I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
25
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN, Vol 04, No. 01; Februari 2022
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN
I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
Jenjang karir mempunyai makna tingkatan Implementasi jenjang karir bagi perawat
kompetensi untuk melaksanakan asuhan klinis lama (yang telah mempunyai
keperawatan yang akuntabel dan etis. Hasil pengalaman kerja) dapat dilakukan dengan
penelitian Herawati and Afifah, (2017) kredensial proses asesmen untuk dapat
sistem jenjang karir berhubungan terhadap memetakan (mapping) level kompetensinya,
pengembangan profesional berkelanjutan namun hasil mapping level jenjang karir
(PPB). Hasil ini didukung oleh penelitian ternyata masih belum menggambarkan
Hopia et al., (2019) yang menyatakan bahwa kompetensi dan kewenangan kritis perawat
pengembangan profesional berkelanjutan sesuai dengan level kompetensinya. Hal ini
merupakan hal yang penting bagi perawat. disebabkan karena perawat yang sudah
Pengembangan profesional berkelanjutan bekerja sudah mengganggap pekerjaan
merupakan proses untuk memperoleh tersebut sebagai rutinitas, sehingga
pengetahuan dan keterampilan yang terkait ketampilan berfikir kritis dan kewenangan
dengan tanggungjawab profesional dalam melaksanakan asuhan keperawatan
(Oyetunde and Oluwafunke, 2015). masih belum dapat dilakukan secara optimal.
Peningkatan tanggung jawab profesional
akan memberikan pengaruh pada kualitas METODE PENELITIAN
pemberian asuhan keperawatan secara Metode yang digunakan pada penelitian ini
optimal (Agyepong,2018) adalah studi kualitatif fenomenologi.
Berdasarkan hasil Survey Riskesdas Tahun penelitian deskriptif dengan pendekatan
2018 jumlah SDM Keperawatan di Indonesia cross sectional. Jenis penelitian ini dipilih
berjumlah 354.218 orang, dari jumlah karena peneliti ingin menggali pemahaman
tersebut yang berpendidikan SPK 5,17%, dan makna pengalaman dari masing-masing
Diploma Keperawatan 77,56%, profesi Ners partisipan di RS Chasbullah Abdul Madjid
10.84%, dan Ners Spesialis 5.17%. Jumlah Bekasi, Tempat penelitian yang dipilih oleh
ini menggambarkan jumlah perawat peneliti karena selama ini sudah dilakukan
vokasional masih lebih banyak daripada pemetaan jenjang karir dan belum pernah
perawat profesional. Berdasarkan Permenkes dilakukan penelitian yang serupa.
No. 40 Tahun 2017, pengembangan karir Pengambilan partisipan pada penelitian ini
professional perawat mendorong perawat menggunakan metode purposive sampling
menjadi perawat profesional. Perawat yaitu peneliti mempunyai tujuan tertentu
profesional diharapkan mampu berfikir kritis dalam memilih partisipan yang terlibat dalam
dan rasional, mengakomodasi kondisi penelitian. Kriteria inklusi partisipan dalam
lingkungan untuk dapat melaksanakan penelitian ini adalah Perawat yang sudah
asuhan keperawatan secara optimal. Ners, Wanita atau pria berusia diatas 25
Berdasarkan Hariyati and Fujinami (2017), tahun, Perawat yang sudah mengalami
implementasi jenjang karir keperawatan di pemetaan jenjang karir, Bersedia berbagi
Indonesia masih terbilang baru, meskipun pengalaman dengan menandatangani Informt
proses implementasi sudah dilaksanakan consent
sejak tahun 2006. Masih kuranghya jumlah
perawat profesional merupakan suatu Prinsip dasar dalam penentuan jumlah
tantangan dalam penerapan sistem jenjang partisipan pada penelitian kualitatif sampai
karir di Rumah sakit. Masih banyak Rumah saturasi data, terdapat 6 orang partisipan.
sakit di daerah yang level karir dan
kompetensinya berada pada Perawat Klinis I Penelitian ini lolos uji etik penelitian yang
(PK I), sehingga belum dapat memberikan dilakukan oleh komisi etik penelitian Stikes
dampak peningkatan kualitas asuhan Bani Saleh No. 48/KEPK/XI/2019.
keperawatan yang optimal terhadap pasien.
26
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN, Vol 04, No. 01; Februari 2022
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN
I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
Analisi data yang digunakan dalam penelitian Keperawatan sebanyak 3 orang dan Ners 3
ini adalah analisis Collaizi. pernyataan- orang. Lama kerja partisipan dari 2 tahun
pernyataan spesifik dan mengkategorisasikan sampai dengan 18 tahun. Jenjang karir
ke dalam kluster-kluster yang akan partisipan bervariasi dari PK 1 sampai
membentuk suatu tema. Peneliti melakukan dengan PK 3.
keabsahan data dengan melaksanakan Tema yang teridentifikasi dari hasil
credibility (derajat Kepercayaan), wawancara adalah sebanyak 8 tema yang
transferability (keteralihan), dependability memaparkan berbagai pengalaman perawat
(Ketergantungan), dan confirmability pelaksana dalam mengikuti sistem jenjang
(kepastian). karir keperawatan di RS. Chasbullah Abdul
Madjid. Tema tersebut adalah: (1)
Credibility peneliti terlibat langsung dalam Pendidikan profesional berkelanjutan, (2)
pengumpulan data dan mengamati langsung Sosialisasi sistem jenjang karir, (3)
situasi dan kondisi partisipan. Kemudian Implementasi jenjang karir belum sesuai
peneliti mendiskusikan kembali dengan dengan beban kerja dan kewenangan klinis
pembimbing untuk hasil penelitain yang perawat, (4) Dukungan Manajemen dan
sudah dilakukan, dan menvalidasi kembali isi pemimpin dalam sistem jenjang karir
verbatim kepada partisipan. Transferability keperawatan, (6) Sistem Penghargaan
merupakan validitas eksternal dengan cara berdasarkan pendidikan dan lama masa kerja,
melakukan validasi pada perawat yang sudah (7) Asuhan Keperawatan Professional
mengalami pemetaan jenjang karir.
Tema 1: Pengembangan Profesional
Dependability dilakukan oleh peneliti dengan
Berkelanjutan
cara mengumpulkan data dengan lengkap dan
menyusun data bersama-sama dengan Tema yang pertama adalah Pendidikan
fasilitator. Confirmabilty dilakukan untuk profesional berkelanjutan,
meminimalkan bias. Confirmability
dilakukan oleh peneliti dengan melakukan
analisis catatan lapangan bersama dengan
pembuatan transkrip partisipan
HASIL PENELITIAN
Informan dalam penelitian ini adalah perawat
pelaksana yang telah memiliki jenjang karir
minimal PK 1 dan masa kerja minimal 2
tahun. Sebanyak 4 orang informan terlibat
dalam studi ini. Karakteristik informan
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Karakteristik Partisipan
Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6 “Sekolah lagi biar jenjang karirnya naik´(I1)
Inisial Ny. N Tn. E Ny. F Ny. Nl Ny. D Tn. H ‘....Perwakilan dari rumah sakit ikut
Umur 30 24 25 36 33 40 Pelatihan CODE Blue ATCLS di RS Harapan
Masa kerja 5 2 6 12 12 18 kita...” (I2)
Tingkat D3 Kep Ners Ners Ners D3 Kep D3 “...saya kebagian untuk ikut pelatihan
pendidikan Kep
Jenjang karir PK 2 PK 1 PK 2 PK 3 PK 2 PK 3
kegawat daruratan observasi dari
Sumber: hasil analisis neonatus...”(I3)
Pada tabel 1 menjelaskan bahwa usia “ ...saya ikut pelatihan apa aja, supaya
informan dari usia termuda dan usia tertua. jenjang karirnya bisa naik”(I6)
Tingkat pendidikan semua partispan D3
27
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN, Vol 04, No. 01; Februari 2022
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN
I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
28
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN, Vol 04, No. 01; Februari 2022
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN
I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
PEMBAHASAN
1. Persepsi Perawat Tentang Sistem Jenjang
Karir Keperawatan Di RS. Chasbullah
Abdul Madjid
Persepsi perawat tentang sistem jenjang
karir dibentuk dari dua tema yaitu tema
pengembangan profesional berkelanjutan
Informan menyatakan adanya dukungan dan sosialisasi tentang jenjang karir. Tema
untuk penerapan sistem jenjang karir dari tersebut dibentuk tema konsep mengenai
kepala ruangan dan dari sistem remunerasi pengetahuan perawat tentang jenjang
yang diterimanya. karir, didapatkan sub tema pendidikan
“Kita harus mencontohkan terjun ke formal, non formal, kredensial jenjang
lapangan, turun langsung untuk karir keperawatan. Menurut Gardenier, et
mencontohkan”(I4) al, (2019) pengembangan profesional
“Wah, ga tahu deh bu, kepala ruangan saya berkelanjutan merupakan salah satu dari
biasa saja ga nyuruh nyuruh naik ke PK” (I2) tahapan tujuan dari jenjang karir
keperawatan.
Tema 5: Asuhan Keperawatan Profesional Hal ini sesuai dengan Tutik, et al (2017)
yang menyatakan bahwa pengembangan
Tema ke 5 dari pertanyaan harapan perawat profesinal berkelanjutan dapat menjaga
terhadap sistem jenjang karir. Perawat keberlangsungan kompetensi, dan
menyatakan harapan adanya perubahan di meningkatkan kompetensi, pengetahuan
sistem penghargaan yang menghargai dan profesionalitas dalam memberikan
jenjang pendidikan dan lama kerja perawat. asuhan keperawatan. Menurut Luck, et al,
(2015) perawat harus diberikan fasilitas
untuk dapat meningkatkan kompetensi
dan pengetahuna baik secara pendidikan
Sistem penghargaan formal maupun informal. Pengembangan
profesional berkelanjutan ini merupakan
Fokus area keperawatan langkah awal bagi perawat dalam
Asuhan
mempersiapkan karir selanjutnya.
Pemberian Asuhan Keperawatan
Keperawatan Profesional
Tema kedua tentang sosialisasi jenjang
Kolaborasi karir masih belum optimal, menurut Tutik,
et al., 2017) sistem jenjang karir di
Gambaran partisipan terhadap harapan Indonesia memang masih belum
dengan sistem jenjang karir keperawatan diterapkan secara optimal. Program
membentuk tema asuhan keperawtan jenjang karir keperawatan sudah dimulai
profesional sejak tahun 2006, namun setiap rumah
”yang tadinya tidak tau menjadi tau jadi kaya sakit memiliki pola jenjang karir yang
gitu, jadi bisa dipake implementasi ke pasien berbeda-beda. Jenjang karir keperawatan
– pasien, apalagi saya di ruang Perina”(I3) di Indonesia masih disosialisasikan
29
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN, Vol 04, No. 01; Februari 2022
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN
I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
kembali pada sesuai dengan Permenkes Menurut Sanders, (2017) terdapat empat
No. 2017 tentang sistem jenjang karir pilar dalam implementasi jenjang karir
keperawatan di Indonesia. Sejak baru yaitu: persiapan pendidikan, pemetaan
program sosialisasi baru dilaksanakna ke area klinis, dukungan dari pimpinan dan
tiap-tiap rumah sakit di Indonesia, manajemen, serta adanya riset-riset yang
sehingga program tersebut masih belum mendukung proses implementasi jenjang
dapat menjangkau semua perawat di karir.
Indonesia.
3. Dukungan Dalam Proses Pelaksanaan
2. Implementasi Jenjang Karir Keperawatan Sistem Jenjang Karir Keperawatan Di RS
di RS Chasbullah Abdul Madjid Chasbullah Abdul Madjid
Faktor pendukung untuk sistem jenjang
Gambaran tentang implementasi jenjang karir keperawatan yang disampaikan oleh
karir keperawatan di Indonesia terbentuk partisipan adalah adanya sistem
dari tujuan dua terbentuk dari 2 sub tema remunerasi dan dukungan dari kepala
yaitu beban kerja tidak sesuai dengan ruangan sebagai faktor pendukung sistem
pendidikan dan pekerjaan yang dilakukan jenjang karir keperawatan. Menurut
melewati kewenangan klinis jenjang karir Browder and Mosier, (2015) proses
yang dimiliki. Berdasarkan Tian et al., pelaksanaan jenjang karir harus didukung
(2015) kompetensi klinis pada setiap dengan pengembangan organisasi secara
tahapan jenjang karir memiliki adekuat. Dukungan oragnisasi dapat
kewenangan yang berbeda-beda. berupa dukungan dari pemimpin perawat
Kewenangan jenjang karir disusun sesuai dalam memfasilitasi perawat untuk
dengan tahapan kompetensi klinis. meningkatkan jenjang karirnya.
Menurut Benner, (2011) tahapan Browder & Mosier (2015) menyatakan
kompetensi klinis disusun dari novice dukungan terhadap pengembangan
menuju expert. Pada tahap kompetensi jenjang karir dapat berupa adanya
klinis novice perawat pemula dapat penghargaan terhadap kompetensi klinis
melakukan tindakan keperawatan dasar yang sudah dicapai perawat bisa dalam
dibawah supervisi dari senior. Namun bentuk penghargaan secara finansial
pada hasil riset ini, perawat Novice sudah maupun reward dalam bentuk pendidikan
melakukan kompetensi klinis stage 2 berkelanjutan untuk dapat meningkatkkan
(advance beginner) dan stage 3 kompetensi klinisnya. Pernyataan ini
(competent). Sehingga terjadi didukung oleh Adeniran et al., (2013)
ketidaksesuaian antara jenjang karir yang dukungan dari pimpinan akan
dimiliki dengan kompetensi klinis yang memberikan self efikasi yang baik kepada
sudah dilakukan. Menurut Oyetunde and perawat pelaksana untuk dapat
Oluwafunke, (2015) implementasi jenjang meningkatkan jenjang karirnya.
karir harus dilakukan secara sinergis
dengan perkembangan akademik dan 4. Harapan Perawat Terhadap Sistem
kompetensi profesional perawat di tempat Jenjang Karir Keperawatan Di RS
kerjanya. Chasbullah Abdul Madjid
Jenjang karir keperawatan harus Harapan perawat terhadap Sistem Jenjang
terintegrasi kepada program Karir Keperawatan adalah dengan
pengembangan Sumber Daya Manusia melaksanakan asuhan keperawatan secara
(SDM) sehingga bagian SDM dapat profesional. Tema ini sesuai dengan Browder
mengetahui mapping jenjang karir dan and Mosier, (2015) yang menyatakan
jumlah sumber daya manusia yang kerangka kerja sistem jenjang karir harus
dibutuhkan di ruangan rawat inap. meliputi adanya dukungan dari pimpinan,
30
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN, Vol 04, No. 01; Februari 2022
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN
I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
31
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN, Vol 04, No. 01; Februari 2022
JURNAL SAHABAT KEPERAWATAN
I S S N: 2 6 5 6 – 1 1 1 5
Tersedia Online di: https://jurnal.unimor.ac.id/JSK
Hippensteel, D. (2017) ‘Clinical Ladder Program Sanders, T. (2017) ‘Development and regulation
Evolution : Journey From Novice to Expert of advanced nurse practitioners in the UK
to Enhancing Outcomes’, (August 2010). and internationally’, 32(14), pp. 43–51.
doi: 10.3928/00220124-20100503-07.
Shi, Y. and Li, J. (2016) ‘Research progress of
Hopia, H. et al. (2019) ‘European Journal of hierarchical division in nursing ladder
Oncology Nursing The voice of paediatric management in China’, Chinese Nursing
oncology nurses : A longitudinal diary Research. Elsevier Ltd, 3(3), pp. 109–112.
study of professional development’, doi: 10.1016/j.cnre.2016.06.012.
European Journal of Oncology Nursing.
Elsevier, 42(July), pp. 28–35. doi: Sutton, J. and Austin, Z. (2015) ‘Qualitative
10.1016/j.ejon.2019.07.009. Research : Data Collection , Analysis , and
Management’, 68(3), pp. 226–231.
Kim, Y. H. et al. (2017) ‘Development and
validation of a nursing professionalism Tian, X. et al. (2015) ‘Research Status and
evaluation model in a career ladder Competence of Clinical Nursing Specialist
system’, pp. 1–15. doi: and Construction on Core Competence
10.1371/journal.pone.0186310. Model for Osteoporosis Specialized Nurse
in Mainland China’, 8(1), pp. 152–164.
Luck, L., Wilkes, L. and Baugh, J. O. (2015)
‘Treading the clinical pathway : a Tutik, R., Hariyati, S. and Fujinami, Y. (2017)
qualitative study of advanced practice ‘Correlation between Career Ladder ,
nurses in a local health district in Continuing Professional Development and
Australia’. BMC Nursing, pp. 1–8. doi: Nurse Satisfaction : A Case Study in
10.1186/s12912-015-0105-7. Indonesia’, 10(3), pp. 1490–1497.