DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
C. UNDANG-UNDANG UKOM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN.
MEMUTUSKAN DAN MENETAPKAN PERATURAN MENTERI
KESEHATAN TENTANG PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN.
1) Pasal 1 Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan adalah suatu proses untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja pejabat fungsional kesehatan
yang dilakukan oleh tim penguji dalam rangka memenuhi syarat kenaikan jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi.
2) Pasal 2 Tata cara penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
3) Pasal 3 Tata cara penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan acuan bagi penyelenggara Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan.
4) Pasal 4 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia
D. ANALISA JURNAL
Jurnal 1: MENINGKATKAN KESIAPAN UJI KOMPETENSI NERS MELALUI
BIMBINGAN INTENSIF
Kekurangan :
Kesiapan mahasiswa dalam menghadapi ukom menjadi permasalahan yang harus
dipecahkan oleh institusi. Pemecahan masalah tersebut harus dimulai dari proses
pembelajaran selama mahasiswa menempuh pendidikan. Institusi perlu mengidentifikasi
karakteristik mahasiswanya,dan terus berinovasi dan mengujicobakan berbagai metode
pembelajaran yang efektif serta menetapkan metode pembelajaran yang efektif tersebut.
Proses pembelajaran juga harus dimonitor dan dievaluasi guna menjamin proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan ketetapan.kesiapan mahasiswa dalam menghadapi
ukom sebelum diberikan bimbingan intensif masih jauh dari harapan untuk lulus ukom.
Hal ini terjadi karena mahasiswa masih belum terpapar dengan soal-soal ukom dan
belumpernah mendapatkan informasi mengenai strategi-strategi dalam menyelesaikan
soalsoal ukom, walaupun dalam proses akademiknya mahasiswa telah diarahkan pada
pemecahan kasus. Rendahnya kesiapan mahasiswa dalam mengikuti ukom seharusnya
menjadi perhatian khusus oleh institusi, karena kesiapan dan kemampuan mahasiswa
sangat tergantung pada proses penyelenggaraan Pendidikan
Kelebihan :
Kesiapan mahasiswa dalam menghadapi ukom setelah diberikan bimbingan
intensif mengalami peningkatan yang signifikan. Paparan soal-soal vignette dan strategi
pemecahan kasus memberikan pemahaman tersendiri bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan kasus. Hal ini senada dengan hasil penelitian seelumnya yang mengatakan
bahwa try out yang diikuti sebelumnya oleh mahasiswa turut berperan dalam kelulusan
ukom. Mahasiswa yang lulus try out khususnya try out nasional yang diselenggarakan
oleh APINI memberikan dampak positif terhadap kelulusan ukom Try out merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi ukom.
Namun, try out berbeda dengan bimbingan intensif,karena dalam try out mahasiswa
hanya dilatih untuk mengerjakan soal-soal, tidak diajarkan bagaimana cara memecahkan
soal. Bimbingan intensif penting diberikan oleh institusi kepada mahasiswa sebelum
pelaksanaan ukom nasional. Melalui bimbingan intensif mahasiswa tidak hanya diajarkan
bagaimana cara memecahkan kasus-kasus yang ada dalam soal, tetapi juga bagaimana
menemukan dan menerapkan pola penyelesaian masalah dari masing-masing departemen
yang diujikan. Pola-pola pemecahan masalah merupakan hal terpenting yang harus
dikuasai oleh mahasiswa
Kelebihan :
Program remediasi merupakan program yang erat kaitannya dengan program
praktik klinis. Mahasiswa yang tidak lulus nilai standar minimal pada ujian exit exam
praktik klinis diwajibkan mengikuti kegiatan remediasi. Mahasiswa yang tidak lulus akan
diberi tugas khusus untuk menyempurnakan nilai yang diperoleh pada exit exam
selanjutnya mahasiswa akan mengambil studi independen pada bidang pengetahuan yang
memiliki nilai defisit. Misalanya mahasiswa tersebut memiliki nilai defisit pada bidang
keperawatan dasar, maka mahasiswa tersebut diwajibkan mengambil studi independen
pada bidang pengetahuan keperawatan dasar tersebut. Jika mahasiswa telah
menyelesaikan studi independen tersebut maka nilai yang diperoleh akan ditambahkan
pada nilai yang telah dimiliki dan mahasiswa tersebut melanjutkan pada semester beri-
kutnya Mahasiswa yang diberikan motivasi dan kebebasan untuk menerapkan gaya
belajar pilihan mereka untuk mencapai keberhasilan akademik menunjukkan retensi yang
lebih baik dan tingkat self-efficacy yang lebih tinggi
E. KESIMPULAN
Setiap tenaga Kesehatan wajib memiliki STR yang artinya bersangkutan secara
umum memiliki kompetensi oleh tenaga Kesehatan pada umumnya. Kebijakan
pemerintah melalui rumah sakit seringkali meminta perawat yang bekerja di instansi
pelayanan Kesehatan untuk memiliki STR. Kepemilikan STR selain baik bagi perawat
yang bersangkutan juga baik bagi instansi pelayanan. Sehingga untuk mendapatkan STR
ada dua jalur yang harus ditempuh oleh perawat yaitu untuk perawat baru lulus dengan
mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan oleh instansi terkait, sedangkan untuk
perawat yang sudah bekerja lama dengan cara memenuhi SKP, misalnya mengikuti
kegiatan pengembangan diri, mengikuti kegiatan penelitian, mengikuti kegiatan
pengabdian, aktif di organisasi profesi, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/54337/8/BAB%201.pdf
file:///C:/Users/U%20S%20E%20R/Documents/67.pdf