Penulis
Alan Christy Soewargo
011011136
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
Penulis
Alan Christy Soewargo
011011136
3
2014
4
PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN KUESIONER
RAPID ASSESSMENT OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA
PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR.
SOETOMO
Penulis
Alan Christy Soewargo
011011136
5
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan rahmat,
berkat, dan hikmat-Nya, karya tulis berjudul PENGUKURAN AKTIVITAS
PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN KUESIONER RAPID ASSESSMENT
OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA PENDERITA
OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR.
SOETOMO ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karya tulis ini disusun guna memenuhi tugas Modul Penelitian 2 untuk mahasiswa
semester 7 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, Allah Tritunggal yang telah menyertai, memimpin dan
mengarahkan, serta memberikan berkat dan hikmat-Nya kepada penulis agar
dapat diselesaikannya karya tulis yang jauh dari sempurna ini.
2. Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Kes, Sp. PD, K-EMD, FINASIM selaku
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti program studi pendidikan dokter.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini. Untuk itu, peneliti
senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis
juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam karya tulis ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran pasien, para peneliti
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Februari 2014
Peneliti
10
RINGKASAN
Penelitian ini berisi tentang pengamatan terhadap aktivitas penyakit Osteoarthritis pada
penderita Osteoarthritis lutut dengan menggunakan kuesioner RADAR (Rapid Assessment of
Disease Activity in Rheumatology). Penelitian ini dilakukan di Poli Rheumatologi RSUD Dr.
Soetomo Surabaya bulan Januari 2014 Februari 2014.
Penelitian deskriptif ini mengamati hasil pengukuran aktivitas penyakit dengan
menggunakan kuesioner RADAR. Kuesioner RADAR pada umumnya digunakan untuk
Rheumatoid Arthritis namun terbuka kemungkinan untuk penilaian dalam Osteoarthritis dilihat
dari gejala penyakitnya.
Pada penderita Osteoarthritis lutut gejala-gejala yang biasa ditimbulkan adalah nyeri,
kekakuan, pembengkakan, dan penurunan fungsi sendi. Nyeri pada kuesioner RADAR diukur
dengan Visual Analog Scale (VAS) yang kemudian dikategorikan sesuai skor dengan rentang 10.
Kekakuan dan pembengkakan pada kuesioner RADAR dijadikan menjadi satu parameter dan
juga diukur dengan VAS yang kemudian dikategorikan sesuai skor dengan rentang 10. Penurunan
fungsi sendi didasarkan pada kriteria Steinbrocker yang mengklasifikasikan kelas fungsional
sendi menjadi 4 macam kelas sesuai dengan kemampuan mengerjakan aktivitas sehari-hari atau
merawat diri.
Dari observasi yang didapatkan dari data 32 pasien Osteoarthritis terbanyak pasien pada
kelompok umur 55-59 tahun, yaitu 34,78%, dan ada kecenderungan jumlah pasien meningkat
dengan bertambahnya umur. Osteoarthritis lebih banyak diderita oleh wanita. Sebanyak 71,88%
pasien OA adalah wanita, sisanya sebanyak 28,13% adalah pria. Pasien terbanyak mengaku
11
secara umum aktivitas penyakitnya luar biasa yaitu pada kelompok skor 90-100, sebanyak 28%
pasien. Sehubungan dengan kekakuan dan pembengkakan kelompok, skor terbanyak adalah 0-9
dan 50-59 yaitu masing-masing sebanyak 21,88%. Sehubungan dengan status nyeri, pasien
mengaku merasakan nyeri luar biasa yaitu pada skor 90-100 yaitu sebanyak 25%. Sehubungan
dengan lama kaku pagi hari 62,50% pasien mengaku kaku pagi hari kurang dari 30 menit.
Sehubungan dengan kelas fungsional, sebagian besar pasien berada pada kelas fungsional 2 yaitu
sebanyak 62,50%.
12
13
OSTEOARTHRITIS ACTIVITY ASSESSMENT WITH RAPID ASSESSMENT OF
DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) ON PATIENTS WITH KNEE
OSTEOARTHRITIS
Alan Christy Soewargo
ABSTRACT
BACKGROUND: Osteoarthritis (OA) is the most common arthritis and degenerative joint
disease occurred in patients. This disease is one of the 10 leading disease that causes handicap in
patients and commonly found in developing country. The most known OA is the knee OA. RADAR
is an instrument in Rheumatology commonly used to assess Rheumatoid Arthritis (RA).
Considering OA is also a joint disease with similar manifestation to RA, RADAR was used to
assess OA in this study.
OBJECTIVES: In this research we wanted to know the disease activity of patients knee OA in Out
Patient Department of Dr. Soetomo Hospital Surabaya.
METHODS: Patients were asked to join in the research and fill the questionnaire which consists
of 6 questions. The answered questionnaires was then counted to get the distribution of disease
activity from all patients.
RESULT : 32 patients were included in this study. There are 23 female and 9 male. For the
general activity of OA in the last 6 months, most patients(9 patients or 28,13%) answered
between 90-100. For stiffness and swelling, 2 score groups, 0-9 and 50-59, have the same number
of patients, which are 7 patients or 21,88%. For pain status, most patients (8 or 25,00%)
answered between 90-100. For the length of morning stiffness, most patients (20 patients or
62,50%) answered less than 30 minutes. For joint functional class, most patients (20 patients or
62,50%) answered second functional class.
CONCLUSION : Most of Knee OA Patients are female. Most of the patients considered their
disease to be extremely active in general. most patients in accordance to their joint swelling and
stiffness considered their disease to be not active at all and moderately active, in accordance to
joint pain considered their disease to cause very severe pain. Most patients felt their joints to be
stiff for less than 30 minutes. Most patients considered their ability in functional class 2 which
means they are able to conduct normal activities despite handicap of discomfort or limited
mobility of one or more joints. Overall, the questionnaires were suitable to be used in OA, but
further study on patient-clinician concordance and in-depth study for RADAR in OA is suggested.
14
Keywords: Osteoarthritis, RADAR, Knee.
15
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan...............................................................................................i
Halaman Sampul Dalam...............................................................................................ii
Prasyarat Gelar.............................................................................................................iii
Lembar Pengesahan......................................................................................................iv
Kata Pengantar..............................................................................................................v
Ringkasan.....................................................................................................................viii
Abstract.........................................................................................................................x
Daftar Isi.......................................................................................................................xi
Daftar Gambar..............................................................................................................xiv
Daftar Tabel..................................................................................................................xv
Daftar Lampiran...........................................................................................................xvi
BAB 1: PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.3.1. Tujuan Umum................................................................................4
1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................................4
16
17
18
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Persendian lutut normal...........................................................................16
Gambar 2.2. Potongan melintang sendi lutut...............................................................17
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual...............................................................................20
Gambar 4.1. Alur penelitian.........................................................................................25
Gambar 5.1. Diagram Lingkaran Persentase Laki-laki dan Perempuan.......................26
Gambar 5.2. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Umur Dibedakan Sesuai
Jenis Kelamin ..............................................................................................................27
Gambar 5.3. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Aktivitas OA Secara
Umum dalam 6 Bulan Terakhir Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin...............................28
Gambar 5.4. Diagram Batang Jumlah PAsien berdasarkan Status Kekakuan dan
Pembengkakan Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin........................................................29
Gambar 5.5. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Nyeri Dibedakan
Sesuai Jenis Kelamin....................................................................................................30
Gambar 5.6. Diagram Batang Jumlah Pasien Berdasarkan Lama Kaku Sendi di Pagi
Hari Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin..........................................................................31
Gambar 5.7. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Kelas Fungsional Sendi
Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin
32
19
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Osteoarthritis...............................................................................7
Tabel 2.2 Klasifikasi Osteoarthritis Berdasarkan Anatomi...........................................8
Tabel 2.3. Kriteria untuk klasfikasi OA idiopatik pada lutut........................................12
Tabel 5.1. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Jenis Kelamin..................................26
Tabel 5.2. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Umur...............................................27
Tabel 5.3. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Aktivitas OA secara Umum dalam
6 Bulan Terakhir............................................................................................................28
Tabel 5.4. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Status Kekakuan dan
Pembengkakan..............................................................................................................29
Tabel 5.5. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Status Nyeri.....................................30
Tabel 5.6. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Lama Kaku Pagi Hari......................31
Tabel 5.7. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Kelas Fungsional Sendi...................32
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Daftar Anggaran Dana.............................................................................54
Lampiran 2 : Lembar data pasien..................................................................................55
20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Osteoarthritis (OA) adalah penyakit atau gangguan muskuloskeletal pada sendi
dan merupakan tepi arthritis yang paling umum diderita, terutama pada orang yang telah
lanjut usia, dan juga menjadi salah satu penyebab utama kelumpuhan atau kecacatan pada
orang yang telah lanjut usia. Osteoarthritis dapat mengenai sendi-sendi tertentu saja yang
umumnya adalah sendi-sendi yang berfungsi sebagai penopang berat badan (weight
bearing joints) tanpa mengenai sendi yang lain, seperti sendi lutut, paha, apofiseal tulang
belakang, dan metatarsophalangeal I (Fauci et al, 2008). Sebuah studi di Amerika Serikat
mengenai OA pada hampir 27 juta individu dengan OA simptomatis, menunjukkan lutut
merupakan sendi yang paling sering terkena OA. (Lawrence et al, 2008).
Menurut data dari organisasi kesehatan dunia, yaitu World Health Organization
(WHO), Osteoarthritis menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kelumpuhan. Angka
prevalensi OA di dunia pada tahun 2004 mencapai 151,4 per 1 juta penduduk. Pada
negara dengan penghasilan rendah dan menengah seperti negara berkembang, prevalensi
kejadian OA lebih tinggi dibanding pada negara dengan penghasilan tinggi seperti negara
maju. Selain itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, prevalensi pada orang yang
lanjut usia lebih tinggi dibandingkan pada orang yang lebih muda. Pada negara dengan
penghasilan menengah ke bawah, prevalensinya adalah 14,1 per 1 juta penduduk pada
orang berumur 0-59 tahun dan 19,4 per 1 juta penduduk pada orang berumur 60 tahun ke
atas, sementara pada negara maju hanya 1,9 per 1 juta penduduk pada orang berumur 059 tahun dan 8,1 per 1 juta penduduk pada orang berumur 60 tahun (WHO, 2004).
Menurut sebuah penelitian di pedesaan di Jawa Tengah, prevalensi untuk OA lutut
radiologis adalah 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita (Soeroso J., 2009).
Studi yang dilakukan oleh Soeroso et al di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo Surabaya dengan menggunakan metode case control menyimpulkan beberapa
faktor resiko untuk OA lutut, meliputi umur, gender, BMI, dan genu valgus (2005). Studi
yang mirip juga dilakukan oleh Zeng et al dan menghasilkan kesimpulan yang mirip,
yaitu geografi, umur, gender, dan BMI dapat menjadi faktor resiko dari OA. Namun
waist circumference (WC), tingkat edukasi, merokok, menaiki tangga, lama pekerjaan,
dan agama bukan merupakan faktor resiko dari OA lutut (2006).
Penanganan untuk Osteoarthritis hingga sekarang dilakukan dalam bentuk
penanganan farmakologis dan juga non-farmakologis, dimana penanganan farmakologis
mencakup Obat-obat DMARDs (Disease modifying anti rheumatic drugs) seperti
chloroquine,
hydroxychlorouqine,
methotrexate,
sulfasalazine,
leflunomide,
dan
sebagainya. Penanganan non-farmakologis yang dilakukan termasuk pengendalian faktorfaktor resiko terjadinya OA yang dapat memperburuk kondisi penyakit seperti yang telah
disebutkan di atas, yaitu melalui program diet yang teratur untuk menjaga nilai BMI
(Body-Mass Index) dan juga mengurangi berat yang akan mengurangi beban terhadap
lutut.
Pengawasan terhadap hasil dari terapi perlu untuk meningkatkan kondisi
kesehatan dari pasien yang juga mencakup kualitas hidup dari pasien. Di Indonesia,
pengawasan terhadap perjalanan penyakit lebih sesuai dengan instrumen yang praktis,
sederhana, dan jelas. Pengawasan terhadap perjalanan penyakit melalui penilaian pada
Rumusan Masalah
Bagaimana hasil pengukuran aktivitas penyakit dengan menggunakan kuesioner
1.3.2.2.
dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa memburuknya rawan sendi serta
terbentuknya tulang-tulang baru pada subkondreal dan tepi-tepi tulang yang membentuk
sendi. Hal ini merupakan hasil akhir terjadinya perubahan biokimiawi, metabolisme,
fisiologis, dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondreal
dan jaringan tulang yang membentuk persendian. (Isbagio, H. dan Effendi, A.Z.. 1987).
Walaupun memiliki nama arthritis, osteoarthritis sebenarnya, seperti telah disebutkan di
atas, lebih mengarah ke proses non-inflamatif, namun tidak menutup kemungkinan
keberadaan dari inflamasi pada kartilago. Pemahaman mekanisme yang sudah cukup
berkkembang hingga sekarang masih belum menutup perdebatan apakah kerusakan ini
proses degeneratif yang terkait penuaan atau murni proses inflamatif pada kartilago sendi
(Soeroso, J. 2011).
2.1.2. Klasifikasi Osteoarthritis
Berdasarkan patogenesisnya, OA dibedakan menjadi 2 yaitu primer dan
sekunder. OA yang primer disebut juga OA idiopatik karena etiologinya tidak
diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan lokal pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya
kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan
makro, serta imobilisasi yang terlalu lama. OA primer lebih sering ditemukan
dibandingkan OA sekunder (Soeroso J., 2009)
Sehingga klasifikasi yang sering dipakai untuk Osteoarthritis adalah sebagai
berikut :
Klasifikasi Osteoarthritis
Menyeluruh
acromioclavicular, temporomandibular
Mencakup tiga atau lebih tempat yang telah
disebutkan di atas
Sekunder
Post-traumatik
Kelainan kongenital
hip
dislocation),
chondral
dysplasia
Deposisi kristal kalsium
Haemochromatosis
Acromegaly
Penyakit Paget (Pagets disease)
Ochronosis
Inflamasi
Arthritis inflamasi, e.g. rheumatoid arhtritis
Arhtritis sepsis
Kelainan tulang dan sendi lainnya
Nekrosis avaskular
Neuropathic charcot joints
Tabel 2.1. Klasifikasi osteoarthritis (sumber: McGonagle D., 2010)
Berdasarkan studi oleh Dennis McGonagle yang tertulis dalam jurnalnya, ia
Metabolik
mengusulkan klasifikasi baru yang didasarkan pada anatomi yaitu sebagai berikut :
Tipe OA
OA kondrogenik
OA meniskogenik
Ekstrusi meniskal
Root horn tears
Inflamasi e.g., crytal-, CPPD-, urate-, dan
OA sinoviogenik
OA osteogenik
Nekrosis avaskular
Displasia tulang
Fraktur sendi
Kelainan
dengan
pola
tercampur
multifokal
Penyakit Paget
/ Proporsi dari penyakit yang berhubungan
dengan umur dengan efek bersambung
pada sinovial sendi yang terjadi multifaktorial antara lain karena faktor umur,
stres mekanik atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomik, obesitas,
genetik, humoral, dan faktor kebudayaan. Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia
sendi inilah yang diduga sebagai faktor penting yang dapat mengakibatkan
terjadinya inflamasi sendi, kerusakan kondrosit, dan nyeri melalui perangsangan
pembentukan molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan
sinovial sendi. Osteoarthritis terjadi sebagai kombinasi degradasi rawan sendi,
inflamasi cairan sendi, dan remodelling tulang. Kompensasi perbaikan dalam
osteoarthritis menimbulkan suatu fase hipertrofi kartilago yang berhubungan
dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh
kondrosit (Soeroso et al, 2009)
Proses terjadinya OA diawali dengan penginduksian Interleukin-1-Beta
(IL-1). IL-1 selanjutnya akan mempengaruhi Tumor Necroting Factor alpha
(TNF-) dan Interleukin-6 (IL-6) Selanjutnya aktifnya TNF- serta IL-6 akan
menyebabkan iNOS yang memegang peran sentral pada degradasi kartilago sendi
pada OA ini aktif. Pengaktifan iNOS menyebabkan meningkatnya MMP yang
langsung menyebabkan peradangan pada sendi. Di sisi lain, pengaktifan TNF-
dan IL-6 juga menyebabkan aktifnya enzim Cyclo Oxygenase (COX) yang
meningkatkan produksi prostaglandin (PG). Dimana nantinya PG ini akan
memicu terjadinya peradangan sendi secara langsung maupun secara tidak
langsung
melalui
peningkatan
MMP.
Peradangan
sendi
yang
saling
10
OA sekunder dan dysplasia sendi mengakibatkan OA idiopatik atau primer (Solomon, L.,
2001).
Menurut studi yang dilakukan oleh Soeroso et al pada sebuah rumah sakit di
Indonesia, faktor resiko untuk gangguan osteoarthritis pada lutut meliputi umur lebih dari
50 tahun, perempuan, BMI lebih besar dari 25, dan genu valgus (2005). Studi lain yang
dilakukan oleh Zeng et al juga menghasilkan kesimpulan yang mirip yaitu faktor resiko
untuk osteoarthritis pada lutut meliputi geografi, umur, gender, dan BMI. Sementara
waist circumference (WC), tingkat edukasi, merokok, menaiki tangga, lama pekerjaan,
dan agama bukan merupakan faktor resiko dari OA lutut (2006).
2.1.5. Diagnosis Osteoarthritis
Ada berbagai macam cara yang diajukan untuk menegakkan diagnosis
osteoarthritis dan untuk melihat seberapa jauh perkembangan penyakit. Diagnosis OA
biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis. Salah satu kriteria adalah yang
diajukan oleh Altman melalui studinya pada tahun 1986 dan masih digunakan oleh
American College of Rheumatology yaitu sebagai berikut :
Klinis dan laboratoris
Klinis (Clinical)
least 5 of 9):
least 1 of 3):
least 3 of 6):
- Umur > 50 tahun
- Umur > 50 tahun
- Umur > 50 tahun
-
menit
menit
Krepitasi (Crepitus)
- Krepitasi (Crepitus)
Perasaan
lembut +
Adanya
gambaran
pada tulang (Bony
Osteofit (Osteophytes)
menit
Krepitasi (Crepitus)
Perasaan
lembut
pada tulang (Bony
11
tenderness)
Pembesaran
tulang
tenderness)
Pembesaran
(Bony enlargement)
Tidak hangat pada
(Bony enlargement)
Pembesaran tulang
perabaan
-
(No
tulang
(Bony enlargement)
palpable warmnth)
LED (Westergren) <
40 mm/jam (ESR <
40 mm/hour)
Faktor rematik
<
ada
tanda OA jernih,
viskus,
leukosit
<2000/mm3
(Synovial
Fluid
Signs of OA)
92% sensitif
91% sensitif
95% sensitif
75% spesifik
86% spesifik
69% spesifik
Tabel 2.3. Kriteria untuk klasfikasi OA idiopatik pada lutut (sumber : Amercan
College of Rheumatology, 2012)
Gambaran klinis meliputi nyeri sendi, hambatan gerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi (deformitas sendi), dan perubahan gaya berjalan (Soeroso et
al, 2009). Gambaran klinis akan dibahas lebih lanjut di bagian berikutnya.
Pada sebagian besar kasus osteoarthritis, radiografi pada sendi memberikan
gambaran diagnosis yang cukup baik. Gambaran radiografi sendi yang menyokong
diagnosis OA antara lain, penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat
pada bagian yang menanggung beban), peningkatan densitas (sclerosis) tulang
subkondral, kista tulang, osteofit pada pinggir sendi, perubahan struktur anatomi sendi.
12
13
1987).
Kehilangan atau penurunan fungsi bersifat spesifik pada daerah yang terkena,
seperti kesusahan menggenggam pada OA di tangan dan perubahan gaya berjalan hingga
pincang pada OA di panggul dan lutut (Solomon L., 2001). Penurunan fungsi fisik
tersbeut diakibatkan oleh adanya abnormalitas anatomis dan juga adanya nyeri yang
menghalangi pasien untuk melakukan fungsi sendi secara maksimal. (Fauci, Braunwald,
et al, 2008).
Krepitasi yaitu rasa gemeretak pada sendi yang sakit juga sering muncul hingga
kadan dapat terdengar suara gemeretak.
Tanda-tanda peradangan pada sendi juga kadang ditemukan pada pasien OA
mungkin disebabkan karena synovitis. Biasanya tanda-tanda ini tidak menonjol dan
timbul belakangan, sering dijumpai di lutut, pergelangan kaki, dan sendi kecil tangan dan
kaki. Tanda-tanda peradangan ini berupa nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan (Soeroso et al, 2009).
2.2.
Persendian Lutut
Lutut adalah sendi yang terdiri dari artikulasi antara femur dan kondilus tibia dan
berada di antara patella dan permukaan patellar dari femur. Struktur dari persendian pada
lutut meliputi kapsul, sendi di bagian luar kapsul yaitu ligamentum patellae, ligamentum
kolateral medial dan lateral, dan ligamentum poplitea obliquus, serta sendi di bagian
dalam kapsul yang meliputi ligamentum cruciatum anterior dan posterior, kartilago
semilunar (meniskus) medial dan lateral, patellar retinacula medial dan lateral yang
14
merupakan kepanjangan dari vastus medialis dan lateralis, dan bantalan lemak (Ellis, H.,
2006).
Gambar 2.1. Persendian lutut normal (sumber: Clinical Anatomy 11th ed., Ellis H.,
2006)
Tipe persendian di lutut ini adalah persendian sinovial yang ginglymus dan
arthordial (plane-gliding) (Subagjo, 2011). Kekuatan persendian lutut bergantung pada
kekuatan dari sendi yang mengikat femur pada tibia dan tonus otot yang bekerja pada
persendian. Grup otot terpenting pada persendian ini adalah quadriceps femoris yang
mampu menstabilkan lutut bila ada sendi yang sobek. (Snell RS., 2006).
Membrana synovialis melekat/menutup interior dalam sendi, yaitu permukaan
dalam caput fibrosa, capt articulare yang tidak tertutup cartilago articulare dan struktur
intra articular. Membrana synovialis terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung
15
banyak pembuluh darah dan permukaan dalamnya tertutup oleh mesothelium, mampu
menghasilkan cairan serous yang disebut sebagai synovia ke dalam cavum articulare.
Synovia berperan sebagai pelumas, pemberi nutrisi pada cartilago articulare serta
merubah tekanan kompresif yang membahayakan bagi sendi menjadi tekanan hydrostatik
yang tidak/sedikit merusak (Subagjo, 2011). Membran synovial pada sendi lutut dibagi
menjadi 2 bagian yaitu plica alares dan plica infrapatellais yang membentuk suatu
kesatuan yang berlekuk didepan ligamentum cruciatum anterior sehingga seluruh
ligamentum cruciatum tidak berada dalam membran synovial (Snell, 2012).
Gambar 2.2. Potongan melintang sendi lutut (sumber : Clinical Anatomy by Regions
9th ed., Snell, 2012)
2.3. Tinjauan Mengenai RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in
Rheumatology)
16
17
kesetujuan pasien-dokter > 0,65 dan lebih dari 90% nilai ICC dari realibilitas pasienpasien adalah > 0,65.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1.
TNF-
iNOS
COX
MMP
PG
Keterangan :
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
Nilai dengan
18
sebagai weight bearing, serta bentuk anatomi ekstremitas yang abnormal seperti genu
valrus dan genu vagus.
Faktor-faktor diatas memicu proses terjadinya OA dengan melalui penginduksian
Interleukin-1 dan Tumor Necroting Factor alpha (TNF-). Selanjutnya aktifnya TNF-
serta IL-1 akan menyebabkan iNOS yang memegang peran sentral pada degradasi
kartilago sendi pada OA ini aktif. Pengaktifan iNOS menyebabkan meningkatnya MMP
yang langsung menyebabkan peradangan pada sendi. Di sisi lain, pengaktifan TNF- dan
IL-1 juga menyebabkan aktifnya enzim Cyclo Oxygenase (COX) yang meningkatkan
produksi prostaglandin (PG). Dimana nantinya PG ini akan memicu terjadinya
peradangan sendi secara langsung maupun secara tidak langsung melalui peningkatan
MMP. Peradangan sendi yang saling mempengaruhi dengan degradasi matriks rawan
sendi ini akan menyebabkan timbulnya OA. OA memiliki berbaga manifestasi klinis dan
diantaranya meliputi kekakuan sendi, pembengkakan sendi, nyeri sendi, dan penurunan
fungsi sendi. Kuesioner RADAR dapat menilai manifestasi klinis dari OA untuk melihat
aktivitas OA pada pasien.
BAB 4
MATERI DAN METODE PENELITIAN
4.1.
Jenis dan Rancangan Penelitian
4.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
observasional yaitu dengan pengumpulan data aktivitas penyakit pada pasien
osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo dengan menggunakan
kuesioner RADAR.
4.1.2. Rancangan Penelitian
19
20
1. Variabel Bebas
: Kuesioner RADAR
2. Variabel Tergantung : Pasien osteoarthritis lutut
4.3.2. Definisi Operasional Variabel
1.
2.
4.4.
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari pasien
Osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dalam
periode November 2013 yang bersedia menjadi sampel penelitian.
4.5.
Tempat dan Alokasi Waktu Penelitian
4.5.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di instalasi Reumatologi RSUD dr. Soetomo Surabaya.
4.5.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai sejak bulan Mei 2013 sampai Desember 2013.
4.6.
4.7.
Alur Penelitian
Pasien osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo
Surabaya dalam periode November 2013
21
Kesimpulan
Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil dari data kuesioner RADAR tentang Pengukuran
Frekuensi
9
23
Persentase
28,125%
71,875%
22
Jenis Kelamin
Laki-laki
28%
Perempuan
72%
Lakilaki
1
0
1
0
1
3
3
9
28.13%
Jenis Kelamin
%LakiPerempua
laki
n
11.11%
1
0.00%
4
11.11%
3
0.00%
8
11.11%
3
33.33%
3
33.33%
1
100.00%
23
71.88%
%Perempua
n
4.35%
17.39%
13.04%
34.78%
13.04%
13.04%
4.35%
100.00%
Total Pasien
sesuai Umur
% Pasien
sesuai Umur
2
4
4
8
4
6
4
32
6.25%
12.50%
12.50%
25.00%
12.50%
18.75%
12.50%
100.00%
23
40-44 tahun
45-49 tahun
50-54 tahun
55-59 tahun
60-64 tahun
65-69 tahun
70-74 tahun
6
5
Jumlah
4
3
2
1
0
Laki-laki
Perempuan
Gambar 5.2 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Umur Dibedakan Sesuai
Jenis Kelamin
Tabel 5.3. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Aktivitas OA secara Umum dalam
6 Bulan Terakhir
Status OA secara
umum dalam 6
bulan terakhir
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
Jenis Kelamin
Laki-laki
%Laki-laki
1
1
0
1
0
3
0
1
0
2
11.11%
11.11%
0.00%
11.11%
0.00%
33.33%
0.00%
11.11%
0.00%
22.22%
Perempua
n
0
1
1
0
2
3
2
2
5
7
%Perempua
n
0.00%
4.35%
4.35%
0.00%
8.70%
13.04%
8.70%
8.70%
21.74%
30.43%
Total Pasien
berdasarkan
Status Umum
% Pasien
berdasarkan
Status Umum
1
2
1
1
2
6
2
3
5
9
3.13%
6.25%
3.13%
3.13%
6.25%
18.75%
6.25%
9.38%
15.63%
28.13%
24
Jumlah
Persentase Pasien
OA Genu
100.00%
23
28.13%
100.00%
32
100.00%
71.88%
5
10-19
4
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
3
2
1
0
Laki-laki
Perempuan
Status Kekakuan
dan Bengkak
Laki-laki
%Laki-laki
Perempua
n
%Perempua
n
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
2
1
1
1
0
3
0
1
0
0
22.22%
11.11%
11.11%
11.11%
0.00%
33.33%
0.00%
11.11%
0.00%
0.00%
5
0
5
1
1
4
1
2
0
4
21.74%
0.00%
21.74%
4.35%
4.35%
17.39%
4.35%
8.70%
0.00%
17.39%
Total Pasien
berdasarkan
Status Kekakuan
dan Bengkak
7
1
6
2
1
7
1
3
0
4
% Pasien
berdasarkan
Status Kekakuan
dan Bengkak
21.88%
3.13%
18.75%
6.25%
3.13%
21.88%
3.13%
9.38%
0.00%
12.50%
25
Jumlah
Persentase
Pasien OA Genu
100.00%
23
28.13%
100.00%
32
100.00%
71.88%
0-9
Jumlah
4
10-19
3
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
2
1
0
Laki-laki
Perempuan
Gambar 5.4 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Kekakuan dan
Pembengkakan Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin
Tabel 5.5. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Status Nyeri
Jenis Kelamin
Status Nyeri
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
Jumlah
Persentase
Laki-laki
%Laki-laki
0
0
0
1
0
2
0
3
2
1
9
28.13%
0.00%
0.00%
0.00%
11.11%
0.00%
22.22%
0.00%
33.33%
22.22%
11.11%
100.00%
Perempua
n
1
1
3
0
0
5
1
3
2
7
23
71.88%
%Perempua
n
4.35%
4.35%
13.04%
0.00%
0.00%
21.74%
4.35%
13.04%
8.70%
30.43%
100.00%
Total Pasien
berdasarkan
Status Nyeri
% Pasien
berdasarkan
Status Nyeri
1
1
3
1
0
7
1
6
4
8
32
3.13%
3.13%
9.38%
3.13%
0.00%
21.88%
3.13%
18.75%
12.50%
25.00%
100.00%
26
Pasien OA Genu
5
10-19
4
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100
3
2
1
0
Laki-laki
Perempuan
Gambar 5.5 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Nyeri Dibedakan
Sesuai Jenis Kelamin
Tabel 5.6. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Lama Kaku Pagi Hari
% Pasien
sesuai Lama
Kaku Pagi
Hari
26.09%
21.88%
Jenis Kelamin
Total Pasien
sesuai Lama
Kaku Pagi
Hari
Laki-laki
%Laki-laki
11.11%
Perempua
n
6
88.89%
12
52.17%
20
62.50%
0
0
0
0
0
9
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
100.00%
3
1
1
0
0
23
13.04%
4.35%
4.35%
0.00%
0.00%
100.00%
3
1
1
0
0
32
9.38%
3.13%
3.13%
0.00%
0.00%
100.00%
28.13%
71.88%
%Perempuan
27
10
8
Jumlah
Sepanjang hari
4
2
0
Laki-laki
Perempuan
Gambar 5.6 Diagram Batang Jumlah Pasien Berdasarkan Lama Kaku Sendi di Pagi
Hari Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin
Tabel 5.7. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Kelas Fungsional Sendi
Total Pasien
berdasarkan
Kelas
Fungsional
% Pasien
berdasarkan
Kelas
Fungsional
30.43%
28.13%
Jenis Kelamin
Kelas Fungsional
1 Tanpa Keterbatasan
2 Ada Tidak Nyaman
atau Sedikit Terbatas
3 - Mampu Sedikit atau
Tidak Mampu Beraktivitas
4- Sebagian Besar Terbatas
di Kasur atau Kursi
Jumlah
Persentase Pasien OA
Genu
Laki-laki
%Laki-laki
22.22%
Perempua
n
7
66.67%
14
60.87%
20
62.50%
11.11%
8.70%
9.38%
0.00%
0.00%
0.00%
100.00%
23
100.00%
32
100.00%
28.13%
71.88%
%Perempuan
28
Kelas Fungsional
16
14
12
Kelas 2 Ada Tidak Nyaman atau Sedikit Terbatas
10
Jumlah
8
6
4
2
0
Laki-laki
Perempuan
Gambar 5.7 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Kelas Fungsional Sendi
Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin
5.2.
Analisis Penelitian
Dari data di atas, dapat digambarkan karakteristik koresponden yang menjadi
jumlah pasien
29
30
sebanyak 1 pasien (11,11%), dan yang memberi nilai 90-100 sebanyak 2 pasien
(22,22%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki penilaian OA secara
umum dominan pada rentang nilai 50 hingga 59 yaitu 3 pasien (33,33%). Jumlah
pasien perempuan 23 dan dari jumlah tersebut yang memberi nilai 10-19 sebanyak
1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 20-29 sebanyak 1 pasien (4,35%), yang
memberi nilai 40-49 sebanyak 2 pasien (8,70%), yang memberi nilai 50-59
sebanyak 3 pasien (13,04%), yang memberi nilai 60-69 sebanyak 2 pasien
(8,70%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 2 pasien (8,70%), yang memberi
nilai 80-89 sebanyak 5 pasien (21,74%), dan yang memberi nilai 90-100 sebanyak
7 pasien (30,43%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien perempuan penilaian
OA secara umum dominan pada rentang nilai 90 hingga 100 yaitu 7 pasien
(30,43%).
Pada persentase total pasien berdasarkan status umum dalam 6 bulan
terakhir (laki-laki dan perempuan) didapatkan yang memberi nilai 0-9 sebanyak 1
pasien (3,13%), yang memberi nilai 10-19 sebanyak 2 pasien (6,25%), yang
memberi nilai 20-29 sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 30-39
sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 40-49 sebanyak 2 pasien (6,25%),
yang memberi nilai 50-59 sebanyak 6 pasien (18,75%), yang memberi nilai 60-69
sebanyak 2 pasien (6,25%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien (9,38%),
yang memberi nilai 80-89 sebanyak 5 pasien (15,63%), dan yang memberi nilai
90-100 sebanyak 9 pasien (28,13%). Data tersebut menunjukkan sebagian besar
sampel pasien memberikan nilai 90-100 untuk status OA secara umum yang
berarti secara umum penyakit dirasakan sangat aktif oleh pasien.
31
5.2.4
32
memberi nilai 50-59 sebanyak 7 pasien (21,88%), yang memberi nilai 60-69
sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien (9,38%),
dan yang memberi nilai 90-100 sebanyak 4 pasien (12,50%). Data tersebut
menunjukkan sebagian besar sampel pasien memberikan penilaian 0-9 dan 50-59
untuk status kekakuan dan pembengkakan yang berarti secara umum penyakit
dirasakan tidak kaku dan bengkak atau terdapat kekakuan dan pembengkakan
sedang oleh pasien.
5.2.5 Status Nyeri (Tabel 5.5.)
Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang memberi
nilai 30-39 sebanyak 1 pasien (11,11%), yang memberi nilai 50-59 sebanyak 2
pasien (22,22%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien (33,33%), yang
memberi nilai 80-89 sebanyak 2 pasien (22,22%), dan yang memberi nilai 90-100
sebanyak 1 pasien (11,11%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki
penilaian status nyeri dominan pada rentang nilai 70-79 yaitu sebanyak 3 pasien
(33,33%). Jumlah pasien perempuan adalah 23 dan dari jumlah tersebut yang
memberi nilai 0-9 sebanyak 1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 10-19 sebanyak
1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 20-29 sebanyak 3 pasien (13,04%), yang
memberi nilai 50-59 sebanyak 5 pasien (21,74%), yang memberi nilai 60-69
sebanyak 1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien
(13,04%), yang memberi nilai 80-89 sebanyak 2 pasien (8,70%), dan yang
memberi nilai 90-100 sebanyak 7 pasien (30,43%). Data tersebut menunjukkan
untuk pasien perempuan penilaian terhadap status nyeri dominan pada rentang
nilai 90-100 yaitu sebanyak 7 pasien (30,43%).
33
34
Data tersebut menunjukkan untuk pasien perempuan lama kaku sendi di pagi hari
sebagian besar kurang dari 30 menit yaitu sebanyak 12 pasien (52,17%).
Pada persentase total pasien berdasarkan lama kaku pagi hari (laki-laki
dan perempuan) didapatkan yang tidak memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari
sebanyak 7 pasien (21,88%), yang memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari
kurang dari 30 menit sebanyak 20 pasien (62,50%), yang memiliki keluhan kaku
sendi di pagi hari antara 30 menit hingga 1 jam sebanyak 3 pasien (9,38%), yang
memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari antara 1 jam hingga 2 jam sebanyak 1
pasien (3,13%), dan yang memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari antara 2 jam
hingga 4 jam sebanyak 1 pasien (3,13%). Data tersebut menunjukkan sebagian
besar sampel pasien memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari dan berlangsung
selama kurang dari 30 menit.
5.2.7 Kelas Fungsional Sendi (Tabel 5.7.)
Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang mengaku
mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keterbatasan sebanyak 2 pasien
(22,22%), yang mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-hari namun ada
gangguan ketidaknyamanan atau sedikit terbatas sebanyak 6 pasien (66,67%), dan
yang mengaku tidak mampu atau sedikit mampu melakukan aktivitas sehari-hari
sebanyak 1 pasien (11,11%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki
sebagian besar mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit
gangguan ketidaknyamanan atau sedikit terbatas yaitu sebanyak 6 pasien
(66,67%). Jumlah koresponden perempuan 23 pasien dan dari jumlah tersebut
yang mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keterbatasan
sebanyak 7 pasien (30,43%), yang mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-
35
melakukan
aktivitas
sehari-hari
namun
terdapat
gangguan
36
BAB 6
PEMBAHASAN
37
38
tua dan jumlah pasien lebih condong ke kelompok umur yang lebih tua. Namun, jumlah
pasien terbanyak bukan berada kelompok umur yang paling tua, melainkan pada
kelompok umur 55 59 tahun, hal ini dimungkinkan dikarenakan oleh beberapa faktor
seperti jumlah sampel, angka harapan hidup yang rendah sehingga tidak banyak pasien
berumur 70 ke atas, atau juga karena tingkat pendidikan dan sosioekonomi yang rendah
pada pasien yang tua sehingga memilih untuk tidak menjalani pengobatan. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah pada pasien laki-laki sampel terbanyak ada pada kelompok
umur 65 69 tahun dan 70 74 tahun dimana masing-masing terdiri dari 3 pasien
(masing 33,33% dari total sampel), sementara pada pasien perempuan sampel terbanyak
ada pada kelompok umur 55 59 tahun yaitu 8 pasien (34,78% dari total sampel) dan
kelompok umur ini sama dengan kelompok umur dengan sampel terbanyak pada total
sampel pasien OA (laki-laki dan perempuan). Pada pasien perempuan juga dapat dilihat
pola penurunan jumlah pasien setelah kelompok umur 55-59 tahun Hal ini mungkin
disebabkan oleh budaya dimana laki-laki memiliki kecenderungan untuk menahan sakit
daripada mengobatinya sehingga hanya yang tua dan cenderung berat yang pergi berobat.
Kemungkinan faktor lain adalah angka harapan hidup laki-laki dan perempuan yang
berbeda serta tingkat pendidikan yang berbeda pada kelompok umur lebih tua sehingga
kebanyakan perempuan cenderung tidak pergi berobat.
Hasil penelitian untuk status OA secara umum dalam 6 bulan terakhir pada
penelitian yang menggunakan kuesioner RADAR ini menunjukkan bahwa sebagian besar
sampel (9 pasien atau 28,13% dari total sampel) mengaku penyakit terasa sangat aktif
atau aktif luar biasa, yaitu skor 90-100, selama 6 bulan terakhir atau sejak pertama kali
39
merasakan gangguan jika penyakit yang dirasakan belum sampai 6 bulan. Aktivitas
penyakit secara umum dilihat dari gangguan kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan
keterbatasan fungsional yang dirasakan pasien. Selanjutnya untuk status kekakuan dan
pembengkakan sekarang ada 2 kelompok nilai yang dominan, yaitu kelompok nilai 0 9
yang berarti pasien tidak atau sedikit merasakan kekakuan dan pembengkakan pada saat
itu, dan kelompok nilai 50-59 yang berarti pasien meraskan kekakuan dan pembengkakan
pada tingkat yang sedang. Masing-masing kelompok nilai terdiri dari 7 pasien (21,88%
dari total sampel). Selanjutnya untuk status nyeri sekarang sebagian besar pasien
memberikan penilaian 90 100 yang berarti nyeri pada saat itu dirasakan sangat nyeri
atau nyeri luar biasa, yaitu sebanyak 8 pasien (25,00% dari total sampel).
Pembagian dalam kuesioner RADAR sehubungan dengan lama kaku sendi di pagi
hari ada dalam 7 kategori, yaitu tidak mengalami kaku sendi pagi hari, mengalami kaku
sendi selama kurang dari 30 menit, mengalami kaku sendi selama 30 menit hingga 1 jam,
mengalami kaku sendi selama 1 jam hingga 2 jam, mengalami kaku sendi selama 2 jam
hingga 4 jam, mengalami kaku sendi lebih dari 4 jam, dan mengalami sendi sepanjang
hari. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar pasien, yaitu 20 pasien (62,50% dari
total sampel), mengalami kaku sendi di pagi hari selama kurang dari 30 menit. Lama
kaku pagi hari yang dinilai pada pertanyaan ini adalah pada hari dimana pasien diajukan
pertanyaan, sehingga kemungkinan besar bagi pasien yang sudah menjalani pengobatan
teratur tidak mengalami inflamasi yang terlalu berat. Hal ini membuat kaku sendi pada
pagi hari tidak begitu lama namun tetap ada pada sebagian besar pasien.
40
41
42
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pengukuran Aktivitas Penyakit Osteoarthritis
lutut dengan kuesioner Rapid Assessment of Disease Acivity in Rheumatology di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Perempuan memiliki resiko lebih tinggi terkena OA dibanding dengan lakilaki
2. Sebagian besar pasien berada pada kelompok umur 55 59 tahun (sebanyak
25,00%), dan semakin tua semakin tinggi resiko terkena OA
3. Sebagian besar pasien mengaku aktivitas OA mereka secara umum sangat
aktif yaitu pada nilai 90 - 100 (sebanyak 28,13%)
4. Persentase pasien yang dikur untuk status kekakuan dan pembengkakan sendi
terbanyak terdapat pada kelompok nilai 0 9 dan 50 59, yaitu masingmasing sama sebesar 21,88%
5. Sebagian besar pasien mengaku merasakan nyeri yang sangat hebat yaitu pada
kelompok nilai 90 100 (sebanyak 25%)
6. Sebagian besar pasien mengalami kaku sendi di pagi hari selama kurang dari
30 menit (sebanyak 62,50%)
7. Sebagian besar pasien berada pada kelas fungsional sendi kedua yaitu mampu
melakukan aktivitas sehari-hari dengan adanya ketidaknyamanan atau sedikit
terganggu (sebanyak 62,50%).
7.2
Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
Abramson, SB. dan Attur M., 2009 . Developments in the scientific understanding of
osteoarthritis Arthritis Research & Therapy. [online] Retrieved: May 23, 2012, from:
http://www.biomedcentral.com/content/pdf/ar2655.pdf
American College of Rheumatology. 2012. [1986] Criteria for Classification of
Idiopathic Osteoarthritis (OA) of the Knee. Retrieved: May 27, 2012, from :
http://www.rheumatology.org/practice/clinical/classification/oaknee.asp
Altman R., Asch E., Bloch D., Bole G., Borenstein D., Brandt K., et al. 1986. The
American College of Rheumatology criteria for the classification and reporting of
osteoarthritis of the knee. Arthritis Rheum; vol. 29 pp. 1039--1049.
Ellis, H. 2006. Clinical Anatomy A Revision and applied anatomy for clinical students.
11th ed. Massachusetts: Blackwell Publishing.
Fauci, Braunwald, et al. 2008. Harisson's Principle of Internal Medicine. 17th ed. New
York: McGraw-Hill.
44
Fransen, J., Stucki, G. and Van Riel, P. 2003. Rheumatoid arthritis measures: Disease
Activity Score (DAS), Disease Activity Score-28 (DAS28), Rapid Assessment of
Disease Activity in Rheumatology (RADAR), and Rheumatoid Arthritis Disease
Activity Index (RADAI). Arthritis Care & Research, 49 (S5), pp. 214--224.
Retrieved:
May
30,
2012,
from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/art.11407/abstract
Hochberg, M. C., Chang, R. W., Dwosh, I., Lindsey, S., Pincus, T. and Wolfe, F. 1992.
Revised Criteria for the Classification of Global Functional Status in Rheumatoid
Arthritis. Arthritis & Rheumatism, 35 (5), pp. 498-502.
Isbagio, H. dan Effendi, A.Z. 1987, Osteoarthritis, dalam: Soeparman(ed). Buku Ilmu
penyakit dalam jilid 1. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. pp. 680-688
Lawrence, RC., Felson DT., Helmick CG., et al. 2008. Estimates of the prevalence of
arthritis and other rheumatic conditions in the United States. Arthritis Rheum, vol 58,
pp. 2635.
Lopez, AD., Mathers CD., Ezzati M., Jamison DT., Murray CJL, eds. 2006. Global
Burden of Disease and Risk Factors. [e-book] New York: Oxford University Press.
Retrieved: May 25, 2012, from: http://www.dcp2.org/pubs/GBD
Mason, J., Anderson, J., Meenan, R., Haralson, K., Lewis-Stevens, D. and Kaine, J. 1992.
The rapid assessment of disease activity in rheumatology (RADAR) questionnaire.
Arthritis & Rheumatism, 35 (2), pp. 156--162.
45
McGonagle, D., Ai LT., Carey J., Benjamin M. 2010. The anatomical basis for a novel
classification of osteoarthritis and allied disorders. Wiley Online Library [serial on
the
internet].
Retrieved:
May
25,
2012,
from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1469-7580.2009.01186.x/full
Niu, J., Zhang YQ., Torner J., Nevitt M., Lewis CE., Aliabadi P., et al. 2009. Is obesity a
risk factor for progressive radiographic knee osteoarthritis. PubMed [serial on the
internet].
Retrieved:
May
19,
2012,
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19248122
SarziPuttini, P., Cimmino M.A., Scarpa R., et al. 2005. Osteoarthritis: An overview of
the disease and its treatment strategies. Semin Arthritis Rheum 2005 vol. 35(1 Suppl
1), pp. 110.
Snell, RS. 2006. Clinical Anatomy by Systems. 11th ed. [e-book] Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Snell, RS. 2012. Clinical Anatomy by Regions. 9th ed. [e-book] Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Solomon, L., Clinical Feature of Osteoarthritis in Ruddy S., Harris ED., Sledge CB.,
Budd RC., Sergent JS. (eds). 2001. Kelleys Textbook of Rheumatology. 6th ed.
Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Soeroso, J. 2006. Validity and Reliability of Radar Questionnaire for Patients with
Rheumatoid Arthritis. Folia Medica Indonesiana, 42 (3), pp. 176--180.
46
Soeroso, J. 2011. Patogenesis Osteoarthritis: Proses Degeneratif atau Inflamatif. [ejournal], Abstract only. Diperoleh melalui: Pusat Penelitian dan Pengbadian Kepada
Masyarakat Universitas Airlangga [23 Mei 2012].
Soeroso, J., Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. 2009. Osteoartritis. Dalam:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing. p. 2538-48
Soeroso, J., Dans LF., Amarillo ML., Santoso GH., Kalim H. 2005. Risk factors of
symptomatic osteoarthritis of the knee at a hospital in Indonesia. APLAR Journal of
Rheumatology. 8 : pp. 106-113.
Data.
Retrieved:
May
25,
2012,
from:
http://www.who.int/entity/healthinfo/global_burden_disease/2004_report_update/en/i
ndex.html
47
Wolfe F, Kong SX. 1999. Rasch analysis of the Western Ontario MacMaster
questionnaire (WOMAC) in 2205 patients with osteoarthritis, rheumatoid arthritis,
and fibromyalgia. Ann Rheum Dis. Vol 58(9):563-568.
Zeng, QY., Zang CH., Li XF., Dong HY., Zhang AL., Lin L. 2006. Associated risk
factors of knee osteoarthritis: a population survey in Taiyuan, China. Chin Med J. vol
119
(18),
pp.
1522-1527.
Retrieved
May
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16996005
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Anggaran Dana
N
o
Kegiatan
1
2
3
4
Perijinan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Pembuatan Laporan
Total
19,
2012,
from:
48
: ..
:L/P
:
Umur :
tahun
:
:
49
Lampiran 3
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Yang Terhormat..(responden)
Saya (Peneliti) yang berdata-diri dibawah ini:
Nama : Alan Christy Soewargo
NIM : 011011136
Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Memberitahukan bahwa saya akan melakukan
PENGUKURAN
AKTIVITAS
PENYAKIT
penelitian mengenai
OSTEOARTHRITIS
DENGAN
November 2013
Hormat saya,
50
NIM 011011136
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
: (diisi peneliti)
Nama
Umur
Surabaya,
November 2013
Responden
__________ __________
51
Lampiran 5
bln
thn
Aktif
luar biasa
2. Seberapa aktif penyakit sendi anda pada hari ini sehubungan dengan kekakuan
dan pembengkakan? Tandai X pada skala di bawah ini di titik yang sesuai
Tidak aktif
sama sekali
Aktif
luar biasa
3. Seberapa banyak nyeri yang anda rasakan hari ini? Tandai X pada skala di bawah
ini di titik yang sesuai
Tidak nyeri
sama sekali
Nyeri
luar biasa
Tidak
1
2
1-2 jam
2-4 jam
3
4
5
6
52
II.
IV.
Sebagian besar terbatas di atas kasur atau kursi dengan sedikit atau tidak
ada perawatan diri sendiri
6. Mohon tunjukkan di bawah seberapa banyak nyeri dan/atau kekakuan yang anda
rasakan hari ini pada setiap area sendi yang tercantum di bawah ini.
Tandai dengan melingkari angka yang tepat. Pilihannya adalah :
0 = tidak ada nyeri/kekakuan
1 = Nyeri/kekakuan ringan
2 = Nyeri/kekakuan sedang
3 = Nyeri/kekakuan berat
Pada area yang ditandai dengan *, pikirkan satu sendi pada kelompok itu yang
paling mengganggu anda hari ini dan beri nilai untuk sendi tersebut. Pastikan
untuk menandai kedua bagian kanan dan kiri secara terpisah.
Sendi
Pundak
Sikut
Pergelangan
Telapak
tangan*
Jari-jari
tangan*
Paha
Lutut
Tumit*
Jari-jari
kaki*
Tidak
ada
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sisi Kanan
Ringa Sedan
n
g
1
2
1
2
1
2
1
2
Bera
t
3
3
3
3
Tidak
ada
0
0
0
0
Sendi
Kanan
1
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
0
0
0
0
Sisi Kiri
Ringa Sedan
n
g
1
2
1
2
1
2
1
2
Sendi
Kiri
Bera
t
3
3
3
3
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
53
Nama
Umu
r
Jenis
Kelamin
Tn. S
65
Laki-laki
Tn. D
72
Laki-laki
Ny. S
56
Ny. S
48
Tn. A
52
Ny. R
49
Ny. S
61
Ny. SB
60
Ny. J
56
10
Ny. W
48
11
Tn. S
69
12
Ny. TU
57
13
Tn. AZ
44
14
Ny. S
50
15
Ny. S
57
16
Ny. M
66
17
Ny. M
64
18
Ny. SK
59
19
Ny. W
72
20
Tn. MB
66
21
Ny. K
59
22
Ny. M
68
23
Ny. B
66
24
Ny. M
57
25
Tn. S
71
Perempua
n
Perempua
n
Laki-laki
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Laki-laki
Perempua
n
Laki-laki
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Laki-laki
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Perempua
n
Laki-laki
Lokasi
OA
Lutut
Kanan
Bilatera
l
Lama
Penyakit
(tahun)
10
Aktivitas
umum OA 6
bulan terakhir
33
Statu
s
Kaku
30
Statu
s
Nyeri
30
Status
Kaku Pagi
Hari
1
Kelas
fungsiona
l sendi
2
3.00
72
72
73
Kanan
0.50
50
25
0.06
100
22
28
0.04
52
10
50
1.00
17
68
100
0.42
65
59
10.00
23
23
23
0.25
61
28
51
2.00
100
50
50
0.04
100
50
50
0.33
100
72
90
2.00
50
90
3.00
80
90
90
0.25
100
20
100
6.00
80
70
80
10.00
100
50
50
3.00
80
50
100
5.00
70
40
70
2.00
90
50
75
2.00
85
90
90
Kiri
0.17
50
15
Kanan
0.08
40
70
Kanan
0.50
80
50
50
Kanan
0.25
50
50
80
Bilatera
l
Kanan
Bilatera
l
Bilatera
l
Bilatera
l
Bilatera
l
Bilatera
l
Kiri
Bilatera
l
Kiri
Bilatera
l
Bilatera
l
Bilatera
l
Kanan
Bilatera
l
Bilatera
l
Bilatera
l
Bilatera
l
54
26
Ny. S
48
27
Ny. W
51
28
Tn. D
72
29
Ny. S
58
30
Tn. S
63
31
Ny. A
40
32
Ny. K
50
Perempua
n
Perempua
n
Laki-laki
Perempua
n
Laki-laki
Perempua
n
Perempua
n
Bilatera
l
Bilatera
l
Bilatera
l
2.00
100
100
70
4.00
49
38
81
5.00
70
Kanan
0.25
56
Kiri
0.50
16
25
85
Kanan
0.50
72
26
64
Kanan
0.08
100
100
100
Keterangan :
Status Kaku Pagi Hari : 0 = Tidak ada kaku
1 = Kaku kurang dari 30 menit
2 = Kaku 30 menit hingga 1 jam
3 = Kaku 1 jam hingga 2 jam