Oleh:
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Belajar merupakan hak setiap orang, satunya motivasi atau panggilan jiwa
dan fenomena kualitas pembelajaran di untuk mendalami suatu bidang ilmu,
tingkat Perguruan Tinggi seringkali dalam hal ini yang akan diteliti adalah ilmu
dipertanyakan oleh para pengguna lulusan keperawatan.
(user) apakah mampu menjawab Perkembangan ilmu
kebutuhan di dunia kerja. Keberhasilan pengetahuan dan pendidikan keperawatan
proses belajar di Perguruan Tinggi di Indonesia semakin maju dan
dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) berkembang, saat ini pendidikan D3
akademik yang bila dikumulatifkan setiap Keperawatan adalah tingkatan terendah
semesternya menjadi Indeks Prestasi yang akan menghasilkan lulusan tenaga
Kumulatif (IPK). Prestasi belajar inilah keperawatan professional pemula yang
yang nantinya akan menggambarkan diharapkan mampu melakukan praktek
kemampuan profesional lulusan di masa keperawatan ilmiah dasar secara mandiri
depan. Rendah atau tingginya IPK sangat (Pusdiknakes, 1999). Seseorang memilih
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah kuliah di Akper dan pada akhirnya
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
menjadi perawat memiliki motivasi yang orang tua juga menjadi faktor lain yang
berbeda-beda dan dipengaruhi juga oleh dapat mempengaruhi motivasi.
persepsi mereka terhadap sosok seorang Akper YPIB Majalengka adalah
perawat itu sendiri. Mahasiswa yang institusi pendidikan keperawatan pertama
mempunyai persepsi baik akan dan dahulu menjadi satu-satunya di
memunculkan motivasi tinggi dan wilayah Kabupaten Majalengka. Awal
diharapkan akan meningkatkan semangat berdiri sebagai SPK (Sekolah Perawat
belajar sehingga prestasinya pun baik, Kesehatan) dan dikonversi menjadi
karena pada dasarnya prestasi akademik Akademi Keperawatan pada tahun 2000.
adalah hasil interaksi dari berbagai faktor Sejak saat itu Akper YPIB Majalengka telah
dan akan berbeda antara satu individu menerima mahasiswa dengan berbagai
dengan individu yang lain (Sardiman, latar belakang pendidikan SMA maupun
2011). SMK, dari jurusan apapun denga harapan
Alimuddin (2012) di Universitas dapat memberikan kesempatan yang sama
Muhammadiyah Semarang dan Ismail pada siapapun untuk menjadi perawat
(2013) di Akper Nusantara Jaya Makassar professional. Saat ini, tepatnya tahun
melakukan penelitian pada mahasiswa D3 2015, Akper YPIB memiliki mahasiswa
Keperawatan dan mengemukakan bahwa sejumlah 212 orang yang terbagi menjadi
ada hubungan yang signifikan antara 3 angkatan yang terdiri dari tingkat I
motivasi menjadi perawat dengan prestasi sebanyak 65 orang, tingkat II sebanyak 76
akademik, dimana motivasi yang tinggi orang dan tingkat III sebanyak 71 orang.
dapat mendorong peningkatan prestasi Malalui hasil observasi dan dan data
belajar. Hal ini menjadi penting, rekapitulasi absensi mahasiswa selama
dikarenakan dewasa ini mulai terjadi proses perkuliahan masih banyak yang
transisi motivasi pada mahasiswa Akper belum memenuhi standar minimal
yang dahulu didasari keinginan menjadi kehadiran 80%. Selain itu data akademik
perawat dan menolong orang sakit mencatat bahwa IPK tertinggi di tingkat II
menjadi berorientasi demi cepat semester 3 pada akhir semester ganjil
mendapatkan pekerjaan. 2014/2015 adalah 3,63 dan terendah
Munculnya berbagai masalah yang yaitu 2,34. Berdasarkan data tersebut
berkaitan dengan kurangnya kualitas terlihat bahwa masih terdapat nilai yang
lulusan D3 Keperawatan dapat berawal tidak mencapai batas standar kelulusan,
dari sistem seleksi saat penerimaan atau biasa disingkat NBL (Nilai Batas
peserta didik yang kurang memperhatikan Lulus) sehingga harus mengikuti ujian
aspek psikologis, khususnya motivasi dari perbaikan, penugasan, pemadatan materi
para calon mahasiswa baru. Seleksi bahkan mengulang mata kuliah tersebut.
biasanya hanya difokuskan pada tes Kondisi demikian dapat diakibatkan oleh
kognitif saat ujian tulis dan wawancara kombinasi dari motivasi, minat,
terstruktur serta tes kesehatan, sama personality, kecerdasan (kognitif), serta
sekali tidak menyentuh ranah psikologis attitude atau sikap mahasiswa selama
atau biasa dikenal dengan istilah psikotest. proses perkuliahan.
Tidak mengherankan sering terjadi kasus Prestasi belajar hingga saat ini masih
cuti akademik dan bahkan mengundurkan menjadi tolok ukur kompetensi
diri (drop out) yang sebagian besar mahasiswa di bidang ilmunya masing-
diawali oleh permasalahan penurunan masing, oleh sebab itu banyak institusi
atau bahkan tidak ada motivasi belajar di kerja yang menggunakan indeks prestasi
Akper. Desakan atau paksaan dari orang belajar (IPK) untuk penerimaan karyawan,
terdekat, yang dalam hal ini biasanya sehingga mahasiswa atau lulusan dengan
IPK rendah akan sangat sulit bersaing
bahkan dari tahap seleksi awal (Sumargi, atau pusing, akan tetapi bagaimana tujuan
2008). Dengan demikian motivasi pembelajaran dapat tercapai dengan
memegang peranan penting dalam proses mudah dan menyenangkan.
pembelajaran dan perlu juga dipahami Dari sekian banyak faktor yang dapat
oleh pendidik (dosen) agar dapat menghambat proses belajar dan
melakukan berbagai bentuk tindakan atau pencapaian prestasi akademik yang tinggi
bantuan kepada mahasiswa dan serta alasan-alasan yang dikemukakan di
memodifikasi proses belajar agar tidak atas, peneliti tertarik untuk membahas
membosankan. Menurut Sutikno (2007), dan meneliti hubungan antara motivasi
pembelajaran efektif bukanlah bertujuan dengan prestasi akademik mahasiswa
membuat mahasiswa menjadi bingung Akper YPIB Majalengka tahun 2015.
Rendah
5 0
Tinggi
8 0 2 0
Total 0
0 4 5 0
0
ρ = 0.004
Berdasarkan tabel 5 dari hasil dalam rentang indeks prestasi baik, dan
penelitian diperoleh data bahwa sisanya yaitu 2 responden (5%) IPK nya
responden dengan tingkat motivasi tinggi cukup.
menjadi perawat dan IPK nya berada Hasil uji Chi-Square dengan analisis
dalam rentang sangat baik sebanyak 2 korelasi Pearson, dimana nilai signifikan
orang (5%), 28 responden (70 %) dengan yang diperoleh adalah 0.004 dengan α =
indeks prestasi akademik baik , dan 2
0.05. oleh karena ρ < α maka dapat
orang (5%) berada dalam tingkat cukup. disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Sedangkan jumlah responden yang berada antara motivasi menjadi perawat dengan
pada kategori tingkat motivasi rendah, indeks prestasi akademik mahasiswa di
tidak ada yang memiliki indeks prestasi Akper YPIB Majalengka.
sangat baik, 6 responden (15 %) berada
IV. PEMBAHASAN
1. Motivasi menjadi Perawat pada memberikan arah sehingga tujuan yang
Mahasiswa Tingkat II Semester III dikehendaki dapat tercapai sesuai target.
Tahun Akademik 2014/2015 Akper Nur (2002) menganalogikan motivasi
YPIB Majalengka seperti sebuah kendaraan bermotor,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimana mesinnya analog dengan
sebagian besar mahasiswa Akper YPIB intensitas dan kemudi (stir) serupa
Majalengka mempunyai motivasi tinggi dengan arah atau tujuan. Tugas penting
untuk menjadi perawat, yaitu sebanyak 32 bagi dosen adalah merencanakan
orang (80%), dan sisanya sejumlah 8 bagaimana caranya untuk mendukung
orang (20%) memiliki motivasi rendah. motivasi mahasiswa, yang dapat timbul
Menurut Purwanto (2004), motivasi dari dalam maupun luar. Dengan demikian
merupakan suatu usaha yang disadari agar fungsi utama dosen dalam proses
seseorang tergerak hatinya untuk pembelajaran adalah sebagai pembimbing
melakukan sesuatu sehingga mencapai (fasilitator) yang menyediakan hal-hal
tujuan tertentu. Motivasi juga seringkali untuk diamati, diperhatikan, dibaca, digali,
disebut sebagai penggerak perilaku, ada dan menjawab pertanyaan yang
pula yang menyatakan bahwa motivasi dikemukakan oleh mahasiswa
merupakan penentu atau determinan dari Bila dikaitkan dengan hasil penelitian,
perilaku (Irwanto, 2004). Dalam kegiatan agar dapat menjadi perawat profesional
pembelajaran, motivasi dapat dikatakan dan mampu memberikan pelayanan
sebagai keseluruhan daya penggerak keperawatan yang prima serta berkualitas,
dalam diri siswa yang menjamin maka perawat haruslah menguasai tiga
kelangsungan dari kegiatan belajar, kemampuan utama yaitu pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang memadai. dalam kategori baik, yaitu sebanyak 34
Penguasaan ketiga aspek tersebut dapat orang (85 %). Dengan demikian maka
tercermin dari prestasi akademik atau IPK diharapkan prestasi tersebut setidaknya
yang tinggi, dan diharapkan akan dapat dapat dipertahankan atau bahkan
bersaing di dunia kerja. ditingkatkan hingga selesai menempuh
2. Prestasi Akademik dan Nilai Indeks pendidikan di Akper YPIB Majalengka dan
Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa lulus dengan nilai baik.
Tingkat II Semester III Tahun 3. Hubungan Motivasi menjadi
Akademik 2014/2015 Akper YPIB Perawat dengan Prestasi Akademik
Majalengka Mahasiswa Tingkat II Semester III
Proses belajar di tingkat perguruan tinggi Tahun Akademik 2014/2015 Akper
akan menghasilkan output berupa prestasi YPIB Majalengka
akademik, yang merupakan keseluruhan Sebagaimana telah dikemukakan
kegiatan pengukuran, pengolahan, sebelumnya, dalam kegiatan atau proses
penafsiran, dan pertimbangan untuk belajar diperlukan adanya motivasi yang
membuat keputusan tentang tingkat hasil akan sangat dipengaruhi oleh beberapa
belajar yang dicapai oleh individu (Syah, faktor antara lain: cita-cita, kemauan,
2003). Banyak faktor yang yang dapat kondisi fisik dan psikologis, serta
mempengaruhi prestasi belajar baik lingkungan di sekitar peserta didik.
intrinsik maupun ekstrinsik, dimana salah Melalui analisis kuesioner dan observasi
satu faktor yang paling berpengaruh terhadap responden, didapatkan beberapa
adalah lingkungan yang merupakan bagian alasan tinggi atau rendahnya motivasi
dari kehidupan peserta didik, dalam hal ini menjadi perawat ini selain karena
mahasiswa. keinginan pribadi juga didukung oleh
Hasil belajar tidak akan dapat langsung lingkungan, terutama orang tua. Selain itu
terlihat tanpa adanya proses evaluasi, dan ternyata pengaruh dari teman juga akan
prestasi belajar pun tidak akan sama sangat menunjang, dimana beberapa
antara satu individu dengan individu yang mahasiswa yang memilih melanjutkan
lain meskipun mereka mendapatkan input kuliah ke Akper YPIB Majalengka atas
yang sama. Menurut Supartini (2008), ajakan teman atau tertarik melihat
hasil belajar merupakan tingkat temannya yang sudah lebih dahulu
penguasaan yang dicapai dalam mengikuti menjadi mahasiswa.
program belajar mengajar sesuai dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain, korelasi Pearson dengan tingkat
belajar ditandai dengan adanya proses kemaknaan 0.05 adalah ρ = 0.004 yang
perubahan dan dapat diamati dalam berarti Ho ditolak dan H1 diterima,
bentuk perbedaan tingkah laku yang dapat dengan demikian berarti terdapat
bertahan selama beberapa periode waktu hubungan antara motivasi menjadi
tertentu. Seseorang dapat menghasilkan perawat dengan prestasi akademik
prestasi belajar yang berbeda jika mahasiswa Akper YPIB Majalengka. Secara
dihadapkan pada situasi yang berbeda, teoritis hal ini dapat dibenarkan dan
sehingga dengan demikian dapat pula sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh
dikatakan bahwa prestasi akan sangat Ismail (2013) di Akper Nusantara Jaya
dipengaruhi oleh faktor individual dan Makasar, dimana motivasi sendiri dapat
situasional (Purwanto, 2006). berupa motivasi instrinsik yang meliputi
Dari hasil penelitian dapat ditarik cita-cita, kesadaran dan pertimbangan
kesimpulan bahwa sebagian besar pribadi, pemikiran masa depan tentang
mahasiswa memiliki prestasi akademik kesuksesan. Sedangkan motivasi
yang terlihat dari nilai IPK semester III
ekstrinsik dapat diperoleh dari orang tua,
teman, ataupun tenaga pengajar (guru, perbuatan, serta menyeleksi perbuatannya
dosen). sehingga akan selaras dengan tujuan
Motivasi dapat menjadi pendukung proses belajar yang ingin dicapai. Dengan
belajar, namun dapat pula menjadi demikian peran motivasi ini sangatlah
penghambat dalam pencapaian hasil atau krusial sehingga diharapkan akan ada
prestasi belajar. Mahasiswa dengan tindak lanjut dari pihak akademik untuk
motivasi kuat pastilah akan berusaha senantiasa menjaga dan meningkatkan
keras memperoleh pencapaian belajar motivasi mahasiswa di Akper YPIB
yang optimal, yang disebabkan karena Majalengka, agar proses belajar mengajar
adanya tiga fungsi dari motivasi yaitu: semakin lancar dan menghasilkan output
mendorong individu untuk berbuat dan yang mampu berdaya saing di dunia kerja.
melakukan aktivitas, menentukan arah
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan bagian akademik hendaknya
1. Sebagian besar responden dalam penyusunan dan
(80 %) memiliki motivasi penerapan kurikulum dapat
yang tinggi untuk menjadi memotivasi mahasiswa untuk
perawat lebih meningkatkan aspek
2. Sebagian besar mahasiswa kognitif, afektif dan
(85 %) memiliki prestasi psikomotor (keterampilan
akademik yang dapat dilihat dengan tetap mengacu pada
dari IPK dalam kategori Baik panduan kurikulum nasional.
3. Hasil uji korelasi antara dua 2. Bagi Mahasiswa, diharapkan
variabel dengan uji Pearson senantiasa menjaga motivasi
Chi-Square menunjukkan dan bila perlu ditingkatkan,
adanya hubungan yang serta lebih aktif lagi dalam
signifikan antara motivasi proses pembelajaran
menjadi perawat dengan sehingga pencapaian hasil
prestasi akademik mahasiswa belajar akan lebih oprimal.
B. Saran 3. Bagi Peneliti selanjutnya,
1. Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dapat
(Akper YPIB Majalengka), menggunakan metode lain
diharapkan dapat memotivasi atau mengembangkan
dengan senantiasa meng up- penelitian ini dengan desain
grade mutu serta kualitas studi yang berbeda dan
pendidik (dosen) dan dengan jumlah sampel yang
memperkenalkan peran lebih besar.
perawat serta prospek kerja
di bidang kesehatan yang
cukup memjanjikan. Untuk
DAFTAR PUSTAKA
Pidekso, Ari. 2009. Seri Panduan Praktis: Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan dengan
SPSS 17 untuk Pengolahan Data Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Statistik. Yogyakarta: CV. Andi Offset Rosdakarya