perempuan. Demikian dengan jumlah
melalui google form terdiri dari 32 mahasiswa keperawatan berjenis kelamin
pertanyaan yang telah di uji validitas perempuan di FKp UNRI setiap tahunnya
dengan r hitung (0,444)-0,889> r tabel selalu lebih banyak dibandingkan laki-laki.
(0,444). Analisa data yang digunakan Pendidikan keperawatan yang didominasi
analisis univariat untuk melihat distribusi oleh kaum perempuan ini dikarenakan sikap
frekuensi dan variabel penelitian. dasar yang dimiliki perempuan identik
sebagai orang yang ramah, sabar, telaten,
HASIL DAN PEMBAHASAN
lemah lembut, berbelas kasih dan gemar
Karakteristik responden
bersosialisasi (Rofiah & Syaifudin, 2014).
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
responden Karakter tersebut banyak dimiliki oleh
Karakteristik Frekuensi (N) Persentase (%) kaum perempuan yang menyebabkan orang
Angkatan:
A 2019 1 41 24,1 beranggapan bahwa keperawatan ini sesuai
A 2019 2 42 24,7 untuk perempuan (Siswanto, 2014). Hal ini
A 2020 1 44 25,3
A 2020 2 43 25,3 juga didukung oleh hasil penelitian yang
Jenis kelamin: dilakukan oleh Putri, Sumartini , Rahmi
Perempuan 161 94,7
Laki-laki 9 5,3 (2020), pada mahasiswa Program Studi D-
Total 170 100 III Universitas Pendidikan Indonesia,
Berdasarkan tabel 1 diperoleh pada Bandung, Jawa Barat bahwa mayoritas
170 orang mahasiswa FKp-UNRI sebagian
55 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 2. No. 1 Juni 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
karena mengikuti perkuliahan tentang sekolah, pengalaman saat terjadi luka bakar
penanganan cedera. Sejalan dengan dan ilmu pengetahuan yang diperoleh saat
penelitian Priyatno & Indika (2019) Pada mengikuti perkuliahan mengenai cara
pelatih PPLP SUMBAR yang sudah perawatan luka atau cedera baik dalam
mendapatkan pendidikan kesehatan bentuk teori dan praktikum.
mengenai pertolongan pertama cedera Luka bakar berisiko sering terjadi
dengan persentase nilai 77,42% berada pada dalam rumah tangga. Hasil penelitian dari
kategori baik dikarenakan responden sudah Rybarczyk, et al (2017) Melaporkan bahwa
mendapatkan pelatihan sebelumnya kelompok anak-anak menjadi yang paling
mengenai pertolongan pertama cedera. berisiko terhadap cedera luka bakar dan
Tingkat Pengetahuan Pertolongan seseorang yang terkena luka bakar di
Pertama Luka Bakar Pada Anggota rumah, cairan panas dan api adalah
Keluarga
penyebab yang paling sering terjadi.
Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
pertolongan pertama luka bakar pada Penyebab sering terjadi luka bakar dalam
anggota keluarga keluarga adalah saat mengerjakan
No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Pertolongan Pertama Bakar (%) pekerjaaan dalam rumah tangga, namun
1 Baik 125 73,5 kurang memiliki pengetahuan mengenai
2 Kurang 45 26,5
Total 170 100 alat perlindungan diri saat mengerjakan
pekerjaan dalam rumah tangga. Sehingga
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperlukan dalam keluarga memiliki
telah dilakukan tingkat pengetahuan
anggota keluarga yang memiliki
mahasiswa keperawatan terhadap
pengetahuan medis terutama pertolongan
pertolongan pertama luka bakar pada
pertama saat terjadi luka bakar. Menurut
anggota keluarga menunjukkan mayoritas
peneliti setiap mahasiswa keperawatan
pada kategori baik sebanyak 125 orang
memiliki peran dalam merawat anggota
(73,5%), sedangkan pada kategori kurang
keluarganya sebagai seseorang yang
baik sebanyak 45 orang responden (26,5%)
memiliki pengetahuan dalam bidang
di Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
kesehatan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Mahasiswa keperawatan merupakan
mayoritas responden memiliki pengetahuan
seseorang yang menempuh pendidikan
yang baik mengenai pertolongan pertama
tinggi di bangku kuliah yang sudah
luka bakar pada anggota keluarga. Adapun
mempelajari cara melakukan dan
tingkat pengetahuan baik yang dimiliki
pertolongan pertama dan perawatan luka.
mahasiswa keperawatan Universitas Riau
Dengan memiliki tingkat pendidikan yang
tidak lepas dari sumber informasi yang di
lebih tinggi menjadikan seseorang memiliki
dapatkan mahasiswa di luar perkuliahan
kesadaran yang tinggi, perilaku tanggung
ataupun sudah pernah mendapatkan
jawab, memiliki lebih banyak pengetahuan
pendidikan kesehatan saat duduk di bangku
dalam melakukan praktik keselamatan.