Disusun Oleh :
ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2024/2025
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah Terapi
Manipulatif ini dengan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Dr. Rina Yuniana, S.Or.,
M.Or.pada program studi Ilmu Keolahragaan, mata kuliah Dasar-Dasar Terapi
Manipulatif. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah
terapi manipulatif bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rina Yuniana, S.Or., M.Or. ,
selaku dosen Ilmu Keolahragaan mata kuliah dasar-dasar terapi manipulatif, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
Latar belakang..............................................................................................................4
Rumusan Masalah........................................................................................................5
Tujuan Masalah............................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................6
Perkembangan di ASIA................................................................................................8
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................................13
Kesimpulan.................................................................................................................13
Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang
sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit. Dalam bidang medis kata
terapi sinonim dengan kata pengobatan. Menurut kamus lengkap psikologi,
terapi adalah suatu perlakuan dan pengobatan yang ditunjukkan kepada
penyembuhan suatu kondisi patologis (pengetahuan tentang penyakit atau
gangguan). Terapi juga dapat di artikan sebagai suatu jenis pengobatan
penyakit dengan kekuatan batin atau rohani, bukan pengobatan dengan obat-
obatan.Adapun menurut prof Dr. Singgih D Gunawan, terapi berarti
perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang yang mengalami suatu gagasan,
ataupun penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental dan
pada kesulitan-kesulitan pada penyesuaian diri.
Terapi manipulatif adalah keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang
fisioterapis atau terapis fisik untuk penatalaksanaan masalah
neuromuskuloskeletal. Terapi ini menggunakan pendekatan teknik manual
(menggunakan tangan) dan latihan terapi dengan tujuan untuk: Mengurangi
rasa sakit ,meningkatkan jangkauan sendi, memperbaiki
jaringan.,meningkatkan ekstensibilitas, stabilitas, dan fungsi otot serta
sendi.Terapi manual didasari oleh bukti klinis dan saintifik serta
mempertimbangkan faktor biopsikososial dari tiap individu pasien.
Menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, pembangunan kesehatan
merupakan salah satu dari upaya pembangunan nasional yang ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemajuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Terapi manipulatif
merupakan pelayanannya ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,
4
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapeutis dan mekanis), pelatihan
fungsi, komunikasi.
Terapi manipulatif telah mengalami perkembangan paralel di banyak
belahan dunia. Referensi sejarah paling awal mengenai praktik terapi
manipulatif di Eropa berasal dari tahun 400 SM. Selama berabad-abad,
intervensi manipulatif tidak lagi disukai oleh profesi medis. Terapi
manipulatif juga pada awalnya merupakan andalan dari dua sistem perawatan
kesehatan alternatif terkemuka, osteopati dan chiropraktik, keduanya didirikan
pada akhir abad ke-19 sebagai respons terhadap kekurangan dalam
pengobatan allopathic. Karena dokter medis dan osteopati pada awalnya
berperan penting dalam memperkenalkan terapi manipulatif ke dalam profesi
terapi fisik, ahli terapi fisik sejak saat itu telah memberikan kontribusi yang
kuat di bidang tersebut, sehingga memperkuat klaim profesi tersebut untuk
memiliki terapi manipulatif dalam lingkup praktiknya yang diatur secara
hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Kapan tersebarnya Terapi Manipulatif Secara Global?
2. Bagaimana perkembangan Terapi Manipulatif di ASIA?
3. Bagaimana Perkembangan Terapi Manipulatif di Abad Pertengahan?
4. Apa itu Pengobatan Modern dan Terapi Manipulasi Tulang Belakang?
5. Bagaimana Perkembangan Terapi Manipulatif di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan Kapan tersebarnya Terapi Manipulatif Secara Global
2. Mendeskripsikan perkembangan Terapi Manipulatif di ASIA
3. Mendeskripsikan perkembangan Terapi Manipulatif di Abad Pertengahan
4. Mendeskripsikan Pengobatan Modern dan Terapi Manipulasi Tulang
Belakang
5. Mendeskripsikan perkembangan Terapi Manipulatif di Indonesia
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
menonjol. Hippocrates mencatat bahwa perawatan ini harus diikuti dengan
latihan.
Claudius Galen (131–202 M), seorang ahli bedah Romawi terkenal,
memberikan bukti adanya manipulasi termasuk tindakan berdiri atau berjalan
di daerah tulang belakang yang mengalami disfungsi 1 . Dalam 18 dari 97
risalahnya yang masih ada, Galen mengomentari karya Hippocrates, dengan
banyak ilustrasi teknik manipulatifnya, yang bahkan hingga saat ini, sering
terlihat dalam teks kedokteran13 . Desain meja perawatan yang digunakan
oleh Hippocrates dan metode manipulasinya bertahan selama lebih dari 1600
tahun.
Avicenna (juga dikenal sebagai dokter dari segala dokter) dari Bagdad
(980–1037 M) memasukkan deskripsi teknik Hippocrates dalam teks
medisnya The Book of Healing . Terjemahan Latin dari buku ini diterbitkan di
Eropa mempengaruhi sarjana masa depan seperti Leonardo Da Vinci dan
memberikan kontribusi besar terhadap munculnya pengobatan Barat pada
akhir Abad Pertengahan 14 .
Meskipun tidak ada yang mempertanyakan asal mula terapi manipulatif
ini, sejak abad ke-19 dan seterusnya terapi manipulatif terkadang menjadi
bidang perdebatan antara berbagai profesi yang terlibat dalam praktiknya.
Untuk benar-benar memahami peran intervensi manipulatif dalam profesi
kedokteran, chiropraktik, osteopati, dan terutama terapi fisik, diperlukan
pengetahuan tentang sejarah terapi manipulatif dalam berbagai profesi ini.
Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini adalah untuk memperkenalkan
pembaca pada sejarah terapi manipulatif dalam berbagai profesi dengan tujuan
untuk mendorong peningkatan pemahaman antar-profesional dan diharapkan
mengurangi kontroversi saat ini mengenai profesi mana yang dapat
mengklaim praktik tersebut. terapi manipulatif berdasarkan argumen sejarah.
7
B. Perkembangan di ASIA
Di kawasan timur, pemikiran terhadap sakit telah ditulis diCina selama
ribuan tahun, dan catatan telah menunjukkan bahwa praktek massase telah ada
semenjak 3000 SM.Menjelang abad ke-6, teknik dan manfaat massase telah
disusun dengan baik di Cina dan merambah ke Jepang. Di daratan India,
praktek massage telah ada selama lebih dari 3000 tahun. Kemudian
pengetahuan tentang massase yang dibawa ke India mungkin juga berasal dari
Cina, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Hindu buktinya
pengobatan massase ada didalam kitab suci AyurVeda (1800 SM).
Sekitar abad 500 SM, berbagai ide tentang penyembuhan dan pengobatan
di Yunani dikumpulkan dalam techne iatriche, atau ilmu penyembuhan.Selam
proses ini, dua orang tokoh yakni Iccus dan Herodicus memusatkan perhatian
pada latihan dan penggunaan senam.
8
belakang untuk merawat "gibbus" atau tulang belakang yang menonjol.
Hippocrates mencatat bahwa perawatan ini harus diikuti dengan latihan.
Claudius Galen (131–202 M), seorang ahli bedah Romawi terkenal,
memberikan bukti adanya manipulasi termasuk tindakan berdiri atau berjalan
di daerah tulang belakang yang tidak berfungsi. Dalam 18 dari 97 risalahnya
yang bertahan, Galen mengomentari karya-karya Hippocrates, dengan banyak
ilustrasi teknik manipulatifnya, yang bahkan saat ini sering terlihat dalam teks
medis. Desain meja perawatan yang digunakan oleh Hippocrates dan metode
manipulasinya bertahan selama lebih dari 1600 tahun.
9
penyembuhan tradisional sejak dahulu kala, jauh sebelum profesi medis diakui
secara formal, namun kini mereka jauh lebih terlihat di masyarakat.
Pada abad ke-19, sebuah paradoks klinis berkembang. Sebagian besar
profesi medis yang sudah mapan menyatakan kebenciannya terhadap para
pembuat tulang dan praktik mereka dan melakukan yang terbaik untuk
membuat mereka bangkrut . Namun, pada saat yang sama, mereka harus
menyadari betapa populernya para pembuat tulang ini di masyarakat umum.
Hal ini dikemukakan oleh James Paget, salah satu ahli bedah paling terkenal
pada masa itu, bahwa dokter sebaiknya mengamati para pembentuk tulang dan
belajar dari mereka apa yang baik tetapi, pada saat yang sama, menghindari
apa yang buruk. Namun, nampaknya komunitas medis masih belum
menghargai manfaat manipulasi sendi . Bahkan Paget sendiri sering
mengaitkan kesuksesan para pembuat tulang lebih karena keberuntungan
dibandingkan keterampilan dan sering menyebut mereka sebagai “musuh” .
Penting pada saat itu adalah seorang dokter bernama Wharton Hood yang,
di bawah bimbingan seorang ahli tulang, menjadi terampil dalam praktik
manipulasi dan menyimpulkan bahwa manipulasi tersebut bermanfaat dan
aman. Pada tahun 1871, ia menerbitkan manual teknis tentang manipulasi
ekstremitas di Lancet itu sendiri.
Pada tahun 1882, manipulasi kembali terlihat dalam dunia kedokteran. Itu
adalah topik pertemuan dan makalah, dan buku pertama telah ditulis tentang
subjek tersebut . Bonesetting adalah topik utama pada pertemuan tahunan
bagian bedah British Medical Association. March 26 dan Fox 27 keduanya
memandang manipulasi dengan baik tetapi tetap menyebutnya sebagai
bonesetting. Mungkin perubahan terbesar dalam pandangan lembaga medis
saat ini adalah bahwa manipulasi sebenarnya bisa efektif secara konsisten.
Robert Jones, pendiri British Orthopaedics, menulis, “Kita harus memperbaiki
cara kita daripada menyalahgunakan orang yang tidak memenuhi syarat.
Kesuksesan dramatis di tangan mereka seharusnya membuat kita bertanya-
tanya apa alasannya. Tidaklah bijaksana dan tidak bermartabat membuang-
10
buang waktu untuk mencela kesalahan mereka, karena kita tidak dapat
menyembunyikan fakta bahwa keberhasilan mereka adalah kegagalan kita” .
Meskipun ada retorika yang mendukung pada pergantian abad ke-20,
literatur medis mengenai manipulasi sangat minim dan pada tahun 1910
muncul pengamatan berikut: “Sungguh luar biasa bahwa profesi medis begitu
lama mengabaikan bidang terapi yang luas” . Tampaknya tanpa ahli yang
tepat dalam profesi medis, manipulasi sendi tulang belakang dan perifer akan
selamanya menjadi domain para pembuat tulang. Namun, pada akhir abad ke-
19, terjadi peristiwa-peristiwa tertentu yang mengubah cara pandang dan
praktik manipulasi di seluruh dunia.
11
Perkembangan fisioterapi di Indonesia lahir sejak jaman perjuangan yaitu
setelah agresi militer Belanda. Banyaknya korban perang menggerakkan
Prof.Dr. Suharso, ahli bedah orthopedic mendirikan Rehabilitasi Centrum oleh
di Solo untuk penanganan korban perang ini. Dan pada1957 berdiri sekolah
asisten fisioterapi pertama di Surakarta, yang peserta didiknya berasal dari
utusan rumah sakit dan orang yang berpengalaman dalam keperawatan serta
memiliki ijasah SMP. Pada 1970 berdirilah akademi fisioterapi di Solo.
Kemudian menyusul pada1984 akademi fisioterapi di Ujungpandang. Dan
kini tercatat ada 30 institusi pendidikan DIII, 8 institusi DIV dan 11 institusi
pendidikan S1, dan tiga institusi pendidikan profesi diseluruh nusantara.
Sebagai wadah pemersatu kala itu dibentuklah organisasi profesi
fisioterapi pertama (1961) yang bernama Himpunan Asisiten Fisioterapi
Indonesia (HAFI). Pada 1968 IKAFI (Ikatan Fisioterapi Indonesia)
menggantikan nama HAFI dan membawa semangat kesetaraan fisioterapi
Indonesia dengan negara maju.Dari sinilah terbentuk cabang di empat wilayah
di pulau Jawa. Semangat IKAFI membawanya menjadi temporary member
WCPT pada 1970. Sampai akhirnya diterima menjadi anggota tetap WCPT
pada acara Kongres di London (1991). IKAFI berubah nama menjadi IFI
(Ikatan Fisioterapi Indonesia) di tahun 1996.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manipulasi terapi manipulatif adalah perkembangan paralel di banyak
belahan dunia, yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi
muskuloskeletal, termasuk gangguan tulang belakang. Manipulasi telah
dipraktikkan secara luas di banyak budaya dan seringkali di komunitas dunia
terpencil. Referensi sejarah ke Yunani memberikan bukti langsung pertama
mengenai praktik manipulasi tulang belakang. Hippocrates, adalah dokter
persendian, menjelaskan teknik manipulatif tulang belakang dengan
menggunakan gravitasi, untuk pengobatan skoliosis. Claudius Galen
mengumentari teknik Hippocrates dan metode manipulasinya bertahan selama
lebih dari 1600 tahun. Tujuan dari makalah adalah untuk memperkenalkan
pembaca pada sejarah terapi manipulatif dalam berbagai profesi.
Sejarah kedokteran dimulai pada zaman Hippocrates yang
memperkenalkan manipulasi tulang manusia. Teknik ini kemudian
dikembangkan oleh Guido Guidi dan Ambrose Pare pada abad ke-16.
Wharton Hood menjadi ahli dalam praktik manipulasi tulang pada abad ke-20,
literatur kedokteran berfokus pada manipulasi tulang, dan tahun 1910, profesi
tersebut dianggap minim.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan
kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya. Karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari
salah,khilaf,alfa dan lupa.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cameron W MacDonald, Peter G Osmotherly, Robert Parkes & Darren A Rivett (2019)
The current manipulation debate: historical context to address a broken narrative,
Journal of Manual & Manipulative Therapy
Connor L, Asch P, Asch T. Jero Tapakan: Balinese Healer. Cambridge, UK: Cambridge
University Press; 1986
Suharso Dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang, Widya
Karya, 2013), Hal 506
Wyke B. Articular neurology and manipulative therapy. In: Glasgow EF, et al., editors.
Aspects of Manipulative Therapy. 2nd ed. New York, NY: Churchill Livingstone; 1985
14