Anda di halaman 1dari 6

Molucca Medica Volume 12, Nomor 2, Oktober 2020

ISSN 1979-6358 (print)


ISSN 25970246X (online)

Artikel Penelitian

PERSEPSI PASIEN FRAKTUR TERHADAP TERAPI NON FARMAKOLOGI


TOPU BARA DI NEGERI WAAI
Sinthia Rosanti Maelissa1, Olav Fendri Lesilolo1, Lucas Petrus Molle1
1
Universitas Kristen Indonesia Maluku
Corresponding author e-mail : maelissasinthia@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan: Patah Tulang (Fraktur) membuat masyarakat diperhadapkan dengan kondisi yang tidak
memuaskan, sehingga mencari berbagai pengobatan agar kembali normal. Timbul beragam komplikasi bahkan
hingga kanker akibat dari patah tulang yang jika tidak diobati akan menyebabkan rasa sakit yang begitu luar biasa
sehingga membuat orang akan mencari pengobatan baik secara medis maupun pengobatan alternatif lainnya.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain fenomenologi deskriptif yaitu
suatu pendekatan dalam mempelajari secara mendalam bagaimana persepsi pasien fraktur sehingga memilih terapi
non farmakologi topu bara di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Hasil: Jumlah
partisipan dalam penelitian ini yaitu 6 orang sampai mencapai saturasi data. Penelitian ini menghasilkan 4 tema
yaitu: 1) Perubahan yang dirasakan sebelum pengobatan, 2) Keyakinan terhadap pengobatan, 3) Proses menjalani
pengobatan, 4) Hasil dari proses pengobatan yang dijalani. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa
pengobatan topu bara merupakan salah satu pengobatan alternatif yang dipilih masyarakat untuk terapi fraktur.

Kata kunci: persepsi, fraktur, topu bara

Abstract

Introduction: Broken bones (fractures) cause upsetting conditions that drive people to look for various
treatments to recover to normal condition. Untreated fractures could cause enormous pain and lead to various
complications including cancer, making people seek treatment both medical and alternative therapies. Metode:
This research is a qualitative study using a descriptive phenomenological design which is an approach of in-depth
studying on how fractured patients perceive and prefer non-pharmacological therapy of Topu Bara in Negeri
Waai, Salahutu District, Central Maluku Regency. Results: The number of participants to reach data saturation
in this study were 6 people. This study produced 4 themes: 1) Changes felt before treatment, 2) Confidence/trust
in the treatment, 3) The process of undergoing treatment, 4) Results of the treatment. Conclusion: The conclusion
of this study is Topu Bara was one of the alternative therapies that choose for fractures treatment.

Keywords: perception, fracture, topu bara

Pendahuluan
Tulang merupakan alat gerak utama bagi Hasil Riskesdas pada tahun 2018
manusia pada sistem musculoskeletal. Tulang menunjukan bahwa kejadian cedera di
membentuk rangka penujang dan pelindung Indonesia sebesar 72,7% dan umumnya terjadi
bagian tubuh juga sebagai tempat untuk karena kecelakaan lalu lintas saat mengendarai
melekatnya otot-otot yang menggerakan sepeda motor di jalan raya. Jenis cedera yang
kerangka tubuh manusia.1 Pada kenyataannya dialami antara lain luka robekan, terkilir, patah
manusia sering melakukan hal-hal yang tulang sampai gegar otak. 67,9% cedera yang
berisiko terjadinya masalah pada system tulang dialami adalah patah tulang pada ekstremitas
tersebut sehingga tidak sedikit manusia yang bagian bawah.2
mengalami cedera.
32 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 12, Nomor 2, Oktober 2020
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

Patah tulang atau yang disebut dengan individu maupun kelompok akan
fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang mempengaruhi cara berpikir dan bertindaknya.5
yang disebabkan oleh benturan atau tekanan Berdasarkan survey awal yang dilakukan
yang kuat, melebihi kemampuan tulang untuk oleh peneliti pada tanggal 17 Agustus 2019 di
meredamnya.3 Faktor penyebab terjadinya Negeri Waai terdapat 4 orang terapis yang
Fraktur yaitu tekanan berlebihan atau trauma masing-masing sementara melakukan terapi
langsung pada tulang menyebabkan suatu bagi 1 sampai 2 orang pasien. Umumnya datang
retakan sehingga mengakibatkan kerusakan dengan keluhan patah pada bagian kaki akibat
pada otot dan jaringan. Kerusakan otot dan kecelakaan motor dan jatuh dari pohon. Setiap
jaringan akan menyebabkan perdarahan, pasien sebelumnya sempat dirawat di Rumah
edema, dan hematoma. Lokasi retak mungkin Sakit namun pulang paksa untuk dibawa ke
hanya retakan pada tulang, tanpa terapis dengan membawa hasil rontgen dan jika
memindahkan tulang manapun. Fraktur yang ada luka robekan maka diobati terlebih dahulu
tidak terjadi disepanjang tulang dianggap sebelum diberikan terapi pada tulangnya.
sebagai fraktur yang tidak sempurna
sedangkan fraktur yang terjadi pada semua Metode
tulang yang patah dikenal sebagai fraktur Metode penelitian yang digunakan
lengkap.4 dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Fraktur yang tidak diobati akan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
berdampak terjadinya kerusakan jaringan, dan deskriptif. Pendekatan fenomenologi adalah
saraf sehingga tidak sembuh sempurna dan strategi yang digunakan peneliti untuk mencari
tulang tidak akan kembali seperti semula. atau menemukan makna dari hal-hal yang
Secara medis, penatalaksanaan terhadap esensial atau mendasar dari pengalaman hidup
kejadian fraktur antara lain proses reduksi, pada individu dengan fenomena-fenomena
imobilisasi, pemeliharaan dan pemulihan yang dihadapi dalam suatu situasi tertentu.6
fungsi tubuh.3 Pada penelitian ini pendekatan fenomenologi
Penanganan secara medis seringkali digunakan untuk mendapatkan pemahaman dan
dianggap menakutkan dan tidak memuaskan persepsi lebih dalam mengenai pemilihan terapi
sehingga pasien memilih untuk melakukan topo bara dalam pengobatan fraktur yang
pengobatan tradisional atau alternatif lainnya. dialami. Pendekatan yang digunakan dalam
Hasil Riskesdas tahun 2018, menunjukan penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif
bahwa sebesar 31,4% masyarakat Indonesia yang terdiri dari empat tahap yaitu bracketing,
yang memanfaatkan pengobatan tradisional intuiting, analyzing, dan describing.7
dengan alasan keterjangkauan fasilitas Populasi dalam penelitian kualitatif
pelayanan kesehatan, ketidakpuasan maupun adalah fenomena atau situasi sosial itu sendiri.8
budaya.2 Budaya yang melekat pada setiap Populasi dalam penelitian ini adalah pasien-
33 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 12, Nomor 2, Oktober 2020
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

pasien fraktur yang melakukan terapi Topo fisik yang dirasakan sebelum pengobatan oleh
Bara di Negeri Waai Kecamatan Salahutu, pihak partisipan akan digambarkan secara
Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku. skematis sebagai berikut:
Pada penelitian kualitatif, istilah partisipan atau
Perubahan
informan digunakan pada yang memberikan fisik
Perubahan yang
informasi. Partisipan atau informan inilah yang dirasakan sebelum
Mencari pengobatan
secara aktif ikut berpartisipasi mengeksplor pengobatan
pengalaman hidupnya kepada peneliti dalam pertama

penelitian. Jumlah partisipan disesuaikan


dengan kelengkapan informasi yang diperlukan Hasil penelitian menunjukan bahwa

peneliti sehingga tercapai kejenuhan (saturasi adanya perubahan fisik yang dirasakan

data), artinya bahwa tidak ada informasi baru partisipan akibat kecelakaan yang dialami yaitu

dan terjadi pengulangan informasi dari perdarahan dan fraktur pada bagian bagian

partisipan sebelumnya.9 Jumlah partisipan tubuh seperti pada tangan, fermur, tungkai dan

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 orang maksila. Hal ini tentunya membuat partisipan

dengan kategori usia 25-40 tahun, yang dipilih berusaha mencari pengobatan.

dengan menggunakan teknik purposif Kecelakaan selalu memberikan dampak

sampling. kepada korban maupun keluarga hingga orang


yang melihat kecelakaan dampaknya berupa

Hasil dan Pembahasan dampak fisik seperti patah tulang maupun

Karakteristik dari partisipan yang dampak secara psikologis.10 Hal ini sejalan

mengikiti penelitian ini dapat dilihat pada tabel dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa

1 yang terlampir. dampak psikologis merupakan emosional yang

Table 1. Karakteristik Partisipan ditunjukan ketika secara fisik terlihat


No Karakteristik Sub Kode mengkuatirkan sehingga orang akan mencari
Partisipan Karakteristik Partisipan
partisipan metode untuk menyelesaikannya.11
1 Umur 56, 18, 25, 23, P1, P2, P3,
Tema Kedua : Keyakinan terhadap
26 P4, P5
2 Jenis Perempuan P1, P2, P3, pengobatan memberikan gambaran tentang
Kelamin Laki-Laki P4, P5
alasan memilih pengobatan topu bara dan
3 Pendidikan SMA dan PT P1, P2, P3,
keyakinan akan pilihan pengobatan topu bara
P4, P5
4 Lama 3 bulan, 4 P1, P2, P3, yang digambarkan secara skematis sebagai
menjalani bulan, 5 bulan, P4, P5
topu bara bulan, 7 bulan berikut:
Tema pertama : Perubahan yang dirasakan Alasan memilih
pengobatan topu bara
sebelum pengobatan memberikan gambaran Keyakinan
terhadap
tentang perubahan yang dirasakan partisipan Percaya akan pilihan pengobatan
pengobatan topu bara
dalam proses sebelum pengobatan. Perubahan
34 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 12, Nomor 2, Oktober 2020
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

Hasil penelitian menunjukan bahwa berobat ke pengobatan tradisional yaitu faktor


informan tidak mau melakukan pengobatan di motivasi untuk menyembuhkan sakitnya,
layanan kesehatan karena takut diamputasi kepercayaan akan mendapatkan manfaat dan
ataupun dipasang platina sehingga mencari rintangan, serta pelayanan kesehatan dan
pengobatan alternatif topo bara yang dianggap kepercayaan terhadap penyedia layanan.14
cepat dan tidak merusak tubuhnya. Alasan Tema ketiga: proses menjalani pengobatan
lainnya juga didasarkan pada pengalaman memberikan gambaran tentang bagaimana cara
beberapa orang sebelumnya yang sudah topu bara dan pantangan yang harus dihindari
menjalani pengobatan topu bara di Negeri Waai selama proses pengobatan topu bara hal ini
dan dianggap berhasil atau sembuh. Informan dapat digambarkan secara skematis sebagai
yakin bahwa pengobatan topu bara mampu berikut:
memberikan kesembuhan pada bagian tubuh
Cara
yang memgalami fraktur sehingga dapat topu bara
Proses menjalani
mengembalikan bentuk tubuh yang mengalami pengobatan
fraktur seperti semula. Pantangan
yang harus
Keyakinan merupakan kepercayaan dihindari
terhadap sesuatu yang menimbulkan perilaku
tertentu.5 Keyakinan didasarkan pada Hasil penelitian menunjukan bahwa cara
pengalaman dan manfaat yang dirasakan serta yang dilakukan terapis untuk melakukan terapi
rintangan-rintangan yang ditemukan dalam topu bara semuanya sama, yaitu : pertama kali
mengambil tindakan tersebut. Pada umumnya siapkan kayu kemudian dibakar hinggah mejadi
manfaat lebih menentukan daripada rintangan- bara, dan membungkusi bara tersebut didalam
rintangan yang mungkin ditemukan dalam daun pisang yang sudah teresedia, selanjutnya
tindakan tersebut. Jadi semakin besar manfaat menyediakan minyak kelapa untuk di oleskan
yang dirasakan seseorang terhadap suatu di bagian bungkusan bara api, selanjutnya
tindakan tertentu maka ia akan memilih mulai melakukan terapi di bagian tubuh yang
melakukan tindakan tersebut.12 terjadinya fraktur, hingga bungkusan bara
Faktor yang melatarbelakangi pasien tersebut tidak lagi terasa panas, setelah itu
patah tulang lebih memilih berobat ke dibidai pada bagian tubuh yang mengalami
pengobatan tradisional dibanding pengobatan fraktur. Dalam proses pengobatan, informan
secara medis adalah karena pengalaman dan harus mengikuti anjuran dari terapis yang
kepercayaan yang timbul ketika melihat merupakan pantangan selama dalam proses
keberhasilan dari beberapa tindakan yang pengobatan.
dilakukan.13 Hal ini sejalan dengan penelitian Pengobatan merupakan suatu proses
yang mengungkapkan bahwa tiga faktor yang untuk menyembuhkan dengan menggunakan
paling mempengaruhi seseorang memilih alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa alat
35 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 12, Nomor 2, Oktober 2020
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

bantu terapi maupun berupa obat-obatan dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa
beserta lainnya, baik dilakukan dengan terapi panas meningkatkan aliran darah
perlengkapan medis modern maupun sehingga dapat membantu suplai protein,
tradisional. Pengobatan tradisional merupakan nutrisi, dan O2 ke sekitar area cedera.
rangkaian pengetahuan, ketrampilan dan Peningkatan suhu 1oC di jaringan menigkatkan
praktik-praktik yang berdasarkan teori, kerja metabolisme di area lokal (tertentu)
keyakinan dan pengalaman masyarakat yang sebesar 10-15%.17
mempunyai adat budaya yang berbeda, baik Tema keempat: hasil dari proses pengobatan
dijelaskan atau tidak yang digunakan dalam yang di alami hal ini dapat digambarkan secara
pemeliharaan kesehatan serta dalam skematis sebagai berikut:
pencegahan diagnosa, perbaikan dan
Perubahan yang Hasil dari proses
pengobatan penyakit secara fisik dan juga dirasakan setelah pengobatan yang
menjalani dijalani
mental.5 pengobatan
Pengobatan tradisional dilakukan secara
turun temurun oleh masyarakat untuk Hasil penelitian menunjukan bahwa
mengobati berbagai macam penyakit tertentu perubahan yang dirasakan oleh informan adalah
15
dan dapat diperoleh secara bebas. Proses kondisi kaki dan tangan yang sebelumnya patah
pengobatan tradisional memiliki 2 cara yaitu: dapat membaik sehingga dapat melakukan
(1) pengobatan dengan cara-cara yang bersifat aktifitas kembali seperti biasa.
spiritual yakni, terkait dengan hal-hal yang Hasil dari proses pengobatan, merupakan
bersifat gaib; dan (2) pengobatan dengan suatu proses yang dimana seseorang mengalami
menggunakan obat-obatan, yakni jamu atau perubahan fisik dan psikologi.5 Perubahan yang
obat herbal, dan keduanya memiliki terjadi merupakan pencerminan perbedaan dari
pantangannya masing-masing yang bentuk-bentuk pelayanan kesehatan, terkait
mengharuskan setiap pasien wajib dengan praktek seperti apa yang digunakan,
16
mengikutinya. sifat dari pelayanan yang digunakan, kepuasan
Pengobatan Topo Bara menggunakan terhadap tindakan yang dilakukan di tempat
bara api merupakan bagian dari terapi panas praktek kesehatan tersebut.18
atau thermotherapy. Terapi panas
menyebabkan terjadinya proses vasodilatasi Kesimpulan
atau pelebaran pembuluh darah sehingga Penelitian ini menyimpulkan bahwa
mengurangi nyeri lewat mekanisme gate pengobatan topu bara merupakan salah satu
control dimana sensasi panas yang diteruskan pengobatan alternatif yang dipilih masyarakat
lewat serabut C mengaburkan persepsi nyeri untuk terapi fraktur.
yang diteruskan oleh serabut AA atau melalui
peningkatan sekresi endorphin. Hal ini sejalan
36 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 12, Nomor 2, Oktober 2020
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

Referensi
1. Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Mattaher Jambi Tahun 2018. Diakses pada
Cheever, K. H. Brunner and Suddarth’s text https://www.researchgate.net/publication/3
book of medical- surgical nursing. (12th 39404874_Determinan_Pemilihan_Pengob
Ed).Philadelphia: Lippincott Williams and atan_Pasien_Fraktur_di_RSUD_Raden_Ma
Wilkins; 2010 ttaher_Jambi_Tahun_2018
2. Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan dasar. 13. Kurnia Susi Hanifah, dkk. Factor-faktor
Jakarta: Balitbangkes RI; 2018 yang melatarbelakangi pasien patah tulang
3. Hinkle J. L. dan Cheever, K. H. Brunner & brobat ke pengobatan tradisional ahli tulang
Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical di sumedang. Diakses pada
Nursing. (4th Ed). Philadelphia: Lippincott http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/vie
Williams & Wilkin; 2018 w/731/777
4. William, L.S dan Hopper, P.D. 14. Mulyanti. Latar belakang p[emilihan
Understanding Medical Surgical Nursing: pengobatan tradisional pada masyarakat di
Patient-Centered Collaborative Care. (7th Desa Rantau Panjang Kiri Hilir Kecamatan
Ed). St. Louis: Elseiver Saunders; 2011 Kubu Babusalam Kabupaten Rokan Hilir.
5. Notoadmojo. S. Ilmu Perilaku Kesehatan, Diakses pada
Jakarta : Rhineka Cipta; 2016 https://media.neliti.com/media/publications
6. Creswell, J. W. Research design: /129804-ID-latar-belakang-pemilihan-
Qualitative, quantitative, and mixed pengobatan-trad.pdf
methods approaches (4th ed). California: 15. Indarto. Eksplorasi Metode Pengobatan
SAGE Publication; 2015. Tradisional oleh para pengobat tradisional
7. Polit. D. F. & Beck. C. T. Nursing Research: di Wilayah Keresidenan Surakarta.
Prinsiple and Methodes (7th ed). http://jurnal.poltekkes-
Philadhelphia: Lippincot William & solo.ac.id/index.php/Int/article/view/390
Wikins; 2012. 16. Sumirah Wayah Langit, dkk. Perilaku
8. Streubert, H.J. & Carpenter, D.R Qualitaive Masyarakat pada Pengobatan tradisional
research in nursing: advancing the Sangkal Patung H. Atmo Saidi di Desa
humanistic imperative (5th ed). Lippincott: Sroyo Kecamatan Jaten Kabupaten
Williams & Wilkins; 2011. Karanganyar.
9. Afiyati, Y., dan Rachmawati, I.N. https://www.neliti.com/publications/16467
Methodologi penelitian kualitatif dalam 9/perilaku-masyarakat-pada-pengobatan-
riset keperawatan (edisi 1). Jakarta: tradisional-sangkal-putung-h-atmo-saidi-di-
Rajawali Pers; 2014. d
10. Mahartha GRA, Maliawan S, Kawiyana KS, 17. Nedler at al., The Physiologic Basis and
Sanglah SUP. Manajemen Fraktur pada Clinical Applications of Cryotherapy and
Trauma Muskuloskeletal. Bali Fak Kedokt Thermotherapy for the Pain Practitioner.
Univ Udayana; 2013 Pain Physician.
11. Niven Neil. Psikologi Kesehatan. Penerbit 18. Candra Hermawan, dkk. Gambaran Upaya
Buku Kedokteran, EGC: Jakarta; 2016 dalam mencari bantuan kesehatan pada
12. Sofia, dkk. Determinan Pemilihan masyarakat.https://www.journal.stikeskend
Pengobatan Pasien Fraktur di RSUD aden al.ac.id

37 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed

Anda mungkin juga menyukai