Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 143 – 148, Mei 2020 e-ISSN 2621-2978

Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2685-9394

TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT 3 DIII KEPERAWATAN


DALAM MENGHADAPI UJI KOMPETENSI
Tri Yuniarti1*, Rina Tri Handayani1, Annisa Andriyani2
1
STIKES Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, Jl Ring Road Utara, Tawangsari, Mojosongo, Jebres,Surakarta,Kota Surakarta,
Jawa Tengah, Indonesia 57127
2
STIKES Aisyiyah Surkarta, Jl. Ki Hajar Dewantara No.10, Jebres, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
57126
*yuniartitri3006@gmail.com

ABSTRAK
Uji kompetensi perlu diadakan bagi setiap peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan yang
dilewati sebagai suatu bentuk penjaminan mutu lulusan pendidikan tinggi kesehatan dan kompetensi tenaga
kesehatan di Indonesia. Kelulusan Uji komptesensi menjadi salah satu syarat kelulusan di Perguruan
Tinggi. Pelaksanaan uji kompetensi ini menjadi perhatian tersendiri karena jika tidak lulus maka
mahasiswa DIII Keperawatan tidak dapat mengikuti wisuda dan tidak akan teregistrasi untuk menjadi
calon perawat. Tujuan Penelitian untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa tingkat III Prodi
Perawat STIKES Mamba’ul ‘Ulum Surakarta dalam menghadapi Uji Kompetensi. Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan populasinya adalah seluruh mahasiswa tingkat 3 Prodi DIII Keperawatan
sebanyak 78 mahasiswa. Alat pengumpul data berupa kuesioner dari item pertanyaan dalam Hamilton
Anxiety Rating Scale (HARS). Jumlah populasi 78 mahasiswa dengan total sampling sebanyak 78
mahasiswa. Mahasiswa tingkat 3 yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 4 orang (5,1%), kecemasan
ringan sebanyak 49 orang (62,8%), kecamasan sedang sebanyak 11 orang (14,1%) dan yang mengalami
kecemasan berat sebanyak 14 orang (17,9). Hasil tersebut secara prosentase mahasiswa tingkat 3
mempunyai tingkat kecemasan ringan. Tingkat 3 yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 4 orang
(5,1%), kecemasan ringan sebanyak 49 orang (62,8%), kecamasan sedang sebanyak 11 orang (14,1%) dan
yang mengalami kecemasan berat sebanyak 14 orang (17,9).

Kata kunci : kecemasan; DIII Keperawatan; uji kompetensi

LEVELS OF ANXIETY IN STUDENTS LEVEL 3 DIII NURSING IN FACING


COMPETENCE TEST

ABSTRACT
Competency tests need to be held for each student who has completed the level of education that is passed
as a form of quality assurance for graduates of health tertiary education and the competency of health
workers in Indonesia. Graduation Competency Test is one of the requirements for graduation in Higher
Education. The implementation of the competency test is of particular concern because if it does not pass
the Nursing DIII students cannot participate in graduation and will not be registered to become
prospective nurses. Research Objectives to determine the level of anxiety of third-level students in the
Nursing Study Program of STIKES Mamba’ul ‘Ulum Surakarta in facing Competency Test. This research
is a descriptive study with the population is all level 3 students of Nursing Diploma Program in 78
students. Data collection tool in the form of a questionnaire from question items in the Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS). Total population of 78 students with a total sampling of 78 students. Grade 3
students who did not experience anxiety as many as 4 people (5.1%), mild anxiety as many as 49 people
(62.8%), moderate anxiety as many as 11 people (14.1%) and who experienced severe anxiety as many as
14 people (17.9). These results are the percentage of level 3 students have mild anxiety. Level 3 did not
experience anxiety by 4 people (5.1%), mild anxiety by 49 people (62.8%), moderate anxiety by 11 people
(14.1%) and those who experienced severe anxiety by 14 people (17.9).

143
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 143 – 148, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Keywords: anxiety; DIII Nursing; competency test

PENDAHULUAN kompetensi yang ditetapkan dengan


Kondisi sistem pendidikan tinggi kesehatan keputusan menteri pendidikan dan
di Indonesia (keberagaman kualitas lulusan kebudayaan. Pelaksanaan uji kompetensi ini
tiap institusi), upaya pemenuhan akan menjadi perhatian tersendiri karena jikalau
permintaan Sumber Daya Manusia di bidang tidak lulus maka mahasiswa DIII
kesehatan dalam jumlah yang cukup dan Keperawatan tidak dapat mengikuti wisuda
berkualitas untuk mendukung dan tidak akan teregistrasi untuk menjadi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di calon perawat. Hal ini menyebabkan
Indonesia serta landasan konstitusional, yaitu fenomena yang dapat memunculkan perasaan
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem khawatir, takut, tegang, cemas serta adanya
Pendidikan Nasional, UU RI No. 12 Tahun tekanan pada diri mahasiswa dan berbagai
2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan upayapun dicoba untuk dilakukan agar dapat
Presiden RI No. 8 Tahun 2012 tentang meminimalisir perasaan yang tidak
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, menyenangkan tersebut, sehingga mahasiswa
serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796 siap menghadapi uji kompetensi.
Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan telah jelas bahwa uji kompetensi Menurut Suprajitno (2012:1) kecemasan
perlu diadakan bagi setiap peserta didik yang dapat timbul dengan intensitas yang berbeda-
telah menyelesaikan jenjang pendidikan yang beda, tingkatan ini terbagi menjadi
dilewatinya sebagai suatu bentuk penjaminan kecemasan ringan, sedang, berat, sehingga
mutu lulusan pendidikan tinggi kesehatan menimbulkan kepanikan dari individu itu
dan kompetensi tenaga kesehatan di sendiri, terkadang dapat menimbulkan
Indonesia, mengingat globalisasi dalam halangan untuk melakukan pekerjaan. Hasil
bidang kesehatan merupakan suatu peluang penelitian dari Anggraeni (2013) menyatakan
untuk meningkatkan kualitas tenaga bahwa tingkat kecemasan secara umum
kesehatan sehingga dapat meningkatkan didapatkan hampir setengah dari mahasiswa
kualitas pelayanan kesehatan dan kualitas 48% mengalami tingkat kecemasan, tingkat
tenaga kesehatan agar mampu bersaing kecemasan berdasarkan respon afektif
dengan tenaga kesehatan asing yang akan sebagian besar dari mahasiswa 52 % pada
bekerja di Indonesia maupun di pasar global. tingkat kecemasan ringan, tingkat kecemasan
berdasarkan respon kognitif 60% berada
Aspek legal uji kompetensi bidang kesehatan pada tingkat kecemasan ringan, tingkat
tahun 2014 adalah SE Dirjen Dikti kecemasan berdasarkan respon fisiologi 56
No.370/E.E3/DT/2014 yang menyatakan % tidak ada gejala kecemasan dan
bahwa dasar penyelenggaraan Uji berdasarkan respon perilaku di sebagian
kompetensi adalah UU No.12 tahun 2014 besar mahasiswa sebanyak 56% berada pada
tentang Perguruan Tinggi pasal 44 yang kategori tidak ada gejala cemas.
mengamanahkan Uji Kompetensi sehingga
syarat untuk mendapatkan sertifikat Penelitian Hartoyo (2009) Prosentase tingkat
kompetensi. Kelulusan Uji komptesensi kecemasan perawat dalam melakukan asuhan
menjadi salah satu syarat kelulusan keperawatan pada pasien flu burung yaitu
Perguruan Tinggi. Uji Kompetensi ini responden yang mempunyai kecemasan
diselenggarakan oleh perguruan tinggi sedang 2 orang (6,7%), responden yang
bekerjasama dengan panitia nasionel uji mempunyai kecemasan ringan 9 orang

144
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 143 – 148, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

(30%), dan yang tidak mengalami kecemasan


19 orang (63,3%). Prosentase hubungan METODE
antara tingkat pengetahuan dengan tingkat Penelitian ini merupakan penelitian
kecemasan perawat dalam melakukan asuhan kuantitatif dengan menggunakan rancangan
keperawatan pada pasien flu burung yaitu ; deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
Responden yang berpengetahuan tinggi dan mendiskripsikan atau menjelaskan peristiwa
tidak mengalami kecemasan 2 orang (6,7%), atau kejadian pada saat sekarang dalam
responden berpengetahuan tinggi dan bentuk angka-angka yang bermakna.
mengalami kecemasan ringan 2 orang Penelitian ini dilakukan di STIKES
(6,7%), dan responden berpengetahuan baik Mamba’ul ‘Ulum Surakarta yang
dengan kecemasan sedang 1 orang (3,3%). dilaksanakan pada Bulan Maret 2017 sampai
Responden yang berpengetahuan sedang dan dengan Agustus 2017. Yang menjadi
tidak mengalami kecemasan 17 orang populasi penelitian ini adalah seluruh
(56,7%), responden berpengetahuan sedang mahasiswa tingkat 3 DIII Prodi Perawat
dengan kecemasan ringan 7 orang (23,3%), STIKES Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
sedangkan responden berpengetahuan sedang Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
dengan kecemasan sedang 1 orang (3,3%). semua mahasiswa tingkat 3 yang akan
Berbeda dengan hasil penelitian dari Amir mengikuti uji kompetensi. Tehnik
(2014) tidak terdapat hubungan yang pengambilan sampel yang digunakan adalah
bermakna antara tingkat kecemasan dalam total sampling sebanyak 78 mahasiswa. Pada
menghadapi OSCE dengan nilai OSCE peneltian ini menggunakan alat atau
mahasiwa FK Unpad. instrumen yang digunakan diadaptasi dari
item-item pertanyaan dalam Hamilton
Berdasarkan hasil ujian try out uji Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah di
kompetensi yang dilaksanakan oleh Panitia modifikasi oleh peneliti. Pertanyaan dalam
Uji Kompetesi Pusat yang diikuti oleh DIII kuesioner tersebut terdiri dari 14 symtom
Keperawatan seluruh Indonesia. Dari hasil sesuai dengan respon kecemasan. Responden
ujian try out Uji Kompetensi pada bulan memilih 1 dari 5 pilihan jawaban yang ada
Desember 2016 menyebutkan didapatkan pada kuesioner dengan menggunakan skala
hasil 2 orang dengan rentang nilai 56-66, 13 likert.
orang dengan nilai 51-56, 17 orang dengan
nilai 46-51, 17 orang dengan nilai 41-46, 17 HASIL
orang dengan nilai 36-41, 8 orang dengan Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
nilai 31-36, 4 orang dengan nilai 26-31 dan 1 responden mempunyai tingkat kecemasan
orang dengan nilai 21-31. Dari nilai diatas ringan sebanyak 49 orang (62,8%). Hasil
menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa penelitian menunjukkan bahwa pada
tingkat III Prodi DIII Perawat STIKES mahasiswa tingkat 3 Prodi Perawat yang
Mamba’ul ‘Ulum Surakarta mempunyai nilai tidak mengalami kecemasan sebanyak 4
yang kurang memuaskan karena tingkat orang (5,1%), kecemasan ringan sebanyak
kesiapan untuk mengikuti uji kompetensi 49 orang (62,8%), kecamasan sedang
kurang maksimal. Tujuan penelitin ini untuk sebanyak 11 orang (14,1%) dan yang
mengetahui Tingkat Kecemasan Pada mengalami kecemasan berat sebanyak 14
Mahasiswa Tingkat 3 DIII Keperawatan orang (17,9).
Dalam Menghadapi Uji Kompetensi Di
Stikes Mambaul ’Ulum Surakarta.

145
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 143 – 148, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 1.
Tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat 3 Prodi DIII Perawat STIKES Mamba’ul ‘Ulum
Surakarta dalam menghadapi Uji Kompetensi (n=78)
Kategori f %
Tidak ada cemas 4 5,1
Kecemasan ringan 49 62,8
Kecemasan sedang 11 14,1
Kecemasan berat 14 17,9

PEMBAHASAN Pada respon yang pertama, seseorang akan


Tabel 1 menunjukkan semua mahasiswa menjadi pendiam atau banyak mengurangi
tingkat 3 mengalami kecemasan dalam aktifitasnya sedangkan respon kedua adalah
menghadapi uji kompetensi yang tersebar sebaliknya, dimana seseorang akan menjadi
dalam kategori tidak ada cemas (5,1%), lebih aktif atau yang disebut dengan
kecemasan ringan (62,8%), kecemasan hiperaktif. Keadaan keduanya tidak
sedang (14,1%) dan kecemasan berat menguntungkan tubuh, hal ini dapat dilihat
(17,9%). Annisa & Ifdil, (2016) secara nyata pada seseorang dengan
mengungkapkan bahwa kecemasan adalah kecemasan, dapat menimbulkan berupa
kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak gangguan baik secara kognitif, afektif
nyaman pada diri seseorang, dan merupakan maupun psikomotor. Salah satu contoh pada
pengalaman yang samar-samar disertai bagian kognitif, orang tidak dapat
dengan perasaan yang tidak berdaya serta berkonsentrasi yang baik. Apabila itu terjadi
tidak menentu yang disebabkan oleh suatu dalam menghadapi ujian atau tes maka
hal yang belum jelas. Kecemasan merupakan tentulah hasil prestasi suatu tes tidak akan
perasaan takut yang bersifat lama pada mendaptkan nilai yang maksimal.
sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan
dengan perasaan yang tidak menentu dan Mayoritas responden mengalami gejala
tidak berdaya. Menurut Lubis (2009) gemetar, mudah terganggu, sedih dan suara
kecemasan adalah tanggapan dari sebuah tidak stabil. Gejala-gejala tersebut sesuai
ancaman nyata ataupun khayal. Kecemasan dengan teori yang diungkapkan oleh
dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak Ermawati (2009) bahwa kecemasan ringan
menyenangkan yang akan terjadi. Dampak mengalami respon fisiologi seperti : sesekali
kecemasan pada respon fisologis pada nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
kecemasan ringan dan sedang adalah muka berkerut dan bibir bergetar, pada
meningkatnya kapasitas seseorang. Pada respon kognitif seseorang yang mengalami
kecemasan berat dan panik akan kecemasan ringan akan mengalami : lapang
melemahkan atau meningkatkan kapasitas pandang melebar, mampu menerima
yang berlebihan. Respon fisiologis yang rangsangan yang komplek, konsentrasi pasa
berhubungan dengan kecemasan diatur oleh masalah dan menjelaskan masalah secara
otak melalui system saraf autonomik, dimana efektif, sedangkan respon perilaku seseorang
reaksi autonomik ini mempunyai 2 jenis dengan kecemasan ringan tidak dapat duduk
respon , yaitu : 1) Respon parasimpatis yang tenang, tremor halus dan suara kadang-
akan menghemat respon tubuh. 2) Respon kadang meninggi. Seperti yang diungkapkan
simpatis yang akan mengaktifkan respon Hartono (2004 : 8-9) kecemasan dapat
tubuh. diekspresikan secara langsung melalui
perubahan fisiologi dan tingkah laku atau

146
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 143 – 148, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

secara tidak langsung melalui munculnya 3 akan menumbuhkan motivasi untuk terus
gejala atau mekanisme koping sebagai upaya belajar demi keberhasilan menghadapi uji
untuk melawan kecemasan. Pada penelitian kompetensi yang akan dihadapi. Sesuai
yang sebelumnya dilakukan oleh Mary RA, dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahim AFA, Baba AA, Ismail B, dan Esa Anggraeni (2013) bahwa dari hasil penelitian
AR (2014) diketahui bahwa kecemaan yang terhadap tingkat kecemasan secara umum
timbul ketika menghadapi ujian ketika didapat hampir setengah dari mahasiswa 48
menghadapi performa mahasiswa, yaitu % mengalami kecemasan ringan. Hal ini,
mereka dengan tingkat kecemasan yang menurut peneliti, jika mhasiswa tingkat 3
ringan, performanya akan lebih baik yang mengalami kecemasan ringan ini
diabnding mereka yang mengalami dibiarkan, maka dikhawatirkan akan
kecemasan sedang dan tinggi. Dengan adnya meningkat menjadi kecemasan berat dan
kecemasan tingan mahasiswa akan lebih akan mengganggu terhadap hasil akhir uji
terdorong untuk mempersiapkan diri kompetensi.
menghadapi ujian. Namun sebaliknya, pada
mahasiswa yang mengalami kecemasan yang SIMPULAN
berlebihan memiliki kecenderungan Kesimpulan pada penelitian ini adalah
performa yang lebih buruk ketika ujian. tingkat 3 yang tidak mengalami kecemasan
sebanyak 4 orang (5,1%), kecemasan ringan
Asumsi peneliti kecemasan yang dialami sebanyak 49 orang (62,8%), kecamasan
oleh mahasiswa tingkat 3 Prodi DIII Perawat sedang sebanyak 11 orang (14,1%) dan yang
STIKES Mambaul’ulum Surakarta mengalami kecemasan berat sebanyak 14
dimungkinkan baru pertama kali orang (17,9).
mengerjakan uji kompetensi dan kurangnya
kesiapan dalam mengerjakan ujian serta DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa kurang banyak membahas soal Agustiar, W.,Asmi Yuli, 2010, Kecemasan
soal latihan Uji Kompetensi. Jika kecemasan Menghadapi Ujian Nasional dan
ini tidak diatasi akan berakibat terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XII
tingkat kelulusan uji kompetensi pada SMA Negri X Jakarta Selatan, Jurnal
mahasiswa seperti penelitian Untari (2014) PsikologiVolume : 8 Nomor : 1 Juni
akibat dari pikiran yang tidak berpusat dan 2010
tidak dapat berpikir nyata, maka akan
mengakibatkan hasil prestasi belajar Anggraeni, Nova. 2013, Gambaran Tingkat
mahasiswa. Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat
III DIII Keperawatan Dalam
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yusuf Menghadapi Uji Kompetensi di
(2015) kecemasan ringan berhubungan Universitas Pendidikan Indonesia
dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-
hari dan menyebabkan seseorang waspada Annisa,F. D, Ifdil, 2016, Konsep Kecemasan
dan menumbuhkan motivasi belajar, (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia),
pertumbuhan dan kreativitas. Kecemasan Jurnal Konselor Volume 5 Nomor 2
ringan ini sering dihadapi seseorang yang Juni 2016
menghadapi ujian akhir seperti yang sedang
dialami oleh mahasiswa tingkat 3 dalam Ernawati, 2009, Asuhan Keperawatan Jiwa
menghadapi uji kompetensi, dengan adanya Dengan Masalah Psikososial, Jakarta,
kecemasan yang dialami mahasiswa tingkat CV.Trans Info Media

147
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 143 – 148, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Kariasa, I,M,et.al. 2012, Blue Print Uji Umi Syarifah, 2013, Gambaran Tingkat
Kompetensi Perawat Indonesia (on Kecemasan Mahasiswa Keperawatan
line) Tersedia Saat Menghadapi Ujian Skill Laborat
:http//www.ebookbrouse) Uji di Universitas Islam Negeri Syarif
Kompetensi-perawat-Indonesia Hidayatullah, Skripsi: Program Studi
Ilmu Kepeawatan Fakultas Kedokteran
Kemenkes, RI. 2011, MTKI, Pedoman Uji & Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Kompetensi. Tersedia, Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
http:www.webhakti.com/attachment/ar
ticle/85/pedoman Uji Untari Ida, 2014, Hubungan Antara
Kompetensi,pdf.html Kecemasan Dengan Prestasi Uji OSCA
1 Pada Mahasiswa AKPER PKU
Lubis, M. N. (2009). Depresi: Tinjauan Muhammadiyah Surkarta, Jurnal
Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Kebidanan Volume VI Nomor 01 01
Media Group Juni 2014

Masfuri, 2012, Pedoman Latihan Uji Walasary, Dunndu, Kaunang. 2015. Tingkat
Kompetensi Perawat, Jakarta, Kecemasan Pada Siswa Kelas XII
Pengurus Pusat PPNI SMA Negeri 5 Ambon Dalam
Menghadapi Ujian Nasional, Jurnal e-
Maierw, Buller R, Philipp M, Heuser, I. Clinic, Volume 3 Nomor 1 Januari-
Skala kecemasan Hamilton: keandalan, April 2015
paliditas dan sensitivitas terhadap
perubahan kecemasan dan gangguan Wardhana CA, Westa IW, 2015, Prevalensi
depresi. J AFF ect disord 1988; 14 (1): Cemas Pada Mahasiswa Kedokteran
61-8 Yang Mengikuti Uji Kompetensi
Mahasiswa Program Profesi Dokter DI
Mary RA, Marslin G, Franklin G, Sheeba CJ. Fakultas Kedokteran Universitas
2014. Test Anxiety Level of Board Udayana,E-Jurnal Medika Udayan
Exam Going Studentin Tamil Nadu, Volume 4 No 3 (2015)
India. Hindawi Publishing Corporation.
Yusuf, Fitryasari, Nihayati, 2015, Buku Ajar
Setiadi, 2007, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta,
Keperawatan, Yogyakarta, Graha Ilmu Salemba Medika

148

Anda mungkin juga menyukai