SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGESAHAN SKRIPSI
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Selasa, Tanggal 30 Maret 2010
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Penguji Utama
Anggota Penguji
Nama : Widiastuti,dr.,SpRad.
NIP : 195611201983112001 .................................
Surakarta, ……………………
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Obstructive Sleep
Apnea (OSA) dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini dilakukan di unit rawat
jalan di poliklinik bagian penyakit saraf pada bulan Januari 2010 sampai Februari
2010
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di unit rawat jalan poli saraf RSUD
Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Januari 2010 sampai Februari 2010 diperoleh
pasien Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang mengalami hipertensi 19 orang (76
%) lebih banyak dari pada jumlah pasien Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang
tidak hipertensi sebanyak 6 (24%) orang dari total 25 pasien Obstructive Sleep
Apnea (OSA). Sedangkan jumlah pasien yang tidak mengalami Obstructive Sleep
Apnea (OSA) tapi hipertensi adalah 8 orang (32%),lebih sedikit dari pada jumlah
pasien yang tidak mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA) dan tidak hipertensi
sebanyak 17 orang (68%).Sedangkan dari hasil analisis data didapatkan hasil X² =
9.742 dan OR = 6,729; sehingga dapat disimpulkan secara statistik, bahwa
terdapat hubungan antara Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan kejadian
hipertensi.
From the results of research has been conducted in the outpatient unit of the
nervous clinic Hospital DR. Moewardi Surakarta in January 2010 to February
2010 was obtained patients of Obstructive Sleep Apnea (OSA) who had
hypertension was 19 people (76%) more than the number of patients Obstructive
Sleep Apnea (OSA) who didn’t have hypertension was 6 people (24%) from the
total of 25 patients Obstructive Sleep Apnea (OSA). While the number of patients
who didn’t have Obstructive Sleep Apnea (OSA but hypertension was 8 people
(32%), fewer than the number of patients who didn’t have Obstructive Sleep
Apnea (OSA) and didn’t have hypertension was 17 people (68%). While the
results of data analysis have obtained X² = 9.742 and OR = 6,729; so that it can be
concluded statistically, that there is a relationship between Obstructive Sleep
Apnea (OSA) with hypertension incident.
Halaman
PRAKATA .................................................................................................... vi
2. Hipertensi ......................................................................... 14
C. Hipotesis .............................................................................. 24
A. Simpulan . .............................................................................. 47
B. Saran . ..................................................................................... 47
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
OSA .................................................................................................. 35
Hipertensi ......................................................................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Global Burden of Disease (GDB) tahun 2000, 50% dari
dari tahun 1999-2000 insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-
31% yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di Amerika, dan
1
2
yang berhubungan dengan penyempitan saluran napas atas pada keadaan tidur.
OSA terjadi bila ventilasi menurun atau tidak ada ventilasi yang disebabkan
oklusi parsial atau oklusi total pada saluran napas atas paling tidak selama 10
berulang kali akan menyebabkan hipertensi. Satu dari penderita hipertensi juga
kardiovaskuler hingga lima kali lipat terlepas dari usia, kegemukan, kebiasaan
B. Rumusan Masalah
Moewardi, Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat aplikatif
penyakit hipertensi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Definisi
napas atas pada keadaan tidur, dapat berupa henti napas / apnea atau
Tipe ini yang paling sering terjadi keadaan ini terjadi bila ventilasi
parsial atau oklusi total pada saluran napas atas selama paling
tidak sepuluh detik tiap episode yang terjadi. Episode henti napas
3) Tipe Campuran
4
5
(Iswanto, 2009).
dari saluran napas atas baik total atau parsial selama tidur. Akibatnya
2007).
Orang yang memiliki berat badan diatas normal memiliki peluang tiga
2007).
7
1) Obesitas
2) Jenis kelamin
3) Usia
visceral dan kadar androgen yang tinggi pada SPO menjadi faktor
6) Hipotiroid
7) Kehamilan
lahir bayi. Oleh karena itu penemuan dini Obstructive Sleep Apnea
8) Kelainan kraniofasial
pada anak).
(Daniel, 2008)
kuisoner yang diisi oleh pasien sendiri. Keuntungan dari ESS adalah
10
cepat, tidak mahal dan reabilitas tinggi. Namun korelasi ESS dengan
1) Hipertensi
2) Stroke
(Laksmiasanti, 2009)
3) Infark miokard
1) Terapi non-bedah
b) Posisi tidur
(Saragih, 2007).
c) Mandibular advancement
(Saragih, 2007).
2) Terapi bedah
b) Uvulopalatofaringoplasti (UPPP)
c) Pillar implant
menyebabkan snoring.
(Iswarini, 2009)
2. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Sutrani, 2004).
mmHg dan / atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Bandiara, 2008).
15
b. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi
sistolik
terisolasi
c. Patogenesis Hipertensi
1) Faktor genetik
2) Usia
(Suheni, 2007).
18
3) Jenis Kelamin
dan pembuluh darah. Pada pria hipertensi lebih banyak disebabkan oleh
dewasa akan mempunyai peluang lebih besar yaitu satu diantara lima
4) Etnis
Namun pada orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih
besar dan sensifitas terhadap vasopressin yang lebih besar (Dian, dkk.
2009).
5) Obesitas
6) Garam Diet
agen antihipertensi. Efek ini menjadi lebih sering pada pasien sensitif
garam yang tipikal, termasuk orang tua, afro amerika dan terutama
7) Alkohol
e. Komplikasi Hipertensi
1) Stroke
aneurisma.
2) Infark miokard
3) Gagal ginjal
(Suheni, 2007)
23
B. Kerangka Pemikiran
hipoksemia
Neuro hormon
Vasokonstriksi pembuluh
darah
berulang
HIPERTENSI
24
C. Hipotesis
dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut: ada hubungan
yang kuat atau bermakna antara Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan
kejadian hipertensi.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sectional.
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
6. Tidak merokok
100 pasien.
25
26
keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
N
n=
1+Nε²
100
n=
1 + 100 (10%)²
n = 50
1. Variabel Bebas
keadaan tidur. OSA terjadi bila ventilasi menurun atau tidak ada
ventilasi yang disebabkan oklusi parsial atau oklusi total pada saluran
napas atas paling tidak selama 10 detik atau lebih. (Sumardi. dkk,
2006)
2. Variabel Terikat
a. Tekanan Darah
F. Rancangan Penelitian
G. Instrumentasi Penelitian
1. Status medis
2. Kuisioner
1. Persiapan Penelitian
a. Sampel
b. Kuisioner
2. Pelaksanaan Penelitian
nyaman.
dengan lebar yang dapat mencakup 2/3 panjang lengan atas serta
yang OSA dan non OSA serta mana yang tergolong hipertensi dan non
Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini akan disusun dalam tabel
kontingensi ukuran 2×2 kemudian diuji dengan metode statistik uji chi square.
Uji chi square dapat dianalisis datanya secara statistik apabila frekuensi
2006)
OSA a b a+b
Keterangan :
N (ad – bc )²
X² =
(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)
Keterangan :
N = jumlah sampel
Ketentuan :
2. Koefisien Kontingensi ( C )
X2
C=
N+X2
Keterangan :
C : Koefisien Kontingensi
N : Jumlah sampel
Ketentuan :
3. ODDS Rasio
OR = bc
ad
a, b, c, d : frekuensi kebebasan
Ketentuan:
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Januari 2010 dan Februari
subjek penelitian.
Hasil penelitian dilaporkan dalam dua bagian :1. deskripsi data sampel
Jumlah
Kelompok
No
N %
(OSA)
Total 50 100
34
35
Jumlah
Kelompok
No
N %
1. Hipertensi 27 54
2. Non Hipertensi 23 46
Total 50 100
orang (46 %)
Jumlah
N % N %
Perempuan 16 64 14 56
2. Usia 50-60 15 60 15 60
61-70 10 40 7 28
>70 2 12
36
Gambar 2. Perbandingan usia umur 50-60 tahun dengan usia 61-70 tahun.
37
Jumlah
N % N %
Perempuan 15 60 15 60
2. Usia 50-60 16 64 16 64
61-70 8 32 8 32
>70 1 4 1 12
subjek berusia antara 50-60 tahun dan, subjek berusia 61-70 dan 1 subjek
OSA N % N %
1. OSA 19 70 6 26
2. Non OSA 8 30 17 74
Gambar 5. Frekuensi hipertensi dan non hipertensi antara OSA dan non
OSA
40
2. Analisis Data
sampel
OSA 19 6 25
Non OSA 8 17 25
Total 27 23 50
= (2-1) (2-1) 1. 0, 75
Didapatkan:
N(ad-bc)²
2
X =
(a+b) (c+d) (a+c) (b+d)
50 (19×17 - 6×8)²
=
(19+6) (8+17) (19+8) (6+17)
= 9, 742
Hipotesis:
c. Pengambilan keputusan
d. Keputusan Statistik
2. Odds Ratio
OR = ad
bc
42
Didapatkan:
OR = 323
48
= 6, 729
kali lebih besar daripada yang tidak Obstructive Sleep Apnea (OSA)
3. Koefisien Kontingensi ( C )
kontingensi.
X2
C=
N+X2
9,742
C=
50 + 9,742
C= √ 0, 163
C= 0, 404
dk = (2-1) (2-1)
dk = 1 × 1
dk = 1
Untuk hasil uji chi square dan odds ratio mengunakan SPSS
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di unit rawat jalan poli bagian
penyakit saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Januari 2010 sampai
Februari 2010 diperoleh berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam
penelitian ini jumlah pasien Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang mengalami
Dari data di atas dapat diketahui bahwa persentase kejadian hipertensi sesuai
X2hitung = 9, 742. Angka yang didapatkan ini lebih besar dari harga kritis untuk
dari hasil perhitungan didapatkan Odds Ratio =6, 729 yang berarti bahwa
sebesar 6, 729 kali lebih besar daripada yang tidak Obstructive Sleep Apnea
43
44
bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara Obstructive Sleep
adalah kuat.
melitus. Dipilih subjek laki-laki dan perempuan yang berusia di atas 50 tahun
karena puncak OSA terjadi pada dekade ke 5 dan ke 6 (Saragih, 2007). Pada
jurnal epidemiologi yang ditulis (Jing F & Yuan BC, 2009) disebutkan bahwa
pasien OSA diatas 50 tahun, laki-laki dan perempuan memiliki ratio odds yang
sama untuk terjadinya OSA. Selain itu dijurnal tersebut juga dijelaskan bahwa
prevalensi OSA pada wanita paling tinggi terjadi pada wanita post menoupose
tanpa terapi hormon. Tetapi karena keterbatasan waktu dan instrumen penelitian,
kadar hematokrit dan aktivitas fisik. Sehingga faktor-faktor yang tidak terkendali
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Logan et al (2003)
bahwa penggunaan CPAP pada terapi OSA dapat menurunkan tekanan darah pada
ditemukan mengalami OSA. Dari 16 orang tersebut 11 orang (10 laki-laki dan 1
11 orang pasien hipertensi berulang dengan OSA, efek akut CPAP pada
tekanan darah diamati selama tidur dan efek jangka panjang pada tekanan darah
diamati setelah 2 bulan. Selama penggunaan CPAP pada malam pertama, dapat
menghilangkan OSA dan mengurangi tekanan darah sistolik dari 138, 3±6, 8
mmHg menjadi 126, 0 ±6, 3 mmHg. Begitu juga rata-rata tekanan diastolik
berkurang dari 77, 7 ±4, 5 mmHg menjadi 72, 9±4, 5 mmHg. Setelah 2 bulan
penggunaan CPAP tekanan harian sistolik berkurang rata-rata 11, 0±4, 4 mmHg.
tekanan darah melalui efek hipoksemia yaitu melalui peningkatan stimulasi saraf
simpatis dan disfungsi endotel. Obstructive Sleep Apnea (OSA) juga dapat
yang cukup besar dalam terjadinya hipertensi, dan juga merupakan faktor yang
terjadinya hipertensi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu setelah data
BAB VI
A. Simpulan
jalan bagian penyakit saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan
B. Saran
penelitian yang lebih bagus serta dengan jumlah sampel yang lebih besar.
47
48
DAFTAR PUSTAKA
48
49
Lampiran A
Lampiran B
2
Lampiran C
Lampiran C
28. 991304 Perempua 64 160/100 Hipertensi OSA
n
29. 811547 Laki-laki 66 140/100 Hipertensi OSA
30. 923697 Perempua 68 150/90 Hipertensi OSA
n
31. 726973 Laki-laki 51 120/70 Non Hipertensi OSA
32. 978656 Laki-laki 57 180/100 Hipertensi Non OSA
33. 830857 Laki-laki 67 160/90 Hipertensi Non OSA
34. 847335 Laki-laki 51 150/90 Hipertensi OSA
35. 705135 Perempua 51 140/90 Hipertensi OSA
n
36. 968902 Perempua 56 150/90 Hipertensi OSA
n
37. 512568 Perempua 69 150/90 Hipertensi OSA
n
38. 613279 Perempua 51 140/100 Hipertensi OSA
n
39. 991904 Laki-laki 51 140/90 Hipertensi OSA
40. 531843 Perempua 51 160/100 Hipertensi OSA
n
41. 531843 Perempua 65 160/100 Hipertensi OSA
n
42. 986501 Perempua 57 140/90 Hipertensi OSA
n
43. 990126 Perempua 65 160/90 Hipertensi OSA
n
44. 990366 Perempua 53 110/70 Non Hipertensi Non OSA
n
45. 992095 Laki-laki 65 130/80 Non Hipertensi Non OSA
46. 990158 Laki-laki 80 110/70 Non Hipertensi Non OSA
47. 988623 Perempua 51 120/80 Non Hipertensi Non OSA
n
48. 382940 Laki-laki 60 130/80 Non Hipertensi Non OSA
49. 909585 Laki-laki 51 130/80 Non Hipertensi Non OSA
50. 733397 Perempua 53 120/80 Non Hipertensi Non OSA
n
5
Lampiran D
MOEWARDI SURAKARTA
Identitas pasien :
Tanggal :
Nama :
Umur :
Alamat :
No.RM
( ) DM
( ) pembesaran tonsil/amandel
( ) Merokok
6
Lampiran D
SLEEP LABORATORY
Jawablah pertanyaan dibawah ini (no 1-8) dengan berdasarkan score yang telah
ditentukan :
Score
Lampiran E