Oleh:
ANDRES SAFITRY
NIM.16.20.001
MALANG
2020
ABSTRAK
Luka bakar adalah keadaan dimana kondisi tubuh atau kulit seseorang yang terjadi
akibat kehidupan sehari – hari atau dapat terjadi akibat sebuah kecelakaaan baik di
rumah, industry bahkan akibat kecelakaan massal. Hasil studi pendahuluan di
Pondok Pesantren Al-Lathifah Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang
diperoleh data bahwa santri pernah mengalami luka bakar dan masih belum tau
cara pertolongan pertama yang benar. Luka bakar yang sering terjadi dilingkungan
pondok pesantren seperti minyak panas, air panas dan setrika listrik. Jenis
penelitian menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan pendekatan
One Group Pretest Posttest design. Teknik sampling menggunakan Purposive
Sampling dengan sampel berjumlah 35 responden. Instrumen penelitian
menggunakan lembar observasi dengan menggunakan teknik analisa data uji
Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan hasil signifikan (p-value)
0.001<0.05. kesimpulan terdapat pengaruh yang signifikan pada responden
dengan diberikan pendidikan kesehatan menggunakan metode simulasi dengan
media booklet.
PENDAHULUAN
tangga, industri, kecelakaan lalu lintas atau bahkan bencana alam. Luka
disebabkan kontak dengan sumber panas yaitu, api, air panas, bahan
kimia, arus listrik, maupun radiasi[ CITATION Har14 \l 14345 ]. Kasus luka
bakar dapat terjadi kapan dan dimanapun dengan kejadian yang tidak
Serikat sendiri diperkirakan lebih dari 163.000 kasus pada tahun 2015
menjadi 558.400 kasus, dimana 70% pasien adalah laki – laki dengan rata
– rata usia sekitar 30 tahun, 18% anak – anak berusia 5 tahun dan 12%
kasus berusia lebih dari 60 tahun. Luka bakar dengan luas 10% Total Body
0.7% Depkes, 2013 dalam (Aryati, Setiawan, Ariani, & Hastuti, 2018)
jumlah kasus pada anak yang telah dirawat sebanyak 106 kasus atau
48.4% dari seluruh penderita bedah plastik yang dirawat yaitu sebanyak
219 kasus, jumlah kematian akibat luka bakar sebanyak 28 korban jiwa
atau sekitar 26.4% dari seluruh pasien luka bakar yang dirawat, kematian
biasanya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau luka
bakar yang disertai cedera pada saluran pernafasan dan 50% terjadi pada 7
hari pertama perawatan. Hal ini dikarenakan jumlah anak – anak dan
anak–anak serta lansia memiliki resiko yang cukup tinggi terhadap cedera
akibat luka bakar, dikarenakan mereka memiliki kulit yang tipis serta
rapuh jika ketika kontak langsung dengan sumber panas dalam waktu yang
Dan juga factor usia serta penyebab dari luka bakar itu sendiri dapat juga
angka kejadian kebakaran pada tahun 2014 terdapat 896 kasus kebakaran
kebakaran yang paling sering terjadi ialah arus pendek listrik atau
konsleting pada listrik sebesar 65,5 % atau sebanyak 587 kasus kebakaran
sebanyak 26 kasus atau 2,9% akibat ledakan tabung gas LPG atau liquified
tersebut tidak jarang menimbulkan korban jiwa atau tidak banyak juga
santri putri dan putra bahkan pengurus pondok mengalami luka bakar
pertolongan pertama pada luka bakar ini seperti mengoleskan pasta gigi,
kecap, pasta tomat dan irisan kentang Karaoz, 2010 dalam (Sari, dkk.
2018).
pernah mengalami luka bakar dan juga ada yang melihat anggota keluarga
atau temannya yang terkena luka bakar tetapi mereka masih belum
mengetahui cara pertolongan pertama luka bakar dengan baik dan benar
dan terkena luka bakar ringan sampai sedang seperti terkena minyak panas
dan air panas dan setrika listirik sendiri di pondok pesantren al-lathifah.
Peneliti juga melakukan wawancara singkat kepada ustad dan ustadzah di
mereka mengatakan selama ini saat santri terkena minyak panas atau api
dengan memberikan atau mengoleskan pasta gigi pada luka bakar tersebut.
Malang.
luka bakar.
luka bakar.
a. Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman dari penelitian yang dilakukan tentang
pertolongan pertama luka bakar sebagai penerapan ilmu dan juga teori
c. Bagi institusi
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar adalah keadaan dimana kondisi tubuh atau kulit seseorang
yang terjadi akibat kehidupan sehari – hari atau dapat terjadi akibat sebuah
Luka bakar yaitu jenis luka yang didapatkan akibat kontak langsung
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, radiasi maupun
listrik (Rini et al., 2019). Luka bakar bisa terjadi dimana saja, kapan saja
dan kejadian tidak terduga lainnya sehingga korban seringkali tidak dapat
] ialah :
dengan cairan panas, api serta jenis bahan-bahan panas lainnya. Cairan
lebih dari 69oC bisa menyebabkan terjadinya luka bakar parsial atau
11
2. Luka Bakar Kimia atau Chemical Burn
keparahan dari luka bakar tersebut. Luka bakar kimia atau Chemical
Burn dapat terjadi juga karena adanya kontak langsung dengan berbagai
zat kimia yang terkandung dalam zat-zat pembersih dan bisa juga zat
disebabkan oleh adanya hantaran panas dari sumber energi listrik yang
masuk melalui tubuh. Berat ataupun ringannya dari luka itu dapat
Kejadian luka bakar radiasi ini sering kita jumpai pada penggunaan
radiasi ion pada industri atau sumber radiasi untuk keperluan terapeutik
radiasi.
13
14345 ] yaitu :
1. Fase Awal
Fase awal atau disebut juga fase akut dan fase syok dimulai saat
kapiler. Biasanya terjadi 48-72 jam setelah injury. Pada fase ini terjadi
gangguan utama terjadi pada daerah saluran nafas atau cedera inhalasi,
hipovolemik.
Fase sub akut berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang
atau tidak berbaju epitel luas dan pada struktur atau organ
fungsional lainnya.
3) Keadaan hipermetabolisme
3. Fase lanjut
Luka bakar dapat dikatagorikan sebagai luka bakar termal atau luka bakar
komponen seluler. Kerusakan pada jaringan kulit dan mukosa terjadi pada
jalan napas atas. Cedera termal pada jalan napas atas dapat mengakibatkan
dalam termasuk lapisan pada visera, dapat rusak akibat luka bakar elektrik
atau kontak yang lama dengan sumber panas. Disrupsi kulit dapat
Jaringan pada kulit yang rusak akibat luka bakar akan terbentuk
menjadi 3 zona yaitu: zona hiperemia, zona stasis, dan zona koagulasi.
Zona hiperemia ialah zona dengan kerusakan jaringan minimal akan tetapi,
pada zona ini terjadi vasodilatasi dan respons inflamasi akut. Zona stasis
ialah dimana sel-sel mengalami injury akibat panas dan berusaha bertahan.
Pada 48 jam pertama setelah kontak dengan sumber panas sel-sel tersebut
15
Tau16 \l 14345 ].
dapat memicu terjadinya gangguan ginjal. Jika luka bakar yang terjadi
dengan presentasi yang besar atau luka bakar parah, maka dapat
Masalah yang ditimbulkan dari akibat luka bakar bukan hanya terjadi
Cairan darah akan merembes atau keluar dari pembuluh darah menuju ke
jaringan antar sel yang dapat mengakibatkan masalah pada sistem sirkulasi
dari dan limfe sehingga akan mengakibatkan syok. Kulit yang terbuka dan
terasa nyeri.
Tanda-tanda :
c. Saat ditekan dengan ujung jari akan berubah warna menjadi putih
atau pucat dan bila tekanan itu dilepas akan kembali seperti
semula.
a. Derajat 2A
Tanda-tanda :
b. Derajat 2B
Tanda-tanda :
subkutan terbakar dan dapat mengenai jaringan ikat, otot dan tulang.
suhu tubuh terutama jika luka bakarnya luas. Luka bakar ini biasanya
Tanda-tanda :
Gambar 2.1 Rumus Sembilan ( Adult Rules of Nine). Untuk menentukan luas
luka bakar tubuh pada orang dewasa dibagi menjadi presentasi relative luas
permukaan. Seperti pada gambar kepala dan leher 9%, lengan kanan 9%, lengan
kiri 9%, badan bagian depan 18%, badan bagian belakang 18%, kaki kanan 18%,
kaki kiri 18% dan genetalia 1%. Presentasi luas tubuh yang terbakar dijumlahkan
sehingga mendapatkan total luas presentasi permukaan yang terkena luka bakar.
Gambar 2.2.
Rumusan Sembilan
(Child Rules of
Nine). Untuk
menentukan luas
luka pada pada tubuh
anak dibagi menjadi
presentase relative luas permukaan. Seperti pada gambar ini, lengan (atas dan
bawah) meliliki luas 9%, tungkai depan belakang 14%, torso depan belakang
18%, kepala 9% dan genetalia 1%. Presentasi luas tubuh terbakar dijumlahkan
sehingga didapatkan presentase total luas permukaan yang terbakar.
2. Metode Lund and Browder
Metode yang lebih akurat untuk memperkirakan luas pada
metode Lund and Browder yang telah membagi presentasi luka bakar
bakar.
Gambar 2.3 Lund and Browder Chart. Perhitungan luas pada luka bakar
menggunakan media grafik Lund and Browder chart lebih akurat digunakan pada
anak-anak.
Area Usia
0 1 5 10 15 Dewasa
Table 2.1 presentase relative luas permukaan tubuh (Lund and Browder Chart)
14345 ] yaitu:
Luka bakar minor atau ringan adalah luka bakar derajat 1 dengan
luas kurang dari 50% atau derajat 2 dengan luas kurang dari 15% dan
yang penting seperti bagian wajah, leher, jari, kelamin dan sendi utama.
Pada bagian luka aliri air dan jika luka bakar terlalu luas segera bawa
kasa steril. Sangat tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan bahan
kimia seperti pasta gigi, kamfer dan sebagainya karena akan membuat
reaksi kimia yang tidak diinginkan dan juga dapat memperparah kondisi
dengan luas lebih dari 50%, untuk derajat 2 dengan luas luka bakar 15-
30% dan untuk derajat 3 luas lebih dari 2%. Korban perlu dibawa
Luka bakar berat atau bisa disebut juga luka bakar mayor adalah
luka bakar yang sedang serta melibatkan daerah yang penting seperti
wajah, leher, jari, kelamin, dada dan juga perut. Jika itu terjadi korban
korban.
selanjutnya.
2. Jauhkan korban dari sumber panas atau tempat kejadian kelokasi yang
aman
23
kejadian dan bawa korban ketempat yang teduh tidak terkena dengan
tanah
hitam, sulit bernapas, bulu hidung terbakar, dan bengkak pada wajah.
10. Periksa apakah kulit yang terbakar berwarna putih, coklat, hitam atau
hangus
11. Pastikan apakah ada cedera lain dengan cara lepaskan atau robek
pakaian yang mudah terbakar atau yang mengenai area luka bakar
Aliri luka bakar dengan air steril untuk membersihkan kotoran atau
13. Tutup luka bakar dengan kain steril dingin lembab untuk
15. Jangan berikan atau oleskan apapun pada luka bakar tanpa anjuran
dokter
pasta gigi, kecap dan bahan lainnya yang justru dapat memperburuk
17. Segera hubungi pihak UKS jika perlu bawa ke tenaga medis terdekat.
dan bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher
25
2. Circulation
benar pemberian cairan pada luka bakar, dan pemberian cairan melalui
intravena (infus) diberikan apabila luas luka bakar lebih dari 10%.
Bila kurang dari 10% maka dapat diberikan cairan lewat oral (mulut).
korban luka bakar karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan
tubuh lainnya.
cairan.
yaitu :
dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan adanya
masalah tersebut.
1. Sasaran Pendidikan
kelompok-kelompok yaitu:
sasaran indivu.
sasaran kelompok.
masyarakat.
murid-muridnya.
Metode ini digunakan untuk membina perilaku atau hubungan baik agar
individu ini mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku. Setiap orang
yaitu :
klien dan petugas jadi lebih efektif dengan adanya tanya jawab
kelompok kecil.
a. Kelompok besar
peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Maka metode yang baik
ialah:
1. Ceramah
2. Seminar
suatu bentuk penyajian dari satu atau beberapa ahli tentang suatu
tema yang dianggap penting atau yang sedang hangat
dimasyarakat.
b. Kelompok kecil
1. Diskusi kelompok
masing.
3. Permainan simulasi
tentang kesehatan.
Not12 \l 14345 ]:
1. Media cetak
b. Flip chart: atau disebut juga lembar balik berisi pesan maupun
kesehatan.
d. Booklet : media komunikasi massa yang bertujuan untuk
2. Media Elektronik
berwarna.
oleh pendengaran.
2.2.6. Konsep metode simulasi dengan media booklet yang digunakan dalam
penelitian
1. Metode Simulasi
a. Kelebihan simulasi
sesungguhnya.
b. Kekurangan simulasi
2. Media Booklet
Media Booklet ialah suatu media untuk penyampaian pendidikan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan dan gambar. Menurut
yaitu:
a. Kelebihan booklet
sewaktu-waktu.
4. Lebih terperinci dan jelas karena bisa mengulas pesan atau informasi
b. Kekurangan booklet
keterbatasan penyebarannya
14345 ]
2.3 Kemampuan
35
pekerjaan.
1. Ranah Kognitif
a. C1 (Pengetahuan)
data faktual.
b. C2 (Pemahaman)
c. C3 (Aplikasi)
dipelajari sebelumnya.
d. C4 (Analisis)
e. C5 (Sintesis)
f. C6 (Evaluasi)
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai
motivasi, minat dan sikap. Ada 5 katagori dari ranah afektif yaitu:
atau negatif.
37
c. Ranah Psikomotor
a. Peniruan (P1)
diamati.
b. Manipulasi (P2)
latihan.
yang tinggi.
d. Artikulasi (P4)
e. Naturalisasi
14345 ]:
2. Faktor lingkungan
39
kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun
3. Faktor kematangan
Tiap organ (fisik dan psikis) dapat dikatakan matang jika telah
4. Faktor pembentukan
berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan sebagai
6. Faktor kebebasan
kebutuhannya.
2.4 Kerangka Konsep
Bagan 2.1 kerangka konseptual pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode simulasi dengan media Booklet terhadap tingkat
kemempuan pertolongan pertama luka bakar di pondok pesantren Al-Lathifah kec. Gondanglegi kab. Malang.
Santri di Pondok
Pesantren Faktor yang mempengaruhi
kemampuan : Hubungan
41
Penjelasan Keterangan konsep
dalam penelitian ini yaitu santri putri yang akan diberikan pendidikan
luka bakar.
2.5 Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan) adalah
METODOLOGI PENELITIAN
Kec. Gondanglegi.
R (Kel. Eksperimen)
X O Y
Ket :
Gondanglegi.
45
3.3. Kerangka Kerja (Frame Work)
Populasi
Seluruh santri dipondok pesantren Al-Lathifah kec. Gondanglegi
sebanyak 40 santri
Teknik Sampling
Purposive Sampling
Sample
Santri putri dipondok pesantren Al-Lathifah Kec. Gondanglegi berjumlah 35
santri
Desain Penelitian
One group pretest posttest design
Pretest
Pretest pada responden menggunakan lembar observasi
Perlakuan
Setiap santri akan mendapatkan booklet dan metode simulasi tentang
pertolongan pertama pada luka bakar
Posttest
Posttest pada responden dengan mengobservasi kemampuan responden
Kesimpulan
a. Jika P > 0.05 maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh
b. Jika P > 0.05 maka Ho ditolak artinya ada pengaruh
Bagan 3.1 Kerangka kerja pendidikan kesehatan menggunakan metode simulasi dengan
media booklet terhadap tingkat kemampuan pertolongan pertama luka bakar
47
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
subjek (manusia, klien) yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Pada
dasarnya ada 2 syarat yang harus dipenuhi saat menetapkan sampel, ialah
N
n=
1+ N ( d)2 40
n=
1+ 40(0,05)2
Keterangan :
40
n=
n = Besar Sampel 1+ 40(0,0025)
N = Besar Populasi 40
n=
1+0,1
sampel dan didapatkan hasil bahwa yang menjadi sampel pada santri putri
berjumlah 36 orang.
1. Kriteria Inklusi
c. Santri yang hadir dalam penelitian dan mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
2. Kriteria Ekslusi
sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga
2016).
49
yang memberikan nilai beda terhadap suatu benda, manusia, dan lain-lain.
perbedaan. Variabel yang merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang
penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan
secara langsung bisa diukur sehingga bisa diartikan sebagai suatu variabel
(Nursalam, 2016).
2016).
lain atau independen. Dengan kata lain, variabel terikat ialah faktor yang
diamati serta diukur untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan atau
Definisi operasional merupakan batasan dari variabel-variabel yang akan diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012).
51
3.7. Pengumpulan Data dan Analisa Data
a. Tahap Persiapan
b. Pengumpulan responden
c. Tahap Pelaksanaan
b) Penelitian ini akan dilakukan hari minggu pada jam 8.00 s.d selesai
responden
karakteristik responden
f) Penelitian ini akan dibantu oleh 10 orang sebagai fasilitator
bakar (pre-test)
pondok pesantren.
2. Instrument pengumpulan data
a. Validitas
juga observasi sebagai alat ukur harus mengukur apa yang diukur.
dosen.
b. Reliabilitas
c. Uji Normalitas
a. Editing
(angka) terhadap dari data yang terdiri atas beberapa katagori, dan
a. Responden
Kode 1 : Responden 1
Kode 2 : Responden 2
b. Usia
Kode 1 : 10 – 12 Tahun
Kode 2 : 13 – 15 Tahun
Kode 3 : 16 – 18 Tahun
Kode 4 : 19 – 21 Tahun
c. Jenis Kelamin
Kode 2 : Perempuan
d. Pendidikan
Kode 2 : SD / Sederajat
Kode 1 : Jawa
Kode 2 : Madura
Kode 3 : Lainnya
f. Mendapatkan informasi
Kode 2 : Pernah
Kode 0 : Salah
Kode 1 : Benar
c. Data Entry
e. Tabulating
(Notoadmodjo, 2012)
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariate
dalam sebuah kegiatan dari penelitian, mulai dari proposal penelitian sampai
tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak dari calon responden
(Hidayat, 2014).
tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur cukup dengan
Pada bab ini akan membahas mengenai hasil dan pembahasan dari
eksklusi maka dinyatakan drop out. Adapun hasil penelitian akan disajikan
Hasil penelitin ini berisi data umum dan khusus. Data umum meliputi
tempat santri untuk belajar dan mengaji serta terdapat mushola yang
45%.
kelamin
(Sumber No Jenis Frekuensi Presentase
: Data Kelamin
Primer
Lembar 1 Perempuan 35 100 %
Total 35 100 %
Observasi Penelitian, Desember 2019)
mbe 2. Madura 14 40 %
3. Lainnya 1 3%
r :
Jumlah 35 100%
pengalaman
media booklet
rata-rata atau mean sebesar 1,63 dengan standar deviantion 598. Nilai
Dan setelah diberikan intervensi didapatkan nilai rata – rata atau mean
1 15 42,9 % 12 4 11,4 %
2 18 51,4 % 13 12 34,3 %
3 2 5,7 % 14 13 37,1 %
15 4 11,4 %
16 2 5,7 %
media booklet
pengujian harus lebih besar dari nilai alpha sebesar 0.05 menunjukkan
lebih kecil dari 0.05 atau alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa data
Wilcoxon.
4.2. Pembahasan
sebanyak 37.1% .
kebebasan (pola pikir). Menurut Bloom dalam Rizqina, dkk (2017), ada 6
pertama pada luka bakar maka didapatkan hasil pada table 4.7 total skor
presentase 51,4%.
dan jelas dikarenakan dapat mengulas kembali pesan atau informasi yang
pada luka bakar. Sehingga tidak ada lagi responden atau santri
Wilcoxon, hasil nilai signifikasi (p-value) 0.001 yang lebih kecil dari alpha
luka bakar.
ini adalah dalam jurnal Saputro (2017), yang mengatakan terdapat pengaruh
dan sikap responden. Dan dalam penelitian Pratiwi & Dyah. (2017), yang
pada booklet sangat efektif. dan memberikan kesan yang menarik sehingga
ketika mengalami luka bakar tidak mengetahui cara pertolongan luka bakar
Balqis, dkk (2016) Luka bakar yang tidak dirawat akan menyebabkan
pada sisa-sisa sel epitel berproliferasi dan menutup permukaan luka bakar
tersebut.
menunjukkan skor yang sangat rendah pada item (4. Perikasa airway and
hipotermia). Pada soal nomer 4 & 16 merupakan soal obsional karena ini
penanganan Pre-Hospital.
akan jauh lebih baik lagi dan proses dari penyembuhan luka akan lebih
cepat.
diantaranya yaitu:
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
maksimum 16.
5.2. Saran
Disarankan bagi responden agar dapat menerapkan apa yang telah didapat
dari penelitian yang telah dilakukan baik dan juga dapat membagikan ilmu
sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya khususnya untuk luka bakar
Keterangan:
Usia JK: Jenis Kelamin Pendidikan Suku S. Informasi
1 : 10 – 12 Tahun 1 Laki-laki 1 Tdk Sekolah 1 Jawa 1 Tdk Pernah
2 : 13 – 15 Tahun 2 Perempuan 2 SD/Sederajat 2 Madura 2 Pernah
3 : 16 – 18 Tahun 3 SMP/Sederajat 3 Lainnya
4 : 19 – 21 Tahun 4 SMA/Sederajat
77
Master Tabel
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Simulasi Dengan Media Booklet Terhadap Tingkat Kemampuan Pertolongan Pertama Luka Bakar (Post Test)
Data Umum Data Khusus
No. Nama Usia JK Pendidikan Suku S. Informasi P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 Total
1 Nn. W 3 2 1 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
2 Nn. F 3 2 4 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
3 Nn. T 3 2 4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
4 Nn. F 2 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
5 Nn. N 2 2 3 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
6 Nn. H 2 2 3 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
7 Nn. M 1 2 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12
8 Nn. A 3 2 4 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
9 Nn. V 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16
10 Nn. K 3 2 4 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
11 Nn. A 3 2 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
12 Nn. I 3 2 4 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
13 Nn. A 2 2 4 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
14 Nn. I 3 2 4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
15 Nn. A 2 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15
16 Nn. K 3 2 4 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
17 Nn. A 2 2 3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
18 Nn. L 2 2 3 2 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
19 Nn. A 2 2 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
20 Nn. M 3 2 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13
21 Nn. N 1 2 2 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12
22 Nn. M 3 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13
23 Nn. S 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 14
24 Nn. K 2 2 1 2 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
25 Nn. H 2 2 4 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12
26 Nn. D 3 2 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
27 Nn. A 3 2 4 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12
28 Nn. I 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 14
29 Nn. H 3 2 3 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
30 Nn. D 3 2 4 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
31 Nn. A 1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13
32 Nn. T 2 2 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
33 Nn. W 2 2 3 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13
34 Nn. E 2 2 4 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 13
35 Nn. J 3 2 4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
Total Responden 25 33 27 14 20 25 17 29 28 32 29 34 34 33 34 16 34
Keterangan:
Usia JK: Jenis Kelamin Pendidikan Suku S. Informasi
1 : 10 – 12 Tahun 1 Laki-laki 1 Tdk Sekolah 1 Jawa 1 Tdk Pernah
2 : 13 – 15 Tahun 2 Perempuan 2 SD/Sederajat 2 Madura 2 Pernah
3 : 16 – 18 Tahun 3 SMP/Sederajat 3 Lainnya
4 : 19 – 21 Tahun 4 SMA/Sederajat
79