Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya Keperawatan

Dosen Matkul : Syarifudin Andi Latif, S.Kep, Ns, MM

BUDAYA PENYEMBUHAN PENYAKIT DI DAERAH JAYA BAKTI

KECAMATAN SAMPOLAWA

OLEH

RISMUNANDAR MUZRI

164201021021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IST BUTON

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur dipersembahkan atas kehadirat Allah SWT, Dialah Tuhan yang
menurunkan agama Islam sebagai agama penyelamat.Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW. Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan termakasih atas kedua orangtua yang
telah mendukung dan memberikan fasilitas untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berjudul “Budaya Penyembuhan Penyakit Di Daerah Jaya Bakti Kecamatan
Sampolawa” Dengan memahami pengertian – pengertiannya diharapkan bagi semua
pembaca makalah ini dapat memahami pembahasan dan penjelasan yang dituangkan
dalam makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif dalam proses belajar dan mengajar. Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.Oleh sebab itu, Kami mohon maaf bila ada informasi yang salah dan
kurang lengkap.Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai
makalah ini Agar kedepannya Kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Bau-bau, 22 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan Makalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Budaya Pengobatan 3
B. Kebudayaan dan Pengobatan Tradisional 4
C. Budaya penyembuhan penyakit Di Daerah Jaya Bakti 5

BAB III PENUTUP 6

A. Kesimpulan 6
B. Saran 6

DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan tradisional bagi suku-suku bangsa di Indonesia merupakan salah
satu warisan budaya, karenanya pengobatan tradisional menjadi sebuah hal yang
wajib untuk terus digali, diteliti, serta dikembangkan agar penerapannya secara
medis dapat dipertanggungjawabkan. Jenis pengobatan tradisional pun cukup
banyak, tetapi yang merupakan suatu sistem terkodifikasi dan diakui hanya ada
beberapa pengobatan tradsional saja. Misalnya, pengobatan tradisional china,
pengobatan tradisional India, dan kedokteran arab atau Yunani Medicine.
Indonesia yang membuka diri selama ratusan atau ribuan tahun terhadap
kebudayaan asing, juga mempunyai cara pengobatan tradisional. Jika ditelusuri,
akar pengobatan tradisional Indonesia sebagian besar berasal dari ketiga aliran
pengobatan tersebut.
Salah satu suku bangsa di Indonesia yang mempunyai kebudayaan sendiri
yaitu suku Buton (Cia-cia). Buton terdiri dari beberapa kecamatan salah satunya
adalah kecamatan Sampolawa. Kecamatan Sampolawa adalah salah satu
kecamatan tertua di jazirah kepulauan Buton. Salah satu Kelurahan yang ada di
kecamatan Sampolawa adalah Kelurahan Jaya Bakti yang berada di pesesisir
Kecamatan Sampolawa. Masyarakat Masyarakat Kelurahan Jaya Bakti mengenal
2 cara pengobatan yaitu dengan cara menggunakan medis modern dan
menggunakan non medis (tradisional).
Budaya pengobatan tradisional yang ada di Kelurahan Jaya Bakti masih
menggunakan dedaunan,air tertentu dan minyak hewan untuk dijadikan obat,
biasanya ada yang ditempelkan dan juga dioleskan ke bagian yang sakit. Namun
ada juga pengobatan yang diawali dengan membacakan matra lalu obat tersebut
bisa ditempelkan atau dioles, tetapi pengobatan yang diawali dengan mantra
hanya orang yang sudah dipercayai oleh masyarakat yang boleh melakukannya.
Contoh kasus seperti luka yang terkena bisa Hewan (tertusuk ikan pari), apabila
lukanya parah dia akan pergi mengobati lukanya kepada orang yang sudah ahli
dalam pengobatan tradisional di daerah tersebut, masyarakat menyebutnya bhisa
yang berarti pengobat. Pengobat akan membacakan mantra- mantra lalu
meniupkan pada daerah luka pada pasien. Efek dari tiupan tersebut adalah untuk
meringankan atau menghilangkan bisa atau racun yang masuk sehingga dapat
menghilngkan rasa sakit.

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah anatalain,

1. Apakah yang dimaksud dengan budaya dalam pengobatan


2. Bagaimana hubungan budaya pengobatan tradisional dengan kesembuhan
penyakit
3. Bagaimanakah budaya penyembuhan penyakit yang ada di daerah tersebut.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui budaya pengobatan ?
2. Bagaimana hubungan kebudayaan dan pengobatan tradisional ?
3. Mengetahui budya penyembuhan penyakit di salah satu daerah ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Budaya Pengobatan
Etnomedisin adalah cabang antropologi medis yang membahas asal mula
penyakit, sebab sebab dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat
tertentu. Etnomedisin adalah aspek yang muncul seiring perkembangan
kebudayaan manusia di bidang antropologi medis, etnomedisin memunculkan
anggapan yang beragam. Cabang ini sering disebut pengobatan tradisional,
pengobatan primitif, tetapi etnomedisin terasa lebih netral (Foster dan Anderson,
1986). Erwin Ackerknecht, seorang dokter ahli etnologi pada tahun 1940
berbicara pengobatan primitif yang dilukiskan sebagai terutama relegius, magis
yang memanfaatkan beberapa elemen.

Etnomedisin secara etimologi berasal dari kata Ethno (Etnis) dan Medicine
(Obat). Hal ini menunjukan bahwa Etnomedisin sedikitnya berhubungan dengan
dua hal yaitu etnis dan obat. Secara ilmiah dinyatakan bahwa etnomedisin
merupakan presepsi dan konsepsi masyarakat local dalam memahami kesehatan
atau studi yang mempelajari sistem medis etnis tradisional. (Bhasin,2017; Daval
2009). Etnomedisin merupakan salah satu bidang kajian etnobotani yang
mengungkapkan pengetahuan lokal berbagai etnis dalam menjaga kesehatannya.
Secara empirik terlihat bahwa dalam pengobatan tradisional memanfaatkan
tumbuhan maupun hewan, namun dilihat dari jumlahmaupun frekuensi
pemanfaatannya tumbuhan lebih banyak dimanfaatkan dibandingkan hewan.Hal
tersebut mengakibatkan pengobatan tradisional identic dengan tumbuhan obat,
oleh karena itu tulisan selanjutnya difokuskan pada tumbuhan obat (Silalahi,
2013).
Etnomedisin berhubungan dengan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
Etnomedisin merupakan praktek medis tradisional yang tidak berasal dari medis
modern. Etnomedisin tumbuh berkembang dari pengetahuan setiap suku dalam
memahami penyakit dan makna kesehatan. Pemahaman akan penyakit ataupun
teori tentang penyakit tentunya berbeda disetiap suku. Hal ini dikarenakan latar
belakangkebudayaan pengalaman danpengetahuan yang dimiliki setiap suku
tersebut berbeda dalammemahami penyakit, terutama dalam mengobati penyakit.

B. Kebudayaan dan Pengobatan Tradisional


Masing-masing kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk
penyembuhan anggota masyarakatnya yang sakit. Berbeda dengan ilmu
kedokteran yang menganggap bahwa penyebab penyakit adalah kuman, kemudian
diberi obat antibiotika dan obat tersebut dapat mematikan kuman penyebab
penyakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua penyakit itu disebabkan oleh
penyebab biologis. Kadangkala mereka menghubung-hubungkan dengan sesuatu
yang gaib, sihir, roh jahat atau iblis yang mengganggu manusia dan menyebabkan
sakit.

Banyak suku di Indonesia menganggap bahwa penyakit itu timbul akibat


guna-guna. Orang yang terkena guna-guna akan mendatangi dukun untuk
meminta pertolongan. Masing-masing suku di Indonesia memiliki dukun atau
tetua adat sebagai penyembuh orang yang terkena guna-guna tersebut. Cara yang
digunakan juga berbeda-beda masing-masing suku. Begitu pula suku-suku di
dunia, mereka menggunakan pengobatan tradisional masing-masing untuk
menyembuhkan anggota sukunya yang sakit. Suku Azande di Afrika Tengah
mempunyai kepercayaan bahwa jika anggota sukunya jari kakinya tertusuk
sewaktu sedang berjalan melalui jalan biasa dan dia terkena penyakit tuberkulosis
maka dia dianggap terkena serangan sihir. Penyakit itu disebabkan oleh serangan
tukang sihir dan korban tidak akan sembuh sampai serangan itu berhenti.

Orang Kwakuit di bagian barat Kanada percaya bahwa penyakit dapat


disebabkan oleh dimasukkannya benda asing ke dalam tubuh dan yang terkena
dapat mencari pertolongan ke dukun. Dukun itu biasa disebut Shaman. Dengan
suatu upacara penyembuhan maka Shaman akan mengeluarkan benda asing itu
dari tubuh pasien.
C. Budaya penyembuhan penyakit yang ada di kelurahan Jaya Bakti

1. Mandi Di Mata Air Tertentu

Masyarakat Sampolawa khususnya yang tinggal di daerah Pesisir Jaya Bakti


dan sekitarnya juga masih sangat mempercayai adanya sebuah Mata Air yang
dapat mengeluarkan air dari dalam batu. Mata Air tersebut oleh masyarakat lokal
menyebutnya dengan sebutan Air Kabawa-bawa diyakini dapat menyembuhkan
salah satu Penyakit Kulit atau kudis-kudis. Lokasi tersebut berada di seberang laut
pesisir Pantai Warope. Kurang lebih dapat ditempuh 30 menit mengunakan
perahu atau katiting. Masyarakat yang membawa pasien atau anak yang terserang
kudis-kudis atau dalam bahasa medis disebut scabies harus menunggu air surut
agar dapat menjalani ritual mandi di mata Air tersebut. Kebiasaan tersebut didapat
dari nenek moyang yang dilakukan secara tutun- temurun hingga saat ini.
Pengobatan seperti ini diambil jika pengobatan secara modern medis sudah
ditempuh namun belum juga dapat menyembuhkan penyakit tersebut.

2. Pengobatan Untuk Menghilangkan Bisa/racun Hewan


Salah satu pengobatan secara tradisional lainya adalah jika ada salah seorang
masyarakat yang tertusuk atau disengat hewan berbisa, seperti ikan pari, atau di
gigit lipan, maka akan di bawa ke salah satu rumah orang pintar. Kemudian di
bacakan mantra khusus lalu ditiupkan pada daerah yang luka, maka dengan
seketika rasa sakit yang dialami orang atau pasien tersebut akan hilang.
3. Pencegahan Suatu Penyakit/ Penangkal Sihir
Banyak cara untuk mencegah penyakit seperti olahraga, makan makanan
bergizi, tidur yang cukup dan lain sebagainya. Namun apakah ini sudah menjamin
kita tidak akan terkena penyakit?
Ada kebiasaan / cara unik yang dilakukan sebagian masyarakat yang ada di
kelurahan Jaya Bakti. Yaitu jika terjadi suatu wabah penyakit atau banyak orang
meninggal, maka kebisaan yang dilakukan dengan mengikatkan benang yang
dipilin merah putih atau benang berwarna hitam yang sudah di bacakan mantra
khusus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Etnomedisin merupakan praktek medis tradisional yang tidak berasal dari
medis modern. Etnomedisin tumbuh berkembang dari pengetahuan setiap
suku dalam memahami penyakit dan makna kesehatan. Pemahaman akan
penyakit ataupun teori tentang penyakit tentunya berbeda di setiap suku. Hal
ini dikarenakan latar belakang kebudayaan pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki setiap suku tersebut berbeda dalam memahami penyakit,
terutama dalam mengobati penyakit.
2. Berbeda dengan ilmu kedokteran yang menganggap bahwa penyebab
penyakit adalah kuman, kemudian diberi obat antibiotika dan obat tersebut
dapat mematikan kuman penyebab penyakit. Pada masyarakat tradisional,
tidak semua penyakit itu disebabkan oleh penyebab biologis. Kadangkala
mereka menghubung-hubungkan dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh jahat
atau iblis yang mengganggu manusia dan menyebabkan sakit.
3. Budaya penyembuhan penyakit yang ada di daerah Sampolawa tepatnya di
kelurahan Jaya bakti :
a. Mandi di mata air, Mata Air tersebut oleh masyarakat lokal
menyebutnya dengan sebutan Air Kabawa-bawa diyakini dapat
menyembuhkan salah satu Penyakit Kulit atau kudis-kudis.
b. Pengobatan tradisional menghilangkan bisa/racun dengan mantra yang
di tiup pada area yang sakit oleh orang pintar.
c. Pencegahan suatu penyakit/panangkal sihir dengan mengikatkan
benang yang dipilin merah putih atau benang berwarna hitam yang
sudah di bacakan mantra khusus.
B. Saran
Saran untuk pembaca, pengobatan terhadap penyembuhan penyakit bukan
hanya di utamakan pada pengobatan tradisional atau mengikuti kepercayaan
turun temurun tetapi ada juga pengobatan modern (medis) yang penting untuk
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmino 1995. Pengalaman Pribadi dengan pengobatan Alternatif. Surabaya:


Airlangga University Press.
Bhasin, V. 2007. Medical Antropology a review. Etheno. Med. 1(1): 1-20.
Foster dan Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Universitas
Indonesia
Kristianto J, Mamosey W, Damis W. Budaya Pengobatan Etnomedisin Di Desa
Porelea Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Jurnal
Holistik. 2020;13(1). 1-15.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/30584

Anda mungkin juga menyukai