Yana Hendriana
hendrianayana@rocketmail.com
Abstrak
Ners merupakan seorang tenaga ahli kesehatan yang telah mengikuti pendidikan
akademik dan profesi serta memiliki izin praktik untuk memberikan asuhan keperawatan
profesional yang diharuskan untuk memiliki kewajiban atas kepemilikan registasi perawat yaitu
(STR), syarat memiliki STR yaitu mengikuti uji komptensi profesi keperawatan dan dinyatakan
lulus atau kompeten. Fenomena ini dapat memunculkan perasaan khawatir, takut, tegang, dan
kecemasan karena takut tidak lulus dalam uji kompetensi dan tidak bisa bekerja apabila belum
memiliki STR. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu hubungan antara kepercayaan diri
mahasiswa dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi uji kompetensi ners bebasis exit exam
pada mahasiswa program profesi ners STIKes Kuningan Tahun 2021.
Jenis penelitian ini menggunakna teknik penelitian Analitik Kuantitatif dengan metode
yang digunakan adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
semester VII yang bersedia menjadi responden yaitu sebanyak 69 responden, dengan
menggunakan total sampling. Data analisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan
uji stastistik Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
kecemasan menghadapi uji kompetensi ners berbasis exit exam yaitu sebanyak 55 responden
(79,7%), begitupun pada kepercayaan diri sebagian besar responden percaya diri dalam
melanjutkan penidikan profesi ners yaitu sebanyak 59 responden (85,5%). Berdasarkan hasil
uji statistic didapatkan P value 0,416, artinya tidak hubungan antara tingkat kecemasan uji
kompetensi ners bebasis exit exam dengan kepecayaan diri melanjutkan pendidikan profesi ners
pada mahasiswa semester VII STIKes Kuningan. Disarankan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai informasi bermanfaat tentang pentingnya memiliki kompetensi dan kepercayaan diri
yang baik dalam pelaksanakan praktik klinik mahasiswa, untuk mencegah terjadinya
kecemasan yang tinggi dalam uji kompetensi ners berbasis exit exam.
bekerja apabila belum memiliki STR akan terjadi (Lungguh Perceka, 2018).
(Hartina et al., 2018;Hayat, 2017). Kecemasan yang sering terjadi pada
Adanya pendapat di masyarakat mahasiswa ialah pada saat mereka
yang menganggap semakin tinggi tingkat menghadapi sesuatu hal seperti ujian,
pendidikan maka semakin mudah untuk Faktor-faktor yang mempengaruhi
mendapatkan pekerjaan serta penghasilan terjadinya kecemasan pada mahasiswa pada
yang tinggi. Dengan pendapat seperti itu saat menghadapi uji kompetensi diantaranya
diharapkan seorang mahasiswa nantinya pengawas tes, tempat tes, keterampilan, dan
setelah lulus dapat memperoleh pekerjaan perasaan takut, gugup dan khawatir tidak
dengan mudah dan sesuai dengan lulus tes atau rasa tidak percaya akan
bidangnya. Subarkah (2018) mengatakan kemampuan diri sendiri akan berhasil dalam
fakta yang ada, banyak sarjana yang tes kompetensi (Malfasari et al., 2018).
menganggur, dan banyak pula yang Meningkatnya pemahaman dan penguasaan
mendapatkan pekerjaan namun tidak sesuai mahasiswa terhadap materi belajar akan
dengan bidang yang diambil saat kuliah. menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa
Menurut Sukirno (1994), pengangguran dan meningkatkan percaya diri mahasiswa
adalah suatu keadaan dimana seseorang dalam proses pembelajaran, sehingga
yang termasuk dalam angkatan kerja ingin diperlukan kesiapan psikologis, daya pikir
memperoleh pekerjaan akan tetapi belum dan tubuh yang sehat (Buhari et al., 2020).
mendapatkannya. Oleh karena itu untuk mencapai hasil
Banyaknya angka pengangguran dari pembelajaran yang optimal diperlukan
data tersebut dapat menjadi salah satu faktor tingkat kesadaran kuat, dan motivasi tinggi
terjadinya kecemasan dalam menghadapi dari mahasiswa itu sendiri, dan begitu juga
dunia kerja. Kecemasan adalah status sebaliknya apabila mahasiswa belum siap
emosional individu yang muncul terhadap hasilnya pun tidak akan sesuai dengan
keadaan lingkungan, baik dari dalam diri harapan (Nabillah & Abadi, 2019; Zulfiana
maupun lingkungan luar terhadap ancaman et al., 2020).
bahaya yang dirasakan sehingga timbul Salah satu faktor terjadinya
perasaan tidak enak, kurang nyaman, takut, kecemasan adalah tingkat kepercayaan diri.
gelisah dan merasa bersalah dan Menurut Lauster (2002), kepercayaan diri
mengantisipasi kemungkinan ancaman yang merupakan suatu sikap atau keyakinan atas
Hasil
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Uji Kompetensi Ners Berbasis Exit
exam
Kecemasan Jumlah (N) Presentase (%)
Tidak Cemas 14 20,3
Cemas 55 79,7
Total 69 100,0
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan kompetensi ners berbasis exit exam yaitu
hasil bahwa dari 69 responden sebagian sebanyak 55 responden (79,7%).
besar cemas dalam menghadapi uji
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Melanjutkan Pendidikan Profesi Ners
Tabel 5.3 Tabulasi Hubungan Antara Tingkat Tingkat Kecemasan Uji Kompetensi Ners
Berbasis Exit exam Dengan Kepercayaan Diri Melanjutkan Pendidikan
Profesi Ners Pada Mahasiswa Semester VII Stikes Kuningan
Kepercayaan Diri
Total
Kecemasan Tidak Percaya Diri Percaya Diri P value
N % N % N %
Tidak Cemas 3 21,4 11 78,6 14 100
Cemas 7 12,7 48 87,3 55 100 0,416
Total 10 14,5 59 85,5 69 100
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan profesi ners pada mahasiswa semester VII
hasil bahwa dari 14 responden yang tidak STIKes Kuningan
cemas sebagian besar percaya diri dalam
melanjutkan pendidikan profesi ners pada Pembahasan
mahasiswa semester VII STIKes Identifikasi Gambaran Tingkat Kecemasan Uji
Kuningan yaitu sebanyak 11 responden Kompetensi Ners Berbasis Exit exam.
(78.6%), sedangkan dari 55 responden Berdasarkan identifikasi penelitian
yang cemas sebagian besar percaya diri yang dilakukan peneliti didapatkan hasil bahwa
pula dalam dalam melanjutkan dari 69 responden sebagian besar cemas dalam
pendidikan profesi ners pada mahasiswa menghadapi uji kompetensi ners berbasis exit
semester VII STIKes Kuningan yaitu exam yaitu sebanyak 55 responden (79,7%).
sebanyak 48 responden (87,3%). Jenjang kecemasan merupakan dampak
Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan pengukuran jenjang kecemasan seseorang.
P value 0,416, artinya tidak hubungan Penyebab kekhawatiran ringan disebabkan oleh
antara tingkat kecemasan uji kompetensi kekhawatiran dalam menghadapi hidup.
ners berbasis exit exam dengan Sehingga seseorang menjadi berhati-hati dan
kepercayaan diri melanjutkan pendidikan tingkat cara pandangnya pun berbeda-beda
dalam pelaksanaan profesi ners psikis, dan gejala sosial. Gejala fisik meliputi:
khususnya di STIKes Kuningan mereka peningkatan detak jantung, pernafasan
selalu dibekali dengan latihan-latihan meningkat, keluar keringat, gemetar, kepala
soal uji kompetensi di setiap departemen pusing, mual, lemah, sering buang air besar dan
pada saat mahasiswa praktek. kencing, nafsu makan menurun, tekanan darah
Hubungan antara tingkat kecemasan uji ujung jari terasa dingin, dan lelah. Gejala psikis
kompetensi ners berbasis exit exam meliputi: perasaan akan adanya bahaya, kurang
dengan kepercayaan diri melanjutkan percaya diri, khawatir, rendah diri, tegang, tidak
pendidikan profesi ners pada mahasiswa bisa konsentrasi, kesempitan jiwa, ketakutan,
semester VII STIKes Kuningan kegelisahan, berkeluh kesah, kepanikan, tidur
Berdasarkan tabel didapatkan tidak nyenyak, terancam, dan kebingungan.
hasil bahwa dari 14 responden yang tidak Beberapa gangguan-gangguan fisik, psikis
cemas sebagian besar percaya diri dalam maupun sosial tersebut dapat mengganggu
melanjutkan pendidikan profesi ners pada proses belajar siswa, terutama sangat
mahasiswa semester VII STIKes mengganggu siswa saat ujian. Ketika siswa
Kuningan yaitu sebanyak 11 responden secara fisik, psikis maupun sosial terganggu
(78.6%), sedangkan dari 55 responden maka siswa terancam gagal ketika mengikuti
yang cemas sebagian besar percaya diri ujian. Temuan penelitian ini didukung
pula dalam dalam melanjutkan penelitian sebelumnya menunjukkan tidak
pendidikan profesi ners pada mahasiswa terkendalinya respons kognitif tersebut
semester VII STIKes Kuningan yaitu disebabkan karena pemikiran mahasiswa yang
sebanyak 48 responden (87,3%). terlalu tegang berada dalam menghadapi ujian
Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan (Anggraeini, 2018). Respons kecemasan ringan
P value 0,416, artinya tidak hubungan dapat terjadi karena lapang persepsi melebar,
antara tingkat kecemasan uji kompetensi mampu menerima rangsangan yang kompleks,
ners berbasis exit exam dengan konsentrasi pada masalah, menjelaskan
kepercayaan diri melanjutkan pendidikan masalah secara efektif (Damanik, 2019).
profesi ners pada mahasiswa semester Pada saat proses penelitian berlangsung,
VII STIKes Kuningan. Gejala kecemasan terjadi perubahan dalam prosedur pelaksanaan
yang dialami oleh siswa yang disebabkan uji kompetensi yang tadinya diselenggarakan
oleh ujian, antara lain: gejala fisik, gejala secara exit exam menjadi uji kompetensi
nasional dengan knowledge based test global (Saputra, 2019). Bagi mahasiswa yang
(MCQ-CBT/PBT), dan mulai belum lulus uji kompetensi mendapatkan
dikembangkan Objective Structured program bimbingan khusus PT hingga lulus,
Clinical Examination (OSCE) (Fitria et Mahasiswa dapat melakukan uji ulang hingga
al., 2019). Hasil perubahan ini telah batas masa studi (Malisa, 2020). Uji
dibahas pada hari Rabu tanggal 8 Mei kompetensi exit exam akan diberlakukan
tahun 2019 oleh Kemristekdikti dan apabila ada regulasi perundang-undangan yang
stakeholders bidang kesehatan untuk baru yang telah disahkan oleh
menyepakati usulan penguatan peraturan Permenristekdikti (Natu, 2018).
tes keahlian bagi mahasiswa keperawatan
yang akan menjadi dasar revisi tentang Kesimpulan
prosedur tes kompetensi mahasiswa Berdasarkan hasil dari penelitian yang
keperawatan (Natu, 2018). telah dilakukan, dapat disimpulkan:
Memungkinkan hal tersebut menjadi 1. Sebagian besar cemas dalam
alasan mahasiswa berada pada tingkat menghadapi uji kompetensi ners
kecemasan ringan tidak begitu berbasis exit exam yaitu sebanyak 55
mengalami kecemasan berat. Karena responden (79,7%)
lebih kepada kebijakan yang telah 2. Sebagian besar memiliki kepercayaan
mengalami perubahan tata cara uji diri dalam melanjutkan pendidikan
kompetensi diantaranya: Pelaksanaan uji profesi ners yaitu sebanyak 59
kompetensi nasional di PT sesuai standar responden (85,5%).
nasional yang ditetapkan oleh 3. Berdasarkan hasil uji statistic
Kemenristekdikti (Sumarmi & Rostini, didapatkan P value 0,416, artinya tidak
2019). hubungan antara tingkat kecemasan uji
Metode uji kompetensi nasional kompetensi ners berbasis exit exam
dengan knowledge based test (MCQ- dengan kepercayaan diri melanjutkan
CBT/PBT), dan mulai dikembangkan pendidikan profesi ners pada mahasiswa
pemeriksaan klinis terstruktur objektif semester VII STIKes Kuningan.
(Palingrungi et al., 2021). Penentuan
kelulusan uji kompetensi dengan metode Saran
standard setting yang telah diakui secara 1. Bagi peneliti
Handayani, S. D. (2016). Pengaruh Malfasari, E., Devita, Y., & Erlin, F., F. (2018).
Konsep Diri Dan Kecemasan Siswa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terhadap Pemahaman Konsep Kecemasan Mahasiswa. Jurnal Ners
Matematika. Formatif: Jurnal Indonesia, 8(2), 124–131.
Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1).
https://doi.org/Https://doi.org/10.30 Malisa, N. (2020). Pengaruh Bimbingan Uji
998/formatif.v6i1.749 Kompetensi Online Terhadap Hasil Try
Out Lokal Uji Kompetensi Mahasiswa
Hartina, A., Tahir, T., Nurdin, N., & Akper Rs. Dustira. Jurnal Skolastik
Djafar, M. (2018). Faktor Yang Keperawatan, 6(1), 56–61.
Berhubungan Dengan Kelulusan Uji https://doi.org/Https://doi.org/10.35974/js
Kompetensi Ners Indonesia (Ukni) k.v6i1.2337
Di Regional Sulawesi. Jurnal
Persatuan Perawat Nasional Mildawani, T. . (2014). Membangun
Indonesia (JPPNI), 2(2), 65. Kepercayaan Diri. Lestari Kiranatama.
https://doi.org/Https://doi.org/10.32
419/jppni.v2i2.84 Nabillah, T., & Abadi, P. A. (2019). Faktor
Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa.
Hayat, A. (2017). Kecemasan Dan Sesiomadika, 2(3), 659–663.
Metode Pengendaliannya.
Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Natu, N. N. (2018). Faktor – Faktor Yang
Humaniora, 12(1). Mempengaruhi Ujian Kompetensi D.Iii