Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“Keset Kaki dari Kain Perca”

Diusulkan Oleh :
Virgin Reformatika ; 213116103 ; Angkatan 2016
Rina Evariani ; 213116105 ; Angkatan 2016
Anggi Rahmayunita ; 213116108 ; Angkatan 2016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI


CIMAHI
2019

1
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
1.2. Tujuan........................................................................................................4
1.3. Luaran Yang Diharapkan..........................................................................4
1.4. Manfaat Program.......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Kain...........................................................................................................5
2.2 Kain Perca.................................................................................................6
2.3 Keset Kaki.................................................................................................9
2.4 Uraian Permasalahan.................................................................................9
2.5 Pengembangan Produk..............................................................................9
BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................................10
3.1 Aspek Produksi.........................................................................................10
3.2 Manajemen Usaha....................................................................................10
3.3 Analisis SWOT.........................................................................................13
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN....................................................14
4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................14
4.2 Tahapan Kegiatan....................................................................................14

2
BAB 1
PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang


Usaha adalah suatu bentuk kegiatan yg dapat menghasilkan uang & dapat
meningkatkan taraf hidup seseorang untuk menjadi lebih baik. Suatu usaha yg kita
jalani dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin jika kita tekun dan kreatif
dalam menjalani usaha tersebut.
Banyak cara yg dilakukan oleh seseorang dalam memulai atau menjalani
kegiatan usaha seperti sistem retail atau membuat sendiri produk yg dijual.
Kegiatan usaha dengan cara membuat sendiri, produk yg dijual akan lebih banyak
kelebihannya dibandingkan sistem atau kegiatan usaha lain. Selain produk yg
dijual menarik minat , tentu cara ini lebih mudah dalam menafsirkan atau
menargetkan laba dengan total produk yg akan dijual ke konsumen.
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka kami tertarik untuk melakukan
kegiatan usaha dengan menggunakan cara memproduksi sendiri produk yg akan
kami tawarkan berupa kerajinan tangan “ Toples hias dari toples bekas, busa
boneka bekas& kain perca “.
Kain perca merupakan kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai,
ternyata masih bisa dimanfaatkan.  Bagi orang yang kreatif, kain perca dapat
disulap menjadi barang-barang kerajinan yang trendi dan tentunya bermanfaat.
Sepintas kain sisa ini adalah kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya
sisa kain ini dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang berguna dan bisa
dijadikan sebagai usaha yang dapat menghasilkan uang.
Kain perca ini dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang kerajinan seperti
Keset Kaki. Usaha ini bergerak dalam bidang industri rumah tangga, pada
dasarnya didirikan bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi
kebutuhan atau permintaan konsumen akan suatu produk yang berkualitas dan
bermutu.  Sedangkan penciptaan kualitas dan mutu yang baik dengan biaya yang
rendah adalah syarat utama jika menginginkan keuntungan yang terus meningkat.
Dari penjelasan diatas maka sangat potensial apabila penulis
mengembangkan usaha keset kaki dari kain perca. Dengan landasan dan alasan
tersebut penulis berminat untuk merintis usaha keset kaki ini.

3
3.2 Prioritas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
akan di bahas dalam program ini adalah :
1. Dari mana bisa mendapatkan kain Perca ?
2. Bagaimana cara keset Kaki dari kain Perca ?
3. Bagaimana memasarkan produk " Keset kain Perca " ini sehingga dapat
membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan sumber daya yang
ada?

3.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya program kewirausahaan
ini, diantaranya yaitu:
1. Mengurangi Limbah kain yang sudah tidak terpakai di pabrik pabrik
2. Menciptakan dan mengembangkan peluang wirausaha inovatif yang
memiliki prospek dan mampu bersaing dalam pasar global.

3.4 Luaran Yang Diharapkan


Adapun luaran yang diharapkan dari program ini adalah :
1. Terciptanya produk " Keset Kaki Perca " yang terjangkau harganya
dan Kualitasnya memuaskan konsumen
2. Menciptakan Keset Kaki yang mempunyai motif yang lucu namun
harganya cukup terjangkau
3. Meningkatkan karya kreativitas inovatif dalam terciptanya peluang
usaha baru bagi mahasiswa yang bermanfaat dan tepat guna bagi
masyarakat.

3.5 Manfaat Program


Manfaat program ini adalah :
1. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan minat dan
kemampuan berwirausaha.
2. Menciptakan " Keset Kaki Perca” yang sangat praktis ini
3. Menciptakan alat yang inovatif.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kain


Salah satu benda budaya hasil karya manusia yang secara umum dikenal
sebagai hasil tenunan yang dibuat untuk pakaian. Namun ada juga pakaian yang
tidak dibuat dari hasil tenunan, melainkan dari kulit kayu yang dipukul-pukul
dengan alat tertentu sehing ga menjadi tipis dan melebar, lalu dipotong sesuai de
ngan kebutuhan dan dijahit dengan benang serat daun nanas, daun anggrek tanah,
dsb. Bahan pakaian dari kulit kayu ini pun biasa digolongkan sebagai kain ju ga.
Selain untuk pakaian, kain digunakan pula untuk berbagai kebutuhan lain.
Pada mulanya kain berfungsi sebagai alat untuk melindungi tubuh dari cuaca
panas atau dingin. Ke mudian fungsi kain menjadi lebih beragam, misalnya untuk
menutup aurat, sebagai unsur pelengkap upaca ra yang menyandang nilai tertentu,
sebagai alat pemenuhan kebutuhan akan keindahan. Macam-macam kebutuhan
yang dapat terpenuhi dengan menggunakan 1 kain menyebabkan timbulnya
gagasan yang melahirkan warna-warni, bentuk, ukuran, hiasan dengan be ragam
motif. Kain sebagai simbol dititipi harapan, kepercayaan, nilai keindahan, atau
makna lain yang terkait dengan upacara, status sosial, gengsi, dsb. Berbagai
masyarakat suku bangsa di Indonesia telah mengembangkan pengetahuan untuk
membuat kain sejak jaman prasejarah. Bahan untuk membuat kain juga
bermacam-macam. Ada suku bangsa yang menggunakan aneka macam serat
pohon, seperti serat pohon pisang, serat pohon dan daun anggrek tanah, serat
rumput-rumputan, kapas, sutera, bulu binatang, benang emas murni, bahan
sintetis, dll.
Kepandaian membuat tenun ikat sudah bermula da ri abad ke-2 SM.
Keterampilan ini masih berlanjut sampai sekarang, seperti dapat disaksikan,
misalnya, pada berbagai suku bangsa di Nusa Tenggara. Kain tenun dengan bahan
benang dari kapas sudah dimulai sejak abad ke-7, sebagai pengetahuan yang
berasal da ri India. Sejak jaman itu, benang serat tumbuh-tum buhan menjadi
terdesak penggunaannya. Namun ma sih ada saja suku bangsa yang tetap
membuat kain dari serat tumbuh-tumbuhan, misalnya orang Dayak Kan tuk dan
orang 3angir-Talaud. Kepala adat suku bang sa Dayak di Kalimantan Tengah
ditandai dengan penggunaanvkain yang dibuat dari daun anggrek (daun lemba).
Benang sutera diperkenalkan oleh pedagang-pedagang Islam dari Arab dan India
sejak abad ke-13. Bahkan ada pendapat bahwa benang sutera yang ber asal dari
Cina sudah mulai ditenun pada abad ke-10 di Kerajaan Sriwijaya/Masyarakat
yang menenun kain sutera terlihat di jalur perdagangan Selat Malaka, se perti
Riau, Jambi, Palembang, dll.

5
Indonesia terkenal sebagai salah satu negeri terbe sar penghasil kain
tradisional yang indah, bervariasi, penuh kreasi, dan terkait dengan berbagai unsur
sis tem budaya suku bangsa masing-masing. J. Fischer, seorang ahli tentang kain
tradisional, berpendapat bahwa seni tenun tradisional paling canggih yang per nah
dihasilkan dunia berasal dari Indonesia, misalnya kain tenun ikat (lihat Tenun),
kain songket (lihat Songket), kain batik (lihat Batik), dll. Pada tahun 1901, kain
tradisional Indonesia pernah diperkenal kan kepada masyarakat Eropa melalui
pameran yang diadakan oleh G.P. Rouffaer di Den Haag.
Keterkaitan kompleks kain tradisional Indonesia dengan sistem kepercayaan,
mulai dari proses pem buatannya, pemakaiannya, dan fungsi lainnya, dapat
disimak pada budaya berbagai suku bangsa. Misalnya pembuatan kain geringsing
dari Tenganan, Bali, di sertai proses ritual. Pembuatannya memakan waktu lama
(enam tahun) karena proses pewarnaan dan pe nenunan yang sulit. Kain ini
dipakai semata-mata da lam rangka upacara adat dan agama. Mereka percaya
bahwa kain ini dapat menolak gangguan setan dan menyembuhkan bermacam-
macam penyakit. Harga kain ini sangat mahal.
Ulos, kain tenun tradisional Batak, dianggap mem punyai nilai sakral, dan
dipercaya mempunyai fungsi sebagai pelindung bagi roh dan jiwa pemiliknya.
Ulos parompa sadun adalah sejenis ulos dengan ukuran dan ragam hias tertentu,
yang digunakan sebagai kain penggendong anak. Bagi orang Batak Angkola, ulos
ini merupakan perlambang yang mengandung hara pan agar sang anak selalu
sehat, panjang umur, dan murah rejeki. Kain batik mengenal bermacam-macam
motif hiasan, seperti truntum, parang rusak, kawung kembang cengkeh, sido
mukti, dll. Batik dengan motif sido mukti hanya boleh dipakai oleh pengantin
yang sedang mengikuti upacara pernikahannya. Melalui motif ini tersirat harapan
agar kedua pengantin hidup makmur dan mulia. Variasi kain tradisional dapat
menjadi salah satu unsure identitas setiap suku bangsa. Di pihak lain, ber bagai
jenis kain, seperti kain batik dan tenun ikat, de ngan keindahan dan kekayaan
variasinya, serta mutu nya yang tinggi, telah menjadi unsur identitas bangsa
Indonesia.

2.2 Pengertian Kain Perca


kain perca adalah kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai. Dan ternyata
masih bisa dimanfaatkan loh. Bahkan ditangan si kreatif, kain perca dapat disulap
menjadi barang-barang kerajinan yang trendi dan tentunya bermanfaat. Membuat
kerajinan kain perca, ternyata tidak serumit yang kita bayangkan, cukup sedikit
ketelitian dan kreatifitas kita saja.

6
Kain perca merupakan sisa kain dari proses penjahitan. Sepintas kain sisa ini
adalah kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa kain ini dapat
dimanfaatkan menjadi suatu produk yang berguna. Daripada terbuang menjadi
sampah lebih baik digunakan sebagai barang yang lebih berguna. Kain perca ini
dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang kerajinan tangan seperti tas, sarung
bantal, ataupun produk-produk yang lain.
Usaha ini bergerak dalam bidang industri rumah tangga, pada dasarnya
didirikan bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi kebutuhan
atau permintaan konsumen akan suatu produk yang berkualitas dan bermutu.
Sedangkan penciptaan kualitas dan mutu yang baik dengan biaya yang rendah
adalah syarat utama jika menginginkan keuntungan yang terus meningkat
Seni Kerajinan Perca
Kerajinan kain perca merupakan salah satu kerajinan yang menjadi bagian
dari dunia jahit-menjahit. Kerajinan ini dibuat dengan menggunakan bahan yang
tergolong limbah, yaitu bermacam-macam kain perca. Kain ini digunakan untuk
membuat sebuah karya kerajinan yang indah dan bahkan memiliki nilai seni
tinggi.
Caranya adalah dengan memotong-motong beragam kain sisa menjadi
berbagai bentuk, kemudian menggabungkan potongan-potongan tersebut dengan
menjahitnya kembali. Tentunya perpaduan warna dan pola kain juga harus
diperhatikan agar bisa tercipta sebuah kerajinan perca yang indah.
Kerajinan *kain perca* saat ini sudah menjadi salah satu kerajinan yang paling
dikagumi dan diminati oleh banyak orang Indonesia, bahkan juga di seluruh
dunia. Awalnya kerajinan ini merupakan salah satu kerajinan tradisional. Namun,
sekarang kerajinan ini malah menjadi salah satu tren baru di dunia kerajinan.
Ini disebabkan oleh adanya sentuhan-sentuhan kontemporer yang
diberikan pada kreasi-kreasi baru yang tercipta. Sekarang, kita bisa menemukan
kerajinan kain ini dalam beragam jenis kreasi serta pola yang indah dan bernilai
seni tinggi seperti bed cover, taplak meja cantik, baju, tas, sajadah, hiasan dinding,
dan lain sebagainya.
Seni Kerajinan Perca merupakan perpaduan antara seni tradisional dan
kontemporer. Kerajinan Perca merupakan gabungan dua lembar kain yang
tengahnya diisi dengan bahan penghangat batting dari silikon. Lapisan atas
kerajinan perca bisa terdiri dari gabungan atau salah satu dari patch work atau
aplikasi. Ketiga lapisan berbentuk sandwhich dijahit dengan jahitan mesin atau
tangan (Jelujur).

7
Sejarah Kerajinan Kain Perca
Kerajinan kain perca termasuk kerajinan yang paling tua. Teknik
penggabungan berbagai macam potongan kain untuk menciptakan motif unik dan
satu kain lebar baru ternyata sudah tercipta sejak ribuan tahun yang lalu.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa kerajinan perca sudah ada sejak zaman
Mesir Kuno dan Cina kuno sekitar 5000 tahun yang lalu. Di masa abad
pertengahan, kerajinan perca juga digunakan oleh berbagai bangsa untuk melapisi
baju perang para prajurit mereka yang terbuat dari baja.
Semakin lama, teknik kerajinan kain perca semakin berkembang. Di abad
XI hingga abad XIII, orang-orang di Eropa sudah mulai menggunakan teknik
kerajinan ini untuk membuat berbagai kebutuhan rumah tangga, termasuk selimut,
baju, dan lain sebagainya. Hal ini seiring dengan perubahan cuaca yang menjadi
semakin dingin.
Kemudian, kreasi dan motif -motif baru dalam kerajinan kain ini juga
semakin berkembang hingga menjadi salah satu kesenian yang indah. Tradisi
pembuatan kerajinan perca ini kemudian tersebar ke seluruh dunia karena dibawa
oleh para pengembara dan musafir.
Seiring dengan berjalannya waktu dan tersebarnya seni kerajinan perca ke
penjuru dunia, semakin banyak pula kreasi dan motif penggabungan kain yang
tercipta. Semula kerajinan ini diciptakan hanya untuk menggabungkan beberapa
potongan kain dan membuat pakaian yang lebih bisa menghangatkan.
Tujuan pembuatannya semakin berkembang dan lebih bernilai seni tinggi.
Bahkan sekarang, pembuatan kerajinan kain perca tidak hanya dengan tujuan
pemanfaatan limbah kain saja. Kerajinan perca juga dibuat dengan tujuan
kenyamanan dan keindahan si pemakai.
Cukup banyak juga para pengrajin kerajinan perca yang menggunakan
100% bahan baru yang dipotong-potong. Potongan kain tersebut kemudian
dibentuk kembali dengan teknik kerajinan kain ini sehingga hasilnya lebih
berkualitas, baik dari segi kenyamanan maupun nilai estetikanya. Bahkan motif
perca juga sering menjadi ide para desainer untuk menciptakan karya-karya unik
dan indah yang baru.
Kain perca memiliki sejarah yang panjang, bahkan telah ditemukan ribuan
tahun yang lalu. Bangsa Cina dan Mesir Kuno melapisi baju perangnya yang
terbuat dari besi dari kain perca.
Pada tahun 1100 sampai 1300 kain perca dipakai untuk membuat selimut,
baju, dll untuk melindungi tubuh dari dinginnya musim dingin di Eropa.Setelah
abad tersebut, perca mulai menyebar ke seluruh dunia.

8
Seni Kerajinan Perca atau Quilting sudah ada sejak abad ke-19 di USA, Mesir,
China dan Eropa. Sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia. Walaupun di
Indonesia seni kerajinan perca sudah ada sejak dulu, beberapa tahun belakangan
ini mulai berkembang menjadi kesenian modern. Paduan warna dan bahan katun
yang nyaman dipakai ini mulai menghiasi butik-butik mahal di kota besar di
Indonesia.

2.3 Keset Kaki


Keset adalah salah satu alat pembersih yang terdiri dari bagian serat atau
serabut kaku dan biasanya terpasang atau terikat menjadi satu bagian tipis.
Bentuk keset hampir selalu mengalami perubahan mulai dari bahan kain, bulu-
bulu halus, senar, kawat, hingga seikatan serat-serat alami. Pada mulanya, keset
memiliki bentuk persegi panjang, namun bentuk yang semula divariasikan
menjadi beberapa bentuk dan dipakai seperti biasanya untuk kaki. Keset dapat
diikatkan dapat diberi bingkai seperti kayu untuk dapat tahan lebih lama, baik
yang terbuat dari karet, maupun dari atom.

2.4 Uraian Permasalahan


Akibat dari kain yang tidak terpakai dan menumpuk
Dampak secara Langsung :
1. Menambah sampah yang ada di Indonesia dan sulit hancur jika di kubur
di tanah dan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

2.5 Pengembangan Produk


Dengan menginovasikan kain Perca sebagai Keset Kaki akan mengurangi limbah
kain yang tidak terpakai dan akan menghasilkan Keset dengan berbagai macam
warna dan motif dengan harga yang sangat terjangkau.

9
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Aspek Produksi


Aspek produksi dilakukan pada tahapan beriku:
1. Pra-Produksi
a. Pendefinisian konsep ( visi, misi, tujuan dan produk nyata yang akan
dipasarkan)
b. Pembagian kerja yang masing – masing anggota memiliki tugas
tersendiri yang bertujuan untuk membuat alur koordinasi yang efektif
dalam pemasaran produk.
c. Optimasi produk dan pembuatan prototype :
1) Bahan produk, dimulai dari pemilihan kain yang masih bisa
digunakan untuk membuat Keset Kaki
2) Perkembangan pembuatan produk:
a) Memilih Kain
b) Membuat kain yang terpilih menjadi Keset. Kain tersebut
disatukan dengan cara dijahit satu dengan yang lainnya.
c) Uji pakai terlebih dahulu Keset Kaki tersebut.
.
b. Evaluasi praproduksi, pengujian kenyamanan produk.
c. Pembuatan desain keset dan merk
d. Pembuatan jadwal produksi Keset Kaki Perca dan mitra kerja,
disesuaikan dengan kemampuan anggota tim
2. Produksi
a. Pengadaan Alat produksi, meliputi mencari informasi di sosial media,
melakukan survey langsung ke pasar.
b. Pendataan alat yang dipunya tim agar menghemat biaya.
c. Pembuatan produk yang dapat menarik minat konsumen
3. Pasca produksi
Evaluasi kenyamanan saat Keset Kaki Perca di gunakan.

3.2 Manajemen Usaha


Manajemen usaha yang dilakukan terhadap pemasaran produk Keset Kaki Perca
bertujuan agar produk dapat dikenal oleh masyarakat yang luas dan bermanfaat,
strategi yang dilakukan, seperti:
1. Promosi
Karena produk ini baru dan asing ditelingan masyarakat, maka
untuk itu dilakukan promosi produk, selain itu juga dapat
meningkatkan nilai pemasaran dan penjualan produk seperti
dipasaran.

10
2. Produk
Kegiatan produksi yang berwujud barang, produk Keset kain
Perca ini dapat menghemat biaya dan desain nya yang terlihat
elegant.
3. Harga
Keset Kain Perca 10.000/pcs
4. Tempat
Pemilihan tempat pemasaran untuk penyaluran produk harus sesuai
kebutuhan, keinginan, dan respon terhadap pemasaran produk.

Visi

11
Menjadi sebuah usaha yang terkemuka dibidang kerajinan tangan, dan menjadikan
produk menebus pasar lokal sehingga dikenal oleh masyarakat.

  Misi
a. Mengembangkan serta ikut mendukung kelancaran ekonomi masyarakat.
b. Agar bisa dinikmati oleh masyarakat luar.
c. Menggunakan bahan bak yang baik dan bermutu tinggi
d. Menggunakan peralatan yang aman

Target Pasar
a. Gambaran Umum Pasar
b. Jenis Produk Yang Dipasarkan
c. Jenis produk yang ditawarkan dari kain perca berupa KESET KAKI
d. Wilayah Pemasaran
e. Untuk sementara kami hanya melayani pemesanan seputaran Kota Cimahi
Strategi Pasar
Produk
Produk yang dibuat merupakan produk umum yang ada pada masyarakat.
Harga
Saya berusaha memberikan harga yang relative murah agar bisa diperoleh
masyarakat terutama menengah ke bawah, dan sesuai dengan permintaan
konsumen barang yang di pesan. Oleh karena itu saya mencari suplier yang
mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar.

3.3 Analisis SWOT


Strength (Kekuatan)

12
Kami menawarkan produk yang dipadukan dengan unsur keindahan.
Bahan material terbaik dan memiliki kualitas tinggi.
Memilikim etos kerja yang baik.
Menjual produk untuk semua kalangan
Weakness (Kelemahan)
Bahan yang digunakan mudah kotor.
Produk mudah ditiru.
Produk mudah ditiru.
Opportunity (Peluang)
Keset kaki yang dibuat memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh pengrajin
keset kaki lainnya, sehingga mempunyai peluang yang besar untuk sukses
dipasaran.
Treat (Ancaman)
Cara pembuatan yang sulit membutuhkan tenaga kerja yang ahli di bidangnya
yang semakin sulit untuk didapatkan pula karena minimnya sumber daya manusia
yang berminat untuk mempelajari teknik pembuatan keset kaki dari kain perca.

13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Setiap mengawali sebuah usaha pasti diperlukan investasi awal. Proyeksi
investasi dalam usaha ini sebesar Rp. 4.000.000 yang bersumber dari dana
dikti.

Table 1 Rekapitulasi Anggaran

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Pembelian Peralatan Rp. 1.000.000

2 Bahan habis pakai Rp. 1.000.000

3 Perjalanan (untuk pencarian peralatan penunjang Rp. 1.000.000


dan dan bahan baku serta promosi penjualan)
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, laporan Rp. 1.000.000

Total Keseluruhan Rp. 4.000.000

4.2 Tahapan Kegiatan


No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 Pra-produksi
2 Produksi
3 Pasca-Produksi
4 Branding Produk
6 Pemasaran
Bimbingan dan
7 evaluasi

14

Anda mungkin juga menyukai