Anda di halaman 1dari 16

STUDI

ANALITIK
INTERVENSI
KELOMPOK 1
S1 Farmasi Reguler B
Universitas Muhammadiyah Gombong
Perkenalan Kelompok 1
 Alfiani Amsari Putri – 202305073
 Dedy Puspitahati – 202305074
 Evilyana Indah Saputri – 202305075
 Ika Septiandary – 202305076
PENDAHULUAN
Tentang Metode Intervensi
Intervensi merupakan kegiatan (atau serangkaian
paket kegiatan) yang bertujuan mengubah
pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku atau
tindakan individu maupun komunitas. Intervensi
dilakukan dengan pendekatan yang ilmiah dengan
tujuan merubah pemahaman, keyakinan dan perilaku
individu. Ketika intervensi dilakukan pada sebuah
komunitas, maka target intervensi menjadi komunitas
di daerah tertentu, tidak lagi bersifat individu.

Literatur:
U.S. Department of Education. 2002. A Guide to the
Individualized Education Program. Diunduh dari ;
http://www.ed.gov/offices/OSERS
Intervesi Dalam Kefarmasian
Intervensi adalah tahap Dimana apoteker memberikan konsultasi serta adanya
intervensi untuk mengatasi masalah terkait pasien, selain itu memberikan rekomendasi
rujukan ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya jika dirasa perlu dilakukan

Literatur :
(Pratama, T.D.S., Yasin, N.M. dan Kristina, S.A. 2020. Pengaruh Medication Therapy
Management (MTM) terhadap Outcome Klinik dan Kualitas Hidup PASIEN
Hipertensi di Puskesmas Kota Yogyakarta. JMPF. Vol 10 (4))
REVIEW JURNAL
(Intervensi Komunitas)

JUDUL
“ Intervensi Perubahan Perilaku
Kesehatan Orang dengan HIV/AIDS
(Studi Kasus Pada Kelompok
Dukungan Sebaya Solo Plus di
Surakarta)

Jurnal Analisa Sosial


April 2019, 8(1) : 1-17
Latar Belakang
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berharap dapat sehat sehingga Kelompok
Dukungan Sebaya (KDS) meresponsi atas kebutuhan psikososial medis ODHA

Tujuan Penelitian
Mengkaji intervensi KDS Solo Plus terhadap perubahan perilaku Kesehatan ODHA di
Surakarta.
Metode Penelitian
Penelitian Kuantitatif dengan studi kasus Data dikumpulkan melalui wawancara
pada Juli-September 2017 di Surakarta. mendalam dengan seluruh informan
SUBJEK INFORMAN UTAMA : ODHA dan mengobservasi perilakunya, serta
di Surakarta yang bergabung dengan KDS mengkaji dokumen terkait dengan
Solo Plus dari berbagai factor risiko tinggi intervensi perubahan perilaku
tertular HIV/AIDS
Kesehatan ODHA.
SUBJEK INFORMAN KUNCI : Ketua
Data diuji validitas dan reliabilitas
Solo Plus dan Program Manager KPA Kota
Surakarta dengan mengklarifikasi data yang
diperoleh dari informan utama dengan
SUBJEK INFORMAN PENDUKUNG :
informan lain.
Orang Hidup dengan HIV/AIDS
(OHIDA), petugas pelayanan Kesehatan
dari konselor VCT RS Dr.Moewardi dan
perawat Pusat Kesehatan Masyarakat
Manahan serta aktivis LSM SPEK-HAM.
Data primer dan sekunder yang dikumpulkan di lapangan dianalisis
dengan teknik analisis eksplanasi yang merupakan hasil rangkaian
perulangan dari pernyataan teoritis atau proposisi awal tentang teori
bentuk sosial dan teori U, intervensi komunitas dan penanggulangan
HIV/AIDS membandingkan temuan kasus intervensi KDS terhadap
ODHA dalam penanggulangan HIV/AIDS di Surakarta dengan
pernyataan tadi; memperbaiki pernyataan dan membandingkan satu kasus
dengan kasus lainnya untuk perbaikan pernyataan tersebut, lalu
membandingkan dengan fakta-fakta dari kasus- kasus lainnya. Hal ini
diulangi jika diperlukan sampai data yang didapat sudah dianggap cukup
untuk menjelaskannya
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Solo Plus melakukan pertemuan rutin bulanan untuk info sesi dari
berbagai pihak, seperti psikiatri, herbalis, Voluntary Counseling and Testing (VCT); memberi dukungan
psikososial; peningkatan kapasitas organisasi dan anggota KDS dengan pelatihan; advokasi kebijakan dan
penyadaran publik melalui audiensi dengan pemerintah; menginisiasi pembentukan KDS satelit di sekitarnya
untuk mendukung ODHA; terlibat aktif dalam sosialisasi pencegahan HIV ke masyarakat; testimoni di
berbagai even; mendukung layanan Care Support and Treatment (CST); manajemen kasus, seperti rujukan
VCT, CST, Jaminan Kesehatan Daerah; test CD 4, test fungsi hati dan ginjal, Prevention of Mother to Child
Transmision (PMTCT); Pemberian Makanan Tambahan, dan pendampingan ODHA di Lembaga
Pemasyarakatan, kunjungan di rumah sakit maupun di rumah; mendukung keberlanjutan mata pencaharian
anggota KDS serta mengembangkan jaringan kerja.
KESIMPULAN
REVIEW JURNAL
(Clinical Trial)
JUDUL
“ Uji Klinik Multisenter Pengaruh
Formula Jamu Osteoarthritis Terhadap
Rasa Nyeri Dibanding Piroxicam”

Prosiding Seminar Nasional Peluang


Herbal Sebagai Alternatif Medicine
Tahun 2015
ISBN : 978-602-19556-2-8
Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim
Latar Belakang
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak dijumpai di masyarakat. Penyakit ini merupakan
penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia dan menjadi penyebab ketidakmampuan fisik
terbesar kedua setelah penyakit jantung iskemik untuk usia diatas 50 tahun. Penyakit ini menyebabkan
hilangnya jam kerja yang besar serta biaya pengobatan yang tinggi

Tujuan Penelitian
Untuk membuktikan formula jamu osteoarthritis berkhasiat untuk mengurangi nyeri sendi pada osteoarthritis
dibanding obat standar piroxicam, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelayanan Kesehatan
formal
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan Subyek pada observasi klinis ini adalah pasien
osteoarthritis yang datang berobat ke dokter jejaring
rancangan open label randomized Saintifikasi Jamu. Kriteria inklusi yang digunakan adalah:
control trial, parallel design. pasien ditegakkan diagnosisnya dengan kriteria dari
American College of Rheumatology (ACR) (a) nyeri sendi
lutut, (b) secara radiologis tampak gambaran osteofit pada
Dilakukan oleh 30 dokter yang telah sendi yang terserang. Dapat disertai paling sedikit 1 dari 3
keadaan berikut: Usia lebih dari 50 tahun, kekakuan sendi
mengikuti diklat dokter SJ 50 jam dan pagi hari kurang dari 30 menit atau krepitasi tulang pada
melakukan peyanan pengobatan pergerakan sendi (c) skor VAS ≤ 70 mm (nyeri ringan) (d)
tradisional dengan jamu selama bulan berumur 50 sampai dengan 70 tahun (e) tidak sedang
Maret-Desember 2014. mendapatkan pengobatan obat analgetik
sekurangkurangnya selama dua minggu sebelum penelitian
Perekrutan dan intervensi subyek penelitian (washed out). Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut:
dimulai setelah mendapatkan persetujan wanita hamil, penderita osteoarthritis disertai serangan akut
etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan berat, dengan penyakit penyerta berat, dengan kegawat-
Badan Litbangkes. daruratan lainnya.
HASIL PENELITIAN
 Rata rata skor VAS kelompok jamu OA pada hari ke-0 adalah 59,44+10,89 sedangkan ratarata skor VAS pada
kelompok piroxicam adalah 59,33+9,67. Skor VAS tersebut menggambarkan bahwa pasien mengalami nyeri ringan
dan kondisi ini dianggap baik (ideal) dalam penelitian.
 Rata-rata skor VAS pasien menurun sampai dengan hari ke-28. Rata-rata hasil pengukuran skor VAS kedua kelompok
mengalami penurunan tiap kunjungan. Hasil penelitian menunjukkan penurunan skor VAS pasien yang mendapatkan
perlakuan jamu OA dan piroxicam tampak berimbang. Penurunan skor VAS menunjukkan adanya perbaikan dari
keluhan-keluhan subjek penelitian.
 Skor VAS pasien kelompok jamu OA dan kelompok piroxicam dibandingkan untuk menilai apakah terdapat efektifitas
yang berbeda antara jamu OA dan piroxicam dalam menurunkan nyeri pada pasien. Analisa data skor VAS dilakukan
dengan uji t-independent pada hari yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan skor
VAS yang signifikan pada pasien yang mendapatkan perlakuan jamu OA dan piroxicam pada hari ke 7, 14, 21, 28
(p>0,05) (tabel III). Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan efek yang signifikan antara kedua kelompok,
sehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas jamu dalam menurunkan skor VAS setara dengan piroxicam (obat
pembanding).
KESIMPULAN
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai