Anda di halaman 1dari 12

Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No.

(Bulan, Tahun): / E-ISSN

FAKUMI MEDICAL JOURNAL

ARTIKEL RISET
URL artikel: http://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/index

Analisi Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pasien Cedera


Muskuloskeletal yang Memilih Berobat ke Pengobatan Tradisional Berdasarkan
Pendekatan Teori Health Belief Model

Tenri Sayu Azzahra1, Andi Dhedie Prasatia Sam2, Rezky Putri Indarwati Abdullah3, Reeny
Purnamasari4, Arni Isnaini Arfah5
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UMI
2
Departemen Orthopedi Fakultas Kedokteran UMI
3
Dosen Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran UMI
4
Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran UMI
5
Dosen Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran UMI Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas
Kedokteran UMI
Email: tenriazzahra@gmail.com , andi.dhedie@umi.ac.id2 , rezkyputri.abdullah@umi.ac.id3 ,
1

reny.purnamasari@umi.ac.id4 , arniisnaini.arfah@umi.ac.id5 .
(No telepon : 081242810907)

ABSTRAK
31,4% masyarakat di Indonesia masih memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional. Beberapa faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk berobat adalah manfaat yang didapat, terdapat
kendala saat berobat di tempat lain serta keyakinan akan kesembuhan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskeletal yang
memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan teori Health Belief Model. Rancangan
penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan sampel sebanyak 30 responden yang didapat secara
consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji Spearman’s rho dan uji Chi-square. Hasil penelitian
mendapatkan 2 faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan berobat ke pengobatan tradisional yaitu
perceived benefit (p=0,000), dan Self efficacy (p=0,000). Perceived benefit dan self efficacy merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan sesorang dalam memilih pelayan kesehatan. Semakin besar
manfaat yang dirasakan maka ia akan memilih untuk melakukan tindakan tersebut. Besarnya keyakinan
masyarakat terhadap pengobatan tradisional juga menjadi alasan sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih
ke pengobatan tradisional.
Kata kunci: Pengambilan keputusan; cedera musculoskeletal; pengobatan tradisional; teori health belief model

Article history : (dilengkapi oleh admin)


PUBLISHED BY :
Fakultas Kedokteran Received Tanggal Bulan Tahun
Universitas Muslim Indonesia Received in revised form Tanggal Bulan Tahun
Address : Accepted Tanggal Bulan Tahun
Jl. Urip Sumoharjo Km.5 (Kampus II UMI) Available Online Tanggal Bulan Tahun
Makassar, Sulawesi Selatan. licensed by Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Email :
fmj@umi.ac.id
Phone :
+62 852242150099
Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

1
ABSTRACT

31.4% of people in Indonesia still use traditional health services. Some of the factors that influence a person in
making a decision to seek treatment are the benefits obtained, there are obstacles when seeking treatment
elsewhere and the belief in healing the disease. This study aims to analyze the factors that influence the decision
making of musculoskeletal injury patients who choose to go to traditional medicine based on the Health belief
model theory approach. This research design uses descriptive analytic method with a sample of 30 respondents
obtained by consecutive sampling. Data analysis used Spearman's rho test and Chi-square test. The results of the
study found 2 factors related to traditional medicine decision making, namely perceived benefits (p = 0.000) and
Self efficacy (p = 0.000). Perceived benefits and self-efficacy are factors that can influence a person's decision
making in choosing health services. The greater the perceived benefits, the more he will choose to take the action.
The amount of public confidence in traditional medicine is also the reason that many people prefer traditional
medicine.

Key words: Decision making; musculoskeletal injury; traditional medicine; health belief model theory.

PENDAHULUAN

Pengobatan tradisional merupakan praktik kesehatan dengan akar sejarah budaya yang kuat
karena sering berevolusi dari warisan budaya tertentu. Bentuk pengobatan tradisional sangat
bervariasi di seluruh wilayah.1 Selain Indonesia negara berkembang lainnya juga banyak melakukan
praktek pengobatan tradisional. Seperti halnya Nigeria, karena kekurangan ahli bedah yang terlatih
dalam perawatan patah tulang, banyak masyarakat yang mencari pengobatan tradisional patah tulang
untuk melakukan pengobatan.2
Di Indonesia, sekitar 31,4% masyarakat masih memanfaatkan pelayanan kesehatan
tradisional.2 Salah satu pengobatan tradisional untuk kasus cedera muskuloskeletal di Indonesia
adalah sangkal putung (Jawa) dukun tulang (Madura) dan sanro pauru’ (Sulawesi selatan).
Masyarakat mengenalnya sebagai suatu terobosan atau alternatif baru selain pengobatan medis yang
menangani patah tulang atau cedera tulang.3
Penelitian yang dilakukan oleh Togobu DM, di kawasan Adat Karampuang Kabupaten Sinjai,
mengenai Gambaran Perilaku Masyarakat dalam Mencari Pengobatan Dukun (Ma’sanro) didapatkan
hasil bahwa sebanyak 11 masyarakat yang diwawancarai, hanya ada 1 yang positif terhadap
pengobatan medis, yang lainnya bersikap negatif dan cenderung lebih memilih pengobatan
tradisional. Alasannya karena pengobatan yang diberikan lebih memuaskan, biayanya lebih murah,
jarak yang dekat, pengobatannya lebih mengarah ke pengobatan alami, dan proses penyembuhannya
lebih cepat.5 Selain itu, dorongan dari keluarga, kerabat dan teman dekat juga menjadi alasan memilih
pengobatan tradisional patah tulang sebagai pengobatan alternatif.6
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih pengobatan di pengobatan tradisional
patah tulang salah satunya karena manfaat yang didapat, mendapatkan kendala saat berobat di tempat
lain serta keyakinan seseorang akan kesembuhan penyakit. Sedangkan untuk pengambilan keputusan

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 2


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

memilih pengobatan dipengaruhi juga oleh usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, dan pengalaman
keluarga yang pernah berobat.5,7
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan akan dijelaskan menggunakan teori
Health Belief Model. Teori Health Belief Model merupakan teori yang menggambarkan kepercayaan
individu terhadap perilaku hidup sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan
maupun penggunaan fasilitas kesehatan. Health Belief Model terdiri dari modifiying factor,
individual belief dan cues to action.8 Dalam penelitian ini modifiying factor akan diidentifikasi faktor
sosial, ekonomi, budaya, psikologi, kejenuhan, dan pengetahuan. Faktor individual belief akan
diidentifikasi faktor perceived benefit, perceived barrier dan self efficacy.

METODE

Penelitian ini dilakukan di Kab Luwu yang dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2021. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik dengan sampel sebanyak
30 responden yang didapat secara consecutive sampling. Instrumen pada penelitian ini berupa
kuesioner yang berisi 35 pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskeletal yang memilih berobat ke pengobatan
tradisional patah tulang berdasarkan pendekatan teori Health Belief Model. Analisis data
menggunakan uji Spearman’s rho dan uji Chi-square.

HASIL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan karakteristik demografi responden (n=30)

Variabel n %
usia
1. 0-17 tahun 1 3.3
2. 18-65 tahun 29 96.7
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 18 60
2. Perempuan 12 40
Pendidikan
1. SD 1 3.3
2. SMP 2 6.7
3. SMA 20 66.7
4. D3/D4 3 10
5. S1 4 13.3

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 3


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

Suku
1. Bugis 29 96.7
2. Lain-lain 1 3.3
Pekerjaan
1. Bekerja 16 53.3
2. Tidak bekerja 14 46.7
Pendapatan
1. < Rp 3.145.000 25 83.3
2. = Rp 3.145.000 1 3.3
3. > Rp 3.145.000 4 13.3

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang memilih berobat ke
pengobatan tradisional di Kab. Luwu berusia 18-65 tahun, dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki, tingkat Pendidikan terakhir SMA, Suku Bugis, dan mayoritas responden bekerja dengan
tingkat pendapatan <Rp 3.145.000,- per bulan.

Tabel 2. Distribusi berdasarkan alasan responden memilih berobat di pengobatan tradisional

Alasan berobat ke pengobatan tradisional N %


Keinginan sendiri 22 73,3
Rekomendasi teman, keluarga 8 26,7
Total 30 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa alasan responden memilih berobat ke pengobatan
tradisional karena keinginan sendiri yaitu sebanyak 22 orang (73,3%) sedangkan alasan berobat ke
pengobatan tradisional karena rekomendasi dari teman atau keluarga yaitu sebanyak 8 orang
(26,7%).
Tabel 3. Distribusi berdasarkan pengobatan yang dilakukan sebelum memilih berobat di
pengobatan tradisional

Pengobatan sebelum ke pengobatan tradisional N %


Rumah sakit 2 6,7
Langsung ke pengobatan tradisional 16 55,3
Puskesmas 5 16,7
Lain-lain 7 23,3
Total 30 100

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 4


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden langsung melakukan


pengobatan di pengobatan tradisional yaitu sebanyak 16 orang (53,3%) sedangkan yang hanya
mengobati di rumah sebanyak 7 orang (23,3%), yang memilih ke rumah sakit terlebih dahulu
sebanyak 2 orang (6,7%) dan yang memilih ke puskesmas terdekat sebanyak 5 orang (16,7%)

Tabel 4. Hasil uji usia, Pendidikan, perceived barrier, perceived benefit, self efficacy responden
dalam memilih pengobatan tradisional.

Uji Spearman’s rho R Kategori P

Usia -0,067 Korelasi Sangat lemah 0,725

Pendidikan -0,045 Korelasi Sangat lemah 0,815

Perceived benefit 0,873 Korelasi Sangat kuat 0,000

Perceived barrier -0,201 Korelasi Sangat lemah 0,286

Self efficacy 0,599 Korelasi kuat 0,000

Dari tabel 4. Dapat dilihat bahwa hasil uji statistik Spearman’s rho antara variabel usia,
Pendidikan, dan perceifed barrier terhadap pengambilan keputusan pasien cedera musculoskeletal
yang memilih berobat ke pengobatan tradisional menunjukkan tidak terdapat hubungan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai p>0.05. Sedangkan hasil uji statistic pada variabel perceived benefit dan self efficacy
terhadap pengambilan keputusan pasien cedera musculoskeletal yang memilih berobat ke
pengobatan tradisional menunjukkan terdapat hubungan. Hal ini dapat dilihat dari nilai p<0.05.

Tabel 5. Hasil uji jenis kelamin, sosial ekonomi, suku dan pengalaman keluarga responden dalam
memilih berobat di pengobatan tradisional.

Uji Chi Square R Kategori P

Jenis Kelamin 0,735 Kekuatan kuat 0,825

Budaya 0,930 Kekuatan sangat kuat 0,956

Sosial Ekonomi 0,291 Kekuatan lemah 0,202

Pengalaman Keluarga 0,521 Kekuatan sedang 0,143

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil uji statistic Chi-square antara variabel jenis kelamin,
budaya, sosial ekonomi, dan pengalaman keluarga terhadap pengambilan keputusan pasien cedera
musculoskeletal yang memilih berobat ke pengobatan tradisional kesemuanya menunjukkan tidak
terdapat hubungan. Hal ini dapat dilihat dari nilai p>0.05.

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 5


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

PEMBAHASAN

1. Analisis hubungan usia dengan pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskeletal yang
memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan teori health belief model.

Usia 18-65 tahun merupakan usia produktif yang ditandai dengan adanya aktivitas sosial yang
tinggi. Dengan aktifitas sosial tersebut seseorang akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi
yang penting salah satunya mengenai pemilihan pengobatan yang tepat baik itu berupa pengalaman
dari kerabat, keluarga ataupun orang lain yang pernah menggunakan jasa pengobatan tersebut.9
Faktor usia tidak mempengaruhi pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskeletal untuk
berobat di pengobatan tradisional. Hal ini karena berapapun usia pasien ia akan membutuhkan
pelayanan kesehatan karena pelayanan tersebut merupakan kebutuhan baginya.10
Menurut klasifikasi WHO usia 18-65 tahun berada pada rentang usia pemuda. Pada usia ini
jika seorang individu menderita suatu penyakit ataupun gangguan kesehatan yang dapat menghambat
pekerjaan ataupun aktifitas seperti biasanya akan muncul upaya pencarian pengobatan dengan segera
sehingga tingkat produktifitasnya tidak terganggu.9

2. Analisis hubungan jenis kelamin dengan pengambilan keputusan pasien cedera


muskuloskeletal yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan
teori health belief model.

Cedera biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan hal ini
berhubungan dengan pekerjaan, olah raga, dan kecelakaan.9 Penelitian yang dilakukan di pengobatan
tradisional sangkal putung Hj. Murni di Semarang menyatakan bahwa sebagian besar responden
yang melakukan pengobatan berjenis kelamin laki-laki.7 Hasil yang berbeda didapatkan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Kristiono bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak mengambil
keputusan untuk melakukan pengobatan alternative dibanding dengan jenis kelamin laki-laki.11
Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan apabila mengalami cedera muskuloskeletal akan
langsung mengambil keputusan untuk datang ke pelayanan kesehatan mengatasi cedera yang
dialami.9
3. Analisis hubungan Pendidikan dengan pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskeletal
yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan teori health belief
model.
Kematangan intelektual serta cara berfikir seseorang, wawasan dan bahkan dalam membuat
suatu kebijakan biasanya sangat dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan orang tersebut.12 Semakin
tinggi tingkat Pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kesadaran orang tersebut untuk
memilih tempat pelayanan kesehatan yang lebih baik, karena adanya kesadaran bahwa kesehatan

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 6


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

merupakan suatu kebutuhan. Selain itu orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan lebih kritis
dalam memilih fasilitas pelayanan kesehatan.10
Berdasarkan teori health belief model, pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung
untuk memperkuat faktor utama dari teori HBM. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan sebenarnya
merupakan faktor modifikasi bukan merupakan faktor utama pembentuk suatu pengambilan
keputusan.13 Semakin tinggi pendidikannya, seharusnya lebih sadar terhadap kesehatannya, kapan
harus berobat sendiri, mengenal tanda bahaya penyakit, serta memilih fasilitas kesehatan yang layak
dan sesuai dengan perkembangan teknologi dan keilmuan.14

4. Analisis hubungan budaya dengan pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskeletal


yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan teori health belief
model.

Tradisi merupakan suatu rutinitas atau perilaku oleh suatu masyarakat tertentu yang dilakukan
berulang-ulang. Oleh karena itu kepercayaan juga dapat tumbuh dan berkembang dalam tradisi.
Masyarakat percaya terhadap pengobatan tradisional karena mereka melihat dan berdasarkan
pengalaman orang tua atau nenek moyang mereka yang berhasil menyembuhkan orang lain.
Kepercayaan terhadap pengobatan tradisional ini dapat diartikan sebagai warisan nenek moyang.15
Berdasarkan teori health belief model budaya merupakan salah satu faktor modifikasi yang
merupakan faktor pendukung untuk memperkuat faktor utama (perceived benefit, perceived barrier,
self efficacy). Faktor modifikasi merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan seseorang
sehingga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang nantinya akan memunculkan perilaku
kesehatan.13
5. Analisis hubungan sosial ekonomi dengan pengambilan keputusan pasien cedera
muskuloskeletal yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan
teori health belief model.
Salah satu faktor yang menentukan pemilihan cara pengobatan adalah pendapatan. Apabila
pendapatan seseorang tinggi makai ia akan cenderung memilih menggunakan fasilitas pengobatan
modern, sedangkan seseorang yang memiliki pendapatan rendah cenderung lebih memilih
pengobatan tradisional.16 Pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada pengaruh sosial ekonomi
dengan pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskletal yang memilih berobat di pengobatan
tradisional. Tingkat kesejahteraan keluarga biasanya dinilai berdasarkan status ekonomi di dalam
keluarga, karena status ekonomi yang dimiliki akan menentukan pemenuhan kebutuhan keluarga.
Status ekonomi merupakan kemampuan seseorang sebagai pendukung atau penunjang untuk
menggunakan pelayanan kesehatan dalam hal ini, status ekonomi memperkuat faktor utama dari teori
health belief model sehingga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk
memilih berobat di pengobatan tradisional.13

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 7


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

6. Analisis hubungan pengalaman keluarga dengan pengambilan keputusan pasien cedera


muskuloskeletal yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan
teori health belief model.
Seseorang yang mengalami penyakit tertentu dalam mengambil suatu keputusan yang benar
tentang kegawatan dan keuntungan tindakan yang akan dilakukan, diperlukan isyarat-isyarat dari
faktor eksternal. Contohnya informasi dan pesan-pesan dari media massa, nasihat atau anjuran dari
anggota keluarga ataupun kerabat dimana pada akhirnya faktor eksternal ini dapat mempengaruhi
keputusan seseorang dalam memilih tempat pelayanan kesehatan mana yang akan ia gunakan.17
HBM banyak digunakan untuk memprediksi berbagai perilaku kesehatan seperti memilih
untuk menggunakan jenis pengobatan atau obat-obatan, atau mengambil tindakan pencegahan
terhadap suatu penyakit. Faktor-faktor yang melatar belakangi pengambilan keputusan tersebut salah
satunya adalah karena saran dari keluarga, kerabat ataupun teman dekat.13,17
7. Analisis hubungan perceived benefit dengan pengambilan keputusan pasien cedera
muskuloskeletal yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan
teori health belief model.
Penelitian yang dilakukan oleh Widiarti, mendapatkan hasil bahwa sebanyak 76,9% responden
merasakan manfaat dari pemanfaatan pengobatan tradisional. Pasien lebih merasakan manfaat dari
pengobatan tradisional dibandingkan dengan pengobatan konvensional sehingga masyarakat lebih
cenderung memilih pengobatan tradisional.18
Penelitian yang dilakukan oleh Jesica Umboh di Manado, Sulawesi Utara juga mengemukakan
hasil yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini mendapatan hasil bahwa terdapat empat aspek
persepsi yang mempengaruhi pengambilan keputusan pasien fraktur untuk berobat ke tukang pijat
salah satunya yaitu persepsi tentang manfaat yang didapatkan Pada penelitian ini persepsi manfaat
mendapatkan median yang paling tinggi yaitu 75%. Mayoritas responden lebih percaya
terhadaptukang pijat untuk menyembuhkan frakturnya disbanding pergi ke rumah sakit.17 Semakin
besar manfaat yang dirasakan seseorang terhadap suatu tindakan tertentu makai ia akan memilih
melakukan tindakan tersebut.19 Jika pelayanan kesehatan tersebut bermanfaat baginya maka ia akan
melakukannya, namun jika ia merasa tidak ada manfaatnya maka ia tidak akan melakukan hal
tersebut.13
8. Analisis hubungan perceived barrier dengan pengambilan keputusan pasien cedera
muskuloskeletal yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan
teori health belief model.
Dalam teori health belief model dijelaskan bahwa perceived barrier merupakan segala sesuatu
yang dapat menghambat individu untuk melakukan perubahan perilaku tertentu. Segala sesuatu yang

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 8


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

menghambat tersebut dapat dilihat dari segi pelayanan kesehatan yang tidak memuaskan dan tidak
menyenangkan, tidak didukung oleh keluarga dan sebagainya. Perceived barrier merupakan salah
satu faktor utama dalam teori health belief model dimana, persepsi seseorang terhadap hambatan
yang dirasakan mengenai pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu dalam perilaku
kesehatan.9,13
Persepsi dan sikap dapat menentukan bagaimana seseorang akan berlatih dan berperilaku
dalam kondisi tertentu. Apabila seseorang menemukan bahwa mereka rentan terhadap penyakit,
mereka akan berusaha menggunakan metode pengobatan alternatif sebagai metode pencegahan
sebelum gejala penyakit muncul. namun, jika seseorang tidak percaya terhadap pengobatan alternatif
(misalnya terdapat hambatan yang dirasakan), mereka melihat hal tersebut sebagai penghalang dan
memilih untuk hanya menggunakan pengobatan konvensional.20
9. Analisis hubungan self efficacy dengan pengambilan keputusan pasien cedera muskuloskeletal
yang memilih berobat ke pengobatan tradisional berdasarkan pendekatan teori health belief
model.

Dalam teori health belief model, self efficacy merupakan salah satu faktor utama yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang. Adanya suatu self efficacy itu sendiri berguna
untuk mencapai tujuan (goal) yang akan dihadapi oleh pasien contohnya terhadap kesembuhan
cedera muskuloskeletal karena dapat meningkatkan motivasi seseorang. Self efficacy merupakan
pendirian seseorang bahwa ia akan berhasil melakukan perilaku tertentu untuk mendapatkan hasil
tertentu pula.9,13
Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah di Surabaya, Jawa Timur dengan menggunakan
metode potong lintang yang melibatkan 109 responden mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
antara self efficacy pasien yang mengalami cedera muskuloskeletal dengan pengambilan keputusan
memilih berobat ke Sangkal Putung.9
Penelitian yang dilakukan oleh Jesica Umboh dkk di Manado Sulawesi Utara juga
menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian memilih untuk pergi ke tukang pijat sebagai
tindakan awal ketika menemui kasus fraktur. Hal tersebut karena mayoritas subjek penelitian
percaya terhadap tukang pijat daripada rumah sakit untuk mengatasi kasus fraktur yang dialami.
Sebanyak 77 responden pada penelitian ini setuju bahwa pengobatan tradisional mampu
menyembuhkan secara total.17
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah usia, jenis kelamin, Pendidikan, budaya, social ekonomi, pengalaman keluarga,
serta Perceived barrier tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan pasien cedera
musculoskeletal yang memilih berobat di pengobatan tradisional. Sedangkan perceived barrier dan

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 9


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

self efficacy berhubungan dengan pengambilan keputusan pasien cedera musculoskeletal yang
memilih berobat di pengobatan tradisional.
Disarankan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi, promosi kesehatan dan
penyuluhan lebih lanjut mengenai komplikasi yang dapat timbul dari cedera muskuloskeletal jika
tidak ditangani dengan baik sehingga ada pertimbangan dalam masyarakat untuk menentukan
pilihan jenis pelayanan kesehatan antara pengobatan medis dan pengobatan tradisional. Kepada
peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi
pasien cedera muskuloskeletal yang memilih berobat ke pengobatan tradisional dengan
memperhatikan terlebih dahulu jenis cedera muskuloskeletal yang dialami oleh pasien yang
melakukan pengobatan, menggalih lebih lanjut alasan pribadi mengapa pasien lebih memilih berobat
ke pengobatan tradisional sehingga dapat diketahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku
pengambilan keputusan pemilihan pelayanan kesehatan oleh masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya secara tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. dr. Syarifuddin Wahid, Ph.D, Sp.PA (K), Sp.F, DFM sebagai dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
2. dr. Rachmat Faisal Syamsu, M.Kes. selaku koordinator Karya Tulis Ilmiah Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
3. dr. Andi Dhedie Prasatia Sam, M.Kes, Sp.OT(K) dan dr. Rezky Putri Indarwati Abdullah,
M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing, mengarahkan dan
memberikan nasihat serta dukungan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
4. dr. Reeny Purnamasari, Sp.B, M.Kes. dan dr. Arni Isnaini Arfah, M.Kes. selaku penguji yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi kritik, dan saran demi tercapainya hasil
yang baik.
5. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik, staf perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia yang telah banyak membantu dalam penyusunan ini.
6. Kepada ibu Mashuri, pak Subair dan pak Anwar yang telah bersedia membantu dan
memfasilitasi dalam proses pengambilan data di tempat pengobatan tradisional miliknya.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda Abd. Azis dan Ibunda Rahmanianti serta
saudara-saudara Nurul, Rifqi yang telah memberikan perhatian, dukungan, serta doa kepada
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 10


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

8. Sahabat-sahabat ku Ciwit, Sahabat SMA, Angkatan Eucrasia 2018 yang telah memberikan
dukungan, semangat serta motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan penlitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. WHO Traditional Medicine Strategy 2014-2023. World Health
Organisation Geneva. 2013. hal. 1–74.

2. U. Nwachukwu B. Traditional Bonesetters and Contemporary Orthopaedic Fracture Care in a


Developing Nation: Historical Aspects, Contemporary Status and Future Directions. Open
Orthop J. 2011;5(1):20–6.

3. Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. Hasil Utama Riset Kesehatan
Dasar 2018 (RISKESDAS). Vol. 44. 2018. hal. 1–220.

4. Sumirat W. Perilaku Masyarakat Pada Pengobatan Tradisional Sangkal Putung H. Atmo Saidi
di Desa Sroyo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Vol. 5, Jurnal Ilmiah Pendidikan
Sosiologi-Antropologi. 2015.

5. Togobu DM. Gambaran Perilaku Masyarakat Adat Karampuang Dalam Mencari Pengobatan
Dukun (Ma’Sanro). J Kesehat Masy. 2018;4(1):17.

6. Suarilah I, Panji Asmoro C, Setya Wahyudi A, Yasmara D. Sangkal Putung As It Perceived By


People With Musculoskeletal Fracture. Atl Press. 2017;3.

7. Shobdie M, Mubarokah K. Kepercayaan Pasien terhadap Pengobatan Tradisional Sangkal


Putung Hj. Murni di Kab. Semarang Tahun 2014. Fakultas Kesehatan Universitas Dian
Nuswantoro. 2014.

8. Putri D. Kajian Health Belief Model. Jurnal Universitas Surabaya. 2016.

9. Sholihah S. Analisis Faktor Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pada Pasien Cedera


Muskuloskeletal Yang Memilih Berobat ke Sangkal Putung Berdasarkan Teori Health Belief
Model. [Surabaya]: Perpustakaan Universitas Airlangga; 2018.

10. Khudhori. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan
Pasien Poloklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit IMC Bintaro. Universitas Indonesia;
2012.

11. R.S K, Wardani Y. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Pencarian Pengobatan ke
Pelayanan Kesehatan Alternatif Pasien Suspek Tuberculosis. Kesmas. 2013;7(2):105–12.

12. Dini A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasien Melakukan Pengobatan Tradisional Ke Balai
Pengobatan Tradisional Di Yogyakarta Tahun 2012. 2012;

13. Glanz K, Rimer B k., Viswanath K. Health Behavior and Health Education. United States of
America: Jossey-Bass; 2008.

14. Wijaya M. Persepsi Pasien Fraktur tentang Pengobatan Alternatif di Cimande Ciputat
Tangerang. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah; 2016.

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 11


Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran, Vol. No. (Bulan, Tahun) E-ISSN

15. Salmen Sembiring S. Pengetahuan dan Pemanfaatan Metode Pengobatan Tradisional pada
Masyarakat Desa Suka Nalu Kecamatan Barus Jahe. 2015;3(1).

16. Rachman A, Ilmi B, Mulyani Y. Studi Fenomenologi Pengalaman Pasien Dalam Penanganan
Patah Tulang Dengan Ba’Urut. J Keperawatan Suaka Insa. 2020;5(1):164–74.

17. Umboh JC, Wagiu AMJ, Lengkong AC. Gambaran Health Belief Model pada Penanganan
Fraktur. 2021;9(28):198–203.

18. Widiarti A, Bachri AA, Husaini H. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku Terhadap Pemanfaatan
Kearifan Lokal Sebagai Obat Tradisional Oleh Masyarakat Di Kota Palangka Raya. J Berk
Kesehat. 2016;2(1):30.

19. Kurnia SH, Kosasih CE, P AP. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Pasien Patah Tulang
Berobat ke Pengobatan Tradisional Ahli Tulang di Sumedang. Fak Ilmu Keperawatan Univ
Padjadjaran. 2013;1–14.

20. Albashtawy M, Gharaibeh H, Alhalaiqa F, Batiha AM, Freij M, Saifan A, et al. The health belief
model’s impacts on the use of complementary and alternative medicine by parents or guardians
of children with cancer. Iran J Public Health. 2016;45(5):708–9.

Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 12

Anda mungkin juga menyukai