Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2018

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN


METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRAKTIK
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA BAKAR PADA
IBU RUMAH TANGGA DI GAREN RT.01/RW.04
PANDEAN NGEMPLAK BOYOLALI
1) 2) 3)
Siwi Indra Sari , Wahyuningsih Safitri , Ratih Dwilestari Puji Utami
1,2,3
Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
siwiindra123@gmail.com

ABSTRAK
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Hasil studi pendahuluan di desa Garen RT.01/
RW.04 Pandean Ngemplak Boyolali diperoleh data bahwa peristiwa kejadian luka bakar ibu rumah
tangga di daerah tersebut sering terjadi 5-10 kali dalam satu bulan. Luka bakar yang sering terjadi
di lingkungan rumah seperti terkena minyak goreng, air panas, setrika listrik, dan knalpot. Tujuan dari
penelitian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap praktik
pertolongan pertama luka bakar pada ibu rumah tangga di Garen RT.01/RW.04 Pandean Ngemplak
Boyolali. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode quasy experiment pretest
and posttest with control group design. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel
berjumlah 40 responden ibu rumah tangga yang terbagi menjadi 20 responden kelompok perlakuan
dan 20 responden kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan uji wilcoxon untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antara dua sampel dependen yang berpasangan dan uji Mann withney test untuk
menguji beda mean peringkat dari 2 kelompok independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan praktik pada kelompok perlakuan yang sebelumnya 7 responden (35%) dalam
kategori cukup, 13 responden (65%) dalam kategori tidak memadai dan setelah diberikan pendidikan
kesehatan menjadi 20 responden (100%) masuk kategori memadai dengan p value=0,000. Hasil
analisis dengan Mann withney test , hasil p value = 0,000<0,05. Kesimpulan terdapat pengaruh yang
signifikan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan pemberian pendidikan kesehatan
dengan metode demonstrasi dan ceramah leaflet.
Kata kunci: pendidikan kesehatan, demonstrasi, luka bakar

ABSTRACT
Burn wound is the damage or loss of tissue due the contact with heat sources such as fire, hot water,
chemicals, electricity, and radiation. The result of the preliminary research shows that in Garen, RT.01/
RW.04 Pandean Ngemplak Boyolali shows that the burn wound incidence at household could happen
5-10 times a month. Burn wounds which are frequently present in the household are those due to hot
cooking oil, hot water, heat of electric iron, and heat of motor vehicle exhaust. The objective this
research is to investigate the effect of the health education with demonstration method on the practice
of the first aid for burn wound of the housewives in Garen RT.01/RW.04 Pandean, Ngemplak, Boyolali.
This research used the quantitative quasi experimental research method with posttest with control group
design. Purposive sampling technique was used to determine its samples. The samples consisted of 40
housewives. They were divided into two groups, 20 as the treatment group and 20 as the control group.

98
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2018

This test used the Wilcoxon’s Test to investigate whether or not there was a difference between the two
paired-dependent samples and the Mann Withney’s Test to examine the rank mean difference of the two
independent groups. The result of the research shows that there was an increase in the first aid practice
of the treatment group. Prior to the treatment, 7 respondents (35%) had an adequate category of the
first aid practice, and 13 respondents (65%) had an inadequate category of the first aid practice. All of
the respondents, 20 (100%), had an adequate category of the first aid practice as indicated by the result
of the Mann withney’s Test where the p-value was 0.000 which was less than 0.05. Thus, there was
a significant effect of health education with demonstration method and leaflet lecturing on the treatment
and control groups.
Keywords: Health education, demonstration, burn wound

1. PENDAHULUAN wilayah Jawa Tengah mengalami peningkatan


Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan 0,1% pada tahun 2007 ke 2013. Di Jawa Tengah
atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak tahun 2013 dari 100.000 penduduk tercatat se-
dengan sumber panas seperti api, air panas, banyak 0,7% dari penduduk di tahun 2007 ter-
bahan kimia, listrik, dan radiasi (Hardisman, catat sebanyak 0,6%sedangkan di kota Boyolali
2014). Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dari 1000 penduduk tidak mengalami perubahan
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang pada tahun 2013 tercatat sebanyak 0,6%di ta-
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal hun 2007 0,6% yang terkena luka bakar. Tingkat
(fase syok) sampai fase lanjut (Nugroho, 2012). luka bakar tertinggi di negara berkembang terjadi
Kasus luka bakar merupakan suatu bentuk cedera pada kalangan perempuan sedangkan di negara
berat yang memerlukan penatalaksanan sebaik- maju tertinggi pada kalangan laki-laki (Schrock,
baiknya sejak awal. Peran masyarakat yang 2007). Sebagian besar 80% cidera luka bakar
berhadapan langsung serta pertolongan petugas terjadi di rumah dan 20% terjadi di tempat kerja
yang menerima kasus ini pertama kali sangat (Peck, 2012).
menentukan perjalanan penyakit ini selanjutnya Salah satu cara dalam menangani tingkat
(Moenadjat, 2003). keparahan luka bakar sangat dibutuhkan
Berdasarkan data dari American Burn penanganan awal penderita sebelumnya di bawa
Association (ABA) tahun 2010 ke tahun 2015 ke pelayanan kesehatan. Pertolongan pertama
mengalami peningkatan di Amerika Serikat adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian
diperkirakan lebih dari 163.000 kasus pada atau bencana terjadi di tempat kejadian,
tahun 2015 menjadi 558.400 kasus, dimana sedangkan tujuan dari pertolongan pertama adalah
70% pasien adalah laki-laki dengan rata-rata usia menyelamatkan kehidupan, mencegah kesakitan
sekitar 32tahun,18% anak-anak yang berusia makin parah, dan meningkatkan pemulihan
dibawah 5 tahun dan 12% kasus berusia lebih (Paula,K.,dkk, 2009). Semua luka bakar (kecuali
dari 60 tahun. Luka bakar dengan luas 10% luka bakar ringan atau luka bakar derajat 1)
Total Body Surface Area (TBSA) sebesar 7%. dapat menimbulkan komplikasi berupa shock,
Penyebab tertinggi akibat flame burn (44%) dan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit,
tingkat kejadian paling sering di rumah (68%). infeksi sekunder, dan lain-lain (Rismana, et
al., 2013).
Berdasarkan data dari Departemen Kesehat-
an RI sepanjang tahun 2012-2014 terdapat 3.518 Pendidikan kesehatan merupakan suatu
kasus luka bakar di indonesia. Angka kejadian usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dan
luka bakar dalam datanya terus meningkat dari sasaran agar seseorang mempunyai pengetahuan,
1.186 kasus pada 2012 menjadi 1.123 kasus di sikap, dan keterampilan yang sesuai dengan
tahun 2013 dan 1.209 kasus di tahun 2014. Di tuntutan nilai-nilai kesehatan (Notoatmodjo,
2007).

99
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2018

Selain itu perlu merubah keyakinan minimal 20 menit. Hal ini untuk mengurangi
masyarakat yang masih menggunakan yoghurt, bengkak yang dapat terjadi dan mempercepat
pasta gigi, pasta tomat, es, putih telur mentah, proses penyembuhan di kemudian harinya.
atau irisan kentang (Karaoz, 2010) dalam Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh
pertolongan pertama luka bakar dan mengajarkan luka bakar, angka insiden, fenomena pertolongan
cara pertolongan pertama luka bakar yang benar. yang salah akibat luka bakar, studi pendahuluan
Pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan yang dilakukan pada daerah tersebut, maka
agar lebih efektif dan sesuai sasaran serta tujuan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
maka diperlukan media yang dapat digunakan tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
adalah media demontrasi. Media demontrasi Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Praktik
mempertunjukan tentang proses terjadinya suatu Pertolongan Pertama Luka Bakar Pada Ibu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan Rumah Tangga Di Garen Rt.01/Rw.04 Pandean
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat Ngemplak Boyolali”.
diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara
nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008). 2. PELAKSANAAN
Penggunaan media demontrasi dapat me- a. Lokasi dan waktu penelitian
ngurangi kesalahan-kesalahan bila dibanding- Penelitian ini dilakukan di Desa Garen Rt.01/
kan dengan hanya membaca atau mendengarkan, Rw.04 Pandean Ngemplak Boyolali. Waktu
karena gerakan dan proses dipertunjukan maka Penelitian penelitian dilaksanakan periode
tidak memerlukan keterangan-keterangan yang tanggal 30 Juli 2017 sampai 6 Agustus 2017.
banyak, beberapa persoalan yang menimbulkan b. Populasi dan sampel penelitian
pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu Teknik pengambilan sampel dengan
proses demonstrasi. Informasi akan tersimpan purposive sampling. Dalam penelitian
sebanyak 40% bila disampaikan menggunakan ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu
leaflet sedangkan menggunakan metode demon- kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
strasi tingkat pemahaman akan mencapai 90% Pada penelitian ini jumlah minimal sampel
(Silaban, 2012). yang diperlukan untuk kelompok perlakuan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada berjumlah 20 responden dan untuk kelompok
tanggal 23 januari 2017 di desa Garen Rt.01/ kontrol 20 responden, sehingga total sampel
Rw.04 Pandean Ngemplak Boyolali dengan berjumlah 40 responden.
melakukan observasi dan wawancara pada 10 ibu
rumah tangga diperoleh data bahwa, peristiwa 3. METODE PENELITIAN
kejadian luka bakar rumah tangga di daerah Jenis penelitian ini yaitu penelitian
tersebut sering terjadi 5-10 kali dalam satu bulan. kuantitatif, eksperimen semu (quasi eksperimen)
Luka bakar yang sering terjadi di lingkungan dengan rancangan Pre and Post test with control
rumah seperti terkena minyak goreng, air panas, group.
setrika listrik, maupun terkena knalpot. Tindakan Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
dalam penanganan luka bakar yang sering
Instrumen yang digunakan untuk pengum-
dilakukan pada warga tersebut masih kurang
pulan data dengan memakai lembar observasi
tepat, dibuktikan dengan hasil wawancara yaitu
yang dibuat sendiri oleh peneliti sesuai refer-
lima orang mengatakan penanganan dini yang
ensi. Lembar observasi diisi oleh peneliti dan alat
sering dilakukan yaitu menggunakan odol/pasta
bantu demonstrasi untuk kelompok perlakuan
gigi, dua orang menggunakan kecap, tiga orang
dan ceramah leaflet untuk kelompok kontrol.
dengan mengipas- ngipas/meniup bagian luka
Pernyataan terdiri dari 7 item dengan pilihan di-
atau mengabaikan luka tersebut. Seharusnya
lakukan dan tidak dilakukan. Jika melakukan tin-
penangan pertama yang dapat dilakukan adalah
dakan dinilai 1 dan jika tidak dinilai 0. Skala
sesegera mungkin mendinginkan area yang
ordinal: nilai memadai: apabila skore 5-7, nilai
terkena dengan air dingin yang mengalir selama
cukup: apabila skore 3-4 dan nilai kurang me-

100
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada- Januari 2018

madai: apabila skore 1-2. Lembar observasi di- artinya pendidikan kesehatan mempengaruhi
lakukan kesepakatan didapat nilai kappa 0,609. praktik. Untuk mengetahui selisih 2 kelompok
Ini berarti terdapat kesepakatan yang baik antar yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
observer 1 dengan observer 2 terhadap penilaian menggunakan uji Mann Withney Test bertujuan
praktik pertolongan pertama luka bakar. Nilai untuk menguji beda mean peringkat (data ordinal)
signifikansi sebesar 0,009<0,05, artinya ada ke- dari 2 kelompok independen (2 kelompok yang
sepakatan yang signfikan antar observer 1 dan berbeda) (Dharma, 2011).
observer 2. Sehingga lembar observasi dapat
digunakan untuk penelitian. Penelitian dilaku- 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
kan dengan cara pre dan post test. Pada semua a. Usia Responden
kelompok dilakukan pre test dengan cara mem-
praktekan pertolongan pertama luka bakar yang Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan
diukur dengan lembar observasi yang diisi oleh Usia di Desa Garen Padean Ngemplak Boyolali
peneliti. Pada kelompok perlakuan diberikan bulan Agustus (n = 40)
pendidikan kesehatan dengan metode demonstra-
Usia Frekuensi Persentase (%)
si tentang pertolongan pertama luka bakar. Pada
kelompok kontrol diberikan pendidikan kesehat- 17 – 25 3 7,5%
an dengan metode ceramah leaflet tentang perto- 26 - 35 10 25,0%
longan pertama luka bakar. Kemudian dilakukan 36 - 45 18 45,0%
post test pada kedua kelompok dengan cara mem- 46 - 55 9 22,5%
peraktekan pertolongan pertama luka bakar yang Total 40 100%
diukur dengan lembar observasi yang diisi oleh Hasil penelitian menunjukan bahwa
peneliti.
responden berdasarkan usia yaitu sebagian besar
Analisa Data responden berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak
Analisis univariat dengan menggunakan 18 responden (45%). Dikarenakan semakin cukup
perangkat komputer digunakan untuk umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
menganalisis variabel yang bersifat kategorik akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja
yaitu usia, pendidikan terakhir, pekerjaan dan Menurut Papalia, Sterns, Feldman, dan Camp
praktik responden. Analisa bivariat digunakan (2007), tingkatan usia dibagi menjadi 2 yaitu
untuk menguji pengaruh pendidikan kesehatan dewasa muda 20-40 tahun dan dewasa menengah
dengan metode demonstrasi terhadap praktik 41-65 tahun. Usia seseorang akan mempengaruhi
penanganan pertama luka bakar. Menganalisis daya tangkap dan pola pikir seseorang terhadap
data secara bivariat dilakukan uji normalitas informasi yang diberikan. Semakin bertambah
data untuk sampel berjumlah kecil menggunakan usia maka daya tangkap dan pola pikir seseorang
Shapiro-Wilk. Data tidak berdistribusi normal semakin berkembang (Notoatmodjo, 2007).
maka menggunakan uji non-parametrik yaitu b. Pendidikan Responden
uji wilcoxon. Uji beda tersebut digunakan
untuk menganalisis hasil eksperimen yang Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan
menggunakan pre-test dan post-test design with Pendidikan di Desa Garen Padean Ngemplak
control group. Uji wilcoxon untuk mengetahui ada Boyolali bulan Agustus ( n = 40)
tidaknya perbedaan antara dua sampel dependen Klarifikasi
yang berpasangan. Dengan tingkat kepercayaan pendidikan
Frekuensi Persentase (%)
95% / α= 5% dengan ketentuan sebagai berikut: SD 8 20,0%
Jika P value > α (0,05) maka Ho diterima dan
SMP 12 30,0%
Ha ditolak yang berarti pendidikan kesehatan
SMA/SMK 16 40,0%
tidak dipengaruhi praktik serta jika P value
SARJANA 4 10,0%
≤ α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Total 40 100%

101
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2018

Hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas metode buku saku terhadap peningkatan pengeta-
responden mempunyai tingkat pendidikan SMA/ huan penggunaan monosodium glutamat (msg) di
SMK, yaitu sebanyak 16 responden (40%). Dusun Soko Desa Gadingsari Kecamatan Sanden
Undang-undang nomor 33 tahun 2003 tentang Kabupaten Bantul. Hasil observasi penelitian ini
sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengeta-
tingkat pendidikan wajib belajar adalah 9 tahun huan seseorang karena setelah menerima pendi-
yang meliputi pendidikan SD selama 6 tahun dikan kesehatan seseorang dapat mengaplikasi-
dan pendidikan SMP selama 3 tahun. Responden kan dalam kehidupan seseorang.
dengan pendidikan SMA sudah dianggap dapat
menerima berbagai informasi pengetahuan tentang d. Praktik Pertolongan Pertama Luka Ba-
pertolongan pertama luka bakar. Adanya informasi kar Kelompok Perlakuan
kesehatan tentang pertolongan pertama luka Tabel 4. Praktik Pertolongan Pertama Luka
bakar dapat menambah pengetahuan responden Bakar Kelompok Perlakuan di Desa Garen
tentang pertolongan pertama luka bakar. Astria Padean Ngemplak Boyolali bulan Agustus
et al. (2009), menyatakan bahwa responden yang (n = 40)
berpendidikan dasar (SD dan SMP) cenderung
lebih banyak mempunyai perilaku yang kurang Pre Test Post Test
daripada ibu yang berpendidikan menengah Kategori Frekunsi Persen- Frekuensi Persen-
tase tase
dan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
Memadai
seseorang, maka semakin mudah seseorang untuk (5 – 7)
- - 20 100%
menerima informasi, sehingga semakin banyak Cukup
pula pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, (3 – 4) 7 35% - -
2005). Tidak
Memadai 13 65% - -
c. Pekerjaan Responden (1 – 2)
jumlah 20 100% 20 100%
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan di Desa Garen Padean Ngemplak Hasil analisa sebelum dilakukan pendidikan
Boyolali bulan Agustus (n = 40) kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap
Klarifikasi Frekuensi Persentase (%) praktik pertolongan pertama luka bakar didapat-
Pekerjaan kan data pada kelompok perlakuan terdapat 7
Ibu Rumah Tangga 11 27,5% responden (35%) dalam kategori cukup dan 13
Karyawan Swasta 21 52,5% responden (65%) dalam kategori kurang mema-
PNS 4 10,0%
dai. Hasil analisa setelah dilakukan pendidikan
kesehatan terhadap praktik pertolongan pertama
Wira Swasta 4 10,0%
luka bakar didapatkan data pada kelompok per-
Total 40 100%
lakuan yaitu 20 responden (100.0%) yang terma-
Hasil penelitian menunjukan bahwa respon- suk dalam kategori memadai sehingga didapatkan
den berdasarkan pekerjaan paling banyak kary- pengaruh pendidikan kesehatan pada kelompok
awan swasta yaitu 21 responden (52,5%). Sima- perlakuan. Hasil ini sesuai dengan penelitian
mora (2006), menyatakan bahwa ekonomi adalah Yurika (2009) tentang efektifitas pendidikan ke-
kegiatan menghasilkan uang di masyarakat untuk sehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan keter-
memenuhi kebutuhan hidup, termasuk dalam ampilan ibu dalam pemantauan perkembangan
pembiayaan perawatan pasien luka bakar selama balita di kelurahan Sukaramai Kecamatan Baitur-
di rumah. Penelitian Wibowo (2013) menjelas- rahman Banda Aceh bahwa ada peningkatan yang
kan sebanyak 17 responden (28,3%) bekerja se- signifikan dari keterampilan ibu sebelum dilaku-
bagai karyawan swasta. Status pekerjaan dapat kan pendidikan kesehatan dan sesudah dilakukan
mempengaruhi pengetahuan setelah menerima pendidikan kesehatan dengan p value 0,019.
promosi kesehatan metode audio visual dan

102
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada- Januari 2018

e. Praktik Pertolongan Pertama Luka Ba- Hasil dari analisa pada kelompok perlakuan
kar Kelompok Kontrol didapatkan nilai p value 0,000 < 0,05, sehingga
ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan
Tabel 5. Praktik Pertolongan Pertama Luka
metode demonstrasi terhadap praktik pertolongan
Bakar Kelompok Kontrol di Desa Garen Padean pertama luka bakar. sebelum dilakukan
Ngemplak Boyolali bulan Agustus (n = 40) pendidikan kesehatan terdapat 7 responden
Pre Test Post Test (35%) dalam kategori cukup dan 13 responden
Kategori Freku- Persen- Freku- Persen- (65%) dalam kategori kurang memadai. Setelah
ensi tase ensi tase dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode
Memadai
- - - - demonstrasi terhadap praktik pertolongan pertama
(5 – 7) luka bakar data posttest kelompok perlakuan
Cukup yaitu 20 responden (100.0%) yang termasuk
(3 – 4) 4 20% 10 50%
dalam kategori memadai. Hasil penelitian ini
Tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Memadai 16 80% 10 50% Widyastuti (2010) yang menyebutkan bahwa ada
(1 – 2)
pengaruh penyuluhan teknik pijat bayi terhadap
jumlah pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan nilai
20 100% 20 100%
pvalue =0,000(p<0,05).
Kelompok kontrol sebelum dilakukan Hasil dari analisa pada kelompok kontrol
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah didapatkan nilai p value 0,014 < 0,05, sehingga
leaflet terhadap praktik pertolongan pertama luka ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan
bakar terdapat 4 responden (20%) dalam katagori metode ceramah leaflet terhadap praktik
cukup dan Kategori kurang memadai sebelum pertolongan pertama luka bakar. Sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan terdapat 16 dilakukan pendidikan kesehatan dalam katagori
responden (80%). Data dari kelompok kontrol cukup terdapat 4 responden (20%) dan setelah
setelah di berikan pendidikan kesehatan menjadi dilakukan pendidikan kesehatan menjadi 10
10 responden (50%) dalam kategori cukup dan 10 responden (50%). Kategori kurang memadai
responden (50%) kategori kurang memadai. Data sebelum dilakukan pendidikan kesehatan terdapat
ini mencermikan responden mampu menerima 16 responden (80%) dan setelah dilakukan
informasi yang diterima melalui pendidikan pendidikan kesehatan menjadi 10 responden
kesehatan. Hal ini dikarenakan pendidikan (50%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan, penelitian yang dilakukan oleh Sukirjo (2010)
sikap, dan keterampilan individu atau masyarakat yang menyebutkan edukasi dengan pemberian
dibidang kesehatan (Maulana, 2009). leaflet lebih efektif dibandingkan dengan tanpa
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan leaflet (p-value = 0,05).
Metode Demonstrasi Terhadap Pertolongan Perbedaan Praktik Pertolongan Pertama
Pertama Luka Bakar pada Kelompok Perlakuan Luka Bakar antara Menggunakan Metode
dan Kelompok Kontrol Demonstrasi dan Metode Ceramah Leaflet

Tabel 6. Uji wilcoxon Tabel 7. Uji Mann Withney Test

Kelompok Kelompok Pendidikan Kesehatan


Perlakuan Kontrol Z -5.888
Pre Test Pre Test Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Post Test Post Test
Z -4.072a -2.449a Hasil dari analisa nilai signifikansi setelah
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .014 dilakukan pendidikan kesehatan nilai signifikansi
sebesar 0,000<0,05, artinya ada perbedaan
praktik pertolongan pertama luka bakar antara

103
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2018

menggunakan metode demonstrasi dan metode menjadi karyawan swasta. Terdapat penga-
ceramah leaflet. ruh pada kelompok perlakuan dan kelompok
Berdasarkan perhitungan tersebut, praktik kontrol dengan pemberian pendidikan kes-
pertolongan pertama luka bakar dengan metode ehatan dengan metode demonstrasi dan cera-
demonstrasi didapat 80,90% responden dapat mah leaflet dengan nilai p value 0,000 dan
melaksanakanpraktik pertolongan pertama luka p value 0,014.
bakar setelah dilakukan pendidikan kesehatan. b. Terdapat perbedaan praktik pertolongan
Praktik pertolongan pertama dengan metode pertama luka bakar dengan menggunakan
ceramah leaflet didapat 26,23% yang bisa metode demonstrasi dan ceramah leaflet
melakukan praktik pertolongan pertama luka dengan nilai p value 0,000, tetapi secara
bakar setelah dilakukan pendidikan kesehatan. persentase selisih antara metode demonstra-
Selisih antara metode demonstrasi dan metode si dan metode ceramah leaflet yaitu 54,67%,
ceramah leaflet yaitu 80,9%-26,23%= 54,67%, sehingga lebih efektif metode demonstrasi
sehingga lebih efektif metode demonstrasi daripada metode ceramah leaflet.
daripada metode ceramah leaflet. Disimpulkan SARAN
bahwa ada beda efektivitas antara metode
a. Masyarakat dapat mengaplikasikan perto-
demonstrasi dan metode ceramah leaflet
longan pertama luka bakar secara benar.
mencerminkan metode demonstrasi lebih efektif
Dengan adanya hasil penelitian ini institusi
dari metode ceramah leaflet.
pendidikan dapat berguna sebagai bahan ba-
Kedua metode tersebut pada akhirnya dapat caan dan acuan belajar di keperawatan kega-
meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga wat daruratan sehingga pertolongan pertama
menjadi lebih baik dan terdapat perbedaan luka bakar dapat diaplikasikan dalam proses
hasil dari kedua metode saat melakukan belajar mengajar di kelas maupun kuliah.
pendidikan kesehatan. Metode demonstrasi dapat b. Peneliti lain hendaknya dapat mengembang-
menghindari verbalisme karena subjek langsung kan penelitian ini dengan metode lain, mis-
memperhatikan bahan pembelajaran yang sedang alnya dengan perbandingan metode demon-
disampaikan dibanding dengan ceramah yang strasi dengan metode yang lain.
komunikasinya hanya searah, sehingga membuat c. Untuk peneliti memperoleh wawasan dan
proses pembelajaran menjadi lebih konkrit dan pengetahuan tentang pengaruh pendidikan
lebih mudah memahami materinya. Informasi kesehatan dengan metode demonstrasi terha-
kesehatanyang menggunakan metode ceramah dap pertolongan pertama luka bakar pada ibu
leaflet tidak dapat menampilkan gerak dalam rumah tangga RT.01/RW.04 Padean Ngem-
media leaflet dan materi yang dikuasai ibu rumah plak Boyolali, sebagai proses belajar untuk
tangga terbatas hanya pada apa yang telah dikuasai mengaplikasikan pembelajaran dikampus
dan disampaikan oleh peneliti. Hasil penelitian dengan pembelajaran dilapangan.
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Olyvia Yulyani (2015) yang menyebutkan 6. UCAPAN TERIMAKASIH
terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua Terimakasih kepada dosen pembimbing dan
obat, dimana bakteri penyebab infeksi sekunder penguji yang telah membantu dalam penyusunan
sudah tidak lagi sensitif terhadap amoksisilin skripsi ini serta responden yang menjadi penelitian
dengan p value 0,008. dan uji kappa yang telah memberikan tempat
dan waktu kepada peneliti untuk melakukan
5. KESIMPULAN penelitian.
a. Karakteristik responden berusia 21-55 ta-
hun, sebagian besar berusia 36-45 tahun se- 7. REFERENSI
banyak 18orang (45%). Pendidikan terakhir Adhy ,A.S. (2014). Manfaat Suplementasi Ekstrak
sebagian besar tingkat SMA/SMK sebanyak Ikan Gabus Terhadap Kadar Albumin, MDA
16 orang (40%) dan lebih banyak bekerja

104
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2018

Pada Luka Bakar Derajat II. Diakses dari Riskes. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar
web: http://pasca. unhas.ac.id Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Rineka
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian Cipta
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Riyadina, W,.(2008). Pola dan Determinan
Cipta. Cedera di Indonesia. Laporan hasil analisis
Cahya, K.A. (2015). Pengaruh Pendidikan lanjut data Riskesdas, Pusat Penelitian dan
Kesehatan Melalui Media Audiovisual Pengembangan Boimedis dan Farmasi.
Terhadap Keterampilan Penangan Pertama Badan Penelitian dan Pengembangan
Luka Bakar PadaSiswa Sekolah Menengah Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.
Pertama Negeri 7 Surakarta. Surakarta: Jakarta.
Rineka Cipta Saryono. (2011). Metodelogi Penelitian
Dedy, S. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Kesehatan. UPT Percetakan dan Penerbitan
Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Unsoed
Kemampuan Merawat Kaki Pada Penderita Silaban, Ramlan. (2012). Pengaruh Penggunaan
Diabetes Melitus. Diakses dari situs web: Macromedia Lash, Prigram Powerpoint dan
http://jurnal.animus.acid Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia
Dharma, Kusuma Kelana (2011). Metodologi Pada Pokok Bahasan Hodrokarbon. Medan:
Penelitian Keperawatan: Panduan Rineka Cipta
Hidayat, Aziz Alimul. (2014). Metode penelitian Stauri, S. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
kebidanan dan teknik analisis data. Edisi 2. Metode Demonstrasi terhadap Tingkat
Jakarta: Salemba Medika. Pengetahuan dan Motivasi Penggunaan Alat
Notoadmojo,S. (2010). Promosi Penelitian Pelindung Diri (APD) pada Petani Desa
Wringin Telu Kecamatan Puger Kabupaten
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Jember. Jember: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian
Sugiyono.(2015). Metodelogi Penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Nursalam. (2015). Metadologi Penelitian Ilmu
Walcott, E. ( 2007). Seni Pengobatan Alterntaif,
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Pengetahuan dan Persepsi Program ACICIS
Riskes. (2007). Laporan Riset Kesehatan Dasar Universitas Muhammadiyah Malang.
Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Rineka
Wahid. ( 2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Cipta
Graha Ilmu.

-oo0oo-

105

Anda mungkin juga menyukai