Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMONUKASI KEPERAWATAN

NAMA : YUDHA ALFONS

NMP : 12114201220225

KELAS: KEPERAWATAN A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERASITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, makalah dengan judul “ Komunikasi keperawatan ” ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Komunikasi


keperawatan yang diampu oleh dosen. Proses penyusunannya tak lepas dari
masukan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih atas
bimbingannya,

Pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan makalah
selanjutnya.

Ambon, 27 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang ............................................................................................................................... 4
1.2 Pemaparan Jurnal ......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
2.1 Defenisi integrated clinical pathway ............................................................................................ 6
2.2 Tujuan Clinical pathway ................................................................................................................ 6
2.4 Karakteristik clinical pathway ....................................................................................................... 7
2.5 Penerapan ICP .............................................................................................................................. 7
2.5 Kelebihan penggunaan ICP ......................................................................................................... 9
2.6 Kekurangan penggunaan ICP...................................................................................................... 9
2.7 Gagasan Inovasi ............................................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Rumah sakit merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
sedang mengalami perubahan orientasi nilai dan pemikiran. Untuk bertahan dan
berkembang dalam lingkungan yang cepat berubah dan kompetitif, rumah sakit harus
mengubah paradigma manajemen rumah sakit dari perspektif konsumen. Pendekatan
mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan menjadi salah satu strategi penting yang
tidak bisa diabaikan Berbagai fakta menunjukkan adanya masalah serius dalam mutu
pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum adanya system
pengendali mutu yang terbaik yang dapat diterapkan. Pemahaman secara lebih
mendalam tentang good governance merupakan salah satu upaya terhadap
perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu Peranan Sistem Informasi
Manajemen di dalam keperawatan adalah untuk mendukung segala aspek dari praktik
keperawatan itu sendiri. Termasuk di dalamnya pemberian asuhan
keperawatan,pendidikan, penelitian, dan manajemen Clinical pathway merupakan
perangkat koordinasi dan komunikasi bagi para petugas yang terlibat dalam tatalaksana
pasien yang sama clinical pathway adalah sebuah alur yang menggambarkan proses
mulai saat penerimaan pasien hingga pemulangan pasien. Clinical pathwa
menyediakan standar pelayanan minimal dan memastikan bahwa pelayanan tersebut
tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat waktu.
1.2 Pemaparan Jurnal
Jurnal Managemen Keperawatan .

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan dengan Integrated clinical


pathway untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Volume 3, No. 1, Mei 2015; 48-5548


Abstrak:

Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan
kinerja serta mampu merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi
dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan
tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar
dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien,menguntungkan juga
tanggap terhadap perkembangan IPTEK termasuk teknologi informasi. Teknologi ini
disebut system informasi manajemen yang pada pelaksanaannya terintegrasi dengan
clinical pathway. Dalam formulasi clinical pathway terdiri dari tindakan multidisiplin dan
salah satunya bidang keperawatan. Upaya realisasi penerapan clinical pathway dan
mengintegrasikannya dengan system informasi manajemen menjadi solusi bagi proses
pencatatan yang menyita waktu dan banyaknya dokumentasi yang harus ditulis (paper-
based documentation). Artikel ini memberikan rekomendasi untuk menggunakan clinical
pathway sebagai salah satu perangkat untuk mengelola kualitas pelayanan kesehatan
mengenai standardisasi proses perawatan berdasarkan pada praktek berbasis bukti
untuk kelompok pasien tertentu dengan alur prediksi klinis.Integrated Care Pathway
(ICP) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dengan mencegah adanya variasi pelayanan yang tidak perlu. Sistem
informasi yang terintegrasi akan memudahkan setiap tim kesehatan untuk dapat
mengetahui informasi pasien secara lengkap dan mengurangi pengumpulan data
secara berulang – ulang yang dilakukan oleh setiap tim kesehatan. Proses
pengembangan dan penerapan ICP diharapkan pada akhirnya akan bermuara pada
peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi integrated clinical pathway


Wilson (1995) mendefinisikan “care pathway” sebagai proses multidisiplin yang
berfokus pada perawatan pasien, yang terjadi tepat waktu untuk menghasilkan hasil
terbaik yang telah ditentukan, dalam sumber daya dan kegiatan yang tersedia, untuk
sebuah episode perawatan yang tepat.

Clinical pathway adalah jalur yang merinci langkah-langkah penting dalam


perawatan kesehatan, termasuk hasil yang diharapkan. Secara sederhana, clinical
pathway merupakan suatu proses yang menggambarkan proses dari pasien masuk
sampai keluar pasien. Clinical Pathway memberikan standar pelayanan minimal untuk
memastikan bahwa layanan tidak dilupakan dan dilakukan dengan benar waktu Jalur
klinis memiliki banyak nama lain, seperti: Jalur perawatan penting Jalur perawatan
terpadu, jalur perawatan terkoordinasi, peta perawatan (care paths, critical care paths,
integrated care paths atau care map) merupakan salah satu instrumen terpenting untuk
mengontrol mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standarisasi proses perawatan.

2.2 Tujuan Clinical pathway


a) Memilih “best practice” pada saat pola praktek diketahui berbeda secara
bermakna.
b) Menetapkan standar yang diharapkan mengenai lama perawatan dan
penggunaan pemeriksaan klinik serta prosedur klinik lainnya.
c) Menilai hubungan antara berbagai tahap dan kondisi yang berbeda dalam suatu
proses serta menyusun strategi untuk mengkoordinasikan agar dapat
menghasilkan pelayanan yang lebih cepat dengan tahapan yang lebih sedikit.
d) Memberikan peran kepada seluruh staf yang terlibat dalam pelayanan serta
peran mereka dalam proses tersebut
e) Menyediakan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan menganalisa data
proses pelayanan sehingga provider dapat mengetahui seberapa sering dan
mengapa seorang pasien tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar.
f) Mengurangi beban dokumentasi klinik.
g) Meningkatkan kepuasan pasien melalui peningkatan edukasi kepada pasien,
misalnya dengan menyediakan informasi yang lebih tepat tentang rencana
pelayanan.

2.4 Karakteristik clinical pathway


karakteristik Clinical Pathway/ Care Pathways terdiri dari sebuah pernyataan
tujuan dan “key elements” dari care based on evidence, best practice, dan harapan dan
karakteristik semua pasien, memfasilitasi komunikasi antara anggota tim dengan pasien
dan keluarga, mengkoordinasikan proses perawatan dengan tim perawatan
multidisiplin, mengkoordinasikan peran dan urutan kegiatan untuk pasien dan
keluarganya; mendocumentasikan, monitoring, dan evaluasi dari perbedaan dan
outcomes/ hasil,mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki.

Komponen yang ada di Clinical Pathway/ Care Pathways, terdiri dari

a. The Pathway: Paparan visual tentang intervensi spesifik yang harus dikerjakan
pada waktu tertentu
b. Ariance Sheet: Formulir yang berisi: tanggal, masalah varians yang terjadi,
intervensi, outcome, dan tanda tangan.
c. Ractice Guidelines: uraian rinci langkah kegiatan yang harus dilaksanakan dari
pathway: “how to”

2.5 Penerapan ICP


a. Keputusan untuk mengembangkan ICP
Keputusan Pengembangan tergantung pada ICP wilayah klinis primer. Karena
perkembangan ICP Diperlukan kesepakatan multilateral.
b. Identifikasi stakeholder dan pimpinan
Stakeholder ini bisa berupa internal stakeholder seperti user (pasien, tim
multidisiplin, perawat primer) dan external stakeholder seperti asuransi,
organisasi profesi, dan lain-lain.
c. Identifikasi pimpinan dan tim yang bertanggungjawab
d. Proses mapping
Proses mapping membuat peta perjalanan pasien dari perspektif yang berbeda.
Berdasarkan peta tersebut, tim multidisiplin dapat menilai masalah dan langkah
yang akan diambil. Proses pemetaan adalah langkah yang paling penting.
e. Audit awal dan pengumpulan data
Audit awal untuk ICP harus dilakukan pada awal proyek. Hasil yang diperoleh
tidak hanya mengidentifikasi kesenjangan dalam layanan, tetapi juga menjadi
penilaian dasar untuk ICP.
f. Pengembangan isi ICP
ICP harus mencakup 4 hal yaitu kegiatan berupa elemen rencana perawatan,
informasi alat yang diperlukan seperti grafik keseimbangan cairan, hasil yang
dapat dicapai seperti target hari dan pemantauan variabel sebagai elemen unik
dari ICP. Isi klinis ICP tidak dapat ditentukan, ditentukan oleh tim yang
berpengalaman dalam mengelola populasi pasien tertentu yang menjadi sasaran
dokumen ini.
g. Pilot project dan implementasi
Komunikasi yang kuat dan rencana pendidikan sangat penting untuk mendukung
sukses proyek ICP.Tujuan komunikasi dan pendidikan adalah untuk memastikan
bahwa pesan yang tepat disampaikan kepada orang-orang yang tepat, dengan
cara dantempat yang
tepat.
h. Review ICP secara teratur
Ketika meninjau ulang (mereview) ICP harus difokuskan kepada 3 pertanyan
utama yaitu:
1) Penyelesaian ICP
Apakah ICP digunakan pada kasus yang tepat?Apakah ada informasi
yanghilang? Apakah staf memerlukan catatan sampingan yang tidak ada
dalamICP?
2) Jenis variasi yang dicatat
Apakah variasi yang ada dicatat? Apakah staf paham bagaimana mencatat
variasi tersebut?
3) Kepuasan staf Dapat dilakukan
menggunakan kuesioner, tren apa yang terlihat?

2.5 Kelebihan penggunaan ICP


a. ICP adalah bentuk dokumentasi multidisiplin. Format ini dapat memberikan
pencatatan yang efisien tanpa pengulangan atau duplikasi untuk menghindari
kemungkinan penyalahgunaan dalam tim kesehatan yang merawat pasien.
b. Peran dan komunikasi dikembangkan dalam tim multidisiplin sehingga setiap
anggota tim didorong untuk memperluas pengetahuan dan keahlian.
c. Hasil distandarisasi berdasarkan lama tinggal untuk memberikan biaya
pengobatan yang efektif.
d. Dapat meningkatkan kepuasan pasien karena pemenuhan disclaimer
Penjadwalan pasien lebih jelas.

2.6 Kekurangan penggunaan ICP


a. Dokumentasi ICP ini membutuhkan untuk waktu yang relatif lama pendidikan dan
pembangunan.
b. Tidak terlihat proses perawatan rupanya karena itu harus beradaptasi dengan
tempat kejadian perencanaan medis, pengobatan dan studi pendukung lainnya.
c. Format dokumen hanya digunakan untuk masalah tertentu, misalnya format ICP
untuk bedah ortopedi tidak dapat digunakan di unit bedah saraf. Begitu banyak
formulir yang harus dibuat untuk semua layanan yang tersedia

2.7 Gagasan Inovasi


Sistem informasi terintegrasi memudahkan setiap tim kesehatan untuk menerima
informasi pasien, rencana pengobatan dan perawatan berdasarkan apa yang terjadi
pada saat tertentu dan rencana apa yang diinginkan untuk masa depan. Perawatan
pasien lebih baik karena mengurangi pengumpulan data berulang oleh masing-masing
tim kesehatan.

Clinical Pathway adalah suatu konsep desain pelayanan terpadu yang


merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar
pelayanan, standar pelayanan, dan standar pelayanan kepada tenaga kesehatan lain
yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama
periode tersebut. tinggal di rumah sakit.

Clinical Pathway merupakan rencana multidisiplin yang membutuhkan kolaborasi


dan pendekatan tim melalui kegiatan sehari-hari dan berfokus pada pasien yang
kegiatannya secara sistematis memasukkan standar. Tujuan jalur klinis termasuk
memfasilitasi penerapan pedoman klinis dan audit klinis dalam praktik klinis, serta
meningkatkan komunikasi dan perencanaan. Multidisiplin, memenuhi atau melampaui
standar kualitas yang ada, mengurangi penyimpangan yang tidak diinginkan dalam
praktik klinis, meningkatkan komunikasi antara dokter dan pasien, meningkatkan
kepuasan pasien, mengidentifikasi masalah penelitian dan pengembangan.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Clinical care pathway adalah rencana perawatan kolaboratif pasien, yang
membutuhkan kolaborasi dokter, perawat, perawat, dan staf pendukung. Alat
dokumentasi utama, yang merupakan bagian dari keseluruhan proses dokumentasi
pengolahan dan pengoperasiannya, diintegrasikan ke dalam sistem informasi
manajemen. Jalur klinis dapat digunakan untuk menyediakan layanan perawatan
profesional, menghemat waktu dan tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Meo MY. Dengan Integrated Clinical Pathway Untuk Meningkatkan Kualitas
Pelayanan. 2015;3(1):48–55. Available from:
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/view/4028/3746

Anda mungkin juga menyukai