Dosen Pembimbing :
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Metode Penelusuran Bukti.....................................................................................3
C. Rumusan Masalah..................................................................................................3
BAB II ANALISIS JURNAL..........................................................................................5
A. HASIL TELAAH JURNAL PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN........5
B. HASIL TELAAH JURNAL KOMUNIKASI SBAR...........................................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................24
A. Kesimpulan...........................................................................................................24
B. Saran.....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pengetahuan dan teknologi membuat orang berpikir lebih kritis,
termasuk dalam penggunaan layanan kesehatan, oleh karena itu perawat sebagai
salah satu petugas kesehatan diwajibkan untuk melakukan dokumentasi yang baik
tentang asuhan keperawatan agar ketika ada masalah yang muncul antara pasien dan
perawat, dokumentasi dapat digunakan sebagai bukti otentik yang dapat melindungi
perawat dan pasien. Menulis dokumentasi yang akurat dan lengkap memudahkan
perawat untuk mengidentifikasi masalah sehingga mereka dapat memberikan
intervensi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh pasien dan secara tidak
langsung akan meningkatkan mutu layanan perawatan. Menurut Depkes RI, salah
satu indikator mutu dokumentasi asuhan keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan
dokumentasi keperawatan yang dilakukan oleh perawat. Menulis dokumentasi
keperawatan yang tidak lengkap dan tidak akurat dapat mengurangi mutu layanan
keperawatan. Menulis dokumentasi keperawatan yang tidak sesuai dengan standar
akan menyebabkan kesalahan diagnosis dan pelaksanaan tindakan yang tidak tepat
(Nursalam, 2011). Ketidaklengkapan dokumen dan ketidakpatuhan dengan standar
yang ditentukan akan membuat sulit untuk membuktikan bahwa tindakan
keperawatan telah dilakukan dengan benar (Hidayat, 2004).
Sistem informasi merupakan salah satu atribut yang bermanfaat dalam
meringankan proses dokumentasi dalam perawatan sekaligus menciptakan sejumlah
tantangan dokumentasi baru. Beberapa tahun terakhir, teknologi informasi telah
diperkenalkan kepada keperawatan di banyak rumah sakit untuk mendukung tugas
sehari-hari mereka. Perawat adalah kelompok pengguna akhir terbesar dalam Sistem
Informasi Rumah Sakit. Para perawat yang menggunakan kertas diharapkan telah
menggunakan komputerisasi dalam melakukan pengolah informasi untuk
melakukan praktik keperawatan (Gavarand, Seremian & Samadbeik, 2017).
1
dokumentasi dan pekerjaan pencatatan asuhan keperawatan dirasa cukup
memberatkan (Personal, 2009). Perawat juga merasa bahwa menulis dokumentasi
membutuhkan banyak energi, waktu dan pikiran; intervensi langsung kepada pasien
lebih penting daripada dokumentasi (Nurjanah, 2013). Perawat beralasan tidak
menyadari pentingnya dokumentasi standar karena perawat lebih banyak melakukan
kegiatan di luar tanggung jawab perawat (kerja koordinasi dan pendelegasian
wewenang) sehingga menambah beban kerja perawat, sistem dokumentasi yang sulit
dan membutuhkan banyak waktu, dan tidak semua kemampuan dan pengetahuan
perawat adalah sama dalam menulis dokumentasi sesuai dengan standar (Aswar,
2014).
Layanan asuhan keperawatan yang baik harus terstruktur dan berkelanjutan, ini
akan memudahkan perawat dalam menangani masalah pasien. Pemberian asuhan
keperawatan terkadang tidak akurat karena kelalaian perawat sehingga dibutuhkan
sebuah pedoman yang dapat memuat data-data asuhan keperawatan yang mudah
diakses dan digunakan. Aplikasi ini berguna untuk membantu perawat melakukan
tugas secara efektif dan efisien karena aplikasi ini dilengkapi dengan data asuhan
keperawatan berbasis NANDA, dan, NIC-NOC (Segara, 2013).
Handover ini bertujuan menyampaikan informasi dari setiap pergantian shift
serta memastikan efektifitas dan keamanan dalam perawatan pasien,pelaksanaan
komunikasi yang baik saat handover berpengaruh terhadap peningkatan keselamatan
pasien. Dampak apabila tidak komunikasi SBAR pada saat handover maka akan
terjadi peningkatan resiko insiden keselamatan pasien, komunikasi antar perawat
tidak efektif sehingga berpengaruh terhadap mutu asuhan keperawatan,selain itu
peningkatan kesinambungan pelayanan dalam mendukung keselamatan pasien akan
berkurang serta penurunan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di
rumah sakit (Supinganto 2015,Qomariah 2017).
Hasil analisa yang sudah dilakukan pada kasus kajian situasi Ruangan VIP
Rumah Sakit Swasta Bandung, terdapat prioritas masalah yang terjadi yaitu
mengenai manajemen komunikasi dimana di Rumah Sakit ini komunikasi
menggunakan metode SBAR tidak berjalan dengan baik dan pada ruang VIP ini
masih menggunakan metode handover biasa sehingga komunikasi tidak efektif ,
kebanyakan kasus tidak dicantumkan diagnosa medis dikarenakan kurangnya
2
komunikasi antar perawat padahal diagnosa medis itu sangat penting supaya
tindakan-tindakan bisa sesuai dengan kebutuhan pasien, maka dari itu penulis
tertarik untuk mencari referensi mengenai penerapan manajemen komunikasi
menggunakan SBAR agar bisa dilakukan di ruang VIP Rumah Sakit Swasta kota
Bandung. Karena metode komunikasi menggunakan SBAR ini membuat laporan
mengenai pasien akan lebih akurat dan efisien.
C. Rumusan Masalah
1. Validity (Validitas)
Ada beberapa hal yang harus dilihat dalam menentukan validitas penelitian :
a. Validitas seleksi: yang menjadi subjek, kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi.
b. Validitas informasi: peneliti harus menjelaskan prosedur pengambilan
data yang dilakukan.
c. Validitas pengontrolan perancu: berbagai faktor perancu atau
confounding factor kalau tidak dikendalikan bisa mempengaruhi hasil
penelitian jadi hasil penelitiannya bias. Untuk mengontrol variabel
perancu ini bisa dilakukan dengan matching atau dengan statistik.
Peneliti harus menyampaikan apa variabel perancunya, dan gimana cara
dia mengendalikannya.
d. Validitas analisis: metode analisis yang dipakai penulis sesuai dengan
tujuan penelitiannya, bagaimana interval kepercayaannya, nilai P nya.
Validitas analisis juga berkaitan dengan bagaimana dia menginterpretasi
hasil analisisnya.
e. Validitas eksterna: jumlah sampel penelitian menentukan apakah
penelitian ini dapat di generalisasi atau tidak.
2. Importantcy (Kepentingan)
3
Lihat apakah penelitian ini memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan
ilmu.
3. Applicability (Penerapan)
Penelitian yang dapat diterapkan ditempat pembaca. Semakin applicable
penelitian akan semakin baik. Applicability bisa dilihat dengan
mempertimbangkan faktor ketersediaan alat dan bahan, tenaga medis, biaya,
agama, sosial dan budaya yang berlaku.
4
BAB II
ANALISIS JURNAL
A. HASIL TELAAH JURNAL PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN
P (Patient/Problem) : Peningkatan mutu dokumentasi
I (Intervention) : Pendokumentasian keperawatan
C (Comparisson) : 1. Pendokumentasian berbasis Android
2. Pendokumentasian berbasis Komputer
O (Outcome) : Metode manakah yang paling efektif untuk
pendokumentasian asuhan keperawatan di
rumah sakit?
Analisis Jurnal Metode Via dengan Jurnal EFEKTIFITAS PEDOMAN PENDOKUMENTASIAN DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN BERBASIS ANDROID TERHADAP PENINGKATAN MUTU DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI RUANG
RAWAT INAP
5
6
Analisis Jurnal Metode Via dengan Jurnal KEPUASAN PERAWAT TERHADAP PELATIHAN SISTEM INFORMASI DALAM
PROSES DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA
V3 (Validitas Pengontrolan
Perancu) :
Pada penelitian ini tidak terdapat
faktor perancu.
V4 (Validitas Analisis) :
Hasil analisa data menggunakan uji
chi square didapat nilai p-value =
0.008 (<0,05) Yang artinya ada
hubungan komunikasi SBAR dengan
18
24
25
E. Saran
Pada hasil kedua jurnal yang telah di telaah oleh kelompok memiliki dampak
positif serta hasil yang signifikan, sehingga Disarankan untuk ruangan dapat
menerapkan metode pendokumentasian berbasis android dan computer di ruangan
guna meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
Oxyandi, M., & Endayni, N. (2020). Pengaruh Metode Komunikasi Efektif SBAR
Terhadap Pelaksanaan Timbang Terima. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 5(1), 162–172.
https://doi.org/10.36729/jam.v5i1.322