Naskah Publikasi
SUCI AULIA
20090320040
Dengan ini selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Pembimbing, Mahasiswa
INTISARI
ABSTRACT
_______________
1
Nursing Student, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science,
Muhammadiyah University of Yogyakarta
2
Lecturer at Medical Surgical Nursing, School of Nursing, Faculty of Medicine
and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta
3
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit dengan jumlah
penderita yang semakin meningkat tiap tahunnya. DM merupakan suatu penyakit
menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal
yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar glukosa
darah puasa 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). World Health Organitations (WHO)
serta International Diabetes Federation (IDF ) menyebutkan bahwa tahun 2000
sampai tahun 2008 masih tercatat bahwa Indonesia menempati urutan keempat di
dunia sebagai jumlah penderita diabetes yang memiliki tingkat penderita
terbanyak setelah negara India, China dan Amerika. Menurut perkiraan, jumlah
penderita DM di Indonesia sebanyak 8,4 juta pada tahun 2000 akan meningkat
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Depkes RI, 2007).
Diabetes melitus memiliki dampak yang serius baik terhadap pasien
maupun keluarga. Dampak menahun dari penderita dabetes melitus ini adalah
penderita menyandang penyakit ini seumur hidupnya. Selain itu, DM merupakan
penyakit yang sangat kompleks sehingga penderita membutuhkan banyak
pengobatan dan perubahan gaya hidup (Hidayat,2007). Maslow menekankan
bahwa kebutuhan manusia merupakan kebutuhan yang unik dan berbeda,
mungkin saja kebutuhan dasar tertentu merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
dari kebutuhan yang lainnya, misalnya orang yang lapar akan lebih mencari
makan dari pada kebutuhan untuk meningkatkan harga diri.
Novita, (2012) menyatakan bahwa teori Maslow menggambarkan setiap
manusia memiliki hak yang sama dalam pemenuhan kebutuhan untuk
kelangsungan hidupnya. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk
memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Jika dilihat dari kondisi
fisiologis yang terganggu secara tidak sadar tetap akan muncul perbedaan yaitu
berupa ketidakutuhan kebutuhan dasar manusia, sebagai contohnya penderita DM
tipe 1 selama hidupnya akan melakukan pergantian insulin yang berarti kebutuhan
keamananlah yang terganggu (Potter & Perry, 2005 ; Hidayat, 2007 ; Novita,
2012).
4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian non-eksperimen dengan rancangan penelitian deskriftif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien DM dan menggunakan
metode pendekatan kuantitatif.
Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 41 responden
5
dengan kriteria inklusi. Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini
berupa kuesioner yang terdiri dari 2 bagian, yaitu kuisioner data demografi, dan
kuisioner pengkajian lima kebuthun dasar menurut Maslow pada pasien DM di
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan uji validitas dan realibilitas.
Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat. Analisa data
deskriptif akan disajikan berupa mean, median, modus, simpangan baku (SD),
frekuensi dan prosentase (Hidayat, 2007, Analisa data yang akan dilakukan adalah
menganalisis prosentase tertinggi per sub kebutuhan pasien DM berdasarkan
kebutuhan dasar manusia menurut Maslow (Arikunto, 2010).
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Demografi Responden dan Kesehatan
Tabel 1. Karakteristik responden penderita DM di Poli Penyakit
Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)
Karakteristik frekuensi Presentase (%)
Umur
20- 34 4 9,7
35-49 6 14,5
50-64 15 41,4
65-70 9 22,3
≥71 5 12,1
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 36,6
Perempuan 26 63,4
Pendidikan
Tidak sekolah 2 4,9
SD 9 22,0
SMP 7 17,1
SMA 16 39,0
PT 7 17,1
Pekerjaan
Buruh 4 9,8
Petani 3 7,3
Pedagang 7 17,1
Swasta 10 24,4
PNS 11 26,8
Pensiunan 6 14,6
Penghasilan
<1000000 23 87,7
6
Lanjutan (Tabel. 2)
1000000-3000000 8 19,5
>3000000 10 24,4
Lama DM
1 -5 tahun 16 39,0
6-10 tahun 20 48,8
>10 tahun 5 12,1
Penggunaan insulin
Ya 18 43,9
Tidak 23 56,1
Penggunaan OAD
OAD saja 28 68,3
OAD dan insulin 13 30,7
IMT
BB normal (18,5-24,9) 31 75,6
BB berlebih (25-29,9) 8 19,5
Obesitas (=30) 2 4,9
Rambut
Terawat, tebal, tidak 29 70,7
rontok
Terawat, tipis, tidak 12 29,3
rontok
Telinga
Tidak memakai alat 41 100,0
bantu dengar
Mata
Tidak kabur, isokor 41 100,0
Mulut
Gigi tidak karies, 41 100,0
mukosa mulut tidak
kering
Kulit
Turgor kulit baik, 41 100,0
cappilari reffil < 2 s
Kaki
Tidak ada luka, Uji 36 87,8
monofilamen normal
Tidak ada luka, Uji 5 12,2
monofilamen tidak
normal
diri dan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Hasil analisis univariat
variabel penelitian sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
FISIOLOGIS
10,60% 13%
OKSIGEN
NUTRISI
30,10%
53,30% ELIMINASI
CAIRAN
60,90%
AKTIVITAS
35%
SEKS
KESELAMATAN FISIK
33,01%
41,50% KESELAMATAN
PSIKOLOGIS
Kebutuhan keselamatan fisik pada aspek kebutuhan dasar rasa aman dan
keselamatan sebesar 33,01% dan aspek keselamatan psikologik sebesar
41,50%, kedua aspek berikut berada dalam kategori rendah. Total presentase
dari kebutuhan rasa aman dan keselamatan yaitu tergolong dalam kategori
rendah sebesar 19,89%.
9
PRIORITAS KEBUTUHAN
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00% PRIORITAS
KEBUTUHAN
DM jika tidak patuh terhadapa pola diet yang sudah diberikan (Smeltzer & Bare,
2005). Hal ini terkait dengan adanya gejala khas yang timbul dari penderita DM
yaitu polidipsi dan poliuri. Sebagian besar penderita DM kemungkinan akan
mengalami dehidrasi jika kebutuhan cairan didalam tubuh tidak segera tertangani.
Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan pada Pasien DM menurut Maslow
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa kebutuhan rasa aman dan
keselamatan tergolong dalam kategori rendah sebesar 19,89%. Pada gambar 1,
menunjukkan bahwa kebutuhan rasa aman dan keselamatan pada pasien DM di
poli Panembahan Senopati Bantul merupakan prioritas terakhir atau terendah dari
kebutuhan dasar manusia menurut Maslow. Hal ini kemungkinan disebabkan
kebutuhan rasa aman dan keselamatan sudah terpenuhi. Namun perlu diketahui
bahwa kebutuhan rasa aman dan keselamatan tersebut mempunyai dua aspek yang
ternyata penting untuk dipenuhi yaitu kebutuhan keselamatan fisik pada aspek
kebutuhan dasar rasa aman dan keselamatan sebesar 33,01% dan aspek
keselamatan psikologik sebesar 41,5.
Ancaman keselamatan fisik pada pasien DM seperti kurangnya fasilitas
konseling dan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya melakukan kontrol
darah dan diet serta kurangnya kesadaran penderita DM untuk melakukan
pemeriksaan panca indera dan anggota tubuh, sehingga jika hal ini tidak terpenuhi
akan menjadi ancaman yang besar bagi penderita DM. Selain itu status nutrisi,
keadaan imunitas, usia, gangguan persepsi sensori serta status mobilisasi menjadi
faktor yang dapat mengancam keamanan fisik penderita DM (Hidayat, 2012).
Selain keamanan fisik keamanan psikologis pada pasien perlu
diperhatikan. Rendahnya keamanan psikologis kemungkinan disebabkan adanya
perasaan mengancam yang timbul karena proses penyakit semakin bertambah
parah. Dari hasil analisis keselamatan psikologis didapatkan bahwa presepsi
penderita DM terhadap penyakit DM yang diderita masih kurang baik, sebagian
besar beranggapan bahwa rasa cemas, takut dan bingung sering muncul sehingga
menganggu pikiran mereka saat ini. Pada penderita DM yang sudah menahun
sebagian akan mengalami perasaan putus asa, yang memungkinkan pasien sudah
16
bosan dan malas melanjutkan terhadap pengobatan dan program DM yang sudah
dilakukan bertahun-tahun (Tarwoto & wartonah, 2011; Novita, 2012).
Pengkajian Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki
Hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa kebutuhan cinta dan rasa
memiliki tergolong dalam kategori tinggi sebesar 92,19%. Pada gambar 1
menunjukkan bahwa kebutuhan rasa cinta dan rasa memiliki pada pasien DM di
Poli Panembahan Senopati Bantul berarti merupakan prioritas pertama yang harus
dipenuhi dari kelima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow. Berdasarkan
hasil penelitian kebutuhan cinta berada pada prioritas yang pertama dimungkinkan
karena sebagian besar pasien DM membutuhkan perhatian lebih dari keluarga,
teman, pasangan dan masyarakat. Tingginya kebutuhan ini disebabkan karena
pada dasarnya kebutuhan fisiologis selalu menjadi prioritas utama sehingga
kebutuhan ini luput dari perhatian keluarga dan petugas kesehatan.
Menurut Maslow manusia secara umum seseorang membutuhkan perasaan
bahwa mereka dicintai oleh keluarga, teman sebaya dan masyarakat. Kebutuhan
cinta dan rasa memiliki akan meningkat jika mereka memiliki waktu dan energi
untuk mendapatkan cinta dari orang-orang terdekat (Potter & Perry, 2005).
Menurut hasil penelitian kebutuhan cinta dan rasa memiliki pada sebagian besar
responden adalah berupa rasa bahwa sebagian besar pasien DM mendapat
dukungan dari keluarga, pasangan dan orang terdekat, pelibatan pasien DM dalam
kegiatan keluarga dan keluarga membantu dalam biaya pengobatan dan perawatan
jika sakit Pelibatan penderita DM dalam kegiatan keluarga merupakan suatu
dukungan sosial terhadap kenyamanan fisik dan emosional yang diberikan kepada
seseorang oleh keluarganya, teman, teman kerja ataupun yang lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa seseorang adalah bagian dari suatu komunitas yang
mencintai dan peduli terhadap dirinya. Menurut hasil peneltian dari Christyani
(2007) menunjukkan bahwa komunikasi merupakan bentuk perhatian dari suami
dan anak-anak pada penderita DM sehingga pada pasien DM dukungan keluarga,
teman dan orang-orang terdekat akan meningkatkan keinginan untuk melakukan
pengobatan.
17
sebagian dari responden belum mencapai status kebutuhan dan kesehatan serta
potensi untuk melakukan aktualisasi secara maksimal. Menurut Hidayat (2007)
menyebutkan aktualisasi diri mungkin akan terjadi jika ada keseimbangan antara
kebutuhan klien dan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan tubuh dan
lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian kebutuhan aktualisasi yang didapatkan dari
responden adalah kemampuan pasien DM untuk tetap bisa melakukan hobi dan
rekreasi seperti biasanya, keikutsertaaan pasien DM dalam kegiatan tidak aktif di
masyarakat, tempat kerja dan kemampuan pasien DM berkontribusi pada
kelompok penderita DM lainnya. Pada penderita DM pengaktualisasian diri dapat
berupa saling memberikan informasi bagi penderita DM lainnya untuk
memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah keperkembangan dan kesehatan yang
normal (Tarwoto, 2006).
KESIMPULAN
1. Karakteristik demografi pasien DM di poli penyakit dalam RSUD
Panembahan Senopati Bantul adalah sebagian besar berumur 50-64 tahun,
berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan SMA mayoritas
bekerja sebagai PNS. Sebagian besar berpenghasilan sebesar < 1.000.000,
menderita DM selama 6-10 tahun dan tidak menggunakan insulin.
Penggunaan OAD tunggal paling banyak dikonsumsi oleh responden dengan
hasil laboratorium LDL, HDL dan GDS tergolong kurang baik dan hasil
pemeriksaan fisik sederhana pada pasien DM menunjukkan hasil yang cukup
baik dan normal.
2. Kebutuhan dasar manusia pada pasien DM berdasarkan 5 kebutuhan dasar
manusia menurut maslow adalah kebutuhan fisiologis dengan aspek
kebutuhan nutrisi dan cairan dalam kategori rendah, kebutuhan rasa aman
dan keselamatan kategori rendah , kebutuhan cinta dan rasa memiliki kategori
tinggi, kebutuhan harga diri dalam kategori tinggi dan kebutuhan aktualisasi
dalam kategori sedang .
19
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. Tri. (2009). Gambaran Sikap Pasien Diabetes Melitus di Poli Penyakit
Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta Terhadap Kunjungan Ulang
Konsultan Gizi. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia Thun 2010. Jakarta : departemen
Kesehatan RI
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia Konsep Proses dan
Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Kurnia, Lesi et al. (2013). Gambaran Penggunaan Jenis Obat Antidiabetes dan
Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Skripai. Fakultas
Kedokteran Universitas Riau, Pekanbaru
Nabyl, R.A. (2012). Panduan Hidup Sehat Mencegah dan Mengobati Diabetes
Melitus Edisi Revisi. Yogyakarta: Aulia Publishing
20
Novita, R., Sari. (2012). Diabetes Melitus Dilengkapi dengan Senam DM.
Yogyakarta: Nuha Medika
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta: EGC
Subekti I (2005). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Tarwoto & Wartonah (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Medika
Tarwoto & Wartonah (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi keempat. Jakarta: Salemba Medika