SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing Utama
Nama : Risono, dr., SpS.(K)
NIP : 19491111 197610 1 001 (…………………………..)
Pembimbing Pendamping
Penguji Utama
Nama : F.X. Soetedjo Widjojo, dr., SpS.(K)
NIP : 19500303 197609 1 001 (…………………………..)
Anggota Penguji
Nama : DR. Y. Nining Sri W., dr., SpPK.
NIP : 19460221 197609 2 001 (…………………………..)
Surakarta,……………………………
Sri Wahjono, dr., M.Kes. Prof. Dr. AA. Subijanto, dr., MS.
NIP : 19450824 197310 1 001 NIP : 19481107 197310 1 003
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 2010
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya
sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Gambaran
CT Scan Kepala pada Pasien Stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai
Hipertensi”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar
kesarjanaan dalam bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terwujud dengan baik atas bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis secara pribadi
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, yaitu:
1. Prof. Dr. AA. Subiyanto, dr., MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi.
3. Risono, dr., SpS. selaku Pembimbing Utama atas segala bimbingan yang
sangat berharga yang telah diberikan selama penulisan skripsi.
4. Jarot Subandono, dr., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping atas segala
bimbingan yang sangat berharga yang telah diberikan selama penulisan
skripsi.
5. F.X. Soetedjo Widjojo, dr., SpS. selaku Penguji Utama yang telah
berkenan menguji dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan
skripsi.
6. DR. Y. Nining Sri W., dr., SpPK., selaku Anggota Penguji yang telah
berkenan menguji dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan
skripsi.
7. SMF Saraf, bagian Diklat dan bagian Rekam Medis RSUD DR. Moewardi
beserta segenap staff, atas kerjasama selama penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
8. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran UNS(Mbak Eni dan Mas Nardi) yang
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
9. Papi, Mami, almh. Kakak, Eyang, Aya, Arya, serta seluruh keluargaku
yang selalu mendoakan, memberi perhatian, dukungan materi, nasehat
berharga, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Noa, Jurez, Nike, Yuli, dan semua teman – teman yang setia mendukung
dan mendoakan, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun, saran, pengarahan dan
masukan-masukan yang berguna bagi perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat menjadi sumbangan
pemikiran dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi dunia
kedokteran.
ABSTRACT
Maria Dyah Ayu Purbosari. G0006113. 2009. The Relationship Between The
Image of head CT Scan in Patient Stroke and Diabetes Mellitus with Hypertension.
Diabetes Mellitus and hypertension are risk factors for stroke. Hypertension
can increase the risk for stroke about two to four times.Non hemorrhagic stroke
happens because of the lack of blood supply in to the area of brain tissue so that it can
cause tissue death called infarct. And hemorrhagic stroke happens because defect of
blood vessels arteries in brain. The CT Scan examination is a gold standard to
determine the stroke sufferer diagnosis. The purpose of the research is to know the
whether there is a relationship between the image of head CT Scan at the patient
stroke and Diabetes Mellitus with hypertension. By knowing the stroke diagnosis as
early as possible, then it can be determined the appropriate therapy, so that it is
expected to decrease the death rate caused by stroke.
This research is an analytic observational with retrospective method approach
and it take the location at the Medical Record RSUD Dr.Moewardi Surakarta. The
subject of the research is stroke sufferer who have another diagnostic Diabetes
Mellitus with hypertension and have been head CT Scan examination. The sample is
taken by using purposive random sampling with the number of sample is 30, that is 15
who have Diabetes Mellitus with hypertension stage 1 and 15 who have Diabetes
Mellitus with hypertension stage 2. The data acquired is managed and analyzed by
using Fisher test.
From the research with the α =0,05, after it is done a analysis calculation by
using Fisher test, then it is derived a calculation OR=2,36; p=0,33, so statistically
there is no significant relationship between the image of head CT Scan at the patient
stroke and the stage of hypertension (p>0,05).
So that it this research, it can be concluded that there was a relationship
between the image of head CT Scan at the patient stroke and the stage of hypertension
but it is not significant.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
setelah penyakit jantung dan kanker. Insidensi tahunan adalah 2 per 1000 populasi
(Ginsberg, 2008).
kematian di Rumah Sakit. Bukan cuma itu, jumlah penderita stroke di negeri kita
merupakan terbanyak di Asia. Bila tidak segera diantisipasi, pada tahun 2020
diperkirakan jumlah penderita stroke akan meningkat dua kali lipat dari sekarang
(Fauzan, 2007).
membuat sel- sel otak tidak mendapatkan makanan. Terhambatnya aliran darah ke
otak ini disebabkan dua hal, pembuluh darah tersumbat (stroke iskhemik) ataupun
lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging
(pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak
golden standard untuk membedakan stroke hemoragik dan iskemik. Alat ini
memiliki sensitivitas tinggi untuk membedakan stroke perdarahan intraserebral
hemoragik dan 81% adalah non hemoragik (Mardjono dan Sidharta, 1997).
Mayoritas stroke adalah infark serebral (Ginsberg, 2008). Sekitar 10% pasien
meskipun kasusnya lebih jarang terjadi, stroke hemoragik lebih berbahaya dan
beberapa faktor risiko vaskular seperti umur, riwayat penyakit vaskular dalam
padat, dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Peran trial lipid pada aterogenesis
sudah tidak diperdebatkan lagi karena memang sudah terbukti dari berbagai
risiko untuk stroke iskhemik terutama pada usia pasien kurang dari 65 tahun
(Kissela et all, 2005). Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa pasien stroke yang
yang melebar) yang pecah atau karena suatu penyakit. Penyakit yang
menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh adalah penyebab tersering
dimodifikasi baik bagi laki – laki ataupun wanita. Hipertensi dapat meningkatkan
risiko terjadinya stroke sekitar dua sampai empat kali (Suroto, 2004). Penurunan
10 sampai 12 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 5 sampai 6 mmHg untuk
tekanan darah diastolik dapat menurunkan 38% angka kejadian stroke (Struijs et
all, 2005).
meneliti tentang ada atau tidaknya hubungan gambaran CT Scan kepala pada
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
stroke.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
kepala pada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi,
kedokteran.
2. Manfaat praktis
pasien stroke.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Anatomi dan Fisiologi Otak
a. Vaskularisasi
menakjubkan dari sel – sel saraf (nerve cell). Saraf ini bertanggung jawab
terhadap semua sinyal dan sensasi yang membuat kita dapat berpikir,
otak merupakan organ tubuh yang tidak dapat menyimpan energi. Oleh
karena itu, memerlukan suplai yang terus – menerus atau kontinu dari
disirkulasikan dari jantung melalui arteri menuju otak dan area yang lain
Otak memperoleh darah melalui dua sistem yaitu sistem karotis (a.
Karotis interna dextra dan sinistra) di sebelah anterior dan sistem vertebral
otak, 80% dibawa melalui a. Karotis dan 20% sisanya dibawa lewat a.
Basilaris. Ketiga arteri tersebut (a. Karotis interna dextra dan sinistra, a.
2. Stroke
a. Definisi
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya
fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat
(dalam detik atau menit). Gejala – gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam
atau menyebabkan kematian (Ginsberg, 2008). Adapun definisi yang lain
ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda yang sesuai bagian otak yang
terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau berakhir
b. Klasifikasi
dalam dua jenis. Yaitu stroke karena sumbatan dan penyempitan pembuluh
darah arteri otak atau stroke iskhemik dan stroke karena perdarahan atau
(TIA)
dkk, 1996).
yang lebih lama dari 24jam, tapi tidak lebih dari satu minggu
c. Patogenesis
proksimal.
2) Stroke hemoragik
1996).
d. Faktor Risiko
menjadi dua, yaitu faktor – faktor yang tidak dapat diubah maupun yang
a) Usia
b) Jenis kelamin
a) Hipertensi
b) Penyakit jantung
c) Diabetes Mellitus
pengertian.
3) Sulit melihat dengan sebelah mata ataupun kedua mata. Tiba
dengan jelas.
f. Diagnosis
Peredaran Darah Otak), antara lain Siriraj score system, Djoenaidi scoring
harus dinilai (Siriraj dan Djoenaidi scoring system) atau karena kurang
g. Prognosis
selamat lebih banyak, tetapi kelainan yang terjadi pada stroke iskhemik
a. Definisi
darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi
b. Klasifikasi
Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) 2003, dalam buku ajar IPD
sebagai berikut:
―――――――――――――――――――――――――――――――
――
―――――――――――――――――――――――――――――――
――
――
c. Penyebab Hipertensi
2) Hipertensi Sekunder
dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ,
atau kerena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap
reseptor AT1 angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari ekspresi
nitric oxide synthase, dan lain – lain. Penelitian lain juga membuktikan
bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar
(Yogiantoro, 2006).
untuk terjadinya stroke hemoragik. Bila tekanan darah sistol yang tinggi,
pembuluh darah utama di otak, yang diikuti oleh kematian pada sebagian
tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya karena pembuluh darah
4. Diabetes Mellitus
a. Definisi
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik (kebanyakan herediter)
sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya
“disfungsi” sel beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau
keduanya (DM tipe 2), atau kurangnya insulin absolut (DM tipe 1), dengan
akut (poliuria, polidipsia, penurunan berat badan), dan atau pun gejala
kronik atau kadang – kadang tanpa gejala. Gangguan primer terletak pada
Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2006, kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
sewaktu
(mg/dl)
kapiler
puasa (mg/dl)
Catatan :
Untuk kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan hasil, dilakukan pemeriksaan
ulangan tiap tahun. Bagi mereka yang berusia >45 tahun tanpa faktor risikolain, pemeriksaan
1) DM tipe 1
Poulsen, 1998).
2) DM tipe 2
d) Endokrinopati
(1) Akromegali
(3) Feokromositoma
(4) Hipertiroidisme
f) Infeksi
4) Kelemahan tubuh.
Komplikasi akut:
1) Hipoglikemia
dkk, 2007).
cukup air untuk mengatasi kehilangan cairan melalui urin (Asdie et all,
2000).
a) Infeksi
b) Mata
(1) N III, N IV, N VI, N II (neuritis optica) dan nervi sentralis lain
(3) Retinopati DM
(4) Glaucoma
c) Mulut
(4) Lidah (tebal, rugae, gangguan rasa sakit akibat dari neuropati).
d) Jantung
e) Tractus Urogenitalis
(1) Nefropati diabetik
(3) Pielonefritis
(5) UTI
f) Saraf
pada populasi yang terkena diabetes dan pada orang yang mengalami
intoleransi glukosa.
padat, dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Peran trial lipid pada aterogenesis
sudah tidak diperdebatkan lagi karena memang sudah terbukti dari berbagai
dengan resistensi insulin. Pada tingkat seluler dan molekuler, resistensi insulin
dari jaringan otak, akan tetapi merupakan rekonstruksi matematis dari jaringan
otak. Pada CT Scan gambar transversal yang diambil tidak dikacaukan oleh
bayangan – bayangan dari semua lapisan yang diradiasi bertumpang tindih jadi
dimulai dengan nilai -1000 untuk densitas udara, sampai +1000 untuk densitas
Pada CT Scan, pasien diberi sinar X dalam dosis sangat rendah yang
dan menimbulkan risiko radiasi yang minimal (kecuali bagi wanita hamil). CT
peka untuk mendeteksi stroke iskhemik ringan, terutama pada tahap paling
ditangkap kembali oleh suatu detektor radiasi ) dan pengolahan data dari
pada masing – masing picture element. Hasil yang diperoleh adalah suatu
digital print out dari nilai absorbsi masing – masing picture element. Semua
yang dimulai dari yang paling bawah adalah irisan pada garis orbito meatus
acusticus externus (Garis O-M). Di atas irisan ini tersusun lapisan – lapisan
adanya dugaan kuat akan suatu kelainan otak berdasarkan analisis klinis yang
sudah dapat menentukan lokalisasi dan sifat lesi (Mardjono dan Sidharta,
1997).
atau oval dengan densitas homogen meningkat, akan tampak tanda – tanda
dengan densitas sedikit menurun dengan batas tidak jelas. Lebih lanjut
densitas daerah infark akan semakin menurun, gambaran akan semakin jelas.
Pada fase akhir khas tampak adanya daerah dengan batas tegas dengan
Gangguan
Metabolisme lipid
Hiperkolesterolemia
Hipertrigliseridemia
Rendahnya kadar
kolesterol HDL
Aterogenesis
Trombus
Aliran darah
yang tidak lancar Disfungsi endotel
Perdarahan di otak
Gambaran CT
Scan kepala
B.
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
dengan alasan :
1. Mempunyai fasilitas CT Scan dengan jumlah kasus stroke yang cukup banyak
dan bervariasi.
C. Subjek Penelitian
1. Subjek kasus
RSUD dr. Moewardi Surakarta pada bulan Januari 2008 sampai Agustus
1. Inklusi:
2. Eksklusi:
b. Pasien stroke yang disebabkan oleh faktor risiko lain seperti merokok,
D. Teknik Sampling
suatu teknik pengambilan sampel di mana sampel ditetapkan menurut ciri – ciri
Besar sampel adalah 30 orang, terdiri dari 15 pasien stroke akibat Diabetes
Mellitus dengan hipertensi derajat 1 dan 15 pasien stroke akibat Diabetes Mellitus
Mellitus. Pada penelitian kali ini, peneliti mengambil sampel dari 2 derajat
a. Usia
b. Tekanan darah
a. Faktor herediter
1. Variabel bebas
Derajat hipertensi pada stroke yang diakibatkan oleh Diabetes Mellitus yaitu
hipertensi derajat 1 (mempunyai tekanan darah sistole 140 - 159 mmHg atau
tekanan darah sistole ≥160 mmHg atau tekanan darah diastole ≥100 mmHg).
2. Variabel terikat
hemoragik
G. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data arsip hasil CT Scan penderita stroke RSUD dr. Moewardi Surakarta.
2. Data Rekam Medik pada penderita stroke RSUD dr. Moewardi Surakarta
untuk mengetahui tekanan darah dan kadar gula darah pasien stroke.
H. Desain Penelitian
Stroke
CT Scan
Pada penelitian ini, pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang termasuk dalam
I. Uji statistik
Keterangan :
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel
berikut:
perempuan.
Jenis kelamin Jumlah Persen
Laki-laki 13 43,33
Perempuan 17 56,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.2, mendiskripsikan bahwa dari subjek yang diteliti, jumlah subjek
terbanyak pada interval usia 50-59 tahun yakni sebanyak 12 orang (40%),
kemudian pada usia 60-69 tahun yakni sebanyak 8 orang (26,67%), kemudian
pada usia 70 tahun ke atas yakni 6 orang (20%), dan paling sedikit adalah pada
40-49 4 13,33
50-59 12 40
60-69 8 26,67
70 th ke atas 6 20
Jumlah 30 100
Hipertensi derajat 2 15 50
Jumlah 30 100
Dari Tabel 4.4, diperoleh bahwa dari 30 subjek sebanyak 6 orang (20%)
Persen
Stroke Hemoragik 6 20
Stroke Iskhemik 24 80
Jumlah 30 100
B. Analisis Data
antara tekanan darah dan gambaran CT Scan kepala pasien stroke dengan
kemungkinan mengalami stroke hemoragik 2,36 kali lebih besar daripada yang
atas
15,45
HT derajat1 2 13 15
Tabel 4.5, Hasil uji statistik Fisher tentang hubungan antara hipertensi dan gambaran
CT Scan
derajat 1 dengan Diabetes Mellitus dan perbandingan tersebut diuji dengan uji Fisher
Dari hasil analisis,di dapatkan odds ratio sebesar 2,36 sehingga dapat
disimpulkan bahwa antar kedua variabel yakni tekanan darah dan gambaran CT Scan
kepala saling berhubungan. Angka odds ratio sebesar 2,36 ini menandakan bahwa
hiperdens pada pemeriksaan CT Scan kepala sebesar 2,36 kali daripada Diabetes
Pada uji signifikansi, data dianalisis dengan uji Fisher, dengan taraf
signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan yang dipakai adalah bila probabilitas
<0,05 maka hasil penelitian dikatakan sigifikan. Sebaliknya, bila probabilitas >0,05,
maka hasil penelitian dikatakan tidak signifikan. Dari hasil pengolahn data didapat
angka probabilitas sebesar 0,326, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
gambaran CT Scan kepala pasien stroke Diabetes Mellitus dengan derajat hipertensi
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis statistik,
serta didasari dengan teori-teori dari penelitian sebelumnya, maka pembahasan hasil
ternyata dari 30 subjek 46,67% berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 53,33%
berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian lain
yang menunjukkan bahwa angka kejadian stroke pada laki-laki lebih sering daripada
perempuan, hal ini mungkin disebabkan kurangnya sampel pada penelitian sehingga
dari subjek yang diteliti, jumlah subjek yang terbanyak pada interval usia 50-59 tahun
yakni sebesar 40%, lalu pada urutan kedua terdapat pada interval usia 60-69 tahun
yakni sebesar 26,67%, dan urutan ketiga pada usia 70 tahun ke atas yakni sebesar
20%. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa insiden
penelitian dan pendapat para ahli di atas dapat disebabkan karena jumlah sampel yang
memberi gambaran bahwa dari 30 subjek, 50% mempunyai faktor risiko Diabetes
Mellitus dengan hipertensi derajat 1 dan 50% mempuyai faktor risiko Diabetes
Mellitus dengan hipertensi derajat 2. Hasil penelitian ini hampir sama dengan
penelitian lain yang mengungkapkan bahwa 77% dari penderita stroke mengidap
Dari Tabel 4.5 dan hasil analisis statistik dengan Odds Ratio memberi
informasi adanya hubungan antara derajat hipertensi dan gambaran CT Scan (Odds
Ratio sebesar 2,36) dan secara statistik dinyatakan tidak signifikan karena p<0,05.
Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa Ho yang berbunyi terdapat hubungan antara
Hasil penelitian ini tidak signifikan, hal ini bisa disebabkan karena penentuan
Hipertensi yang kronis merupakan salah satu penyebab terjadinya disfungsi endotelial
Selain hal tersebut di atas, gambaran CT Scan yang normal pada pasien stroke
seharusnya ditulis karena pada infark serebri , pada fase awal tampak sebagai daerah
dengan densitas sedikit menurun dengan batas tidak jelas dan baru pada fase akhir
khas tampak adanya daerah dengan batas tegas dengan densitas seperti liquor (Risono,
2004). Tetapi pada penelitian ini tidak ditulis disebabkan oleh keterbatasan waktu.
BAB VI
A. Simpulan
kali lebih besar daripada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang
B. Saran
jumlah sampel yang lebih besar untuk mendapat informasi yang lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Air E.L. and Kisella B.M. 2007. Diabetes, metabolic syndrome and ischemic stroke:
Aliah A., Kuswara F.F, Limora R.A., Wuysang G. 1996. Gambaran umum tentang
Asdie, Ahmad H., Kurt J.Isselbacher, Eugene Braunwald, Jean D. Wilson, Joseph B.
Bogardus C. and Tataranni P.A. 2002. Reduced early insulin secretion in etiology of
Fauzan. 2007. Golden standard penanganan stroke: saat kesadaran dan kemacetan
menjadi penghalang. Dalam: Fauzan (ed). Parameter. Edisi Nov- Des 2007.
Fauzan. 2007. Mencari solusi penanganan stroke di Indonesia. Dalam: Fauzan (ed).
Fletcher R.H., Fletcher S.W., Wagner E.H. 1992. Sari Epidemiologi Klinik.
Guyton, A.C. and Hall,J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi-11. Jakarta
Ginsberg L. 2008. Dalam: Wardhani, Indah Retno (terj). Lecture Notes Neurologi. 8th
Hadi S. 1996. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset, pp: 315 – 355.
Hariyono T. 2006. Hipertensi dan Stroke. SMF Ilmu Penyakit Syaraf RSUD
Banyumas. http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip/052002/pus-1.htm.
Kiers L., S.M. Davis, R. Larkins, J. Hopper, B. Tress, S.C. Rossiter, J. Carlin, S.
Kisella B.M., Jane Khoury, Dawn Kleindorfer, Daniel Woo. 2005. Epidemiology of
Mansjoer A, dkk. 2001. Nefrologi dan hipertensi. Dalam: Triyanti K, dkk (eds).
Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. 3rd ed. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, p:
518.
Mardjono M. dan Sidharta P. 1997. Neurologi Klinis Dasar. 6th ed. Jakarta: Dian
internis. Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati
S. (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. 4th ed. Jakarta: Pusat
Indonesia, p: 1441.
Mauricio D. and Puolsen T.M. 1998. Perspectives in Diabetes: Apoptosis and the
Pathogenesis of IDDM , a question of life and death. Diabetes 41: 1537 – 1543.
Misbach J., 1999. Aspek Diagnostik, Patofisiologi, dan Manajemen Stroke. Jakarta:
Mitchell R.N., Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2006. Pocket Companion to Robbins
and Cotran Pathologic Basic of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Inc,
p:682.
Ngoerah I.G.N.G. 1991. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya: Airlangga
Risono, 2004. Computed tomography (CT) scan. Dalam :Aulia F. (ed). Buku Ajar
Soeharto I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke: Hubungannya dengan Lemak dan
Kolesterol. 2nd ed. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, pp:31, 35, 37, 56, 57.
Struijs J.N., van Genugten M.L.L., Evers S.M.A.A., Ament A.J.H.A., Baan C.A., van
Suroto. 2004. Gangguan Pembuluh Darah Otak. Dalam: Purwanto C. (ed). Buku Ajar
Idrus Alwi, Unggul Budi Husodo (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I.
3rd ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Poernomo Boedi S., Djoko Santosa, Gatot Soegiarto (eds). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. 1st ed. Surabaya: Airlangga University Press, pp: 32, 64-70.
Yogiantoro M. 2006. Hipertensi esensial. Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi
I., Simadibrata M., Setiati. (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 4th ed.
Harri Isbagyo, Idrus Alwi, Unggul Budi Husodo. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. 3rd ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departermen Ilmu Penyakit
Wreksoatmodjo B.R., 2006. Profil penderita gangguan peredaran darah otak di unit