net/publication/341760207
CITATIONS READS
0 218
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Yulius Yusak on 06 July 2020.
INFORMASI ABSTRAK
ARTIKEL Subjective well-being adalah suatu penilaiaan individu mengenai
Riwayat Artikel pengalaman kehidupan seseorang, yang dapat dilihat berdasarkan
Diterima : 20 Agustus 2019 kesejahteraan, kebahagian dan kepuasan hidup. Tingkat prestasi belajar,
Diterima dalam bentuk revisi : akan menjadi tolak ukur sejauh mana keberhasilan mahasiswa
25 September 2019 melaksananakan kegiatan pembelajaran. Aspek subjective well-being
Disetujui : dalam konteks pendidikan di Universitas yang baik, akan mempengaruhi
24 Desember 2019 peningkatan kebahagiaan mahasiswa di kampus dan kepuasan terhadap
pendidikan yang dijalani. Subjective Well-being dalam studi ini, akan
menyoroti derajat kesejahteraan mahasiswa dalam lingkungan
Universitas. Penilaiannyameliputi having, loving, being, dan
health.Oleh karena itu,penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
hubungan antara subjective well-being dengan prestasi akademik
mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
deskriptif. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiwa Program
Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2017, dengan jumlah sampel 70
partisipanyang dipilih dengan teknik random sampling. Pengumpulan
data, menggunakan kuesioner CSSWQ (The College Students Subjective
Well-being Questionnaire) dan laporan transkip nilai IPK. Analisa data
menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat,serta uji
menggunakan rumus korelasisederhana. Hasil menunjukan ada
hubungan antara subjective well-being dengan prestasi akademik pada
mahasiswa prodi ilmu keperawatan.
ABSTRACT
Subjective well-being is an individual assessment of life experience, which can be seen based on
welfare, happiness and life satisfaction. The achievement level will be benchmark of student do
learning. Subjective well-being aspect in the context of education in the good University will affect the
enhancement student happiness in campus and satisfaction the education. Subjective Well-being in
this study, will see the degree of well-being of students in the University. The assessment includes
having, loving, being, and health. Therefore, The purpose of this study will be analyzed the correlation
between subjective well-being and student achievement in academic. The study use quantitative
descriptive. The respondents is the student of Nursing 2017 and take sample 70 participants with use
random sampling technique. Data collection use the CSSWQ questionnaire (The College Students
Subjective Well-being Questionnaire) and transcript of the GPA score. Data analysis use univariate
analysis and bivariate analysis, as well as the use formulas Sederhana correlation test. The results
show that there is a relationship between subjective well-being and academic achievement in nursing
study program students.
243
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 4 Desember 2019, Hal 243-250 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
244
Jurnal KeperawatanVolume 11 No 3 September 2019, Hal 243-250 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
dan relasi mahasiswa dengan mahasiswa. Renshaw dan Bolognino yang sudah dialih
Kemudian being,adalah kebutuhan yang bahasakan kebahasa Indonesia. Instrumen
mengaruh pada pertumbuhan sosial, CSSWQ (nilai validitas aitem > 0,3) dan
contohnyamahasiswa untuk berkreativitas, koefisien alpha cronbach 0,92. The college
berorganisasi, mendapat penghargaan students subjective well-being ini yang
mahasiswa di kampus, adanya bimbingan dan meliputidimensiterdiri dariacademic
dorongan yang diberikan pada mahasiswa. satisfaction, academic efficacy , school
Yang terakhir health, adalah simptom fisik dan connectedness , college gratitude, overall
mental mencangkup flu, pilek biasa hingga college student.Partisipan diminta untuk
penyakit kronis dan ganguan psikologis ( Ratna, memberikan tanggapan terhadap peryataan
2016). Penelitian bertujuan untuk kuesioner yang menggunakan 7 skla likert (1 =
mendeskripsikan apakah ada hubungan antara sangat tidak setuju hingga 7 = sangat setuju)
subjective well-being dengan prestasi akademik (Gräbel,2017). Pengkategorian ada 7
mahasiswa di Program Studi Ilmu Keperawatan yaitukesejahteraan memuaskan, kesejahteraan
angkatan 2017 di Universitas Kristen Satya sangat baik, kesejahteraan baik, kesejahteraan
Wacana, dengan jenis penelitian ini adalah sedang, kesejahteraan cukup, kesejahteraan
kuantitatif deskriptif. buruk, kesejahteraan sangat buruk. Kemudian
variable prestasi belajar dilihat dari laporan
METODE hasil prestasi belajar mahasiswa, yang
Penelitian ini melakukan tahapan ujian etik, ditunjukkan dengan angka pada Indeks Prestasi
yang mana sudah lolos ujian etik dengan No. Kumulatif (IPK).
146/PE/KEPK.UKSW/2019. Desain penelitian
ini adalah kuantitatif deskriptif yakni penelitian Analisa data dalam penelitian ini menggunakan
yang memperoleh data dari sampel populasi analisa univariat dan analisa bivariat dengan
penelitian yang dianalisis sesuai dengan metode mengunakan uji korelasi sederhana. Cara
statistik yang digunakan(Sugiyono, 2013). mengetahui hubungan antara subjective well-
Lokasi penelitian bertempat di Fakultas beingdengan prestasi akademik dilakukan
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas perhitungan statistika yang menggunakan uji
Kristen Satya Wacana yang dilaksanakan pada analisis korelasi sederhana dan pedoman untuk
bulanFebruari - April 2019. Populasidalam memberikan interpretasi koefesien korelasi
penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi seperti berikut: (Sugiyono, 2012: 257) 0,00 –
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu 0,199 = Korelasi sangat rendah; 0,20 – 0,399 =
Kesehatan 2017, UKSW. Pengambilan sampel Korelasi rendah; 0,40 – 0,599 = Korelasi
menggunakan teknik yaitu simple random sedang; 0,60 – 0,799 = Korelasi kuat; 0,80 –
sampling dengan total sampel 70 partisipan. 1,000 = Korelasi sangat kuat.
Tabel 2.
Penilaian tingkat subjective well-being responden (n=70)
Skala Nilai Kategori f (Perempuan) f (Laki-laki)
Strongly agree 108-114 Kesejahteraan 0 1
memuaskan
agree 101-107 Kesejaheraan 3 0
sangat baik
Slightly agree 94-100 Kesejahteraan 11 1
baik
Neutral 87-93 Kesejahteraan 7 2
sedang
Slightly disagree 80-86 Kesejahteraan 20 3
cukup
Disagree 73-79 Kesejahteraan 14 5
buruk
Strongly 66-72 Kesejahteraan 3 0
disagree sangat buruk
Tabel 2 tingkat penilaian subjective well-being mengatakan, memiliki pengalaman lintas
mahasiswa keperawatan, UKSW pada jenis budaya,usaha belajar dan kepuasan akademik
kelamin perempuan secara garis besar yang cukup selama berkuliah di Fakultas
mendominasi pada skala slightly disagreemasuk Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Keseluruhan
dalam kategori kesejahteraan cukup dengan jawaban responden menunjukan bahwa
memiliki frekuensi sebanyak 20 orang. Namun, mahasiswa di lingkungan Fakultas Kedokteran
hal berbeda pada jenis kelamin laki-laki dan Ilmu Kesehatan memiliki kesejahteraan
secaragaris besar mendominasi padadisagree cukup.
masuk dalam kategori kesejahteraan buruk
dengan memiliki frekuensi sebanyak 5 orang. IPK responden terbagi menjadi 4 kategori
Kondisi hubungan tingkatsubjective well- yaitu, baik, memuaskan, sangat memuaskan,
being,ditinjau dari jenis kelamin memiliki dan terpuji pengkategorian ini didasarkan pada
perbedaan antara perempuan dan laki-laki, kriteria kelulusan dan predikat lulus dalam buku
namun efek tersebut juga kecil, dan tergantung peraturan penyelenggaraan kegiatan akademik,
pada komponen mana dari subjective well-being UKSW SK No. 168/KEP./REK./V/2012. Data
yang diukur (Diener dkk, 2005).Hasil tingkat ini diperoleh dari pengumpulan transkip nilai
SWBini dipengaruhi oleh jawaban kuesioner dari semester 1 sampai semester 4 .
yang mana jawaban partisipan mendominasi
Tabel 3.
Kategori indeks prestasi kumulatif (IPK) responden (n=70)
Kategori Rentang IPK Perempuan Laki-laki
Baik 2,00-2,74 8 2
Memuaskan 2,75-2,99 7 0
Sangat memuaskan 3,00-3,49 26 5
Terpuji 3,50-4,00 17 5
Tabel 3 menunjukan bahwa kategori sangat Dengan begitu IPK mahasiswa keperawatan di
memuaskan memiliki frekuensi yang paling Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
besar yaitu sebayak 26 orang pada perempuan UKSW masuk dalam kategori sangat
dan laki- laki memiliki nilai sama yaitu 5 orang memuaskan.
pada kategori sangat memuaskan dan terpuji.
246
Jurnal KeperawatanVolume 11 No 3 September 2019, Hal 243-250 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 4.
Hubungan antara subjective well-being dengan prestasi akademik responden perempuan
SWB IPK Mean Mean Mean Mean Mean
(X) X2 (Y) Y2 XY X Y XY X2 Y2
1904 181.878 60,45 174,04 5.380,94 95,2 3,02 98,22 9.093,9 8,702
Tabel 5.
Hubungan antara subjective well-being dengan prestasi akademik responden laki- laki
SWB IPK Mean Mean Mean Mean Mean
(X) X2 (Y) Y2 XY X Y XY X2 Y2
391 38.646 14,35 51,49 1.401.26 97,75 3,58 101,33 9,66 12,87
Korelasi merupakan teknik analisis dan positif karena nilai r menunjukan positif dengan
pengolahan data statistik yang digunakan untuk begitu semakin tinggi subjective well-
menguji ada atau tidaknya hubungan serta arah beingmahasiswa maka semakin tinggi pula akan
hubungan dari dua variabel atau lebih.Dari hasil mempengaruhi prestasi akademik.
analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi
subjective well-beingdengan prestasi akademik PEMBAHASAN
(r) adalah 0,95 pada jenis kelamin perempuan Penelitian ini menunjukkan bahwa, secara
dan 0,99 pada jenis kelamin laki-laki. Hal ini umum kondisi subjective well-being mahasiswa
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang program studi Keperawatan berada diposisi
sangat kuat antara subjective well-beingdengan kesejahteraan cukup. Kondisi subjective-
prestasi akademik. Selain itu, nilai jenis wellbeing ini dipengaruhi oleh jawaban
kelamin laki-laki lebih besar dari pada responden didalam lembar kuesioner, yang
perempuan hal ini menunjukan bahwa jenis mana setiap tingkat kepuasan mahasiswa
kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat berbeda–beda. Kondisi kesejahteraan cukup ini,
mempengaruhi tinggat kesejahteraan. Dari menunjukan bahwalingkungan kampus dan
hasiluji tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa perkuliah mampu memberikan kesejateraan
ada hubungan antara subjective well- bagi setiap mahasiswanya. Melalui fasilitas,
beingdengan prestasi akademik,koefisien kegiatan belajar mengajar, kegiatan organisasi
korelasi menunjukkan adanya hubungan yang kampus dan hubungan lintas
sangat kuat.Sedangkan arah hubungan adalah
budaya yang baik. Walaupun pada dasarnya, juga dapat meningkatkan keterampilan social,
belum sempurna seperti yang mahasiswa kualitas hidup, dan tujuan seseorang ( Diener
inginkan. Namun, sudah sangat mampu dkk 1995). Sama halnya dengan beberapa hasil
memberikan dukungan yang baik bagi penelitian berkaitan dengan subjective well-
kesejahteraan mahasiswa. being pada mahasiswa di 17 negara menyatakan
bahwa individu yang mempunyai subjective
Subjective well-being adalah suatu penilaian well-being tinggi akan memperoleh tujuan yang
individu mengenai pengalaman kehidupan bermakna, kualitas kepuasan hidup, hasil
seseorang yang dapat dilihat berdasarkan belajar dan kebahagian yang tinggi (Diener
kebahagian dan kepuasan hidup (Ariti, 2010). 2000).
Individu yang memiliki subjective well-being
tingg akan mempunyai kepuasan dan kebahgian Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh
tinggi pula, karena umumnya cenderung subjective well-being bagi mahasiswa
memiliki emosi yang selalu positif, lebih mudah subjective well-being adalah kepuasan dan
beradaptasi, dan menghadapi berbagai peristiwa kebahagian yang dapat mendorong untuk
hidup dengan sangat baik sehingga segala mencapai hasil belajar yang memuaskan dan
permasalahan, tantangan dalam kehidupan menghindari kegagalan. Subjective well-being
dapat diselesaikan dengan baik. Pada akhirnya sangat penting bagi seseorang terlebih khusus
247
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 4 Desember 2019, Hal 243-250 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
bagi seorang yang berada didunia pendidikan, Wacana, Dengan ini menjawab tujuan
dalam hal inii mahasiswa, karena semakin baik penelitian.
kesejahteraannya akan sangat mempengaruhi
prestasi akademik. Dengan adanya subjective SIMPULAN
well-being hasil prestasi mahasiswa tersebut Ada hubungan yang sangat kuatantarasubjective
akan maksimal, mampu mencapai hasil prestasi well-being dengan prestasi akademik.Tinggi
yang memuaskan baik akademik maupaun non rendah Subjective well-being pada mahasiswa
akademik (Ariati, 2010). keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, UKSW turut berkontrobusi dalam
Hal ini juga senada dengan hasil penelitian pada mempengaruhi hasil prestasi akademik.
mahasiswa Keperawatan di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UKSW bahwa DAFTAR PUSTAKA
ada hubungan positif antara subjective well- Ariati, J. (2010). Subjective Well-Being
being dengan prestasi akademi. Hasil penelitain (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
menunjukan (r) subjective well-beingdan Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di
prestasi akademik memiliki hubungan yang Lingkungan Fakultas Psikologi
sangat kuat. Sementara itu, koefisien korelasi Universitas Diponegoro. Jurnal
menunjukan adanya hubungan yang positif, Psikologi. Undip. Vol. 8, No.2.
karena nilai r positif, hubungan yang positif
menunjukan bahwa variable subjective well- Akmal, Z.S . (2018). Adaptabilitas Karier Dan
being dan IPK searah, ini berarti bahwa Well Being Pada Mahasiswa Tahun
semakin tinggi subjective well-being mahasiswa Pertama. Fakultas Psikologi, Universitas
maka semakin tinggi pula akan mempengaruhi YARSI. Jakarta.
prestasi akademik, begitu pula sebaliknya.
Tingkat subjective well-being mahasiswa akan Cicilia Ratna T.( 2016),. (Konu A.I, &
mempengaruhi pada prestasi akademik Rimpela¨ M.K. (2002), Well-being in
mahasiswa, semakin tinggi kesejahteraan schools: a conceptual model. Health
seseorang maka semakin tinggi pula hasil Promot Int , Universitas Airlangga. Vol.
prestasi yang didapat.(Diener 2000). 17, 2002, 79–87.
249
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 4 Desember 2019, Hal 243-250 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
250