Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

ASEP MUHAMAD NUR

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT BANDUNG
2022-2023

1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
tentang “Konsep Dasar Keperawatan” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu bentuk tugas kami dalam menyelesaikan
penugasan mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan sebagai mahasiswa baru program studi
keperawatan. Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
membaca makalah ini untuk siapapun dan juga.penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat
sedikit banyak menambah pengetahuan para pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf sebesar-besarnya bagi pembaca dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Bandung, 16 September 2022

Penulis

___________________
Asep Muhamad Nur

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............2
DAFTAR ISI..............................3
BAB I PENDAHULUAN..........4
A. Latar Belakang.....................4
BAB II .......................................6
A. Rumusan Masalah………7
B. Tujuan Penilitian………..7
C. Manfaat Penelitian………8
D. Keaslian Penelitian……...8
BAB III.....................................10
A. Kesimpulan.......................10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

3
Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses
profesionalisasi yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai tuntutan secara global dan lokal / otonomi. Untuk
mewujudkannya maka perawat Indonesia harus mampu memberikan
asuhan keperawatan secara profesional kepada klien dan berpartisipasi
aktif dalam pembangunan bangsa dan negara (Nursalam, 2001).

Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang berkenaan dengan masalah-


masalah fisik, psikologi, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu.
Ilmu keperawatan didasarkan atas kerangka teori yang luas, kiatnya
tergantung pada ketrampilan merawat dan kemampuan perawat secara
individual. Pentingnya perawat dalam sistem perawatan kesehatan telah
dikenal dalam banyak hal yang positip, dan profesi keperawatan itu
sendiri sedang menyatakan kebutuhan untuk para praktisinya agar
menjadi profesional dan bertanggung jawab (Doengoes, Moorhouse,
Geissler, 1998).

Pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan


derajat kesehatan, mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan utama untuk memungkinkan setiap penduduk mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif yang dilakukan sesuai
wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan
(Gaffar, 1999).

Perawat perlu menggunakan langkah-langkah dalam melakukan


proses perawatan. Langkah-langkah proses perawatan tersebut meliputi
pengumpulan data, pengidentifikasian masalah atau kebutuhan,
penetapan tujuan, pengidentifikasian hasil dan pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil serta tujuan yang diharapkan,
dengan menentukan keberhasilan penyelesaian masalah. Pada elemen-
elemen tersebut saling berhubungan, kesemuanya membentuk siklus
yang kontinyu tentang pemikiran dan tindakan melalui kontak
dengan pasien dengan sistem perawatan kesehatan (Doengoes,
Moorhouse, Geissler, 1998). Hal ini merupakan inti kegiatan praktek
keperawatan dalam asuhan yang diberikan perawat kepada klien yang
sehat maupun yang sakit.
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberikan
kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah
klien. Selain itu untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat
teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan
dimonitor melalui catatan yang akurat. Hal ini akan membantu

4
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Melalui dokumentasi
keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat
dalam membentuk asuhan keperawatan kepada klien. Dengan demikian
akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhan
keperawatan yang diberikan guna pembinaan dan pengembangan lebih
lanjut (Nursalam, 2001).

Dokumentasi keperawatan sangat penting bagi perawat dalam


memberikan asuhan keperawatan arena pelayanan keperawatan yang
diberikan pada klien membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat
digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai
kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah kepuasan
maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan (Hidayat,
2001).

Rumah Sakit Umum Islam Kustati Kustati Surakarta merupakan


rumah sakit swasta Islam yang memberikan pelayanan keperawatan
kepada masyarakat, yang terbagi menjadi 2 unit yaitu unit umum dan
unit ortopedi. Unit ortopedi memiliki 4 ruang rawat inap yang yang
meliputi ruang Al Huda, As Salwa, Al Abror dan Az Zaitun. Jumlah
tenaga perawat di unit ortopedi sampai bulan Juni 2006 tercatat 45
orang, dari 45 orang perawat tersebut, 43 perawat lulusan D III dan 2
perawat lulusan SPK.

RSUI Surakarta telah melaksanakan asuhan keperawatan yang


mengacu pada standard asuhan keperawatan yaitu instrumen A yang
dikeluarkan Depkes RI (1994). Isi format dokumen A tersebut meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, tindakan dan catatan
asuhan keperawatan. Dari hasil penilaian pendokumentasian asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh supervise keperawatan pada bulan
Mei 2003, pendokumentasian proses keperawatan di RSUI Kustati
termasuk kategori baik, yaitu dengan hasil 86,43 persen .

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan April 2006


terhadap 20 status klien didapatkan data sebagai berikut :

BAB II

5
Tabel I.

Hasil Studi Pendahuluan Kelengkapan Pendokumentasian Proses


Keperawatan di ruang Al Abror, Az Zaitun, As Salwa dan Al Huda RS
Kustati April 2006.

NO Asuhan Keperawat Hasil %

1 Pengkajian 55

2 Diagnosa 53,3

3 Perencanaan 65

4 Pelaksanaan 40

5 Evaluasi 50

6 Catatan Keperawatan 56

Rata-rata dalam % 53,21%

Sumber : Rekam Medik RSUI Kustati tahun 2006.

Dari data di atas, hasil kelengkapan pendokumentasian asuhan


keperawatan di unit Ortopedi RSUI Kustati tergolong kategori kurang
baik(53,21%). Dari hasil pengamatan, pelaksanaan pendokumentasian
proses keperawatan di IRNA Unit Ortopedi RSUI Kustati dilakukan
perawat dengan cara mengisi lembar dimana pada poin pengkajian,
diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan, telah disediakan
alternatif pilihan yang berisi berbagai data, diagnosa dan rencana
keperawatan yang biasa muncul pada pasien bedah ortopedi. Perawat
tinggal memberikan tanda ( √ ) pada point yang sesuai dengan keadaan
pasien. Dengan demikian, perawat dalam melakukan pendokumentasian
proses keperawatan tidak berdasarkan pemikiran/pengetahuan perawat
yang melakukan pendokumentasian.

Hasil wawancara dengan beberapa perawat menunjukkan bahwa


pendokumentasian banyak menyita tenaga dan pikiran. Ada perawat
mengatakan, pendokumentasian tidak begitu penting asalkan kebutuhan
klien terlayani sudah cukup. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan

6
penelitian dan akan mencoba mengobservasi pendokumentasian
asuhan keperawatan yang dikaitkan dengan pengetahuan sikap perawat
di IRNA Unit Ortopedi RSUI Kustati.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan


masalah penelitian ini : “adakah hubungan antara pengetahuan dan
sikap perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di IRNA
Unit Ortopedi RSUI Kustati Surakarta?”

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap perawat


dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di IRNA
Unit Ortopedi RSUI Kustati Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui :

a. Tingkat pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan


keperawatan di IRNA Unit Ortopedi RSUI Kustati Surakarta.

b. Sikap perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan di


IRNA Unit Ortopedi RSUI Kustati Surakarta.

c. Besarnya hubungan pengetahuan perawat dengan


pendokumentasian asuhan keperawatan di IRNA Unit Ortopedi RSUI
Kustati Surakarta.

d. Besarnya hubungan sikap perawat dengan pendokumentasian


asuhan keperawatan di IRNA Unit Ortopedi RSUI Kustati Surakarta.

C. Manfaat Penelitian

7
1. Bagi Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta
Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan melalui upaya peningkatan pengetahuan dan sikap
perawat tentang pendokumentasian proses keperawatan.

2. Bagi Insitusi Pendidikan


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai khasanah ilmu
pengetahuan tentang pendokumentasian proses keperawatan.

3. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh berkaitan dengan proses keperawatan dan pendokumentaian
asuhan keperawatan.

D. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fikri, 2001 tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan
di IRD RSUP Sardjito Jogyakarta.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian


diskriptif analitik melalui pendekatan survai. Hasil penelitian ini adalah
faktor yang berpengaruh terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan adalah 1) sarana 81,43% 2) dana 80,95%. Sedangkan
faktor-faktor yang termasuk dalam kategori cukup berpengaruh adalah
3) motivasi 70,48% 4) waktu/lama pelaksanaan 65,57%, 5) manajemen
64,57% dan 6) kebijakan 58,57%. Perbedaan dengan penelitian adalah
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga hanya dikenal
variabel tunggal. Subyek pada penelitian ini menggunakan total
populasi. Sedangkan peneliti menggunakan studi korelasi yang terdiri
dari variabel bebas dan variabel terikat dengan uji Kendall’s Tau-b.

2. Astuti (2005) meneliti tentang hubungan beban kerja dengan


pelaksanaan asuhan keperawatan gawat darurat di IGD RS Panti Rapih
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan seurvai secara
kuantitatif, dengan subjek perawat di IGD RS Panti Rapih Yogyakarta
dengan hasil pada shift pagi, sore, malam terdapat hubungan yang tidak
bermakna antara beban kerja dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan, yaitu dengan nilai p > 0,05. Perbedaan dengan penelitian
ini adalah penelitian Astuti menggunakan uji statistik Product Moment
sedangkan peneliti menggunakan uji Kendall’s Tau-b.

8
3. Saputro (2002) meneliti tentang pengetahuan perawat tentang proses
keperawatan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Dengan hasil penelitian ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan perawat dengan kelengkapan pendokumentasian proses
keperawatan. Objek penelitian Saputro adalah pengetahuan perawat
tentang proses keperawatan dari masing-masing ruang rawat inap dan
menggunakan uji Rank Spearman sedang peneliti melihat pengetahuan
perawat tentang proses keperawatan secara individu, dengan analisa
data menggunakan uji Kendall’s Tau-b. Selain itu lokasi penelitian
dilakukan di RSUI Kustati Surakarta.

9
BAB III

A. Kesimpulan

Pendidikan harus mendapatkan perhatian yang serius bagi setiap


bangsa, karena dengan pendidikan akan dapat dilihat maju mundurnya
suatu bangsa. Tentu saja bangsa Indonesia tidak mau hidup terbelakang
akibat aspek pendidikan tidak mendapat porsi yang cukup dengan
beriringnya berbagai kemajuan di bidang lain.

Hal yang mendasar bagi pembangunan pendidikan dipengaruhi oleh


dimensi kepemimpinan atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun
daerah. Pemberlakuan desentralisasi pendidikan pada gilirannya untuk
memberdayakan dan membangun manusia Indonesia melalui jalur
pendidikan.

Oleh karena itu, kebijakan pemimpin harus merata ke setiap daerah


sehingga kesenjangan tidak lagi terjadi. Namun kita harus menyadari
masalah pembangunan pendidikan tidak hanya tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua pihak

10
Tugas quiz kdk
Asep Muhamad Nur

S1 Ilmu Keperawatan Tingkat 1-D

1. Apa perbedaan keperawatan dan kedokteran?


Dokter
Harus menghadiri sekolah kedokteran dan menyelesaikan magang rumah sakit 6 tahun sebelum
menjadi dokter yang berkualifikasi.
Perawat
Harus menyelesaikan minimal 1 ½ - 2 tahun sekolah perawat, kemudian dapat melanjutkan
pelatihan sesuai dengan seberapa banyak pengalaman dan pengetahuan yang ingin diperoleh
Berspesialisasi Memiliki pelatihan yang lebih umum sehingga dapat membantu di berbagai
departemen
2. Sebutkan jenis-jenis perawat?
1. Perawat Rumah Sakit
Jenis – jenis perawat pertama, tentu yang identik ada di setiap rumah sakit. Profesi ini bisa
dijalani dengan sertifikat lulusan S1 atau D3 sekalipun.
Yang paling penting, kamu harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) atau surat
kompetensi resmi dari pemerintah.
Kini, pembuatan STR dipermudah karena dapat dilakukan secara online. Cukup dengan
mempersiapkan ijazah kelulusan dan mengunjungi situs resmi Kementerian Kesehatan.
Mudah, bukan?
Jika sudah memiliki STR, maka kamu bisa langsung menentukan jenis rumah sakit yang
diinginkan, mulai dari rumah sakit plat merah, swasta, negeri, atau bahkan rumah sakit di luar
negeri.
Kisaran gaji perawat rumah sakit per bulan dengan STR adalah Rp4 juta sampai Rp7 juta.
2. Perawat Puskesmas
Jenis-jenis perawat yang kedua, perawat puskesmas yang biasanya ditemui di pedesaan atau
kecamatan untuk melakukan pengobatan atau sekedar minta rujukan ke rumah sakit besar.
Hasil kajian insentif tenaga kesehatan di Puskesmas Kementerian Kesehatan dan self
assessment Tim Nusantara Sehat menyatakan bahwa gaji pokok perbulan perawat di
Puskesmas adalah Rp2.250.148.

Namun selain itu, masih ada penghasilan di luar gaji pokok yang meliputi beberapa poin
berikut.
Tunjangan daerah

11
Insentif khusus Nakes (Tenaga Kesehatan)
Kapitasi
BOK (Biaya Operasional Kesehatan)
Perjalanan dinas atau transportasi lokal
Biaya transportasi
Uang makan
Para tenaga medis di Puskesmas mendapatkan penghasilan di luar gaji lainnya yang
dikelompokkan berdasarkan status kepegawaian dan area dinas perawat.
Semakin terpencil area dinas perawat, semakin kecil juga gaji dan tunjangan yang didapatkan.
Begitu pula, antara status perawat honorer dan PNS tentu memiliki intensif yang berbeda.
jika disimpulkan, kisaran gaji perawat Puskesmas adalah Rp5,2 juta hingga Rp5,8 juta dari
penghasilan gaji pokok dan tunjangan di luar gaji pokok.

3. Perawat Homecare
Jenis-jenis perawat berikutnya, yaitu perawat home care yang bertugas merawat bayi, anak
kecil, lansia, atau pasien berkebutuhan khusus.
Perawat dalam bidang ini umumnya memiliki waktu kerja yang lebih fleksibel, lho!
Gaji yang diterima juga disesuaikan dengan kondisi pasien yang dirawat. Artinya, semakin
banyak alat medis yang digunakan oleh pasien, maka gaji perawat pun berpotensi lebih tinggi.
Syarat untuk menjadi perawat homecare pun harus lulusan D3 atau S1 keperawatan dan telah
memiliki sertifikat STR.
Kisaran gaji perawat homecare dengan STR per bulan adalah Rp2,5 juta sampai Rp7 juta.
3. Apa yang menjadi syarat, bahwa keperawatan layak dianggap sebagai profesi?
- Mempunyai Body Of Knowledge
- Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang Pendidikan tinggi
- Memberikan pelayanan pada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi
- Memiliki perhimpunan atau organisasi profesi
- Kode etik keperawatan
- Otonomi
- Motivasi bersifat Altruistik

4. Sebutkan peran & fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya?


Peran perawat :

- Pemberi Asuhan Keperawatan


- Pembuat Keputusan Klinis
- Pelindung dan Advokat Klien

12
- Manager kasus
- Rehabilitator
- Pemberi Kenyamanan
- Komunikator
- Penyuluh
- Kolaborator
- Edukator
- Konsultan
- Pembaharu
Fungsi Perawat :
- Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri

- Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya
silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.

- Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam
memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat
yang telah diberikan.
5. Sebutkan tugas, tanggungjawab dan kewenangan perawat dalam menjalankan praktik
keperawatan profesionalnya?
Tugas keperawatan :

1) Pemberi Asuhan Keperawatan


2) Penyuluh dan konselor bagi klien
3) Pengelola pelayanan keperawatan
4) Peneliti keperawatan
5) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang

13
6) Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatas tertentu.
7) Pemberi asuhan keperawatan
8) Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memiliki
kewenangan Kewenangan keperawatan
9) melakukan Panamanian keperawatan secara holistik
10) menetapkan diagnosis keperawatan
11) merencanakan tindakan keperwatan
12) melaksanakan tindakan keperawatan
13) mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
14) melakukan rujukan
15) memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensinya
16) memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
17) melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
18) melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis
atau obat bebas dan obat bebas terbatas

14

Anda mungkin juga menyukai