Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kesehatan adalah salah satu faktor terpenting dalam

mendukung fungsi sistem pelayanan kesehatan. Dibutuhkan tenaga kesehatan

yang berkompeten dan berdedikasi dalam jumlah dan sebaran yang baik,

untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal (Kemenkes RI,

2016).

Perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang harus

memiliki kompetensi dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Perawat

adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun

di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Perawat sebagai tenaga professional bertanggungjawab dan

berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya,

terutama terkait dengan lingkup praktik dan wewenang perawat (Kusnanto,

2014 & Sharif La ode, 2012).

Peningkatan kualitas pendidikan tenaga kesehatan adalah salah satu

langkah strategis untuk meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan

berkualitas dan memiliki kompetensi yang relevan untuk menjalankan sistem

pelayanan kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong

percepatan peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan kesehatan adalah

dengan meningkatkan kendali mutu lulusan pendidikan yang kompeten dan

1
2

memperoleh sertifikat kompetensi, perawat harus mengikuti Uji Kompetensi,

(Panduan Pelaksanaan Uji Kompetensi, 2015).

Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan. Ujian ini ditujukan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar

kompetensi kerja. Uji Kompetensi Nasional dapat dijadikan sebagai bagian

dari penjaminan mutu pendidikan (Permenristekdikti, 2016).

Data yang dirilies DIKTI 2014 memaparkan bahwa hasil uji

kompetensi yang telah dilakukan pada mahasiswa DIII keperawatan dan

Ners, sehingga masih diperlukan perbaikan pada sistem pendidikan

keperawatan. Oleh karena itu, tanggal 18 Juni 2014 Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan surat

edaran nomor 529/E.E3/DT/2014 tentang Status Uji Kompetensi bagi

Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan, DIII Keperawatan dan Ners yang

berisi tentang belum digunakannya uji kompetensi untuk menentukan

kelulusan atau sebagai exit exam (DIKTI, 2014).

Profil kelulusan Uji Kompetensi Nasional Indonesia (UKNI)

berdasarkan RISTEKDIKTI (2015), bahwa beberapa periode menunjukkan

jumlah penurunan kelulusan uji kompetensi, yaitu pada tahun 2016 periode

ke V sebanyak 12,093 orang, dengan jumlah kelulusan sebanyak 3,989 orang

(33%) dan yang tidak lulus sebanyak 8,104 orang (67%), periode ke VI

jumlah pendaftar Uji Kompetensi sebanyak 28,790 orang, dengan tingkat


3

kelulusan sebanyak 18,004 orang (63%) dan yang tidak lulus sebanyak

10,786 orang (37%), tahun 2017 periode ke VII jumlah pendaftar Uji

Kompetensi sebanyak 14,961 orang dengan tingkat kelulusan sebanyak 6,050

orang (40%) dan yang tidak lulus sebanyak 8,911 orang (60%), periode ke

VIII tahun 2017 jumlah pendaftar Uji Kompetensi mengalami penurunan

dengan jumlah pendaftar sebanyak 9,484 orang dengan tingkat kelulusan

sebanyak 3,461 orang (36%) dan yang tidak lulus sebanyak 6,023 orang

(64%). Data ini menunjukkan secara signifikan penurunan tingkat kelulusan

Uji Kompetensi. Meskipun pada periode ke IX tahun 2017 jumlah kelulusan

Uji Kompetensi mengalami peningkatan dengan jumlah pendaftar yaitu

28,936 orang dengan tingkat kelulusan sebanyak 23,763 orang (82%) dan

yang tidak lulus sebanyak 5,173 orang (18%).

Anggraeni, 2013 mengungkapkan bahwa Pelaksanaan uji

kompetensi dirasakan menjadi beban yang semakin berat bagi mahasiswa

keperawatan yang sebelumnya tidak ada uji kompetensi. Hal ini disebabkan

karena Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia menetapkan uji kompetensi

harus dilalui oleh semua lulusan mahasiswa kesehatan. Apabila tidak lulus uji

kompetensi, mahasiswa harus mengikuti uji kompetensi pada periode

selanjutnya dan mendapat program bimbingan dari institusi asalnya serta

tidak dapat melakukan praktek keperawatan karena belum bisa mendapatkan

Surat Tanda Registrasi.

Uji kompetensi yang selama ini dilakukan hanya menggunakan

Computer Based Test untuk profesi Ners dan Paper Based Test untuk DIII
4

Perawat dan Bidan. Masih tingginya peserta uji kompetensi yang tidak lulus

dipengaruhi beberapa faktor antara lain persiapan peserta uji kompetensi atau

Try Out, faktor dosen, metode pembelajaran, kecerdasan mahasiswa,

motivasi, minat dan bakat dan lain-lain.

Berbagai upaya pun dicoba untuk dilakukan agar dapat

meminimalisir perasaan - perasaan yang tidak menyenangkan tersebut,

sehingga mahasiswa siap menghadapi uji kompetensi. Salah satu upaya yang

efektif dalam rangka meningkatkan kelulusan maka diadakannya Try Out atau

latihan sebelum menghadapi Uji Kompetensi Ners Indonesia agar bisa

mengukur sejauh mana kemampuan peserta mahasiswa perawat dalam

mempersiapkan UKNI.

Try out merupakan suatu mekanisme yang digunakan sebagai sebuah

latihan bagi siswa sebelum melaksanakan ujian yang sesungguhnya. Try out

hanyalah sebagai media untuk berlatih soal – soal. Semakin banyak berlatih,

maka peserta didik akan semakin siap untuk menghadapinya.

Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Purnamasari (2013), bahwa peningkatan jumlah kelulusan ujian nasional

siswa SMA kesatrian 1 semarang berbanding lurus dengan jumlah try out

yang diikuti. Saat ini, Assosiasi Institusi Perawat Nasional Indonesia (AIPNI)

turut bertanggung jawab atas terbangunnya sistem uji credible, untuk ujian

tersebut AIPNI menyelenggarakan try out uji kompetensi secara mandiri. Try

out online ini juga merupakan alat pembinaan anggota AIPNI dalam

meningkatkan presentasi kelulusan dan tidak ada unsur paksaan. Sesuai


5

dengan jadwal yang disepakati di lembaga pengembangan uji kompetensi

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kelulusan uji kompetensi perawat. Indeks prestasi kumulatif

merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar

mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan

semester paling akhir yang telah ditempuh.

Mahasiswa yang memiliki indeks prestasi kumulatif yang baik pada

fase akhir belajar akan lebih mudah memahami konsep ataupun teori-teori

yang telah didapat dan juga akan lebih mudah mengingat sehingga

kemampuan intelektualnya meningkat disertai dengan kemampuan teknikal

yang meningkat maka dari itu mahasiswa tersebut akan mudah mengerjakan

soal ujian sehingga hasil yang didapat juga akan memuaskan. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramana, S (2011), yang dilakukan

pada peserta ujian kompetensi dokter Indonesia (UKDI) Fakultass kedokteran

Universitas Diponegoro yang membuktikan bahwa ada hubungan secara

signifikan antara nilai indek prestasi komulatif, PPA dan PPP terhadap nilai

Ujian Kompetensi Dokter Indonesia, dimana nilai IPK berbanding lurus

dengan persentase kelulusan UKDI.

Menurut Prashign (2007), dalam Jeanete Ophilia Papilaya, (2016)

mengatakan bahwa kunci menuju keberhasilan dalam belajar dan bekerja

adalah mengetahui gaya belajar atau bekerja yang unik dari setiap orang.

Gaya belajar yang sesuai dengan minat mahasiswa sangat mempengaruhi

hasil dari evalusai pembelajaran, sehingga apabila gaya belajar yang dipilih
6

telah sesuai dengan minat dan kemapuannya maka hasil pembelajaran yang

didapat juga akan bagus sehingga akhirnya mahasiswa tersebut akan mampu

mengerjakan ujian atau tes dengan mudah.

Sebuah studi penelitian yang telah dilakukan oleh Abdilah (2016)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan Uji Kompetensi Ners di

Stikes Ngudia Husada Madura dengan hasil bahwa ada hubungan antara

penyelenggaraan try out dengan kelulusan mahasiswa ners. Faktor Indek

Prestasi Kumulatif juga terdapat hubungan dengan kelulusan ners, begitupula

gaya belajar mahasiswa juga berhubungan dengan kelulusan ners.

Data hasil pengumuman hasil Uji Kompetensi mahasiswa Di

Kampus Akper Pemkab Kolaka Kabupaten Kolaka dari periode 3 tahun

terakhir menunjukkan bahwa jumlah peserta Uji Kompetensi pada Juni 2015

periode ke IV sebanyak 65 orang, dengan jumlah kelulusan sebanyak 7 orang

(11%) dan yang tidak lulus sebanyak 58 orang (89%), dan jumlah peserta Uji

Kompetensi pada September 2015 periode ke V sebanyak 138, dengan jumlah

kelulusan sebanyak 78 orang (57%) dan yang tidak lulus sebanyak 60 orang

(43%). Pada Mei 2016 periode ke VI jumlah pendaftar Uji Kompetensi

sebanyak 54 orang, dengan jumlah kelulusan menunjukkan penurunan yaitu

sebanyak 5 orang (9%) dan yang tidak lulus sebanyak 49 orang (91%). Pada

Oktober 2016 periode ke VII jumlah pendaftar Uji Kompetensi sebanyak 126

orang, dengan jumlah kelulusan sebanyak 61 orang (48%) dan yang tidak

lulus sebanyak 65 orang (52%). Pada Maret 2017 periode ke VIII jumlah

pendaftar Uji Kompetensi sebanyak 58 orang, dengan jumlah kelulusan


7

sebanyak 10 orang (17%) dan yang tidak lulus sebanyak 48 orang (83%).

Pada Juli 2017 periode ke IX jumlah pendaftar Uji Kompetensi sebanyak 18

orang, dengan jumlah kelulusan kembali lagi mengalami penurunan yang

sangat drastis yaitu sebanyak 2 orang (11%) dan yang tidak lulus sebanyak 16

orang (89%), sedangkan pada Oktober 2017 periode ke X jumlah pendaftar

Uji Kompetensi sebanyak 80 orang, dengan jumlah kelulusan sebanyak 54

orang (68%) dan yang tidak lulus sebanyak 26 orang (33%). Hal ini

menunjukkan angka pengcapaian yang sangat rendah sekali sehingga dapat

menjadi masalah yang perioritas terhadap kualitas lulusan. Rendahnya

persentase kelulusan hendaknya segera direspon dengan cepat dan tepat

karena apabila tidak direspon dengan cepat dan tepat maka akan berdampak

terhadap kualitas lulusan perawat Indonesia juga berdampak pada institusi

sendiri.

Berdasarkan pemaparan tersebut dan hasil studi pendahuluan di atas

maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Faktor - Faktor

Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kelulusan Uji Kompetensi Perawat Di

Universitas Sembilanbelas November Kolaka”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara Try Out dengan tingkat kelulusan Uji

Kompetensi Perawat di Universitas Sembilanbelas November Kolaka?


8

2. Apakah ada hubungan antara Indeks Prestasi Kumulatif dengan tingkat

kelulusan Uji Kompetensi Perawat di Universitas Sembilanbelas

November Kolaka?

3. Apakah ada hubungan antara gaya belajar dengan tingkat kelulusan Uji

Kompetensi Perawat di Universitas Sembilanbelas November Kolaka?

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingkat Kelulusan Uji Kompetensi Perawat Di Universitas

Sembilanbelas November Kolaka.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara Try Out dengan tingkat

kelulusan Uji Kompetensi Perawat di Universitas Sembilanbelas

November Kolaka.

b. Untuk mengetahui hubungan antara Indeks Prestasi Kumulatif

dengan tingkat kelulusan Uji Kompetensi Perawat di Universitas

Sembilanbelas November Kolaka.

c. Untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar dengan tingkat

kelulusan Uji Kompetensi Perawat di Universitas Sembilanbelas

November Kolaka.
9

D. Manfaat Penelitian.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai

sumber informasi dan sekaligus menambah wawasan dalam menghadapi

uji kompetensi kedepannya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pihak Institusi

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi kepada

pihak institusi sehingga dapat dijadikan pedoman untuk

meningkatkan mutu tingkat kelulusan Uji Kompetensi perawat di

Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

b. Bagi Pihak Mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan

secara mendetail tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan

tingkat kelulusan Uji Kompetensi Perawat.

c. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi penyediaan

data dasar, yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut,

khususnya tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat

kelulusan Uji Kompetensi Perawat.

Anda mungkin juga menyukai