Anda di halaman 1dari 14

DASAR-DASAR TERAPI MANIPULATIF

“SEJARAH TERAPI MANIPULATIF”


Dosen pengampu : Dr. Rina Yuniana, S.Or., M.Or.

Disusun Oleh :

Laura Shezi K 22060130001

Fatikha Aulia A 22603144014

Ivan Nur Sucahyo 22603144034

ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2024/2025

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah Terapi
Manipulatif ini dengan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Dr. Rina Yuniana, S.Or.,
M.Or.pada program studi Ilmu Keolahragaan, mata kuliah Dasar-Dasar Terapi
Manipulatif. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah
terapi manipulatif bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rina Yuniana, S.Or., M.Or. ,
selaku dosen Ilmu Keolahragaan mata kuliah dasar-dasar terapi manipulatif, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Yogyakarta, 04 Maret 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................4

Latar belakang..............................................................................................................4

Rumusan Masalah........................................................................................................5

Tujuan Masalah............................................................................................................5

BAB II.................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................6

Terapi Manipulatif Secara Global................................................................................6

Perkembangan di ASIA................................................................................................8

Terapi Manipulatif di Abad Pertengahan.....................................................................8

Pengobatan Modern dan Manipulasi Tulang Belakang...............................................9

Terapi Manipulatif di Indonesia.................................................................................11

BAB III..............................................................................................................................13

PENUTUP......................................................................................................................13

Kesimpulan.................................................................................................................13

Saran...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang
sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit. Dalam bidang medis kata
terapi sinonim dengan kata pengobatan. Menurut kamus lengkap psikologi,
terapi adalah suatu perlakuan dan pengobatan yang ditunjukkan kepada
penyembuhan suatu kondisi patologis (pengetahuan tentang penyakit atau
gangguan). Terapi juga dapat di artikan sebagai suatu jenis pengobatan
penyakit dengan kekuatan batin atau rohani, bukan pengobatan dengan obat-
obatan.Adapun menurut prof Dr. Singgih D Gunawan, terapi berarti
perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang yang mengalami suatu gagasan,
ataupun penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental dan
pada kesulitan-kesulitan pada penyesuaian diri.
Terapi manipulatif adalah keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang
fisioterapis atau terapis fisik untuk penatalaksanaan masalah
neuromuskuloskeletal. Terapi ini menggunakan pendekatan teknik manual
(menggunakan tangan) dan latihan terapi dengan tujuan untuk: Mengurangi
rasa sakit ,meningkatkan jangkauan sendi, memperbaiki
jaringan.,meningkatkan ekstensibilitas, stabilitas, dan fungsi otot serta
sendi.Terapi manual didasari oleh bukti klinis dan saintifik serta
mempertimbangkan faktor biopsikososial dari tiap individu pasien.
Menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, pembangunan kesehatan
merupakan salah satu dari upaya pembangunan nasional yang ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemajuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Terapi manipulatif
merupakan pelayanannya ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,

4
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapeutis dan mekanis), pelatihan
fungsi, komunikasi.
Terapi manipulatif telah mengalami perkembangan paralel di banyak
belahan dunia. Referensi sejarah paling awal mengenai praktik terapi
manipulatif di Eropa berasal dari tahun 400 SM. Selama berabad-abad,
intervensi manipulatif tidak lagi disukai oleh profesi medis. Terapi
manipulatif juga pada awalnya merupakan andalan dari dua sistem perawatan
kesehatan alternatif terkemuka, osteopati dan chiropraktik, keduanya didirikan
pada akhir abad ke-19 sebagai respons terhadap kekurangan dalam
pengobatan allopathic. Karena dokter medis dan osteopati pada awalnya
berperan penting dalam memperkenalkan terapi manipulatif ke dalam profesi
terapi fisik, ahli terapi fisik sejak saat itu telah memberikan kontribusi yang
kuat di bidang tersebut, sehingga memperkuat klaim profesi tersebut untuk
memiliki terapi manipulatif dalam lingkup praktiknya yang diatur secara
hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Kapan tersebarnya Terapi Manipulatif Secara Global?
2. Bagaimana perkembangan Terapi Manipulatif di ASIA?
3. Bagaimana Perkembangan Terapi Manipulatif di Abad Pertengahan?
4. Apa itu Pengobatan Modern dan Terapi Manipulasi Tulang Belakang?
5. Bagaimana Perkembangan Terapi Manipulatif di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan Kapan tersebarnya Terapi Manipulatif Secara Global
2. Mendeskripsikan perkembangan Terapi Manipulatif di ASIA
3. Mendeskripsikan perkembangan Terapi Manipulatif di Abad Pertengahan
4. Mendeskripsikan Pengobatan Modern dan Terapi Manipulasi Tulang
Belakang
5. Mendeskripsikan perkembangan Terapi Manipulatif di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Terapi Manipulatif Secara Global


Secara historis, manipulasi dapat ditelusuri asal-usulnya dari
perkembangan paralel di banyak belahan dunia di mana manipulasi digunakan
untuk mengobati berbagai kondisi muskuloskeletal, termasuk gangguan tulang
belakang1. Diakui bahwa manipulasi tulang belakang telah dan dipraktikkan
secara luas di banyak budaya dan seringkali di komunitas dunia terpencil
seperti yang dilakukan oleh masyarakat Bali 2 di Indonesia, Lomi-Lomi di
Hawaii 3 – 5 , di wilayah Jepang, Tiongkok dan India 3 , oleh para dukun di
Asia Tengah 6 , para penyabot di Meksiko 7 , para pembuat tulang di Nepal
8 , 9 serta para pembuat tulang di Rusia dan Norwegia 10
Sehubungan dengan manipulasi di peradaban Barat kuno, wilayah sekitar
Mediterania memberikan dasar paling logis bagi keberadaan praktik tersebut.
Namun, tidak ada bukti langsung mengenai praktik tersebut dalam dokumen
komunitas mana pun seperti Babilonia, Mesopotamia, Asyur, dan bahkan
Mesir 11 . Referensi sejarah ke Yunani memberikan bukti langsung pertama
mengenai praktik manipulasi tulang belakang. Penjelasan rinci mengenai hal
ini menunjukkan bahwa praktik manipulasi sudah ada dan sudah ada sebelum
referensi tahun 400 SM 11 .
Dalam bukunya tentang persendian, Hippocrates (460–385 SM), yang
sering disebut sebagai bapak kedokteran, adalah dokter pertama yang
menjelaskan teknik manipulatif tulang belakang dengan menggunakan
gravitasi, untuk pengobatan skoliosis. Dalam kasus ini, pasien diikat ke
sebuah tangga dan dibalikkan 12 . Teknik kedua yang dia jelaskan melibatkan
penggunaan meja dengan berbagai tali, roda, dan gandar yang memungkinkan
penerapan traksi. Tangan, kaki, beban tubuh saat duduk, atau tuas kayu
kemudian dapat digunakan untuk memberikan tekanan atau dorongan pada
tulang belakang untuk menangani “gibbus” atau tulang belakang yang

6
menonjol. Hippocrates mencatat bahwa perawatan ini harus diikuti dengan
latihan.
Claudius Galen (131–202 M), seorang ahli bedah Romawi terkenal,
memberikan bukti adanya manipulasi termasuk tindakan berdiri atau berjalan
di daerah tulang belakang yang mengalami disfungsi 1 . Dalam 18 dari 97
risalahnya yang masih ada, Galen mengomentari karya Hippocrates, dengan
banyak ilustrasi teknik manipulatifnya, yang bahkan hingga saat ini, sering
terlihat dalam teks kedokteran13 . Desain meja perawatan yang digunakan
oleh Hippocrates dan metode manipulasinya bertahan selama lebih dari 1600
tahun.
Avicenna (juga dikenal sebagai dokter dari segala dokter) dari Bagdad
(980–1037 M) memasukkan deskripsi teknik Hippocrates dalam teks
medisnya The Book of Healing . Terjemahan Latin dari buku ini diterbitkan di
Eropa mempengaruhi sarjana masa depan seperti Leonardo Da Vinci dan
memberikan kontribusi besar terhadap munculnya pengobatan Barat pada
akhir Abad Pertengahan 14 .
Meskipun tidak ada yang mempertanyakan asal mula terapi manipulatif
ini, sejak abad ke-19 dan seterusnya terapi manipulatif terkadang menjadi
bidang perdebatan antara berbagai profesi yang terlibat dalam praktiknya.
Untuk benar-benar memahami peran intervensi manipulatif dalam profesi
kedokteran, chiropraktik, osteopati, dan terutama terapi fisik, diperlukan
pengetahuan tentang sejarah terapi manipulatif dalam berbagai profesi ini.
Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini adalah untuk memperkenalkan
pembaca pada sejarah terapi manipulatif dalam berbagai profesi dengan tujuan
untuk mendorong peningkatan pemahaman antar-profesional dan diharapkan
mengurangi kontroversi saat ini mengenai profesi mana yang dapat
mengklaim praktik tersebut. terapi manipulatif berdasarkan argumen sejarah.

7
B. Perkembangan di ASIA
Di kawasan timur, pemikiran terhadap sakit telah ditulis diCina selama
ribuan tahun, dan catatan telah menunjukkan bahwa praktek massase telah ada
semenjak 3000 SM.Menjelang abad ke-6, teknik dan manfaat massase telah
disusun dengan baik di Cina dan merambah ke Jepang. Di daratan India,
praktek massage telah ada selama lebih dari 3000 tahun. Kemudian
pengetahuan tentang massase yang dibawa ke India mungkin juga berasal dari
Cina, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Hindu buktinya
pengobatan massase ada didalam kitab suci AyurVeda (1800 SM).
Sekitar abad 500 SM, berbagai ide tentang penyembuhan dan pengobatan
di Yunani dikumpulkan dalam techne iatriche, atau ilmu penyembuhan.Selam
proses ini, dua orang tokoh yakni Iccus dan Herodicus memusatkan perhatian
pada latihan dan penggunaan senam.

C. Terapi Manipulatif di Abad Pertengahan


Pada tahun 131-202 M banyak metode dari hippocratic yang tercantum
dalam karyanya bertahan. Adapun desain meja perawatan hippocratic juga
bertahan selama satu abad lebih. Kemudan ditemukannya teori dalam book of
healing karya ali-husayu ibnu-sina (avicenna) juga memasukan metode
hippocrates dalam teks-nya (980-1037 M). tidak hanya ibnu sina tapi juga
ilmuan seperti leonardo da vinci juga telah memberikan kontribusi besar
dalam perkembangan terapi manipulatif pada akhir abad pertengahan terapi
manipulatif kemudian juga mulai terbagi menjadi 3, yaitu osteopathy,
choriopathy dan physical therapy. Namun seringkali terjadi pertikaian antar
praktisi sejak abad ke 19.
Hippocrates merupakan salah satu orang yang dikenal sebagai bapak ke
dokteran merupakan salabh satu orang pertama yang menerapkan terapi
manipulatif dalam bukunya tentang persendian teknik ini ia gunakan untuk
menerapi pasien skilosis tulang belakang menggunakan gravitasi. Dalam hal
ini, pasien diikat ke tangga dan terbalik lalu dilakukan traksi menggunakan
meja dan tali . Tangan, kaki, beban tubuh yang duduk, atau tuas kayu
kemudian dapat digunakan untuk memberikan tekanan atau dorongan tulang

8
belakang untuk merawat "gibbus" atau tulang belakang yang menonjol.
Hippocrates mencatat bahwa perawatan ini harus diikuti dengan latihan.
Claudius Galen (131–202 M), seorang ahli bedah Romawi terkenal,
memberikan bukti adanya manipulasi termasuk tindakan berdiri atau berjalan
di daerah tulang belakang yang tidak berfungsi. Dalam 18 dari 97 risalahnya
yang bertahan, Galen mengomentari karya-karya Hippocrates, dengan banyak
ilustrasi teknik manipulatifnya, yang bahkan saat ini sering terlihat dalam teks
medis. Desain meja perawatan yang digunakan oleh Hippocrates dan metode
manipulasinya bertahan selama lebih dari 1600 tahun.

D. Pengobatan Modern dan Manipulasi Tulang Belakang


Kebangkitan dunia kedokteran dimulai oleh Andreas Vesalius, yang pada
tahun 1543 menjelaskan anatomi tubuh manusia secara rinci . Prosedur
manipulatif Hippocrates kembali muncul dalam tulisan Guido Guidi dan
Ambrose Pare pada abad ke-16. Pada tahun 1580 Pare, ahli bedah militer
Perancis terkenal yang melayani empat raja Perancis berturut-turut,
menyarankan penggunaan manipulasi dalam pengobatan kelengkungan tulang
belakang . Pada tahun 1656, Friar Thomas, dalam bukunya The Complete
Bone Setter , mendeskripsikan teknik manipulatif untuk ekstremitas dan pada
tahun 1674 (dengan versi Latin pada tahun 1693) Johannes Scultetus
memasukkan deskripsi metode manipulatif Hippocrates dalam The Surgeon's
Storehouse.
Tampaknya para dokter dan ahli bedah cenderung meninggalkan
penerimaan umum terhadap manipulasi tulang belakang pada abad ke-18.
Alasannya tidak sepenuhnya jelas tetapi mungkin karena ketidakefektifan
penggunaan yang sembarangan atau bahaya yang terlibat dalam manipulasi
tulang belakang yang dilemahkan karena tuberkulosis, suatu penyakit yang
menjadi epidemi di lokasi tertentu saat ini . Dengan demikian, manipulasi
kembali cenderung menjadi ranah para dukun desa di berbagai wilayah Eropa
dan Asia. Para ahli tulang ini tidak diragukan lagi telah mewariskan seni

9
penyembuhan tradisional sejak dahulu kala, jauh sebelum profesi medis diakui
secara formal, namun kini mereka jauh lebih terlihat di masyarakat.
Pada abad ke-19, sebuah paradoks klinis berkembang. Sebagian besar
profesi medis yang sudah mapan menyatakan kebenciannya terhadap para
pembuat tulang dan praktik mereka dan melakukan yang terbaik untuk
membuat mereka bangkrut . Namun, pada saat yang sama, mereka harus
menyadari betapa populernya para pembuat tulang ini di masyarakat umum.
Hal ini dikemukakan oleh James Paget, salah satu ahli bedah paling terkenal
pada masa itu, bahwa dokter sebaiknya mengamati para pembentuk tulang dan
belajar dari mereka apa yang baik tetapi, pada saat yang sama, menghindari
apa yang buruk. Namun, nampaknya komunitas medis masih belum
menghargai manfaat manipulasi sendi . Bahkan Paget sendiri sering
mengaitkan kesuksesan para pembuat tulang lebih karena keberuntungan
dibandingkan keterampilan dan sering menyebut mereka sebagai “musuh” .
Penting pada saat itu adalah seorang dokter bernama Wharton Hood yang,
di bawah bimbingan seorang ahli tulang, menjadi terampil dalam praktik
manipulasi dan menyimpulkan bahwa manipulasi tersebut bermanfaat dan
aman. Pada tahun 1871, ia menerbitkan manual teknis tentang manipulasi
ekstremitas di Lancet itu sendiri.
Pada tahun 1882, manipulasi kembali terlihat dalam dunia kedokteran. Itu
adalah topik pertemuan dan makalah, dan buku pertama telah ditulis tentang
subjek tersebut . Bonesetting adalah topik utama pada pertemuan tahunan
bagian bedah British Medical Association. March 26 dan Fox 27 keduanya
memandang manipulasi dengan baik tetapi tetap menyebutnya sebagai
bonesetting. Mungkin perubahan terbesar dalam pandangan lembaga medis
saat ini adalah bahwa manipulasi sebenarnya bisa efektif secara konsisten.
Robert Jones, pendiri British Orthopaedics, menulis, “Kita harus memperbaiki
cara kita daripada menyalahgunakan orang yang tidak memenuhi syarat.
Kesuksesan dramatis di tangan mereka seharusnya membuat kita bertanya-
tanya apa alasannya. Tidaklah bijaksana dan tidak bermartabat membuang-

10
buang waktu untuk mencela kesalahan mereka, karena kita tidak dapat
menyembunyikan fakta bahwa keberhasilan mereka adalah kegagalan kita” .
Meskipun ada retorika yang mendukung pada pergantian abad ke-20,
literatur medis mengenai manipulasi sangat minim dan pada tahun 1910
muncul pengamatan berikut: “Sungguh luar biasa bahwa profesi medis begitu
lama mengabaikan bidang terapi yang luas” . Tampaknya tanpa ahli yang
tepat dalam profesi medis, manipulasi sendi tulang belakang dan perifer akan
selamanya menjadi domain para pembuat tulang. Namun, pada akhir abad ke-
19, terjadi peristiwa-peristiwa tertentu yang mengubah cara pandang dan
praktik manipulasi di seluruh dunia.

E. Terapi Manipulatif di Indonesia


a. Pada masa Kerajaan di Indonesia
Kerajaan Kutai didirikan sekitar abad ke-4 Masehi di wilayah yang sekarang
merupakan bagian dari Kalimantan Timur, Indonesia. Kerajaan ini dikenal
sebagai salah satu kerajaan tertua di Indonesia.dulu terapi manipulatif pada
masa itu di terapkan oleh para orang pintar atau biasa disebut ' TABIB
' ,karena pengetahuannya meracik Sumber daya alam menjadi obat obatan dan
dan lebih tau ilmu tentang bagian tubuh guna menyembuhkan sakit dan cidera
ringan lainnya
b. Pada masa penjajahan di Indonesia
Penjajahan di Indonesia dimulai pada tahun 1596 ketika Portugis mulai
mendirikan benteng di Maluku. Namun, penjajahan secara besar-besaran
dimulai pada awal abad ke-17 ketika Belanda mulai mengambil alih sebagian
besar wilayah Nusantara, dan berlangsung hingga proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945.pada masa tersebut tidak hanya terjadi
penjajahan saja,akan tetapi terjadi 'AKULTURASI' budaya,masyarakat,nilai
nilai.akibatnya banyak juga masuk ilmu pengobatan manipulatif dari luar yang
masuk dan berkembang di Indonesia

11
Perkembangan fisioterapi di Indonesia lahir sejak jaman perjuangan yaitu
setelah agresi militer Belanda. Banyaknya korban perang menggerakkan
Prof.Dr. Suharso, ahli bedah orthopedic mendirikan Rehabilitasi Centrum oleh
di Solo untuk penanganan korban perang ini. Dan pada1957 berdiri sekolah
asisten fisioterapi pertama di Surakarta, yang peserta didiknya berasal dari
utusan rumah sakit dan orang yang berpengalaman dalam keperawatan serta
memiliki ijasah SMP. Pada 1970 berdirilah akademi fisioterapi di Solo.
Kemudian menyusul pada1984 akademi fisioterapi di Ujungpandang. Dan
kini tercatat ada 30 institusi pendidikan DIII, 8 institusi DIV dan 11 institusi
pendidikan S1, dan tiga institusi pendidikan profesi diseluruh nusantara.
Sebagai wadah pemersatu kala itu dibentuklah organisasi profesi
fisioterapi pertama (1961) yang bernama Himpunan Asisiten Fisioterapi
Indonesia (HAFI). Pada 1968 IKAFI (Ikatan Fisioterapi Indonesia)
menggantikan nama HAFI dan membawa semangat kesetaraan fisioterapi
Indonesia dengan negara maju.Dari sinilah terbentuk cabang di empat wilayah
di pulau Jawa. Semangat IKAFI membawanya menjadi temporary member
WCPT pada 1970. Sampai akhirnya diterima menjadi anggota tetap WCPT
pada acara Kongres di London (1991). IKAFI berubah nama menjadi IFI
(Ikatan Fisioterapi Indonesia) di tahun 1996.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manipulasi terapi manipulatif adalah perkembangan paralel di banyak
belahan dunia, yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi
muskuloskeletal, termasuk gangguan tulang belakang. Manipulasi telah
dipraktikkan secara luas di banyak budaya dan seringkali di komunitas dunia
terpencil. Referensi sejarah ke Yunani memberikan bukti langsung pertama
mengenai praktik manipulasi tulang belakang. Hippocrates, adalah dokter
persendian, menjelaskan teknik manipulatif tulang belakang dengan
menggunakan gravitasi, untuk pengobatan skoliosis. Claudius Galen
mengumentari teknik Hippocrates dan metode manipulasinya bertahan selama
lebih dari 1600 tahun. Tujuan dari makalah adalah untuk memperkenalkan
pembaca pada sejarah terapi manipulatif dalam berbagai profesi.
Sejarah kedokteran dimulai pada zaman Hippocrates yang
memperkenalkan manipulasi tulang manusia. Teknik ini kemudian
dikembangkan oleh Guido Guidi dan Ambrose Pare pada abad ke-16.
Wharton Hood menjadi ahli dalam praktik manipulasi tulang pada abad ke-20,
literatur kedokteran berfokus pada manipulasi tulang, dan tahun 1910, profesi
tersebut dianggap minim.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan
kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya. Karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari
salah,khilaf,alfa dan lupa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anderson R. Traditional Europe: A Study in Anthropology and History. Belmont CA:


Wadsworth; 1971.

Cameron W MacDonald, Peter G Osmotherly, Robert Parkes & Darren A Rivett (2019)
The current manipulation debate: historical context to address a broken narrative,
Journal of Manual & Manipulative Therapy

Connor L, Asch P, Asch T. Jero Tapakan: Balinese Healer. Cambridge, UK: Cambridge
University Press; 1986

Erland Pettman (2007) Sejarah Terapi Manipulatif, Jurnal Terapi


Manual & Manipulatif

Lomax E. Manipulative therapy: A historical perspective from ancient times to the


modern era. In: Goldstein M, editor. The Research Status of Spinal Manipulative
Therapy (DREW Publication [NIA]: 76–998. Bethesda, MD: US Department of Health
Education and Welfare; 1975

Pettman E. A history of manipulative therapy. J Man Manip Ther. 2007

Suharso Dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang, Widya
Karya, 2013), Hal 506

Wyke B. Articular neurology and manipulative therapy. In: Glasgow EF, et al., editors.
Aspects of Manipulative Therapy. 2nd ed. New York, NY: Churchill Livingstone; 1985

14

Anda mungkin juga menyukai