Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA An.

K
DENGAN DIAGNOSA MEDIS FRAKTUR FEMUR TERBUKA DEXTRA DI
RUANGAN INSTALASI GAWATDARURAT RSUD IBNU SINA YW-UMI
MAKASSAR
Ayu Andia Fahira 1
Muh. Yusuf Tahir 2
Muh. Zukri Malik3 Nirmalasari 3
1
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar
2
Program Studi Ners STIKES Panakkukang Makassar
3
RS Ibnu Sina Makassar YW-UMI
Email : ayhuandiafahira29@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan : Fraktur merupakan terputus atau rusaknya kontinuitas jaringan tulang yang disebabkan
oleh tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur dapat
disebabkan oleh hantaman langsung, kekuatan yang meremukkan, gerakkan memuntir yang mendadak
atau bahkan karena kontraksi otot yang ekstrem (Brunner & Suddart, 2016). Fraktur terbuka merupakan
salah satu jenis fraktur dimana kondisi patah tulang dengan adanya luka pada daerah yang patah sehingga
bagian tulang berhubungan dengan udara luar, biasanya juga disertai adanya pendarahan yang banyak.

Metode : Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh
dari pasien. Dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat pasien, catatan
medik perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lain.
Hasil : Hasil penyusunan karya ilmiah akhir ini terdiri dari pengkajian keperawatan tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan fakta, diagnose keperawatan terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus yang di dapatkan, perencanaan keperawatan yang digunakan pada teori tidak semua direncanakan
pada kasus mengingat intervensi yang diangkat disesuaikan dengan kebutuhan pasien, sedangkan
implementasi dan evaluasi dilakukan berdasarkan dengan perencanaan sebelumnya.
Kesimpulan dan Saran : Setelah penulis membahas Asuhan keperawatan Kegawat Daruratan
gangguan system Muskuloskeletal pada An.K dengan kasus Fraktur Femur maka dapat disimpulkan
bahwa Terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan mulai dari Pengkajian,
diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi. Saran penulis dalam merumuskan diagnosa
keperawatan perawat perlu meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihan agar mampu
memberikan penilaian secara cermat dalam menganalisis data agar diagnosa yang ditetapkan sesuai
dengan masalah utama yang dihadapi pasien
Kata Kunci : Fraktur Femur, Asuhan Keperawatan, Gawat Darurat
EMERGENCY NURSING CARE MANAGEMENT IN AN.K WITH
MEDICAL DIAGNOSIS OF DEXTRA OPEN FEMORAL FRACTURE IN
THE EMERGENCY INSTALLATION ROOM OF THE IBNU SINA YW-UMI
HOSPITAL MAKASSAR

Ayu Andia Fahira 1


Muh. Yusuf Tahir 2
Muh. Zukri Malik3
Nirmalasari 4
1
S1 Nursing Study Program STIKES Panakkukang Makassar
2
Nursing Study Program of STIKES Panakkukang Makassar
3
RS Ibnu Sina Makassar YW-UMI
Email : ayhuandiafahira29@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Fracture is the disconnection or breakdown of bone tissue continuity caused by external
pressures that come in greater than that which can be absorbed by the bone. Fractures can be caused by
direct impacts, crushing forces, sudden twisting movements or even due to extreme muscle contractions
(Brunner & Suddart, 2016). An open fracture is a type of fracture where the condition of a fracture with
a wound on the broken area so that part of the bone is related to outside air, usually also accompanied
by a lot of bleeding.
Methods: The method used is to use primary data, namely data obtained from patients. And secondary
data, namely data obtained from the patient's family or closest person, nurses' medical records,
examination results and other health teams.
Results: The results of the preparation of this final scientific paper consist of nursing assessments, there
is no gap between theory and facts, nursing diagnoses there are gaps between theory and cases obtained,
nursing plans used in theory are not all planned in cases considering that the interventions appointed are
adjusted to patient needs, while implementation and evaluation is carried out based on previous planning.
Conclusions and Suggestions: After the author discusses Emergency nursing care for musculoskeletal
system disorders in An.K with femoral fracture cases, it can be concluded that there are several gaps
between theories and cases obtained starting from the study, diagnosis, intervention, implementation and
evaluation. The authors suggest in formulating nursing diagnoses that nurses need to increase knowledge
through education and training in order to be able to provide a careful assessment in analyzing data so
that the diagnosis is determined according to the main problems faced by the patient.
Keywords: Femoral Fracture, Nursing Care, Emergency Department
PENDAHULUAN komplikasi, morbiditas yang lama dan
juga kecacatan apabila tidak
Fraktur merupakan terputus atau mendapatkan penanganan yang baik.
rusaknya kontinuitas jaringan tulang Komplikasi yang 9 timbul akibat
yang disebabkan oleh tekanan eksternal fraktur femur antara lain perdarahan,
yang datang lebih besar dari yang dapat cedera organ dalam, infeksi luka,
diserap oleh tulang. Fraktur dapat emboli lemak, sindroma pernafasan,
disebabkan oleh hantaman langsung, selain itu pada daerah tersebut terdapat
kekuatan yang meremukkan, gerakkan pembuluh darah besar sehingga apabila
memuntir yang mendadak atau bahkan terjadi cedera pada femur akan
karena kontraksi otot yang ekstrem berakibat fatal, oleh karena itu
(Brunner & Suddart, 2016). Fraktur diperlukan tindakan segera (Suriya &
merupakan istilah dari hilangnya Zurianti, 2019)
kontinuitas tulang, tulang rawan, baik Akibat dari fraktur femur ini
yang bersifat total maupun sebagian, dapat berdampak terhadap fisik dan
biasanya disebabkan oleh trauma atau psikologis, sosial, spiritual. Dampak
tenaga fisik (Helmi, 2016). pada fisik nya yaitu terjadi perubahan
Fraktur terbuka merupakan salah pada bagian tubuhnya yang terkena
satu jenis fraktur dimana kondisi patah trauma seperti perubahan ukuran pada
tulang dengan adanya luka pada daerah ekstermitas bahkan kehilangan
yang patah sehingga bagian tulang ekstermitas yang disebabkan oleh
berhubungan dengan udara luar, amputasi. Dampak terhadap psikologis
biasanya juga disertai adanya seperti pasien akan merasakan cemas
pendarahan yang banyak. Tulang yang yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari
patah juga ikut menonjol keluar dari fraktur, perubahan gaya hidup,
permukaan kulit, namun tidak semua kehilangan peran baik dalam keluarga
fraktur terbuka membuat tulang maupun dalam masyarakat, takutnya
menonjol keluar. Fraktur terbuka terjadi kecacatan pada dirinya dan
memerlukan pertolongan lebih cepat pandangan terhadap dirinya yang salah
karena terjadinya infeksi dan faktor (gangguan citra diri). Dampak sosial
penyulit lainnya (Wiarto & Giri, 2017). dari fraktur femur pasien akan
Fraktur femur adalah rusaknya kehilangan perannya dalam keluarga
kontinuitas tulang paha yang dapat dan dalam masyarakat karena harus
disebabkan oleh trauma langsung, menjalani perawatan yang waktunya
kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu tidak akan sebentar dan juga perasaan
seperti degenerasi tulang/osteoporosis. akan ketidakmampuan dalam
Hilangnya kontinuitas tulang paha melakukan kegiatan memenuhi
tanpa atau disertai adanya kerusakan kebutuhannya sendiri seperti biasanya
jaringan lunak seperti otot, kulit, sedangakan dampak spiritual pada
jaringan saraf dan pembuluh darah . fraktur femur pasien akan mengalami
Fraktur femur dapat menyebabkan gangguan kebutuhan spiritual sesuai
dengan keyakinannya baik dalam hasil-hasil pemeriksaan dan tim
jumlah ataupun dalam beribadah yang kesehatan lain. Pengambilan kasus ini
diakibatkan karena rasa nyeri dan dilakukan pada tanggal 08 Januari 2022
ketidakmampuannya (Mutaqqin, di RSUD YW-UMI Makassar.
2017).
Menurut World Health HASIL
Organization (WHO) mencatat pada Penatalaksanaan proses keperawatan
tahun 2012 terdapat 5,6 juta orang pada masalah Fraktur Femur dapat
meninggal dunia dan 1,3 juta orang ditemukan berbagai macam masalah
menderita Fraktur akibat kecelakaan keperawatan. Beberapa masalah
lalulintas. Sedangkan pada tahun 2018 tersebut dapat ditemukan dengan
angka kematian fraktur akibat cedera dilakukan pengkajian secara
lalulintas terjadi paling tinggi di komprehensif. Pada pengakajian di
Venezuela (45.1%), Indonesia pada dapatkan hasil yakni An.K usia 11
urutan ke 8 di Asia dengan angka Tahun dengan diagnose Fraktur Femur.
sebanyak (15.3%) setelah itu Timur Saat dilakukan pengkajian klien
Leste dan India masing-masing mengatakan nyeri pada paha kanan,
(16,6%). nyeri pada pelipis, Riwayat pingsan
Berdasarkan Riset Kesehatan sebelum dilarikan kerumah sakit,
dasar (RISKESDAS) cedera dijalan perdarahan aktif pada paha kanan.
raya pada tahun 2013 sebanyak 42,8% Kesadaran Komposmentis, suhu
mengalami penurunan jika 0
35,7 C, Nadi 120 x/i, TD 100/40
dibandingkan pada tahun 2018 yaitu mmHg, RR 22 x/i. Klien mengatakan
sebanyak 31, 4%. Sedangkan kejadian mengalami kecelakaan lalu lintas
kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebelum di larikan kerumah sakit, bibir
terjadi sebanyak 2,2 %, yang mana kering. Pada ekstremitas bawah
kecelakaan lalu lintas yang tinggi terdapat luka pada kaki sebelah kanan
terjadi di Sulawesi Utara sebanyak 3,5 dan terdapat luka robekan pada paha
% di Sulawesi Selatan sebanyak 3,4 % bagian kanan serta pergelangan kaki,
Sulawesi Tengah sebanyak 3,3% di kekuatan otot kaki menurun, tampak
Sumatera Barat sebanyak 2,5 % dan kemerahan dan gatal pada kaki. Tidak
paling rendah terjadi di Jambi sebanyak ditemukan adanya kelainan pada fungsi
1,1% (Riskesdas, 2018). respirasi, kardiovaskuler, pencernaan
istirahat dan tidur. Pada pemeriksaan
METODE PENELITIAN ADL didapatkan skor 16 dengan
Metode yang digunakan dalam ketergantungan ringan.
penulisan karya ilmiah akhir (KIA) ini Setalah dilakukan pengkajian
adalah dengan menggunakan data maka dilakukan perumusan masalah
primer yaitu data yang diperoleh dari terkait dengan diagnosa keperawatan,
pasien. Dan data sekunder yaitu data terdapat tiga masalah keperawatan
yang diperoleh dari keluarga atau orang yang muncul yakni Nyeri akut
terdekat pasien, catatan medik perawat, berhubungan dengan agen pencedera
fisik, Gangguan Integritas A. Pengkajian
kulit/jaringan berhubungan dengan Pengkajian merupakan tahap
faktor mekanis (trauma), dan Risiko pertama dalam proses
Syok . Dalam mengatasi masalah yang keperawatan, dimana pada tahap
muncul dilakukan perencanaan ini perawat melakukan pengkajian
tindakan (intervensi) keperawatan agar data yang diperoleh dari hasil
kiranya masalah tersebut dapat wawancara perawat dan catatan
berkurang. Adapun intervensi yang keperawatan atau catatan
diberikan yaitu manajemen nyeri, kesehatan lainnya dan pemeriksaan
edukasi teknik nafas dalam, perawatan fisik. Berdasarkan teori pengkajian
luka, manajemen cairan, pemantauan dengan kasus Fraktur Femur
cairan. didapatkan
1. Riwayat kesehatan
Perencanaan tindakan yang telah Pada teori konsepnya
direncanakan dilakukan dalam bentuk pasien dengan Fraktur Femur
tindakan keperawatan atau akan mengalami beberapa
Implementasi Keperawatan dengan gejala yang akan dialami
menentukan jenis tindakan dan waktu diantaranya seperti perasaan
pemberian tindakan. Setelah dilakukan nyeri, posisi tulang yang yang
tindakan keperawatan selanjutnya tidak alami, deformitas,
dilakukan evaluasi terhadap asuhan grepitus, daan gangguan
keperawatan yang diberikan. Evaluasi sensasi.Adanya trauma dapat
yang dilakukan penulis pada semua menyebabkan kerusakan
diagnose keperawatan dibuat dalam jaringan sehingga mediator
bentuk SOAP, evaluasi yang dilakukan kimia prostaglandin banyak
pada An.K pada semua diagnosa diproduksi dan menimbulkan
keperawatan yang ada belum teratasi. rasa nyeri. Menurut Amin
PEMBAHASAN (2017)
Pada kasus didapatkan
Setelah dilakukan asuhan keluhan yang dialami oleh
keperawatan pada pasien dengan pasien Keluhan utama yang
Fraktur Femur, melalui pendekatan dirasakan pasien adalah nyeri
proses keeprawatan yaitu meliputi pada luka paha sebelah kanan
pengkajian, penegakkan diagnosis, terasa berdenyut-denyut,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan dengan, nyeri meningkat saat
dan evaluasi, maka pada pembahasan bergerak, Terdapat kesamaan
ini peneliti akan membahas mengenai antara teori dengan data yang
kesenjangan antara teori dan kenyataan didapatkan pada pasien.
yang ditemukan dalam perawatan kasus 2. Keluhan utama
Fraktur Femur pada pasien di ruangan Pasa kasus Keluhan
bedah RS Ibnu Sina Makassar, yang utama yang dirasakan pasien
dapat diuraikan sebagai berikut: adalah nyeri di pada luka paha
sebelah kanan terasa
berdenyut-denyut, dengan, (otot, kulit, jaringan saraf dan
nyeri meningkat saat bergerak, pembuluh darah).
keluhan ini sesuai dengan 6. Diagnosa Keperawatan
dengan teori Asrizal (2017) Menurut NANDA
bahwa trauma yang Internasional 2015
menyebabkan kondisi fraktur berdasarkan teori masalah
biasanya disertai dengan keprawatan yang muncul pada
perasaan nyeri, posisi tulang pasien dengan fraktur femur
yang yang tidak alami, ada masalah keperawatan
deformitas, grepitus, daan yaitu diagnosa nyeri akut,
gangguan sensasi.Adanya hambatan mobilitas fisik,
trauma dapat menyebabkan resiko infeksi. Sedangkan
kerusakan jaringan sehingga menurut hasil pengkajian,
mediator kimia prostaglandin diagnosa keperawatan yang
banyak diproduksi dan diangkat yaitu nyeri akut,
menimbulkan rasa nyeri. kerusakan intergritas/jaringan
3. Riwayat kesehatan sekarang dan Resiko Syok.
Saat dilakukan pengkajian 7. Rencana Keperawatan
pasien mengeluh badannya Perencanaan keperawatan
masih terasa lemah, nyeri pada disusun berdasarkan diagnosa
luka di bagian paha sebelah keperawatan yang ditemukan
kanan terasa berdenyut- pada kasus. Intervensi
denyut, saat di tanya skala keperawatan tersebut terdiri
nyeri dari 1 sampai 10 klien dari Standar Intervensi
menjawab skala nyerinya ada Keperawatan Indonesia (SIKI)
di skala 8, nyeri hilang timbul atau Nursing Intervention
dengan durasi waktu menetap. Classification (NIC) dan
Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) atau
4. Riwayat Kesehatan Dahulu Nursing Outcomes
Pasien tidak memiliki riwayat Classification (NOC). Analisa
penyakit penulis akibat dari pengkajian
5. Pemeriksaan fisik yang kurang maksimal dan
Pada pemeriksaan fisik yang diagnosa keperawatan yang
dialakukan , pasien masih tidak ditegakkan maka
mengeluh nyeri pada fraktur, beberapa tindakan
skala nyeri 10, pasien meringis keperawatan tidak dapat
saat pembersihan luka. terencana dengan baik
Dimana kondisi fraktur secara sehingga proses asuhan
klinis bisa berupa fraktur keperawatan menjadi kurang
femur yang disertai adanya efektif dan maksimal.
kerusakan jaringan lunak 8. Implementasi
Implementasi pada infeksi dan menganjurkan
diagnosa keperawatan nyeri makan makanan tinggi kalori
akut berhubungan dengan dan protein. Hal ini tidak
agen cidera fisik, ada beberapa peneliti lakukan di karenakan
Tindakan keperawatan yang partisipan masih dalam masa
tidak peneliti laksanakan yaitu imobilisasi dalam sementara
mengobservasi reaksi waktu dan begitu juga pada
nonverbal dari ketidak tindakan menganjurkan
nyamanan yang diakibatkan makanan tinggi kalori dan
oleh nyeri. Rasional dari protein tidak dilakukan karena
mengobservasi ketidak partisipan baru tiba dan akan
nyamanan yang disebabkan di tindak lanjuti.
oleh nyeri adalah untuk Implementasi yang
mengetahui dan membantu dilakukan pada diagnose
dalam mengevaluasi derajat Resiko Syok ada 5 tindakan
nyeri dan perubahan dari nyeri keperawatn yang dilakukan
itu sendiri, tetapi di sini dan ada 9 tindakan yang belum
peneliti tidak melakukan dilakukan oleh peneliti.
tindakan tersebut karena 9. Evaluasi Keperawatan
peneliti telah melakukan Menurut teori evaluasi
tindakan keperawatan adalah tujuan asuhan
mengkaji ulang nyeri secara keperawatan yang
komperhensif, hal ini menentukan apakah tujuan ini
memiliki rasional untuk telah terlaksana, setelah
mengetahui lokasi, menerapkan suatu rencana
karakteristik, durasi, tindakan untuk meningkatkan
frekuensi, kualitas, derajat, kualitas keperawatan, perawat
dan faktor presipitasi. harus mengevaluasi
Menurut analisa peneliti hal keberhasilan rencana
ini lebih baik dilakukan karena penilaian atau evaluasi
telah mengkaji nyeri secara diperoleh dari ungkapan
lengkap. secara subjektif oleh klien dan
Implementasi yang objektif didapatkan langsung
dilakukan pada diagnosa dari hasil pengamatan.
Kerusakan Integritas Kulit Evaluasi keperawatan
berhungan dengan factor secara teori merujuk pada
mekanis (Trauma), tindakan Nursing Outcome
keperawatan yang peneliti Classification (NIC). Evaluasi
lakukan ada 5 Tindakan yang dilakukan pada An.K
keperawatan yang peneliti dari tanggal 08 Januari 2022.
lakukan dan ada 2 tindakan Pada diagnosa keperawatan
yang tidak peneliti lakukan nyeri akut berhubungan
yaitu memonitor tanda-tanda dengan agen cidera fisik,
didapatkan hasil evaluasi KESIMPULAN DAN SARAN
belum teratasi. Dengan SLKI, A. Kesimpulan
pain level, pain control, Setelah penulis membahas Asuhan
comfort level dengan kriteria keperawatan Kegawat Daruratan
hasil mengontrol nyeri, pasien gangguan system Muskuloskeletal
mengatakan nyeri telah pada An.K dengan kasus Fraktur
berkurang, dan pasien Femur maka dapat disimpulkan
mengatakan nyaman setelah bahwa Terdapat beberapa
nyeri berkurang. Pasien kesenjangan antara teori dan kasus
diberikan diberikan analgetik yang didapatkan mulai dari
berupa keterolak , namun Pengkajian, diagnose, intervensi,
skala nyeri masih terasa implementasi dan evaluasi
berdenyut- denyut, tanda- B. Saran
tanda vital An.K normal setiap
harinya. Dalam upaya untuk meningkatkan
Evaluasi dari hasil tindakan kualitas pelayanan keperawatan
keperawatan yang telah maka penulis memberikan saran
diberikan pada An.K dari yakni Dalam merumuskan
tanggal 08 Januari 2022 untuk diagnosa keperawatan perawat
diagnose Kerusakan Integritas perlu meningkatkan pengetahuan
Kulit/Jaringan berhubungan melalui pendidikan dan pelatihan
dengan faktor mekanis agar mampu memberikan penilaian
(trauma) berdasarkan SIKI secara cermat dalam menganalisis
yaitu perawatan luka dengan data agar diagnosa yang ditetapkan
data evaluasi luka pasien telah sesuai dengan masalah utama yang
dibersihkan dan dibalut dihadapi pasien
dengan kasa namun masalah
keperawatan belum teratasi. DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi dari hasil tindakan
Anjaswati Buana, R. (2019). Deskripsi
keperawatan yang telah
Pengetahuan Klien Fracture
diberikan pada An.K dari
tentang perawatan selama
tanggal 08 Januari 2022 untuk
penyembuhan di Poli Bedah.
diagnose resiko Syok
10(1).
berhubungan dengan
kehilangan volume cairan Ardian, V. (2015). Asuhan
berdasarkan SIKI yaitu tingkat keperawatan pra operatif pada
syok dengan data evaluasi klien close fracture femur.
terjadi perdarahan aktif yang Surakarta.
mengakibatkan terjadinya
kekurangan volume cairan Arif Kurniawan , Yunie Armiyati, R.
dimana masalah belum A. (2017). Pengaruh Pendidikan
teratasi. Kesehatan pre operasi terhadap
tingkat kecemasan pada klien pre
operasi di RSUD Kudus. 6(2), Lesmana, A. C. (2016). Meningkatkan
139–148. Kemandirian Dalam Merawat
Diri Pada Klien Dengan
Azizah, N. (2016). Asuhan Fracture Femur 1/3 Proksimal
keperawatan dengan gangguan Dektra Post Orif Hari Ke-2 Di
perfusi perifer. Retrieved from Rsop.Dr. R Soeharso Surakarta.
http://elib.stikesmuhgombong.ac. Surakarta.
id/174/1/NILNA AZIZAH NIM.
A01301790.pdf Maliya, A. (2016). Pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap
Bagus Kuntoadi, G. (2019). Buku penurunan tingkat nyeri pada
Ajar Anatomi Fisiologi (I. klien pasca operasi fracture
Febriana, ed.).Jakarta: Pantera. femur di rumah sakit karima
utama surakarta. 191–199.
Djamal, R., Rompas, S., & Bawotong,
J. (2015). Pengaruh Terapi Noor, Z. (2017). Buku Ajar Gangguan
Musik Terhadap Skala Nyeri Muskuloskeletal (2nd ed.).
Pada Klien Fracture Di Irina a Jakarta: Salemba Medika.
Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado. Jurnal Keperawatan Nurarif, Amin Huda & Kusuma, H.
UNSRAT, 3(2). (2016). Asuhan Keperawatan
Praktis Berdasarkan Penerapan
Februanti, S. (2019). Asuhan Diagnosa Nanda, NIC, NOC
Keperawatan Pada Klien dalam Berbagai Kasus (1st ed.).
Kanker Serviks. Yogyakarta: Jogjakarta: Mediaction
DEEPUBLISH. Publishing.
Ihtisan, A. H. (2017). Upaya Nurarif Huda, A. & K. H. (2015).
peningkatan mobilitas fisik pada Aplikasi askep berdasarkan
klien post orif fracture femur NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
sinistra. MediAction.
Kemenkes RI. (2018). Laporan Pearce Evelyn, C. (2016). Anatomi
Nasional Riskesdas. Jakarta: Dan Fisiologi Untuk Paramedis.
Kemenkes RI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Krisdiyana. (2019). Karya Tujlis Ilmiah Utama.
asuhan keperawatan pada klien PPNI. (2017). Standar Diagnosis
post orif fracture femur di ruang Keperawatan Indonesia: Definisi
cempaka RSUD Abdul wahab dan Indikator Diagnostik (1st
sjahranie. Retrieved from ed.). Jakarta: DPP PPNI.
http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/404/1/Selesai.pdf
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Motion (ROM) aktif pada klien
Standar Intervensi Keperawatan post operastif fracture humerus.
Indonesia.Jakarta. 10(2), 42–52.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). Rukajat, A. (2018). Pendekatan
Standar Luaran Keperawatan Penelitian Kualitatif (Qualitative
Indonesia (I).Jakarta: DPP PPNI. Research Approach).
Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Prayitno, J., & Haryati, D. S. (2011).
Hubungan ambulansi dini Sani, F. (2018). Metodologi
terhadap aktifasi peristaltik usus Penelitian Farmasi Komunitas
pada klien post operasi fracture dan Eksperimental.Yogyakarta:
ekstremitas bawah dengan DEEPUBLISH.
anastesi umum di ruang mawar II
RS dr. moewardi Surakarta. Setiadi. (2012). Konsep dan
Keperawatan. Penulisan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Teori dan Praktik.
Puspitasari, C. T. (2013). No Yogyakarta: Graha ilmu.
TitleAsuhan Keperawatan Pada
Tn. Y Dengan Close Fracture Sjamsuhidajat,&Jong,D. (2010).
Cruris (Tibia Fibula) 1/3 Distal Bukuajar ilmu bedah. In EGC.
Dextra Di Ruang Instalasi Bedah https://doi.org/10.1093/aob/mcr1
Sentral Rumah Sakit Umum 63
Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Syaifuddin. (2011). Anatomi
Surakarta. Fisiologi: Kurikulum Berbasis
Ramadhani, R. P., Romadhona, N., Kompetensi untuk Keperawatan
Djojosugito, M. A., Dyana, E. H., dan Kebidanan (4th ed.). Jakarta:
& Rukanta, EGC.
D. (2019). Hubungan Jenis Trise, S. A., & Nuriala, I. (2015).
Kecelakaan dengan Tipe RSUD Sleman Siti Arifah & Ida
Fracture pada Fracture Tulang Nuriala Trise poltekkes
Panjang Ekstremitas Bawah. Kemenkes Semarang Prodi
Jurnal Integrasi Kesehatan & Keperawatan Magelang Rumah
Sains, 1(22), 32–35. Sakit Jiwa Ghrasia Jogyakarta.
Rekam Medic RSUD dr. Kanudjoso IV(01), 40–49.
Djatiwibowo. (2019). Prevalansi
Diagnosa Fracture di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo.
Balikpapan.
Ririn Purwanti, W. P. (2017).
Pengaruh latihan Range Of

Anda mungkin juga menyukai