Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah

HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-


VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN UJI KOMPETENSI BERBASIS


EXIT EXAM DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MELANJUTKAN PENDIDIKAN
PROFESI NERS PADA MAHASISWA SEMESTER VII STIKES KUNINGAN

Yana Hendriana

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

hendrianayana@rocketmail.com

Abstrak

Ners merupakan seorang tenaga ahli kesehatan yang telah mengikuti pendidikan
akademik dan profesi serta memiliki izin praktik untuk memberikan asuhan keperawatan
profesional yang diharuskan untuk memiliki kewajiban atas kepemilikan registasi perawat yaitu
(STR), syarat memiliki STR yaitu mengikuti uji komptensi profesi keperawatan dan dinyatakan
lulus atau kompeten. Fenomena ini dapat memunculkan perasaan khawatir, takut, tegang, dan
kecemasan karena takut tidak lulus dalam uji kompetensi dan tidak bisa bekerja apabila belum
memiliki STR. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu hubungan antara kepercayaan diri
mahasiswa dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi uji kompetensi ners bebasis exit exam
pada mahasiswa program profesi ners STIKes Kuningan Tahun 2021.
Jenis penelitian ini menggunakna teknik penelitian Analitik Kuantitatif dengan metode
yang digunakan adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
semester VII yang bersedia menjadi responden yaitu sebanyak 69 responden, dengan
menggunakan total sampling. Data analisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan
uji stastistik Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
kecemasan menghadapi uji kompetensi ners berbasis exit exam yaitu sebanyak 55 responden
(79,7%), begitupun pada kepercayaan diri sebagian besar responden percaya diri dalam
melanjutkan penidikan profesi ners yaitu sebanyak 59 responden (85,5%). Berdasarkan hasil
uji statistic didapatkan P value 0,416, artinya tidak hubungan antara tingkat kecemasan uji
kompetensi ners bebasis exit exam dengan kepecayaan diri melanjutkan pendidikan profesi ners
pada mahasiswa semester VII STIKes Kuningan. Disarankan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai informasi bermanfaat tentang pentingnya memiliki kompetensi dan kepercayaan diri

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 263


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

yang baik dalam pelaksanakan praktik klinik mahasiswa, untuk mencegah terjadinya
kecemasan yang tinggi dalam uji kompetensi ners berbasis exit exam.

Kata Kunci: Exit exam, Kecemasan, Kepercayaan diri

Pendahuluan kompetensi profesi keperawatan dan


Ners merupakan seorang tenaga ahli dinyatakan lulus atau kompeten (Setyowati
kesehatan yang telah mengikuti pendidikan et al., 2020). Uji kompetensi merupakan
akademik dan profesi serta memiliki izin teknik pengukuran hasil pembelajaran,
praktik untuk memberikan asuhan keahlian, pendidikan dan kemahiran
keperawatan profesional. Menurut Budiman mahasiswa tingkat akhir program studi
(2006), mahasiswa adalah orang yang kesehatan setelah melaksanakan seluruh
belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi rangkaian pendidikan (Anggraeini, 2018;
untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu Hartina et al., 2018). Adapun tujuan
keahlian tingkat sarjana. Dalam prosesnya pelaksanaan tes kompetensi untuk mencetak
seseorang yang ingin mendapatkan gelar tenaga kesehatan yang terampil, unggul dan
Ners harus menempuh pendidikan Profesi profesional sesuai dengan kriteria kecakapan
Ners terlebih dahulu kurang lebih selama 1 lulusan dan kriteria keterampilan kerja
tahun sebelum nantinya lulus dan bekerja (Lungguh Perceka, 2018;Sultan & Thane,
menjadi tenaga kesehatan yang profesional. 2018). Meningkatnya mutu pendidikan
Selama menempuh pendidikan mahasiswa khususnya di bidang pendidikan kesehatan
memiliki keinginan untuk bekerja dan yang dikembangkan dan disusun serta
memikirkan mengenai dunia kerja, tentang terstandarisasi oleh MTKI Kementerian
bagaimana cara mendapatkan pekerjaan, Pendidikan dan Kebudayaan Republik
tempat, peluang dan persaingan dalam dunia Indonesia, sehingga memiliki standar
kerja. kualitas dan kompetensi lulusan yang baik
Dalam melaksanakan praktik sesuai dengan standar profesi keperawatan
keperawatan harus memiliki kewajiban atas (Malisa, 2020). Fenomena ini dapat
kepemilikan registrasi perawat yaitu (STR) memunculkan perasaan khawatir, takut,
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Syarat tegang, dan kecemasan karena takut tidak
memiliki STR yaitu mengikuti uji lulus dalam uji kompetensi dan tidak bisa

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 264


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

bekerja apabila belum memiliki STR akan terjadi (Lungguh Perceka, 2018).
(Hartina et al., 2018;Hayat, 2017). Kecemasan yang sering terjadi pada
Adanya pendapat di masyarakat mahasiswa ialah pada saat mereka
yang menganggap semakin tinggi tingkat menghadapi sesuatu hal seperti ujian,
pendidikan maka semakin mudah untuk Faktor-faktor yang mempengaruhi
mendapatkan pekerjaan serta penghasilan terjadinya kecemasan pada mahasiswa pada
yang tinggi. Dengan pendapat seperti itu saat menghadapi uji kompetensi diantaranya
diharapkan seorang mahasiswa nantinya pengawas tes, tempat tes, keterampilan, dan
setelah lulus dapat memperoleh pekerjaan perasaan takut, gugup dan khawatir tidak
dengan mudah dan sesuai dengan lulus tes atau rasa tidak percaya akan
bidangnya. Subarkah (2018) mengatakan kemampuan diri sendiri akan berhasil dalam
fakta yang ada, banyak sarjana yang tes kompetensi (Malfasari et al., 2018).
menganggur, dan banyak pula yang Meningkatnya pemahaman dan penguasaan
mendapatkan pekerjaan namun tidak sesuai mahasiswa terhadap materi belajar akan
dengan bidang yang diambil saat kuliah. menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa
Menurut Sukirno (1994), pengangguran dan meningkatkan percaya diri mahasiswa
adalah suatu keadaan dimana seseorang dalam proses pembelajaran, sehingga
yang termasuk dalam angkatan kerja ingin diperlukan kesiapan psikologis, daya pikir
memperoleh pekerjaan akan tetapi belum dan tubuh yang sehat (Buhari et al., 2020).
mendapatkannya. Oleh karena itu untuk mencapai hasil
Banyaknya angka pengangguran dari pembelajaran yang optimal diperlukan
data tersebut dapat menjadi salah satu faktor tingkat kesadaran kuat, dan motivasi tinggi
terjadinya kecemasan dalam menghadapi dari mahasiswa itu sendiri, dan begitu juga
dunia kerja. Kecemasan adalah status sebaliknya apabila mahasiswa belum siap
emosional individu yang muncul terhadap hasilnya pun tidak akan sesuai dengan
keadaan lingkungan, baik dari dalam diri harapan (Nabillah & Abadi, 2019; Zulfiana
maupun lingkungan luar terhadap ancaman et al., 2020).
bahaya yang dirasakan sehingga timbul Salah satu faktor terjadinya
perasaan tidak enak, kurang nyaman, takut, kecemasan adalah tingkat kepercayaan diri.
gelisah dan merasa bersalah dan Menurut Lauster (2002), kepercayaan diri
mengantisipasi kemungkinan ancaman yang merupakan suatu sikap atau keyakinan atas

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 265


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

kemampuan diri sendiri, sehingga dalam penelitian mengenai Hubungan Antara


tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, Tingkat Kecemasan Uji Kompetensi
merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang Berbasis Exit exam Dengan Kepercayaan
sesuai dengan keinginan dan tanggung Diri Melanjutkan Pendidikan Profesi Ners
jawab atas perbuatannya, sopan dalam Pada Mahasiswa Semester VII STIKes
berinteraksi dengan orang lain. Kuningan.
Dari hasil studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti ke 8 orang mahasiswa Metode
profesi ners, sebagian mahasiswa Jenis Penelitian yang digunakan
mengatakan merasa kurang percaya diri adalah Analitik Kuantitatif dengan
dengan adanya aturan exit exam, apalagi rancangan Cross Sectional. Populasi dalam
pada saat praktek dalam kondisi pandemic penelitian ini adalah Mahasiswa semester
covid 19. Selain kurang percaya diri VII program studi S1 Keperawatan yang
mahasiswa juga dihantui oleh perasaan bersedia menjadi responden yaitu sebanyak
cemas yang timbul oleh tersebut yang sangat 69 responden dengan teknik pengambilan
memberatkan, karena mahasiswa tidak akan sampel menggunakan total sampling.
di wisuda dan mendapat ijazah ners ketika Adapun uji analisis yang digunakan pada
tidak lulus uji kompetensi. Berdasarkan penelitian ini yaitu rank spearman.
uraian diatas peneliti tertarik melakukan

Hasil
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Uji Kompetensi Ners Berbasis Exit
exam
Kecemasan Jumlah (N) Presentase (%)
Tidak Cemas 14 20,3
Cemas 55 79,7
Total 69 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan kompetensi ners berbasis exit exam yaitu
hasil bahwa dari 69 responden sebagian sebanyak 55 responden (79,7%).
besar cemas dalam menghadapi uji

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Melanjutkan Pendidikan Profesi Ners

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 266


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

Kepercayaan diri Jumlah (N) Presentase (%)


Tidak Percaya Diri 10 14,5
Percaya Diri 59 85,5
Total 69 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan melanjutkan pendidikan profesi ners yaitu


hasil bahwa dari 69 responden sebagian sebanyak 59 responden (85,5%).
besar memiliki kepercayaan diri dalam

Tabel 5.3 Tabulasi Hubungan Antara Tingkat Tingkat Kecemasan Uji Kompetensi Ners
Berbasis Exit exam Dengan Kepercayaan Diri Melanjutkan Pendidikan
Profesi Ners Pada Mahasiswa Semester VII Stikes Kuningan
Kepercayaan Diri
Total
Kecemasan Tidak Percaya Diri Percaya Diri P value
N % N % N %
Tidak Cemas 3 21,4 11 78,6 14 100
Cemas 7 12,7 48 87,3 55 100 0,416
Total 10 14,5 59 85,5 69 100

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan profesi ners pada mahasiswa semester VII
hasil bahwa dari 14 responden yang tidak STIKes Kuningan
cemas sebagian besar percaya diri dalam
melanjutkan pendidikan profesi ners pada Pembahasan
mahasiswa semester VII STIKes Identifikasi Gambaran Tingkat Kecemasan Uji
Kuningan yaitu sebanyak 11 responden Kompetensi Ners Berbasis Exit exam.
(78.6%), sedangkan dari 55 responden Berdasarkan identifikasi penelitian
yang cemas sebagian besar percaya diri yang dilakukan peneliti didapatkan hasil bahwa
pula dalam dalam melanjutkan dari 69 responden sebagian besar cemas dalam
pendidikan profesi ners pada mahasiswa menghadapi uji kompetensi ners berbasis exit
semester VII STIKes Kuningan yaitu exam yaitu sebanyak 55 responden (79,7%).
sebanyak 48 responden (87,3%). Jenjang kecemasan merupakan dampak
Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan pengukuran jenjang kecemasan seseorang.
P value 0,416, artinya tidak hubungan Penyebab kekhawatiran ringan disebabkan oleh
antara tingkat kecemasan uji kompetensi kekhawatiran dalam menghadapi hidup.
ners berbasis exit exam dengan Sehingga seseorang menjadi berhati-hati dan
kepercayaan diri melanjutkan pendidikan tingkat cara pandangnya pun berbeda-beda

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 267


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

(Akbar, 2013). Adapun faktor yang kesempitan jiwa, ketakutan, kegelisahan,


menjadi penyebab kecemasan seperti berkeluh kesah, kepanikan, tidur tidak nyenyak,
pengalaman buruk di masa lampau dan terancam, dan kebingungan. Beberapa
penalaran yang tidak logis (Fitria et al., gangguan-gangguan fisik, psikis maupun sosial
2019). Kekhawatiran mahasiswa akan tersebut dapat mengganggu proses belajar
menimbulkan beberapa perubahan siswa, terutama sangat mengganggu siswa saat
tingkah laku seperti mengeluarkan ujian. Ketika siswa secara fisik, psikis maupun
keringat, detak jantung meningkat saat sosial terganggu maka siswa terancam gagal
memikirkan masalah, sakit kepala dan ketika mengikuti ujian. Temuan penelitian ini
enek (Handayani, 2016). kategori didukung penelitian sebelumnya menunjukkan
kecemasan ringan memungkinkan karena tidak terkendalinya respons kognitif tersebut
adanya pengalaman yang negatif pada disebabkan karena pemikiran mahasiswa yang
masa lalu terhadap penolakan (Anissa et terlalu tegang berada dalam menghadapi ujian
al., 2018). Adapun indikator respons (Anggraeini, 2018). Respons kecemasan ringan
kognitif dalam kecemasan adalah saat dapat terjadi karena lapang persepsi melebar,
menghadapi ujian yaitu: sulit mampu menerima rangsangan yang kompleks,
berkonsentrasi, bingung dan mental konsentrasi pada masalah, menjelaskan
blocking (Angellim et al., 2020). masalah secara efektif (Damanik, 2019).
Gejala kecemasan yang dialami Berdasarkan hasil identifikasi pada saat
oleh siswa yang disebabkan oleh ujian, penelitian, kecemasan muncul karena dengan
antara lain: gejala fisik, gejala psikis, dan adanya exit exam mahasiswa tidak akan
gejala sosial. Gejala fisik meliputi: menerima ijazah, wisuda, dan bahkan tidak
peningkatan detak jantung, pernafasan akan mendapatkan gelar ners ketika tidak lulus
meningkat, keluar keringat, gemetar, uji kompetensi ners.
kepala pusing, mual, lemah, sering buang Identifikasi Gambaran Tingkat Kepercayaan
air besar dan kencing, nafsu makan Diri Melanjutkan Pendidikan Program Profesi
menurun, tekanan darah ujung jari terasa Ners.
dingin, dan lelah. Gejala psikis meliputi: Berdasarkan identifikasi penelitian
perasaan akan adanya bahaya, kurang yang dilakukan pada mahasiswa profesi ners
percaya diri, khawatir, rendah diri, didapatkan hasil bahwa dari 69 responden
tegang, tidak bisa konsentrasi, sebagian besar memiliki kepercayaan diri

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 268


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

dalam melanjutkan pendidikan profesi Iqbal (2020), penelitian yang berjudul


ners yaitu sebanyak 59 responden hubungan kepercayaan diri dengan stress
(85,5%). Rasa percaya diri adalah suatu Mahasiswa yang sedang menyusun Skripsi di
keyakinan seseorang terhadap segala Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
aspek kelebihan yang dimilikinya dan Utara, didapatkan hasil bahwa kepercayaan diri
keyakinan tersebut membuatnya merasa yang tinggi memiliki pengaruh sebesar (61,9%)
mampu untuk mencapai berbagai tujuan terhadap stress Mahasiswa yang sedang
di dalam hidupnya (Mildawani, 2014). menyusun Skripsi. Dengan demikian dapat
Menurut Pribadi & Erdiansyah (2020), disimpulkan bahwa kepercayaan diri
Kepercayaan diri adalah sikap dimana mempunyai pengaruh terhadap stress
seseorang yakin atas kemampuan diri Mahasiswa yang sedang menyusun Skripsi.
sendiri sehingga merasa sopan dalam Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
berinteraksi dengan orang lain dan tidak penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
cemas dalam mengambil tindakan kepercayaan diri mahasiswa berpengaruh
apapun. Rasa percaya diri ini sangat terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi
penting dan harus dimiliki oleh semua uji kompetensi ners berbasis exit exam.
orang, rasa percaya diri yang cukup akan Salah satu aspek kepercayaan diri
memunculkan sikap kepercayaan diri adalah Optimis, yaitu sikap positif seseorang
yang baik sehingga seseorang dapat yakin yang selalu berpandangan baik dalam
dan tidak ragu-ragu akan hal yang ia menghadapi segala hal tentang diri, harapan
lakukan. Hal ini didukung dengan teori dan kemampuan. Termasuk kecemasan dalam
Menurut Madya (2001) dalam (Amri, menghadapi dunia kerja. Salah satu ciri percaya
2018) bahwa tingkat kepercayaan diri diri adalah Memiliki internal locus of control.
yang Cukup adalah suatu keyakinan pada dalam arti memandang keberhasilan atau
diri bahwa dengan kemampuan kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri,
jasmaniah dan akal budi yang dan tidak mudah menyerah pada nasib atau
dimilikinya, ia merasa mampu keadaan, serta tidak tergantung/ mengharapkan
menghadapi situasi, mampu meraih apa bantuan orang lain (Serliana, 2021). Meskipun
saja yang diinginkan, direncanakan dan berada di situasi yang sulit seperti aturan exit
diusahakannya. exam dalam uji kompetensi, namun sebagian
besar mahasiswa tetap percaya diri, karena

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 269


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

dalam pelaksanaan profesi ners psikis, dan gejala sosial. Gejala fisik meliputi:
khususnya di STIKes Kuningan mereka peningkatan detak jantung, pernafasan
selalu dibekali dengan latihan-latihan meningkat, keluar keringat, gemetar, kepala
soal uji kompetensi di setiap departemen pusing, mual, lemah, sering buang air besar dan
pada saat mahasiswa praktek. kencing, nafsu makan menurun, tekanan darah
Hubungan antara tingkat kecemasan uji ujung jari terasa dingin, dan lelah. Gejala psikis
kompetensi ners berbasis exit exam meliputi: perasaan akan adanya bahaya, kurang
dengan kepercayaan diri melanjutkan percaya diri, khawatir, rendah diri, tegang, tidak
pendidikan profesi ners pada mahasiswa bisa konsentrasi, kesempitan jiwa, ketakutan,
semester VII STIKes Kuningan kegelisahan, berkeluh kesah, kepanikan, tidur
Berdasarkan tabel didapatkan tidak nyenyak, terancam, dan kebingungan.
hasil bahwa dari 14 responden yang tidak Beberapa gangguan-gangguan fisik, psikis
cemas sebagian besar percaya diri dalam maupun sosial tersebut dapat mengganggu
melanjutkan pendidikan profesi ners pada proses belajar siswa, terutama sangat
mahasiswa semester VII STIKes mengganggu siswa saat ujian. Ketika siswa
Kuningan yaitu sebanyak 11 responden secara fisik, psikis maupun sosial terganggu
(78.6%), sedangkan dari 55 responden maka siswa terancam gagal ketika mengikuti
yang cemas sebagian besar percaya diri ujian. Temuan penelitian ini didukung
pula dalam dalam melanjutkan penelitian sebelumnya menunjukkan tidak
pendidikan profesi ners pada mahasiswa terkendalinya respons kognitif tersebut
semester VII STIKes Kuningan yaitu disebabkan karena pemikiran mahasiswa yang
sebanyak 48 responden (87,3%). terlalu tegang berada dalam menghadapi ujian
Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan (Anggraeini, 2018). Respons kecemasan ringan
P value 0,416, artinya tidak hubungan dapat terjadi karena lapang persepsi melebar,
antara tingkat kecemasan uji kompetensi mampu menerima rangsangan yang kompleks,
ners berbasis exit exam dengan konsentrasi pada masalah, menjelaskan
kepercayaan diri melanjutkan pendidikan masalah secara efektif (Damanik, 2019).
profesi ners pada mahasiswa semester Pada saat proses penelitian berlangsung,
VII STIKes Kuningan. Gejala kecemasan terjadi perubahan dalam prosedur pelaksanaan
yang dialami oleh siswa yang disebabkan uji kompetensi yang tadinya diselenggarakan
oleh ujian, antara lain: gejala fisik, gejala secara exit exam menjadi uji kompetensi

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 270


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

nasional dengan knowledge based test global (Saputra, 2019). Bagi mahasiswa yang
(MCQ-CBT/PBT), dan mulai belum lulus uji kompetensi mendapatkan
dikembangkan Objective Structured program bimbingan khusus PT hingga lulus,
Clinical Examination (OSCE) (Fitria et Mahasiswa dapat melakukan uji ulang hingga
al., 2019). Hasil perubahan ini telah batas masa studi (Malisa, 2020). Uji
dibahas pada hari Rabu tanggal 8 Mei kompetensi exit exam akan diberlakukan
tahun 2019 oleh Kemristekdikti dan apabila ada regulasi perundang-undangan yang
stakeholders bidang kesehatan untuk baru yang telah disahkan oleh
menyepakati usulan penguatan peraturan Permenristekdikti (Natu, 2018).
tes keahlian bagi mahasiswa keperawatan
yang akan menjadi dasar revisi tentang Kesimpulan
prosedur tes kompetensi mahasiswa Berdasarkan hasil dari penelitian yang
keperawatan (Natu, 2018). telah dilakukan, dapat disimpulkan:
Memungkinkan hal tersebut menjadi 1. Sebagian besar cemas dalam
alasan mahasiswa berada pada tingkat menghadapi uji kompetensi ners
kecemasan ringan tidak begitu berbasis exit exam yaitu sebanyak 55
mengalami kecemasan berat. Karena responden (79,7%)
lebih kepada kebijakan yang telah 2. Sebagian besar memiliki kepercayaan
mengalami perubahan tata cara uji diri dalam melanjutkan pendidikan
kompetensi diantaranya: Pelaksanaan uji profesi ners yaitu sebanyak 59
kompetensi nasional di PT sesuai standar responden (85,5%).
nasional yang ditetapkan oleh 3. Berdasarkan hasil uji statistic
Kemenristekdikti (Sumarmi & Rostini, didapatkan P value 0,416, artinya tidak
2019). hubungan antara tingkat kecemasan uji
Metode uji kompetensi nasional kompetensi ners berbasis exit exam
dengan knowledge based test (MCQ- dengan kepercayaan diri melanjutkan
CBT/PBT), dan mulai dikembangkan pendidikan profesi ners pada mahasiswa
pemeriksaan klinis terstruktur objektif semester VII STIKes Kuningan.
(Palingrungi et al., 2021). Penentuan
kelulusan uji kompetensi dengan metode Saran
standard setting yang telah diakui secara 1. Bagi peneliti

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 271


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

Diharapkan peneliti dapat Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi


Akademik Mahasiswa Di Fakultas
memberikan informasi hasil penelitian
Psikologi Universitas Muhammadiyah
kepada institusi agar mempersiapkan Surakarta. Journal Of Chemical
Information And Modeling, 53(9), 1689–
mahasiswanya untuk menghadapi uji
1699.
kompetensi ners dengan matang agar
Amri, S. (2018). Pengaruh Kepercayaan Diri
seluruh mahasiswa yang dididik menjadi
(Self Confidence) Berbasis
perawat yang kompeten secara legal, Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma
sehingga dapat memiliki kepercayaan diri
Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal
yang cukup dalam menghadapi dunia Pendidikan Matematika Raflesia, 3(2),
156– 168.
kerja setelah lulus.
2. Bagi Institusi Pendidikan Angellim, C., Satiadarma, M. P., & Subroto, U.
(2020). Gambaran Kecemasan Evaluatif
Diharapkan dapat dijadikan
Pada Mahasiswa. Jurnal Muara Ilmu
sebagai bahan masukan dalam Sosial, Humaniora, Dan Seni.
https://doi.org/Https://doi.org/10.24912/j
pengelolaan pendidikan dengan cara
mishumsen.v4i2.7536.2021
meningkatkan kualitas pembelajaran baik
Anggraeini, N. (2018). Gambaran Tingkat
teori maupun praktik, sehingga lulusanya
Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Tiga
menjadi lulusan yang siap untuk berbakti D-III Keperawatan Dalam Menghadapi
Uji Kompetensi Di Universitas
kepada masyarakat tanpa ada kendala
Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan
dengan aturan yang berlaku. Keperawatan Indonesia, 1(2), 131.
https://doi.org/Https://doi.org/10.17509/jp
3. Bagi Mahasiswa
ki.v1i2.9752
Diharapkan dapat dijadikan
Anissa, L. M., Suryani, S., & Mirwanti, R.
sebagai informasi bermanfaat tentang
(2018). Tingkat Kecemasan Mahasiswa
pentingnya memiliki kompetensi dan Keperawatan Dalam Menghadapi Ujian
Berbasis Computer Based Test.
kepercayaan diri yang baik dalam
MEDISAINS, 16(2), 67.
melaksanakan praktik klinik mahasiswa, https://doi.org/Https://doi.org/10.30595/m
edisains.v16i2.2522
untuk mencegah terjadinya kecemasan
yang tinggi dalam uji kompetensi ners Budiman, A. (2006). Kebebasan, negara, dan
pembangunan. Alvabet.
berbasis exit exam.
https://books.google.co.id/books?id=gGP
nJKMU5hwC&printsec=frontcover&hl=i
d#v=o%0Anepage&q&f=false
Daftar Pustaka
Akbar, D. (2013). Hubungan Antara Buhari, B., Widiawati, S., & Ellijayanti, A.

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 272


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

(2020). Ubungan Peran Preceptor https://doi.org/Https://doi.org/10.18592/k


Dan Pengetahuan Mahasiswa hazanah.v12i1.301
Keperawatan Dengan Kecemasan
Dalam Pembelajaran Praktik Klinik Iqbal, M. (2020). Hubungan Kepercayaan Diri
Di Rumah Sakit. Jurnal ’Aisyiyah dengan Stres Menyusun Skripsi pada
Medika, 5(1). Mahasiswa Fakultas Keperawatan
https://doi.org/Https://doi.org/10.36 Universitas Sumatera Utara.
729/jam.v5i1.303
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Situasi
Damanik, B. E. (2019). Pengaruh Tenaga Keperawatan Indonesia. In Pusat
Fasilitas Dan Lingkungan Belajar Data Dan Informasi Kementerian
Terhadap Motivasi Belajar. 9(1), Kesehatan RI.
46.
https://doi.org/Https://doi.org/10.26 Lauster, P. (2002). Tes Kepribadian (Alih
858/publikan.v9i1.7739 Bahasa: D.H Gulo) (Cet 13). Bumi
Aksara.
Fitria, R., Serudji, J., & Evareny, L.
(2019). Persiapan Uji Kompetensi Lungguh Perceka, A. (2018). Hubungan
Bidan Sebagai Exit exam. Jurnal Perencanaan Dan Pengarahan Kepala
Ilmiah Universitas Batanghari Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat
Jambi, 19(1), 195. Di RS Pameungpeuk Garut Tahun 2017.
https://doi.org/Https://doi.org/10.33 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 4(1),
087/jiubj.v19i1.590 59–65.

Handayani, S. D. (2016). Pengaruh Malfasari, E., Devita, Y., & Erlin, F., F. (2018).
Konsep Diri Dan Kecemasan Siswa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terhadap Pemahaman Konsep Kecemasan Mahasiswa. Jurnal Ners
Matematika. Formatif: Jurnal Indonesia, 8(2), 124–131.
Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1).
https://doi.org/Https://doi.org/10.30 Malisa, N. (2020). Pengaruh Bimbingan Uji
998/formatif.v6i1.749 Kompetensi Online Terhadap Hasil Try
Out Lokal Uji Kompetensi Mahasiswa
Hartina, A., Tahir, T., Nurdin, N., & Akper Rs. Dustira. Jurnal Skolastik
Djafar, M. (2018). Faktor Yang Keperawatan, 6(1), 56–61.
Berhubungan Dengan Kelulusan Uji https://doi.org/Https://doi.org/10.35974/js
Kompetensi Ners Indonesia (Ukni) k.v6i1.2337
Di Regional Sulawesi. Jurnal
Persatuan Perawat Nasional Mildawani, T. . (2014). Membangun
Indonesia (JPPNI), 2(2), 65. Kepercayaan Diri. Lestari Kiranatama.
https://doi.org/Https://doi.org/10.32
419/jppni.v2i2.84 Nabillah, T., & Abadi, P. A. (2019). Faktor
Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa.
Hayat, A. (2017). Kecemasan Dan Sesiomadika, 2(3), 659–663.
Metode Pengendaliannya.
Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Natu, N. N. (2018). Faktor – Faktor Yang
Humaniora, 12(1). Mempengaruhi Ujian Kompetensi D.Iii

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 273


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 14 NO. 1, JUNI 2023 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.662 Internasional.

Keperawatan Pada Politeknik B. E. (2020). Pengaruh Kompetensi Sosial


Kesehatan Kemenkes Kupang Prodi Perawat Terhadap Kepuasan Kerja
Keperawatan Waingapu. ETHOS Perawat. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(1),
(Jurnal Penelitian Dan 61.
Pengabdian), 6(2), 328–335. https://doi.org/Https://doi.org/10.26714/jk
https://doi.org/Https://doi.org/10.29 j.8.1.2020.61-68
313/ethos.v6i2.3176.
Subarkah, A. R. (2018). Potensi dan Prospek
Palingrungi, B., Kadar, K. S., & Sjattar, Wisata Halal Dalam Meningkatkan
E. L. (2021). Faktor Prediktor Ekonomi Daerah (Studi Kasus: Nusa
Kelulusan Ujian Kompetensi Ners Tenggara Barat). Jurnal Sosial Politik,
Indonesia: Tinjauan Literatur. 4(2), 49.
Jurnal Ilmiah Keperawatan https://doi.org/10.22219/sospol.v4i2.5979
(Scientific Journal Of Nursing),
7(1), 97–106. Sukirno, S. (1994). Pengantar Teori Ekonomi
https://doi.org/Https://doi.org/10.33 Makro. Raja Grafindo Persada.
023/jikep.v7i1.704
Sultan, S., & Thane, S. (2018). Pengaruh
Pribadi, E. A., & Erdiansyah, R. (2020). Kompetensi, Motivasi, Beban Kerja
Pengaruh Kepercayaan Diri dan Perawat. Pelaksansa Terhadap Kinerja
Harga Diri Terhadap Keterampilan Perawat Diruang Rawat Inap Rumah Sakit
Komunikasi Interpersonal Remaja Umum Daerah Jayapura. The Journal Of
di Jakarta. Koneksi, 3(2), 453. Business And Management Research,
https://doi.org/10.24912/kn.v3i2.64 1(2), 93–100.
54 http://jurnal.uniyap.ac.id/jurnal/index.php
/pasca/article/view/455
Saputra, B. D. (2019). Pengetahuan Dan
Kompetensi Dosen Dalam Sumarmi, S., & Rostini, D. (2019). Manajemen
Pengembangan Uji Objective Pembelajaran, Kompetensi Lulusan
Structured Clinical Examination Implementasi Manajemen Pembelajaran
(Osce) Program Studi D3 Untuk Mempersiapkan Uji Kompetensi.
Keperawatan. Jurnal Kesehatan Al- Nusantara Education Revie.
Irsyad, 12(2), 107–118.
https://doi.org/Https://doi.org/10.36 Zulfiana, A., Aryani, F., & Jufri, M. (2020).
746/jka.v12i2.54 The Effect Of Reframing Technique On
Self-Awareness On Learning Of The 7th
Serliana, S. (2021). Tindak Tutur Grade Students. Jurnal Psikologi
Persuasif Bahasa Makassar di Pendidikan Dan Konseling, 6(2), 01–08.
Kabupaten Jeneponto. Universitas https://doi.org/Https://doi.org/10.26858/jp
Hasanuddin. pk.v6i2.13882

Setyowati, M., Dwiantoro, L., & Warsito,

E-ISSN 2623-1204 P-SSN 2252-9462 | 274

Anda mungkin juga menyukai