Anda di halaman 1dari 11

KONSEP S-BAR

Makalah yang ditulis untuk memenuhi tugas kuliah Sistem Informasi


Keperawatan

Dosen pengampu: Dewi Indah Sari, SKM,M.Kes,MKM

Nama : Riza Dwi Rachmawati

Prodi Alih Jenjang Profesi Ners


Poltekkes Kementrian Kesehatan Banten
Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas individu pada mata kuliah Sistem Informasi
Keperawatan dengan “Konsep S-Bar”.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
pada diri sendiri dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
tepat waktu. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan
maupun refrensi yang lebih luas bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat


kelebihan dan kekurangan, sehingga penulis mengharap kritik dan saran yang
dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.

Tangerang, Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................... 4
A. Konsep Komunikasi Metode SBAR .................................................... 4
B. Keuntungan Komunikasi Efektif SBAR.............................................. 4
C. Pengaplikasian Komunikasi Metode SBAR......................................... 4
D. Penjabaran S-B-A-R............................................................................. 5
BAB III PENUTUP............................................................................................ 7
A. Kesimpulan........................................................................................... 7
B. Saran..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi dalam praktek keperawatan profesional merupakan unsur
utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam
mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan keperawatan. Komunikasi
adalah bagian dari strategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan
pelayanan di rumah sakit khususnya pada unit keperawatan. Komunikasi
terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi
kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam
perawatan pasien (Suhriana, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana
mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk
memeriksa bahwa pasien telah diterima dengan benar.
Pelaksanaan komunikasi yang efektif bagi perawat , dimulai dari elemen
terkecil dalam organisasi yaitu pada tingkat "First Line Manager" (kepala
ruang), karena produktifitas (jasa) berada langsung ditangan individuindividu
dalam kerja tim. Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak
dan stakeholder lainnya tetap menjadi kunci utama. Bertemunya persepsi
yang sama antara dua komponen tersebut dalam menentukan sasaran dan
tujuan, merupakan modal utama untuk meningkatkan kinerja dalam suatu
organisasi. Menentukan tingkat prestasi melalui indikator kinerja klinis akan
menyentuh langsung faktor -faktor yang menunjukkan indikasi-indikasi
obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang perawat, sejauh mana
fungsi dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang ditentukan.

1
Menurut Vardaman (2012) bahwa sistem komunikasi SBAR dapat
berfungsi sebagai alat untuk standarisasi komunikasi antara perawat dan
dokter. Jurnal ini menunjukkan bahwa SBAR dapat membantu dalam
pengembangan skema yang memungkinkan membuat keputusan yang cepat
oleh perawat. Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan
alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada
orang lain secara akurat dan efesien.
Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR (Situation,
Background, Assesement, Recomendation) untuk mencapai ketrampilan
berfikir kritis dan menghemat waktu. SBAR di desain untuk kumunikasi
dalam situasi beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga
dapat digunakan untuk berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan antara
perawat dan tidak hanya digunakan untuk operan tugas antara klinis tapi juga
untuk berbagai laporan oleh pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email
atau voice mail untuk mengatasi masalah (JCI, 2010)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang dimaksud dengan Konsep SBAR ?
2. Apakah Konsep SBAR dapat diterapkan?

C. Tujuan
Dengan berkomunikasi secara efektif dapat menjalin saling pengertian
dengan teman sejawat perawat atau perawat dengan dokter karena
komunikasi memiliki manfaat, antara lain adalah :
1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas
sesuai dengan yang dimaksudkan.
2. Adanya saling kesefahaman dalam suatu permasalahan, sehingga
terhindar dari salah persepsi.

2
3. Memberikan sesuatu pesan kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
pihak yang diberi informasi dapat memahaminya.

D. Manfaat
Dapat mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian
komunikasi SBAR sesuai SOP dan pertimbangan untuk memperbaiki prilaku
keperawatan dan bebas dari tuntutan hukum sesuai dengan perkembangan
pelayanan dan persaingan nasional maupun internasional.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Komunikasi Metode SBAR

Komunikasi S-BAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang


logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain
secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur
S-BAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) untuk mencapai
ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu. (NHS, 2012).
S-BAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi
terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR
juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara
shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan
semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi
pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan
untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.

B. Keuntungan Komunikasi Efektif SBAR


1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat
paham akan kondisi pasien.
3. Memperbaiki komunikasi / memperbaiki keamanan pasien

C. Pengaplikasian Komunikasi Metode SBAR


Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan
oleh semua tenaga kesehatan, sehingga dokumentasi tidak terpecah sendiri-
sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi

4
dengan baik. sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan
pasien.

D. Penjabaran S-B-A-R
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
Diagnosa medis
Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan
dengan situasi?
 Obat saat ini dan alergi
 Tanda-tanda vital terbaru
 Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
 Riwayat medis
 Temuan klinis terbaru
3. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat
 Apa temuan klinis?
 Apa analisis dan pertimbangan perawat?
 Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
 Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah?
 Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
 Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi
pasien?
 Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?
5. Selanjutnya
Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :
 Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.

5
 Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan.
 Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang harus dilanjutkan.
 Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
 Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat
harian.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi efektif adalah unsur utama dari sasaran keselamatan pasien
karena komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien
(patient safety).
Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien. Maka dalam komunikasi efektif harus dibangun aspek
kejelasan, ketepatan, sesuai dengan konteks baik bahasa dan informasi, alur
yang sistematis, dan budaya.
Kerangka komunikasi yang efektif yang digunakan adalah komunikasi
model SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation).
Metode ini digunakan secara efektif saat serah terima antara shift atau antara
staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. SBAR juga digunakan untuk
diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya (perawat –
dokter).

B. Saran
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan non
formal seperti pelatihan pelaksanaan dan pendokumentasian komunikasi
SBAR dengan mengadakan in house training mengundang pakar dibidang
keilmuwan tersebut. Meningkatkan ketelitian perawat dalam melaksanakan
pendokumentasian asuhan keperawatan terkait penerapan komunikasi SBAR
secara berkelanjutan

7
DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan cetakan 2.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Andrew, E. S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga.
Burns, S. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing, Third Edition
(Chulay, AACN Essentials of Critical Care Nursing). Mc Graw Hill.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian ILmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai