Pembimbing:
Disusun Oleh:
19
LEMBAR PENGESAHAN
Universitas : Tarumanagara
..............................................
Mengetahui,
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas kasih karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga referat
dengan judul Peran Fisioterapi terhadap Penyakit Neurologi ini dapat selesai dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus
periode 20 Maret 22 April 2017.
Dalam penulisan referat ini penulis telah mendapat bantuan, bimbingan dan
kerjasama dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada :
1 dr. Susatyo Pramono Hadi, Sp.S selaku Ketua SMF dan pembimbing bagian
Ilmu Penyakit Saraf di RSUD Kudus
2 dr. Satya Gunawan, Sp.S selaku pembimbing bagian Ilmu Penyakit Saraf di
RSUD Kudus
3 Dokter, Perawat, staf ruangan Bougenvile, Melati, Dahlia, Cempaka dan
Anggrek RSUD Kudus
Penulis menyadari bahwa referat yang disusun ini juga tidak luput dari kekurangan
karena kemampuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat bermanfaat demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
19
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
BAB I
19
PENDAHULUAN
Fisioterapi adalah proses merehabilitasi seseorang agar terhindar dari cacat fisik
melalui serangkaian penilaian, diagnosis, perlakuan, dan aktivitas pencegahan. Salah satu
jenis fisioterapi adalah neurofisioterapi. Neurofisioterapi didesain untuk mengatasi masalah
yang berasal dari otak dan ini sangat penting untuk pemulihan seperti pada Stroke, Parkinson,
dan HNP
Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu untuk
memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan fungsi yang
maksimal selama perjalanan kehidupan individu atau kelompok tersebut. Layanan fisioterapi
diberikan dimana individu atau kelompok individu mengalami gangguan gerak dan fungsi
pada proses pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.
Gerak dan fungsi yang sehat dan maksimal adalah inti dari hidup sehat.
Salah satu contoh penyakit neurologi yang membutuhkan fisioterapi adalah pada
pasien-pasien Stroke, Parkinson dan HNP. Stroke merupakan salah satu penyakit penyebab
kematian dan kecacatan yang utama di Indonesia.Angka kecacatan akibat stroke umumnya
lebih tinggi dari angka kematian. Berdasarkan laporan WHO, kasus stroke yang terjadi di
Indonesia tahun 2002 telah menyebabkan kematian lebih dari 123.000 orang. Di Indonesia,
setiap 1000 orang, delapan orang diantaranya terkena stroke (Depkes, 2011).
Penyakit Parkinson menyerang jutaan penduduk di dunia atau sekitar 1% dari total
populasi dunia. Penyakit tersebut menyerang penduduk dari berbagai etnis dan status sosial
ekonomi. Penyakit Parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang Indonesia dari total
jumlah penduduk sebesar 238.452.952. Total kasus kematian akibat Penyakit Parkinson di
Indonesia menempati peringkat ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia, dengan prevalensi
mencapai 1100 kematian pada tahun 2002. Pengobatan Penyakit Parkinson saat ini bertujuan
untuk mengurangi gejala motorik dan memperlambat progresivitas penyakit
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama.
Salah satu penyebab yang memerlukan tindak lanjut (baik diagnostik maupun terapi spesifik)
adalah hernia nukleus pulposus (HNP). Prevalensi HNP berkisar antara 1 2 % dari populasi.
Usia yang paling sering adalah usia 30 50 tahun. Pada penelitian HNP paling sering
19
dijumpai pada tingkat L4-L5; Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah
mengganggu aktivitas sehari-hari pada 40% penderita dan menyebabkan gangguan tidur pada
20% penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25% diataranya perlu rawat inap untuk
evaluasi lebih lanjut.
BAB II
19
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam
otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam
beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu. Menurut
WHO: stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara
mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak.
Manifestasi klinik pada pasien stroke pada umumnya mengalami kelemahan pada salah
satu sisi tubuh dan kesulitan dalam berbicara atau memberikan informasi karena adanya
penurunan kemampuan kognitif atau bahasa (Fagan and Hess, 2008).
Mencegah komplikasi pada fungsi paruh akibat tirah baring yang lama.
Menghambat spastisitas, pola sinergis ketika ada peningkatan tonus.
Mengurangi oedem pada anggota gerak atas dan bawah sisi sakit.
Merangsang timbulnya tonus ke arah normal, pola gerak dan koordinasi gerak.
Meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional.
Penanganan fisioterapi pada stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien untuk dapat
meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai metode intervensi fisioterapi
seperti pemanfaatan electrotherapy, hidrotherapy , exercise therapay (Bobath method,
Proprioceptive Neuromuscular Facilitation, Neuro Developmental Treatment, Sensory Motor
Integration, dll..) telah terbukti memberikan manfaat yang besar dalam mengembalikan gerak dan
fungsi pada pasien pasca stroke.
19
pasien.Penanganan fisioterapi pasca stroke pada prinsipnya adalahproses pembelajaran
sensomotorik pada pasien dengan metode-metode tersebut diatas.Ada beberapa bentuk metode atau
tipe latihan yang dapat diaplikasikan oleh pasien stroke diantaranya adalah :
1. Conservative/Tradisional
Metode latihan ini ter
kesan umum dan latihan- latihannya pun didasarkan penekanan pada pencegahan &
perawatan kontraktur dengan mempertahankan luas gerak sendi atau latihan Range Of
Motion (ROM exercises). Memperkenalkan mobilisasi dini kepasien dengan
cara pengoptimalan sisi yang sehat untuk mengkompensasi sisi yang sakit. Tipe jenis
latihannya adalah penguatan dengan menggunakan tahanan.
Metode latihan ini bertujuan untuk merangsang respon mekanisme neuromuskuler melalui
stimulasi proprioseptor. Bertujuan memfasilitasi pola gerakan sehingga
mencapaifunctional relevant dengan tujuan memfasilitasi irradiasi impuls untuk tubuh
bagian lain yang berhubungan dengan gerakan utama. Menggunakan rangsangan
proprioseptif(streetching/peregangan otot, active movement/gerakan sendi dan resisted/tah
anan terhadap kontraksi otot sebagai input sensorik yang didesain untuk memfasilitasi
kontraksi otot spesifik)
3. Quick stretch
19
6. Mempergunakan aba-aba yang sederhana (verbal)
3. Movement Therapy/Brunnstorm
Konsepnya :
Dasar teori :
Kerusakan susunan syaraf pusat/SSP telah menyebabkan evolusi terbalik & regresi kembali
ke pola gerak filogenetik yang lebih tua (terjadi sinergi dan refleks primitive). Sinergi &
refleks primitive ini dianggap sebagai bagian normal dari proses penyembuhan sebelum
terbentuk pola baru.
Tehnik
1. Memberikan tahanan pada ekstremitas yang normal, tapping (input sensoris) & tehnik
relaksasi
2. Diberikan sesuai dengan 6 stadium penyembuhan Twitchell :Flasiditas, Spastisitas
dan onset sinergi, Peningkatan spastisitas & beberapa control sinergi volunteer,
Penurunan spastisitas & peningkatan control sinergi volunteer, Tidak adanya control
fungsi motorik dari sinergi, Gerakan sendi individual
3. Tahapan tehnik latihan : Merangsang gerak sinergis (Associated Reaction
Pathological Tonic Neck & Labyrinthine reflex)
Latihan terlepas dari pengaruh pola sinergis (dengan gerakan kombinasi pola sinergis
antagonis)- Merangsang fungsi tangan & jari tangan secara volunteer, ada beberapa tahapan
yang harus diperhatikan dalam latihan ini diantaranya adalah :
Tahap 1- 3 : merangsang kontrol volunteer sinergis & memakai gerakan ini untuk
aktifitas stabilisasi objek
Tahap 4-5 : mengontrol flexor & ekstensor sinergi sehingga penderita dapat
melakukan aktifitas fungsional
Tahap 6 : ketrampilan tangan dengan melatih fungsi tangan
19
4. Neurodevelopmental Technique/Bobath
Dasar teori :
Pola gerakan patologis tidak boleh digunakan untuk latihan oleh karena penggunaan
berulang jalur eferen patologis dapat menyebabkan ekspansi ke jalur normal.
Menggunakan konsep hirarki fungsi SSP manusia, dengan komponen yang saling
integral : input sensorik & system feedback motorik. Konsep motor relearning
mungkin dapat berurutan seperti pada perkembangan normaldan Berlawanan dengan
Brunnstorm & PNF.
Prinsip :
Tujuan :
Tehnik :
19
Contoh Teknik Bobath dengan bola
Modalitas yang diterapkan ledakan pendek arus listrik ke otot hemiplegia atau saraf.
Dalam Stroke Terapi Fisik, FES telah terbukti bermanfaat untuk mengembalikan kontrol
motor, kelenturan, dan pengurangan nyeri bahu hemiplegia dan subluksasi
6. Biofeedback
Modalitas yang memfasilitasi untuk menyadari aktivitas elektromiografi pada otot atau
kesadaran rasa posisi sendi yang dipilih melalui isyarat visual atau pendengaran.
19
b. Rigiditas/kekakuan
Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor
tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada
pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi
sehingga gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di
kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi
tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita akan
berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusat
gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek.13
c. Akinesia/Bradikinesia
Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga
tanda akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam
pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin
mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran
masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu.
Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi
kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur.13
e. Mikrografia
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus
hal ini merupakan gejala dini.10
19
Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a
petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan,
punggung melengkung bila berjalan.10
g. Bicara Monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot
laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan
volume suara halus ( suara bisikan ) yang lambat.10
h. Gangguan Behavioral
Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut,
sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat
(bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu
yang cukup.10
i. Gejala Lain
Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal
hidungnya (tanda Myerson positif)10
19
tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan - berkurangnya atau
hilangnya kepekaan indra perasa bau (microsmia atau anosmia).
Rehabilitasi sebaiknya adalah terapi yang ditujukan khusus melatih keterampilan dan
fungsional training. Terapi seharusnya diberikan dengan intensitas yang cukup untuk
mencapai keterampilan yang diperlukan. Teori latihan rehabilitasi utama diantaranya:
Pola otot yang abnormal ditekan sebelum pola otot yang normal muncul.
19
Pola yang abnormal dimodifikasi pada titik kunci proksimal sebagai control
(misalnya leher, tulang belakang, bahu atau pelvis)
4. Brunnstrom:
19
Sinar infra red merupakan suatu gelombang yang mempunyai pancaran
gelombang yang mempunyai elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700
4.000 Amstrong.
Efek sinar infra red :
A. Efek Fisiologis
Pengaruh sinar infra red jika sinar infra red diabsorbsi oleh kulit, maka panas
akan timbul pada tempat sinar tadi diabsorbsi. Dengan adanya panas ini temperature
naik dan pengaruh-pengaruh lain akan terjadi antara lain adalah:
Relaksasi otot
Meningkatkan suplai darah
HNP artinya adanya penonjolan inti dari diskus yang menjadi bantalan tulang
belakang sehingga penonjolan tersebut menekan saraf sebagai akibatnya timbul rasa
sakit, kesemutan, dan kelemahan anggota gerak yang dipersarafi bisa dari punggung,
pinggang, lengan atau tungkai
1. Lengan atau kaki sakit. Jika HNP terjadi di punggung bawah atau HNP Lumbal,
maka akan merasakan sakit yang paling intens pada bokong, paha, betis serta kaki.
Jika HNP terjadi pada tulang belakang pada leher, nyeri biasanya akan paling intens
di bahu dan lengan. Rasa sakit biasanya akan memburuk ketika batuk, bersin atau
menggerakan tulang belakang ke posisi tertentu
2. Mati Rasa atau kesemutan. Orang dengan HNP sering mengalami mati rasa atau
kesemutan di bagian tubuh yang di sarafi oleh saraf yang terkena
19
3. Kelemahan. Otot yang di persarafi oleh saraf yang terjepit cenderung melemah dari
waktu ke waktu. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mudah tersandung, atau tidak
kuat mengangkat atau memegang barang
Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai beberapa
tahun) nyeri menjalar sesuai dengan distribusai saraf skhiatik
Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantra + menjalar ke
bagian belakang lutut, kemudian ketungkai bawah
Nyeri bertambah hebat karna pencetus seperti gerakan gerakan pinggang batuk atau
mengedan, berdiri atau duduk untuk jangka waktu yang lama dan nyeri berkurang bila
di buat istirahat berbaring.
Penderita sering mengeluh kesemutan (parosthesia) atau baal bahkan kekuatan otot
menurun sesuai dengan distribusi persyaratan yang trlibat.
Nyeri bertambah bila ditekan daerah L5 S1 (garis antar dua krista liraka)
19
Efek Fisiologis
Efek terapeutik
mengurangi nyeri,
19
Short Wave Diathermy
2. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf
melalui permukaan kulit. Sedang pengertian secara khusus, TENS merupakan jenis
arus listrik yang mempunyai parameter tertentu dalam hubunganya dengan durasi
fase, frekuensi arus, bentuk gelombang dengan segala modifikasinya (Parjoto, 2006).
TENS merupakan salah satu metode untuk menghilangkan rasa nyeri
3. McKenzie Exercise
Latihan metode Mc. Kenzie adalah sebuah latihan yang spesifik untuk tulang
belakang yang dikembangkan oleh Robin Mc. Kenzie. McKenzie telah berspekulasi
bahwa arah lentur yang memusatkan rasa sakit justru sesuai dengan arah di mana isi
nucleus pulposus telah bermigrasi untuk menghasilkan gejala disebut dengan mekanis
merangsang anulus atau akar saraf (Olson, 2009).
Mc Kenzie Exercise adalah Tekhnik latihan secara aktif yang di tujukan dengan
gerakan badan ke belakang/ekstensi.
Tujuan
Penguatan dan peregangan otot ekstensor dan fleksor sendi lumbosacralis. \
Menekankan peran aktif pasien.
Dapat mengurangi nyeri yang disebabkan oleh spasme otot sehingga stuktur
jaringan spesifik mengalami pemendekan.
Efek Terapi
Memulihkan mobilitas dan fungsi lumbal dgn menghilangkan stress/mengembalikan
posisi mobile segment ke posisi normal.
19
Rileksasi otot yg spasme dgn memperbaiki postur.
Indikasi
Menurunkan spasme otot dan nyeri melalui efek rileksasi
Perbaikan / koreksi postur yang salah > alignmen normal
Membebaskan stiff pd intervetebral joints
Gangguan Flexi Extensi akut pada Cervical
Gangguan middle dan lower posterolateral derangement pada cervical
Ketegangan otot pada cervical
19
Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan
tubuh
Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan
Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan
psikis sehingga tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.
Mengurangi nyeri
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit Neurologi adalah perubahan patologis di alam terjadi pada satu atau bagian
lain dari sistem saraf. Beberapa manifestasi dari gangguan neurologis yang mempengaruhi
fungsi otak menyebabkan gangguan memori dan persepsi serta kelemahan pada bagian tubuh.
Dengan adanya fisioterapi diharapkan dapat membantu memberikan layanan kepada individu
19
atau kelompok individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan
kemampuan fungsi yang maksimal selama perjalanan kehidupan individu atau kelompok
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
19
3. Physical Therapy in Parkinsons Disease. Available at: http://www.emedicine.com
4. Jankovic J, Tolosa E,. Parkinsons Disease And Movements Disorders
4th.Philadelpia :Lippincott &Wilkins. 2002. Pp 91-99, 39-53
5. McNeely M, Torrance G. A systematic review of physiotherapy for spondylolysis and
spondylolisthesis. Manual Therapy 2003: 8(2); 80-91 Available from:
http://www.physio-pedia.com/Spondylolysis. [Cited: February 7, 2017]
6. Dickerman RD. 2005. Physical Therapy for Low Back Pain Relief. Spine-Health.
Available from: http://www.spine-health.com/treatment/physical-therapy/physical-
therapy-low-back-pain-relief. [cited: February 7, 2017]
7. https://www.saebo.com/the-stages-of-stroke-recovery/
8. Leah, M..R. dan Salil K.D. 2007. Cigarette Smoking and Parkinsons Disease. EXCLI
Journal. 6:93-99
9. Pinzon, Rizaldy. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia Nukelus
Pulposus. Vol 39. SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta. Indonesia. 2012. Hal 749-751
19