Anda di halaman 1dari 13

SEMINAR

KOMUNIKASI SBAR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan
Koordinator Mata Kuliah : Setiawati.,S.Pd.,S.Kp.,M.kep

Disusun Oleh :
Tutorial IV E
Annisa Shafira 213116009 Ramdan Kaffa M 213116065
Ardita Kusumah W 213116030 Mayangsari P 213116072
Angga Mohamad G 213116031 Amirah Novitasari 213116083
Itcha Nugraha 213116039 Desyana Nur C 213116084
Sinta Nuraeni 213116043 Jajang Ahmad S 213116092
Riska Oktavia 213116046 Yukeu Nopiyanti 213116094
Alfi Ariansyah 213116051 Nia Puspitasari 214116099
Windri Kurnialita 213116060 Rina Eariani 213116105

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia serta taufik
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Seminar tentang
“Komunikasi SBar”. Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada:
1. Andria Pragolawati, S.Kep.Ners, M.Kep yang telah memberikan petunjuk
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Kedua orang tua kita yang telah memberi dukungan dan do’a.
3. Rekan-rekan KBK IV-E Ilmu Keperawatan (S-1) Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari kekurangan baik secara
tekhnik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan
semoga apa yang telah kami sampaikan dalam laporan diskusi kelompok ini bisa
memberikan manfaat khususnya bagi kami yang masih dalam tahap belajar dan
umumnya bagi semua pembaca.

Cimahi, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................5
LANDASAN TEORI..............................................................................................5
A. Definisi......................................................................................................5
B. Tujuan........................................................................................................5
C. Langkah-langkah Komunikasi SBAR.......................................................5
D. Peran perawat dalam pelaksanaan S-BAR................................................6
E. Jenis komunikasi S-BAR..........................................................................7
F. Keutungan menggunakan komuniksi S-BAR...........................................7
BAB III....................................................................................................................8
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi dalam praktek keperawatan profesional merupakan unsur
utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam
mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan keperawatan. Komunikasi
adalah bagian dari strategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan
pelayanan di rumah sakit khususnya pada unit keperawatan. Komunikasi
terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi
kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam
perawatan pasien (Suhriana, 2012). Komunikasi yang efektif dalam
lingkungan perawatan kesehatan membutuhkan pengetahuan, keterampilan
dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus
dikatakan dan bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan
kemampuan untuk memeriksa bahwa pasien telah diterima dengan benar.
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana
mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk
memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan
setiap hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi perlu dipelajari,
dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang serba
cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan sistematik untuk
memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan cara komunikasi
teknik SBAR.
Menurut Vardaman (2012) bahwa sistem komunikasi SBAR dapat
berfungsi sebagai alat untuk standarisasi komunikasi antara perawat dan
dokter. Jurnal ini menunjukkan bahwa SBAR dapat membantu dalam
pengembangan skema yang memungkinkan membuat keputusan yang cepat
oleh perawat. Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan
alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada
orang lain secara akurat dan efesien. Komunikasi dengan menggunakan alat
terstruktur SBAR (Situation, Background, Assesement, Recomendation)
untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis dan menghemat waktu (NHS,
2012). Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation
(SBAR) dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari
Kaiser Permanente Oakland California untuk membantu komunikasi antara
dokter dan perawat. Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk kumunikasi
dalam situasi beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga
dapat digunakan untuk berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan antara
perawat. Di Kaiser tempat asalnya, teknik SBAR tidak hanya digunakan
untuk operan tugas antara klinis tapi juga untuk berbagai laporan oleh
pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email atau voice mail untuk
mengatasi masalah (JCI, 2010).
Pelaksanaan komunikasi SBAR menurut SOP ( Standart Operasional
Prosedur) yang merupakan komunikasi efektif dalam hubungan antar profesi
di Rumah Sakit menggunakan tehnik, yang dipergunakan pada saat
melakukan timbang terima pasien, melaporkan kondisi pasien kepada DPJP
(Dokter penanggung jawab pasien ), dan TBak (Tulis, Baca, Konvermasi
kembali) yang dilakukan pada saat menerima instruksi dari dokter, saat
menerima test kritis (criticaltest), dan saat menerima nilai kritis dari
laboratorium/ radiologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi komunikasi SBAR ?
2. Apa tujuan komunikasi SBAR ?
3. Bagaimana langkah-langkah komunikasi SBAR ?
4. Apa peran perawat dalam pelaksanaan komunikasi SBAR ?
5. Apa saja jenis komunikasi SBAR ?
6. Apa keuntungan menggunakan komunikasi SBAR ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang komunikasi
SBAR.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami konsep komunikasi SBAR
a. Definisi
b. Tujuan
c. Langkah-langkah
d. Peran perawat
e. Jenis
f. Keuntungan

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi rumah sakit, perawat, atau penelitian
selanjutnya
1. Manfaat Bagi Rumah Sakit
a. Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan format
komunikasi SBAR dalam melakukan operan yang disepakati.
b. Perawat pelaksana mendapat masukan dalam penelitian ini untuk acuan
dalam melakukan operan sehingga perawat lebih termotivasi
2. Manfaat Bagi Perawat
a. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang teknik
komunikasi SBAR dalam melakukan operan.
b. Temuan ini dapat meningkatkan profesionalisme dan motivasi perawat
dalam melakukan pelayanan keperawatan secara mandiri
3. Bagi Penulis
Langkah awal untuk penelitian lebih lanjut pada peningkatan prilaku
perawat dalam melaksanakan komunikasi SBAR sesuai SOP dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Langkah awal untuk penelitian lebih lanjut pada peningkatan komunikasi
antar perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang
logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain
secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan SBAR
(Situation, Background, Assesment, Recomendation) untuk mencapai
ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu (NHS, 2012).

B. Tujuan
Tujuan komunikasi SBAR adalah:
1. Menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif antara
anggota tim perawatan kesehatan dengan dokter
2. Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien saat ini dan
setiap perubahan terbaru yang terjadi atau untuk mengantisipasi apabila
terjadi perubahan.
3. Membantu staf menjadi advokat pasien.

C. Langkah-langkah Komunikasi SBAR


1. Situation (Situasi)
a. Tentukan nama pasien dan kondisi atau situasi saat ini.
b. Jelaskan apa yang terjadi pada pasien untuk mengawali percakapan ini
dan menjelaskan bahwa pasien telah mengalami perubahan kondisi.
2. Background (Latar Belakang)
a. Menyatakan tanggal penerimaan pasien, diagnosisnya dan sejarah
medis yang bersangkutan.
b. Berikan synopsis atau ringkasan singkat dari apa yang telah dilakukan
selama ini (misalnya hasil uji laboratorium).
3. Assesment (Pengkajian/Penilaian)
a. Ringkasan kondisi atau situasi pasien.

8
b. Jelaskan apa yang menjadi permasalahannya :”Saya tidak yakin apa
masalahnya pasien, tapi pasien memburuk” dan menjadi tidak stabil,
sehingga kita perlu melakukan sesuatu.
c. Memperluas pernyataan perawat dengan tanda-tanda dan gejalanya.
4. Recommendation (Rekomendasi)
a. Jelaskan apa yang diinginkan dokter setelah melihat hasil tindakan
(misalnya tes laboratorium, perawatan)
b. Perawat berkata “Bagaimana kalau dokter melihat kondisi pasien
sekarang atau bicara dengan pasien, keluarga pasien untuk konsultasi”
c. Apakah ada test yang diperlukan seperti: EKG, BMP, BGA, CPC, dan
lain-lain.
d. Perawat menyampaikan: setiap ada pengobatan baru atau apabila ada
perubahan dalam perintah (misalnya pemantauan dan frekuensi atau
kapan harus renotify) segera diinformasikan oleh dokter kepada
perawat.
e. Jika tidak ada perbaikan pada pasien, perawatakan mengubungi lagi.
Menanyakan kedokter tindakan yang harus dilakukan perawat sebelum
dokter sampai ditempat (Capital Health, 2011).

D. Peran perawat dalam pelaksanaan S-BAR


Sesuai dengan kode etik keperawatan tentang tanggung jawab perawat
terhadap tugas pasal 1 menyatakan bahwa perawat senantiasa memelihara
mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam
menerapkanpengertahuan serta keterampilan keperawatan sesuai
dengankebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
Pasal 5 menjelaskan bahwa perawat senantiasa mengutamakan
perlindungandan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatan
serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada hubunganya dengan
keperawatan.

9
E. Jenis komunikasi S-BAR
1. Klinis
a. Perawat ke dokter, petugas lab/Ro ke dokter
b. Dokter ke spesialis
c. Perawat ke perawat atau dokter ke dokter dan lain-lain
2. Non klinis
Komunikasi dengan bagian maintanance, IT dan lain-lainya.

F. Keutungan menggunakan komuniksi S-BAR


1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
2. Dokter percaya dalam analisis perawat karena menunjukan perawat paham
akan kondisi pasien
3. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya bahwa Komunikasi dalam praktek keperawatan
profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan
keperawatan. Komunikasi adalah bagian dari strategi koordinasi yang berlaku
dalam pengaturan pelayanan di rumah sakit khususnya pada unit
keperawatan. Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai
perkembangan pasien antar profesi kesehatan di rumah sakit merupakan
komponen yang fundamental dalam perawatan pasien (Suhriana, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana
mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk
memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar. Komunikasi SBAR
adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur
informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan
efesien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR (Situation,
Background, Assesement, Recomendation) untuk mencapai ketrampilan
berfikir kritis dan menghemat waktu (NHS, 2012). Komunikasi Situasion
Background Assessment Recommendation (SBAR) dalam dunia kesehatan
dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser Permanente Oakla.
Sedangkan tujuan dari komunikasi SBAR adalah: Menyediakan kerangka
kerja untuk komunikasi yang efektif antara anggota tim perawatan kesehatan
dengan dokter memberikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien saat
ini dan setiap perubahan terbaru yang terjadi atau untuk mengantisipasi
apabila terjadi perubahan. Membantu staf menjadi advokat pasien. Langkah-
langkah dalam Komunikasi SBAR Yaitu Situation (Situasi), Background
(Latar Belakang), Assesment (Pengkajian/Penilaian), Recommendation

11
(Rekomendasi). Peran perawat dalam pelaksanaan S-BAR Yaitu Sesuai
dengan kode etik keperawatan tentang tanggung jawab perawat terhadap
tugas pasal 1 menyatakan bahwa perawat senantiasa memelihara mutu
pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam
menerapkan pengertahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat. jenis komunikasi S-BAR yaitu
Klinis dan Non klinis.

B. Saran
Sebaiknya dalam berkomunikasi para perawat sudah menggunakan
komunikasi S-BAR, karena komunikasi S-Bar ini sangat menguntungkan
seperti dalam penjalasannya yaitu Kekuatan perawat berkomunikasi secara
efektif, Dokter percaya dalam analisis perawat karena menunjukan perawat
paham akan kondisi pasien dan Memperbaiki komunikasi sama dengan
memperbaiki keamanan pasien. dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan komunikasi S-BAR. Untuk para perawat yang sudah
menggunakan komunikasi S-BAR supaya dipertahankan, dan untuk para
perawat yang sudah mengetahui komunikasi S-BAR namun tidak digunakan
ataupun tidak diimplementasikan untuk segera menyadari bahwa komunikasi
S-Bar itu sangat berguna, dan untuk berbagai Rumah sakit dimanapun
sebaiknya diadakan adanya monitoring evaluasi kinerja terhadap tenaga
medis terkait dengan pelaksanaan dan penerapan komunikasi efektif : SBAR.

12
DAFTAR PUSTAKA

PDF. (2018). Dipetik September 25, 2019, dari BAB II Tinjauan pustaka:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22206/6.%20BAB
%2011.psf?sequence=6&isAllowed=y
Rachmah. (2018). Optimalisasi Keselamatan Pasien melalui Komunikasi SBAR
dalam Handover . IDEA , 1-8.

Sari, D. R. (2013, September 04). Komunikasi Efetif SBAR. Dipetik September 25,
2019, dari
https://www.slideshare.net/mobile/DewiRatnaSariSKepNsM/komunikasi-efektif-
sbardewi-ratna-sari2013

13

Anda mungkin juga menyukai