Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN (BETTY NEUMAN)

OLEH KELOMPOK 2 KEPERAWATAN A

ERA FASIRAH 70300119022


ANDI MUTIARA MUTHAHHARAH 70300119012
MUHAMMAD RAYNALDI 70300119013
ANDI AINAYAH KHUSWATUN K. 70300119014
TARISYA RESKI A. 70300119015
KHOIRUNNISA QURRATUL P. 70300119016
INTAN PUTRI 70300119017
NURFADILLAH 70300119018
YULIANTI WULANDARI 70300119019
JUNIARTI LISA 70300119020
DINI AMINARTI 70300119021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayahnya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ‘SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN’ ini. Kami
juga berterima kasih pada dosen pembimbing mata kuliah yang telah menugaskan
pembuatan makalah ini dan membimbing penulis dalam menyusun makalah.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami tentang ‘’SISTEM INFROMASI
KEPERAWATAN”. Kami menyadari bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap ada kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan. Kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa, 19 Oktober 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ………………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI………………………………………………………………. 3

A. Konsep Sistem Informasi …………………………………….…… 4


B. Batasan Teknologi Informasi dalam Pelayanan keperawatan …..... 7
C. Peran dan Dampak Teknologi Informasi dalam Pelayanan
Keperawatan …………………………………………………..…... 9
D. Teori Betty Neuman ………………………………………..…. 13
E. Hubungan Sistem Informasi Keperawatan terhadap Teori
Betty Neuman …………………………………………….......…15
F. Ayat yang Berkaitan …………………………………………...…. 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 18

3
A. Konsep Sistem Informasi

Sisem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara


umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual
yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta
menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai .
Informasi adalah elemen dasar dari praktik disiplin ilmiah apa pun.
Informasi ini yang menggambarkan parameter praktik, mengidentifikasi
klien, menentukan layanan yang diperlukan, dan menetapkan kriteria yang
dievaluasi. Efektivitas pemrosesan informasi dapat menentukan kualitas
berbagai hasil untuk klien, perawat, dan instansi, termasuk efektivitas
perawatan, kepuasan kerja dan produktivitas (Staggers, 1993)Sistem
informasi kesehatan untuk perawat dimulai pada akhir tahun 1970 dan
dideskripsikan ke sistem yang dirancang dengan fokus khusus untuk
menerima dan memulangkan pasien yang melakukan tes diagnostik.
(Syam, A.D.2019).

Informasi keperawatan (NIS) telah didefinisikan sebagai “bagian


dari sistem informasi perawatan kesehatan yang berhubungan dengan
aspek keperawatan, khususnya pemeliharaan catatan keperawatan. Sistem
Pencatatan Keperawatan adalah catatan perawatan yang direncanakan
dan / atau diberikan kepada individu pasien / klien oleh perawat yang
memenuhi syarat atau pengasuh lainnya di bawah arahan perawat yang
memenuhi syarat. Sistem pencatatan keperawatan dapat menjadi cara yang
efektif untuk mempengaruhi praktik keperawatan.

Pelaksanaan dokumentasi keperawatan merupakan salah satu alat


ukur untuk mengetahui, memantau, dan menilai suatu pelayanan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh rumah sakit Dokumentasi keperawatan
tidak hanya mencerminkan kualitas perawatan saja tetapi membuktikan
pertanggunggugatan setiap tim keperawatan. Oleh karena itu, jika kegiatan
keperawatan tidak didokumentasikan dengan baik, akurat, obyektif, dan
lengkap serta sesuai dengan standar asuhan keperawatan maka sulit untuk

4
membuktikan bahwa tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar.
(Butar, C.B.2020).

Dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian aktivitas


yang otentik dengan membuat catatan tertulis. Dokumentasi keperawatan
berisi hasil aktivitas keperawatan yang dilakukan perawat terhadap klien,
mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Dengan demikian, dokumentasi
keperawatan ini menjadi bukti tiindakan keperawatan yang dilakukan
perawat terhadap klien, karenanya perlu dibuat sebuah format yang
disepakati bersama terkait bentuk dokumentasi proses keperawatan yang
berisi mulai dari pengkajian hingga evaluasi.

Manfaat dokumentasi keperawatan adalah:


a. Dokumentasi keperawatan dapat dijadikan sebagai bukti dalam
persoalan yang berhubungan dengan dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien yang bersangkutan

b. Kualitas pelayanan yaitu memberi kemudahan dalam menyelesaikan


masalah pelayanan kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang
berkualitas.

c. Sebagai alat komunikasi yaitu sebagai alat perekam terhadap masalah


yang berkaitan dengan klien.

d. Terhadap keuangan yaitu sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya


perawatan terhadap klien.

e. Terhadap pendidikan yaitu sebagai bahan atau referensi pembelajaran.f.


Terhadap penelitian, sebagai bahan atau objek riset dalam pengembangan
profesi keperawatan. g. Untuk akreditasi sebagai acuan untuk mengetahui
sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien.

Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

5
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4
fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
• Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat
kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal
perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan,
prospektif, beban kerja ,
administrasi pasien.
• Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara
efektif menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan
objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen
yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan
kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas
karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan,
manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana,
manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.
• Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan
subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan,
perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala
bentuk pesan.
• Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

6
B. Batasan Teknologi Informasi dalam Pelayanan keperawatan

Sistem informasi kesehatan adalah kumpulan komponen dan prosedur


yang teroganisir dan bersetujuan untuk menghasilkan informasi yang dapat
memperbaiki keputusan yang berkaitan dengan manajemen pelayanan
kesehatan di setiap tingkatnya (Diana,2012). Adapun batasan teknologi
informasi dalam pelayanan keperawatan atau peraturan yang mengatur
system informasi dalam pelayanan keperawatan yaitu:

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2017


tentangstrategi e- kesehatanNasional, menyatakan:

a. bahwa untuk meningkatkan kualitas, aksesibilitas, dan


kesinambungan pelayanan kesehatan, serta meningkatkan ketersediaan
dan kualitas data daninformasi kesehatan, diperlukan penerapan
teknologi informasi dankomunikasi di bidang kesehatan yang disebut
e-kesehatan;
b. bahwa untuk penerapan e-kesehatan diperlukan strategi e-kesehatan
secara nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalamhuruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Strategi e-KesehatanNasional;
Mengingat :
1. Undang-UndangNomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4843);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 61, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4846);

7
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimanatelahbeberapa kali diubah, terakhir dengan
UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang


Penyelenggaraan Sistemdan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5348);

6. Peraturan PemerintahNomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem


Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5542);

7. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pita


lebar Indonesia 2014-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 220);

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentangRencana


Pembangunan JangkaMenengahNasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

8
C. Peran dan Dampak Teknologi Informasi dalam Pelayanan
Keperawatan

1. Peran Teknologi Informasi Dalam Layanan Keperawatan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini di


Indonesia belum secara luasdimanfaatkan dengan baik oleh perawat
khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan. Hal
ini dikarenakan perawat belum terbiasa dengan kemajuan teknologi dan
belum adanya dukungan dari jaringan internet yang memadai. Padahal
perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kontribusi paling
besar terhadap mutu pelayanan kesehatan. Tenaga perawat sebagai salah
satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan,
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar,
yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat
penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik.
Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan
masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem
/perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal
pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam
praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari
perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai
dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah
teknologi PDA (personal digital assistance). Di masa yang akan datang,
pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal
digital assistance (PDA).(Putra, C. S., 2019)

9
2. Dampak Teknologi Informasi Dalam Layanan Keperawatan

Adapun dampak positif dari teknologi informasi dalam layanan


keperawatan yaitu (Aufa &Heru, 2014) :

a. Mempercepat arus informasi

Arus informasi saat ini menjadi sangat cepat, bahkan


cenderung tidak terkontrol. Namun, hal ini merupakan salah
satu dampak positif, karena dapat memberikan informasi
mengenai suatu kejadian secara cepat, meskipun terkadang
tidak akurat dan tidak tepat.

b. Mempermudah akses terhadap informasi terbaru

Yaitu salah satu efek domino dari cepatnya arus informasi


bertambah. Dengan hadirnyatekhologi informasi dan
komunikasi yang berkembang saat ini,maka siapapun akan bisa
memperoleh informasi dengan mudah. Akses terhadap
informasi ini bisa dilakukan kapanpun, dimanapun dan dari
siapapun itu. Hal ini akan membantu individu dalam
meningkatkan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya,
meski terkadang realibitas dan validitas dari informasi tersebut
dipertanyakan. Media sosial juga merupakan dampak positif
lainnya dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Media sosial dapat memberikan banyak sekali
manfaat, salah satunya adalah dapat mempertemukan individu
dengan orang baru, dan menambah relasi antar individu.

c. Membantu individu dalam mencari informasi

Dalam mencari informasi yang baru dan masih hangat,


maka teknologi informasi dan juga komunikasi sangat berperan
atas hal ini.Dengan adanya arus informasi yang menjadi jauh
lebih cepat, sehinggaindividu akan menjadi lebih mudah dalam
mencari informasi yang diinginkan.Media hiburan pemanfaatan

10
dari teknologi informasi dan juga komunikasi berikutnya
adalah dalam hal hiburan. Teknologi informasi dan juga
komunikasi saat ini mendukung media hiburan yang sangat
banyak ragamnya bagi setiap orang. Contoh saja dari media
hiburan berupa games, music, dan juga video,, banyak orang
yang bisa hilang dan juga lepas dai stress karena hiburan yang
ditawarkan oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi ini.

d. Sharing dan berbagi file

File dan juga dokumen saat ini sudah merupakan kebutuhan


dari setiap orang. Baik dari file musik ataupun dokumen
penting, bisa dibagikan dengan menggunakan internet yang
merupakan produk dari teknologi informasi dan juga
komunikasi. Teknologi informasi dan juga komunikasi
memiliki dampak yang positif dalam hal penyelesaian masalah.
Dengan komunikasi yang menjadi lebih baik dan juga arus
informasi yang cepat, maka teknologi informasi dan juga
komunikasi dapat menjadi solusi bagi masalah anda.

Dampak negatif dari teknologi informasi dalam layanan keperawatan yaitu


(Hamzah, 2016) :

Dampak tersebut disebabkan karena penyalahuganaan dari teknologi


informasi dan komunikasi, ataupun disebabkan karena kurangnya pemahaman
user akan etika dan juga cara untuk menggunakan teknologi informasi dan juga
komunikasi denhan baik dan juga benar. Individu menjadi malas untuk
bersosialisasi secara fisik. Meningkatkan penipuan dan juga kejahatan Cyber
Bullying Konten Negative yang berkembang pesat. Fitnah dan juga pencemaran
nama baik secara luas. Menjauhkan yang dekat, mengabaikan tugas dan juga
pekerjaan, membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna.

Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah


sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain

11
sebagai organizer individu namun terus berkembang sepanjang masa. PDA
memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet
akses, mengirim dan menerima, radio, merekam, gambar/video, membuat catatan,
sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki
tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon
bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA
dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, WWAN
(Wireless Wide- Area Nteworks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya
menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.

12
D. Teori Betty Neuman

Teori Neuman dikenal dengan teori system. Dalam teori ini,


manusia dipandang sebagai system terbuka yang selalu berinteraksi
dengan lingkungannya sehingga hal ini dapat menimbulkan stressor pada
manusia. (Nur Aini, 2018)

Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep


”Health Care Sistem” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas
keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stres dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun
resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Serta Betty Neuman
mendefenisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistic dan pendekatan sistem terbuka.
Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi:
stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima
variabel sistem pasien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi .(Risnah,
2018)

Pernyataan Teori Sistem Model Neuman

Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat


terhadap klien dengan tingkatan yang menyangkut bermacam-macam
pengaruh terhadap respon klien akibat tekanan atau stress.
Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya
selalu membuat keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang
berakibat kepadanya.Ada 4 faktor yang merupakan konsep mental klien:
a. Individu atau pasien itu sendiri
Orang adalah multidimensi yang berlapis.Setiap lapisan terdiri dari 5
orang variabel atau subsistem yaitu fisiologis,psikologis,sosial
budaya,perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan sekitarnya
Lingkungan dipandang sebagai totalitas internal dan kekuatan
eksternal yang mengelilingi sesesorang dan dengan nama mereka

13
berinteraksi pada waktu tertentu.Kekuatan ini mencakup
intrapersonal,interpersonal,dan stres pribadi tambahan yang dapat
mempengaruhi orang normal dan garis pertahanan sehngga dapat
mempengaruhi stabilitas sistem
c. Kesehatan
Neuman mendefinisikan kesehatan adalah kondisi dimana semua
bagian dan subpart atau variabel selaras dengan seluruh klien.Sebagai
orang yang berada dalam interaksi yang konstan dengan
lingkungan,keadaan kesehatan (dan implikasinya negara
lainnya)berada dalam kesetimbangan dinamis,bukan disegala macam
kondisi mapan.
d. Pelayanan
Neuman menyatakan bahwa presepsi perawat akan mempengaruhi
perawatan yang diberikan kepada pasien.Peran perawat dilihat dari
segi derajat reaksi terhadap stress,dan penggunaan
primer,sekunder,tersier intervensi dalam memberikan perawatan
terhadap pasien. (Harnilawati, 2013)

14
E. Hubungan Sistem Informasi Keperawatan terhadap Teori Betty
Neuman

Sistem informasi keperawaan sangat berperan penting dalam


pengaplikasian teori Health Care Sistem oleh Betty Neuman.
Teori Betty Neuman dapat diaplikasikan dalam sistem praktek,
pendidikan, maupun penelitian.
1. Praktek
Model sistem Neuman memiliki relevansi luas untuk praktek
keperawatan. Penggunaan model ini oleh perawat dilengkapi fasilitas
tujuan yang terarah, terpadu dengan pendekatan holistik untuk
perawatan klien, namun juga cocok untuk digunakan multidisiplin
dalam mencegah fragmentasi perawatan pada klien.
Neuman telah mengembangkan beberapa instrumen untuk
memfasilitasi penggunaan model. Instrumen tersebut meliputi alat
penilaian dan intervensi untuk membantu perawat dalam
mengumpulkan dan mensintesa data klien, sebuah format untuk
pencegahan sebagai intervensi, dan sebuah format untuk aplikasi
proses keperawatan dalam kerangka model sistem neuman. Format
proses keperawatan Neuman terdiri dari 3 tahap berikut: (1) diagnosa
keperawatan, (2) tujuan keperawatan dan (3) hasil keperawatan .
System infromasi keperawatan berperan dalam meluasnya model
Neuman sehingga berpengaruh dalam aplikasi dan adaptasi berbagai
setting praktek keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Sebagai conohnya, Fawcett (1995) telah memasukkan format proses
keperawatan Neuman dan format pencegahan intervensi untuk
menggambarkan langkah-langkah dari proses keperawatan berdasarkan
model sistem Neuman. Russell (2002) memberikan tinjauan klinis
menggunakan model untuk panduan praktek keperawatan pada
individu, keluarga, komunitas dan organisasi.

15
2. Pendidikan
Model ini telah diterima di kalangan akademisi dan digunakan secara
luas sebagai panduan kurikulum. Telah digunakan di semua tingkat
pendidikan keperawatan di seluruh Amerika Serikat dan di negara lain,
termasuk Australia, Kanada, Denmark, Inggris, Korea, Kuwait,
Portugal, Taiwan, Belanda dan Jepang. Maka di sini, system informasi
turut berperan hingga teori model ini dapat meluas hingga ke berbagai
negara dan digunakan sebagai acuan pembelajaran hingga saat ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulusan paling sering
menggunakan model ini dalam peran sebagai pendidik dan penyedia
perawatan (caregiver) dan mereka cenderung untuk terus berlatih dari
perspektif sistem model berbasis Neuman. Baru-baru ini telah
diungkapkan mengenai modelini yang diterjemahan ke dalam bahasa
Arab untuk digunakan dalam pendidikan keperawatan
3. Penelitian.
Penelitian sangat penting bagi keperawatan untuk maju sebagai suatu
disiplin ilmu. Penelitian komponen model untuk penjelasan tambahan
dan generasi teori keperawatan dapat diuji melalui penelitian adalah
contoh kontribusi potensi Model Neuman untuk kegiatan penelitian
dan pengetahuan keperawatan.
Tinjauan penelitian saat ini menggunakan model Sistem Neuman
menunjukkan bahwa sering dipilih sebagai kerangka kerja konseptual
untuk praktisi penelitian dan mahasiswa pascasarjana.
Model ini dapat beradaptasi dengan baik untuk mempelajari bidang
yang diminati di seluruh hambatan budaya.
(Antok, 2018)

16
F. Ayat yang Berkaitan

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang seorang yang fasik


kepadamu membawa berita, maka tangguhkanlah (hingga kamu
mengetahui kebenarannya) agar tidak menyebabkan kaum berada dalam
kebodohan (kehancuran) sehingga kamu menyesal terhadap apa yang
kamu lakukan.”
(Q. S Al-Hujurat ayat 6)

17
DAFTAR PUSTAKA

(Antok, 2018)

(http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/aplikasi-teory-betty-
neuman.html#:~:text=Konsep%20yang%20dikemukakan%20oleh
%20Betty,dengan%20sasaran%20pelayanan%20adalah%20komunitas. )

Berita Negara RI Nomor 1635/KEMENKES/E-PengunduhanNasional/2017


tentang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2017

Aufa dan Heru. (2014). Analisis Tingkat Kematangan Sistem Informasi Pada
Rumah Sakit Aisyiyah Kudus. Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Universitas Dian
Nuswantoro.

Butar, C. B. (2020). Pelaksanaan Konsep Dokumentasi Dalam Asuhan


Keperawatan.

Farida Darmadi. (2018) . Konsep sistem informasi keperawatan . DOCplayer


(https://docplayer.info/69727792-Konsep-sistem-informasi-keperawatan.html )

Hamzah. (2016). Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi


Penderita Pneumonia . Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,
ISSN 2085-1588

Harnilawati. (2018). Pengantar Ilmu Keperawatan. Takalar: Pustaka As Salam

NurAini (2018) .Teori Model Keperawatan. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang

Putra, C. S. (2019). Peranan Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Keperawatan


di Rumah Sakit. Jurnal Simtika, 2(3), 28-31

18
Risnah. (2018). Sejarah Teori dan Model Keperawatan. Makassar: Pusaka Al
Maida

Syam, A. D. (2019). Manfaat dan Hambatan dalam Pelaksanaan Sistem


Informasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(2).

19

Anda mungkin juga menyukai