Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN

PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB


MAJALENGKA TAHUN 2017

Oleh: Tresna Komalasari1, H. Ade Tedi Irawan2


1
AKPER YPIB Majalengka
2
STIKes YPIB Majalengka

ABSTRAK

Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan, motivasi


yang tinggi diharapkan akan menghasilkan prestasi yang baik melalui proses belajar.
Prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh akibat dari belajar dalam konteks
akademis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
motivasi menjadi perawat dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Akper
YPIB Majalengka. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa
tingkat II semester III Akademi Keperawatan YPIB Majalengka dengan jumlah
sampel 40 orang yang didapatkan dengan teknik stratified random sampling. Waktu
penelitian selama 1 bulan menggunakan kuesioner dan data sekunder berupa IPK
yang diperoleh dari bagian akademik.
Setelah dilakukan analisis menggunakan uji statistic dengan tingkat
kemaknaan α = 0.05 dan hasil uji statistic Pearson Chi-Square Test adalah 0.004.
Oleh karena nilai ρ < 0.05 maka ditemukan hubungan yang bermakna antara
motivasi menjadi perawat dengan prestasi akademik mahasiswa Akper YPIB
Majalengka.

Kata kunci: motivasi, prestasi

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
1
PENDAHULUAN
Belajar merupakan hak setiap Alimuddin (2012) di
orang, dan fenomena kualitas Universitas Muhammadiyah Semarang
pembelajaran di tingkat Perguruan dan Ismail (2013) di Akper Nusantara
Tinggi seringkali dipertanyakan oleh Jaya Makassar melakukan penelitian
para pengguna lulusan (user) apakah pada mahasiswa D3 Keperawatan dan
mampu menjawab kebutuhan di dunia mengemukakan bahwa ada hubungan
kerja. Keberhasilan proses belajar di yang signifikan antara motivasi menjadi
Perguruan Tinggi dinyatakan dalam perawat dengan prestasi akademik,
Indeks Prestasi (IP) akademik yang bila dimana motivasi yang tinggi dapat
dikumulatifkan setiap semesternya mendorong peningkatan prestasi belajar.
menjadi Indeks Prestasi Kumulatif Hal ini menjadi penting, dikarenakan
(IPK). Prestasi belajar inilah yang dewasa ini mulai terjadi transisi
nantinya akan menggambarkan motivasi pada mahasiswa Akper yang
kemampuan profesional lulusan di masa dahulu didasari keinginan menjadi
depan. Rendah atau tingginya IPK perawat dan menolong orang sakit
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, menjadi berorientasi demi cepat
salah satunya motivasi atau panggilan mendapatkan pekerjaan.
jiwa untuk mendalami suatu bidang Munculnya berbagai masalah
ilmu, dalam hal ini yang akan diteliti yang berkaitan dengan kurangnya
adalah ilmu keperawatan. kualitas lulusan D3 Keperawatan dapat
Perkembangan ilmu berawal dari sistem seleksi saat
pengetahuan dan pendidikan penerimaan peserta didik yang kurang
keperawatan di Indonesia semakin maju memperhatikan aspek psikologis,
dan berkembang, saat ini pendidikan D3 khususnya motivasi dari para calon
Keperawatan adalah tingkatan terendah mahasiswa baru. Seleksi biasanya hanya
yang akan menghasilkan lulusan tenaga difokuskan pada tes kognitif saat ujian
keperawatan professional pemula yang tulis dan wawancara terstruktur serta tes
diharapkan mampu melakukan praktek kesehatan, sama sekali tidak menyentuh
keperawatan ilmiah dasar secara ranah psikologis atau biasa dikenal
mandiri (Pusdiknakes, 1999). dengan istilah psikotest. Tidak
Seseorang memilih kuliah di mengherankan sering terjadi kasus cuti
Akper dan pada akhirnya menjadi akademik dan bahkan mengundurkan
perawat memiliki motivasi yang diri (drop out) yang sebagian besar
diawali oleh permasalahan penurunan
berbeda-beda dan dipengaruhi juga oleh
persepsi mereka terhadap sosok seorang atau bahkan tidak ada motivasi belajar
perawat itu sendiri. Mahasiswa yang di Akper. Desakan atau paksaan dari
mempunyai persepsi baik akan orang terdekat, yang dalam hal ini
memunculkan motivasi tinggi dan biasanya orang tua juga menjadi faktor
diharapkan akan meningkatkan lain yang dapat mempengaruhi
semangat belajar sehingga prestasinya motivasi.
pun baik, karena pada dasarnya prestasi Akper YPIB Majalengka adalah
akademik adalah hasil interaksi dari institusi pendidikan keperawatan
berbagai faktor dan akan berbeda antara pertama dan dahulu menjadi satu-
satu individu dengan individu yang lain satunya di wilayah Kabupaten
(Sardiman, 2011). Majalengka. Awal berdiri sebagai SPK
(Sekolah Perawat Kesehatan) dan
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
2
dikonversi menjadi Akademi (kognitif), serta attitude atau sikap
Keperawatan pada tahun 2000. Sejak mahasiswa selama proses perkuliahan.
saat itu Akper YPIB Majalengka telah Prestasi belajar hingga saat ini
menerima mahasiswa dengan berbagai masih menjadi tolok ukur kompetensi
latar belakang pendidikan SMA maupun mahasiswa di bidang ilmunya masing-
SMK, dari jurusan apapun denga masing, oleh sebab itu banyak institusi
harapan dapat memberikan kesempatan kerja yang menggunakan indeks prestasi
yang sama pada siapapun untuk menjadi belajar (IPK) untuk penerimaan
perawat professional. Saat ini, tepatnya karyawan, sehingga mahasiswa atau
tahun 2017, Akper YPIB memiliki lulusan dengan IPK rendah akan sangat
mahasiswa sejumlah 212 orang yang sulit bersaing bahkan dari tahap seleksi
terbagi menjadi 3 angkatan yang terdiri awal (Sumargi, 2008). Dengan
dari tingkat I sebanyak 65 orang, tingkat demikian motivasi memegang peranan
II sebanyak 76 orang dan tingkat III penting dalam proses pembelajaran dan
sebanyak 71 orang. perlu juga dipahami oleh pendidik
Melalui hasil observasi dan dan (dosen) agar dapat melakukan berbagai
data rekapitulasi absensi mahasiswa bentuk tindakan atau bantuan kepada
selama proses perkuliahan masih mahasiswa dan memodifikasi proses
banyak yang belum memenuhi standar belajar agar tidak membosankan.
minimal kehadiran 80%. Selain itu data Menurut Sutikno (2007), pembelajaran
akademik mencatat bahwa IPK tertinggi efektif bukanlah bertujuan membuat
di tingkat II semester 3 pada akhir mahasiswa menjadi bingung atau
semester ganjil 2016/2017 adalah 3,63 pusing, akan tetapi bagaimana tujuan
dan terendah yaitu 2,34. Berdasarkan pembelajaran dapat tercapai dengan
data tersebut terlihat bahwa masih mudah dan menyenangkan.
terdapat nilai yang tidak mencapai batas Dari sekian banyak faktor yang
standar kelulusan, atau biasa disingkat dapat menghambat proses belajar dan
NBL (Nilai Batas Lulus) sehingga harus pencapaian prestasi akademik yang
mengikuti ujian perbaikan, penugasan, tinggi serta alasan-alasan yang
pemadatan materi bahkan mengulang dikemukakan di atas, peneliti tertarik
mata kuliah tersebut. Kondisi demikian untuk membahas dan meneliti hubungan
dapat diakibatkan oleh kombinasi dari antara motivasi dengan prestasi
motivasi, minat, personality, kecerdasan akademik mahasiswa Akper YPIB
Majalengka tahun 2017.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan mahasiswa Akper YPIB Majalengka
desain deskriptif analitik dengan tahun akademik 2016/2017 sebanyak
pendekatan cross sectional, yang 212 orang yang terdiri dari tingkat I
bertujuan untuk mengetahui hubungan (Semester I) sebanyak 65 orang, tingkat
antara motivasi menjadi perawat dengan II (Semester III) sebanyak 76 orang, dan
prestasi akademik mahasiswa tingkat II tingkat III (Semester V) sebanyak 71
di Akper YPIB Majalengka. orang.
Pelaksanaan penelitian bertempat di Pengumpulan data dilakukan
Akademi Keperawatan YPIB dengan data primer melalui pengisian
Majalengka, dengan populasi seluruh
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
3
kuesioner dan juga data sekunder untuk melihat distribusi beberapa
berupa data Indeks Prestasi Kumulatif variabel yang dianggap terkait terkait
(IPK) mahasiswa tingkat II semester III dengan menggunakan uji chi square
dari bagian akademik Akper YPIB dengan tingkat kemaknaan α = 0.05.
Majalengka. Setelah data terkumpul Jika p > α (0.05) maka hipotesis nol
kemudian ditabulasi dan (Ho) ditolak yang berarti tidak terdapat
dikelompokkan sesuai dengan variabel hubungan antara motivasi menjadi
yang diteliti untuk menganalisa perawat dengan prestasi akademik.
hubungan motivasi dengan IPK, dan Sedangkan jika p < α (0.05) maka
diolah menggunakan program SPSS hipotesis (H1) diterima yang berarti ada
melalui beberapa tahapan. hubungan antara motivasi menjadi
Selanjutnya dilakukan uji perawat dengan prestasi akademik
statistic baik univariat maupun bivariat mahasiswa Akper YPIB Majalengka.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Mahasiswa berdasarkan Jenis Kelamin di


Akper YPIB Majalengka Tahun 2017

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


(%)
Laki-laki 9 22.5
Perempuan 31 77.5
Total 40 100

Dari tabel 1 didapatkan (77.5 %) adalah perempuan dan 9


bahwa dari sebanyak 40 responden orang (22.5 %) berjenis kelamin
yang diteliti sebanyak 31 orang laki-laki.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Mahasiswa berdasarkan Umur di Akper


YPIB Majalengka Tahun 2017

Umur Frekuensi Persentase


(%)
19 tahun 7 17.5
20 tahun 20 50
21 tahun 9 22.5
22 tahun 2 5
23 tahun 2 5
Total 40 100

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
4
Tabel 2 menunjukkan bahwa orang (50%), usia 21 tahun sebanyak
responden yang berada pada 9 orang (22.5%), dan usia 22 serta 23
kelompok umur 19 tahun sebanyak 7 tahun masing-masing 2 orang (5%).
orang (17.5%), 20 tahun sebanyak 20

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Motivasi menjadi Perawat

Tingkat Frekuensi (n) Persentase (%)


Motivasi

Rendah (<40) 8 20

Tinggi (≥40) 32 80

Total 40 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat perawat, sedangkan sisanya yaitu


32 responden (80 %) yang memiliki sebanyak 8 responden (20 %)
tingkat motivasi tinggi menjadi memiliki motivasi rendah.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)


Mahasiswa

Tingkat Rentang Frekue Persentase


IPK Nilai nsi (N) (%)

Kurang 1.00 – 2.00 0 0

Cukup 2.01 – 3.00 4 10

Baik 3.01 – 3.50 34 85

Sangat 3.51 – 4.00 2 5


Baik

Total 60 100

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa berada dalam rentang sangat baik, 4
sebanyak 34 responden (85%) berada responden (10%) cukup dan tidak ada
pada tingkat indeks prestasi akademik yang kurang.
baik, sementara 2 responden (5%)

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
5
Tabel 5. Distribusi Hubungan Motivasi menjadi Perawat dengan Indeks
Prestasi Akademik

Tingkat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)


Tingkat Sangat Jumlah
Kurang Cukup Baik
motivasi Baik
n % n % n % n % N %
1 2
Rendah 0 0 2 5 6 0 0 8
5 0
2 7 3 8
Tinggi 0 0 2 5 2 5
8 0 2 0
1
1 3 8 4
Total 0 0 4 2 5 0
0 4 5 0
0
ρ = 0.004

Berdasarkan tabel 5 dari hasil responden (15 %) berada dalam


penelitian diperoleh data bahwa rentang indeks prestasi baik, dan
responden dengan tingkat motivasi sisanya yaitu 2 responden (5%) IPK
tinggi menjadi perawat dan IPK nya nya cukup.
berada dalam rentang sangat baik Hasil uji Chi-Square dengan
sebanyak 2 orang (5%), 28 responden analisis korelasi Pearson, dimana
(70 %) dengan indeks prestasi nilai signifikan yang diperoleh adalah
akademik baik , dan 2 orang (5%) 0.004 dengan α = 0.05. oleh karena ρ
berada dalam tingkat cukup. < α maka dapat disimpulkan bahwa
Sedangkan jumlah responden yang terdapat hubungan antara motivasi
berada pada kategori tingkat motivasi menjadi perawat dengan indeks
rendah, tidak ada yang memiliki prestasi akademik mahasiswa di
indeks prestasi sangat baik, 6 Akper YPIB Majalengka.

PEMBAHASAN

1. Motivasi menjadi Perawat pada 8 orang (20%) memiliki motivasi


Mahasiswa Tingkat II Semester rendah.
III Tahun Akademik 2016/2017 Menurut Purwanto (2004), motivasi
Akper YPIB Majalengka merupakan suatu usaha yang
Hasil penelitian menunjukkan disadari agar seseorang tergerak
bahwa sebagian besar mahasiswa hatinya untuk melakukan sesuatu
Akper YPIB Majalengka sehingga mencapai tujuan tertentu.
mempunyai motivasi tinggi untuk Motivasi juga seringkali disebut
menjadi perawat, yaitu sebanyak 32 sebagai penggerak perilaku, ada
orang (80%), dan sisanya sejumlah pula yang menyatakan bahwa
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
6
motivasi merupakan penentu atau Proses belajar di tingkat perguruan
determinan dari perilaku (Irwanto, tinggi akan menghasilkan output
2004). Dalam kegiatan berupa prestasi akademik, yang
pembelajaran, motivasi dapat merupakan keseluruhan kegiatan
dikatakan sebagai keseluruhan daya pengukuran, pengolahan, penafsiran,
penggerak dalam diri siswa yang dan pertimbangan untuk membuat
menjamin kelangsungan dari keputusan tentang tingkat hasil
kegiatan belajar, memberikan arah belajar yang dicapai oleh individu
sehingga tujuan yang dikehendaki (Syah, 2003). Banyak faktor yang
dapat tercapai sesuai target. yang dapat mempengaruhi prestasi
Nur (2002) menganalogikan belajar baik intrinsik maupun
motivasi seperti sebuah kendaraan ekstrinsik, dimana salah satu faktor
bermotor, dimana mesinnya analog yang paling berpengaruh adalah
dengan intensitas dan kemudi (stir) lingkungan yang merupakan bagian
serupa dengan arah atau tujuan. dari kehidupan peserta didik, dalam
Tugas penting bagi dosen adalah hal ini mahasiswa.
merencanakan bagaimana caranya Hasil belajar tidak akan dapat
untuk mendukung motivasi langsung terlihat tanpa adanya
mahasiswa, yang dapat timbul dari proses evaluasi, dan prestasi belajar
dalam maupun luar. Dengan pun tidak akan sama antara satu
demikian fungsi utama dosen dalam individu dengan individu yang lain
proses pembelajaran adalah sebagai meskipun mereka mendapatkan
pembimbing (fasilitator) yang input yang sama. Menurut Supartini
menyediakan hal-hal untuk diamati, (2008), hasil belajar merupakan
diperhatikan, dibaca, digali, dan tingkat penguasaan yang dicapai
menjawab pertanyaan yang dalam mengikuti program belajar
dikemukakan oleh mahasiswa mengajar sesuai dengan tujuan yang
Bila dikaitkan dengan hasil diharapkan. Dengan kata lain,
penelitian, agar dapat menjadi belajar ditandai dengan adanya
perawat profesional dan mampu proses perubahan dan dapat diamati
memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk perbedaan tingkah
yang prima serta berkualitas, maka laku yang dapat bertahan selama
perawat haruslah menguasai tiga beberapa periode waktu tertentu.
kemampuan utama yaitu Seseorang dapat menghasilkan
pengetahuan, sikap dan prestasi belajar yang berbeda jika
keterampilan yang memadai. dihadapkan pada situasi yang
Penguasaan ketiga aspek tersebut berbeda, sehingga dengan demikian
dapat tercermin dari prestasi dapat pula dikatakan bahwa prestasi
akademik atau IPK yang tinggi, dan akan sangat dipengaruhi oleh faktor
diharapkan akan dapat bersaing di individual dan situasional
dunia kerja. (Purwanto, 2006).

2. Prestasi Akademik dan Nilai Dari hasil penelitian dapat ditarik


Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) kesimpulan bahwa sebagian besar
Mahasiswa Tingkat II Semester mahasiswa memiliki prestasi
III Tahun Akademik 2016/2017 akademik yang terlihat dari nilai
Akper YPIB Majalengka IPK semester III dalam kategori
baik, yaitu sebanyak 34 orang (85

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
7
%). Dengan demikian maka antara motivasi menjadi perawat
diharapkan prestasi tersebut dengan prestasi akademik
setidaknya dapat dipertahankan atau mahasiswa Akper YPIB
bahkan ditingkatkan hingga selesai Majalengka. Secara teoritis hal ini
menempuh pendidikan di Akper dapat dibenarkan dan sejalan dengan
YPIB Majalengka dan lulus dengan penelitian sebelumnya oleh Ismail
nilai baik. (2013) di Akper Nusantara Jaya
3. Hubungan Motivasi menjadi Makasar, dimana motivasi sendiri
Perawat dengan Prestasi dapat berupa motivasi instrinsik
Akademik Mahasiswa Tingkat II yang meliputi cita-cita, kesadaran
Semester III Tahun Akademik dan pertimbangan pribadi,
2016/2017 Akper YPIB pemikiran masa depan tentang
Majalengka kesuksesan. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dapat diperoleh dari orang
Sebagaimana telah dikemukakan tua, teman, ataupun tenaga pengajar
sebelumnya, dalam kegiatan atau (guru, dosen).
proses belajar diperlukan adanya
motivasi yang akan sangat Motivasi dapat menjadi pendukung
dipengaruhi oleh beberapa faktor proses belajar, namun dapat pula
antara lain: cita-cita, kemauan, menjadi penghambat dalam
kondisi fisik dan psikologis, serta pencapaian hasil atau prestasi
lingkungan di sekitar peserta didik. belajar. Mahasiswa dengan motivasi
Melalui analisis kuesioner dan kuat pastilah akan berusaha keras
observasi terhadap responden, memperoleh pencapaian belajar
didapatkan beberapa alasan tinggi yang optimal, yang disebabkan
atau rendahnya motivasi menjadi karena adanya tiga fungsi dari
perawat ini selain karena keinginan motivasi yaitu: mendorong individu
pribadi juga didukung oleh untuk berbuat dan melakukan
lingkungan, terutama orang tua. aktivitas, menentukan arah
Selain itu ternyata pengaruh dari perbuatan, serta menyeleksi
teman juga akan sangat menunjang, perbuatannya sehingga akan selaras
dimana beberapa mahasiswa yang dengan tujuan belajar yang ingin
memilih melanjutkan kuliah ke dicapai. Dengan demikian peran
Akper YPIB Majalengka atas ajakan motivasi ini sangatlah krusial
teman atau tertarik melihat sehingga diharapkan akan ada
temannya yang sudah lebih dahulu tindak lanjut dari pihak akademik
menjadi mahasiswa. untuk senantiasa menjaga dan
meningkatkan motivasi mahasiswa
Hasil penelitian menunjukkan di Akper YPIB Majalengka, agar
bahwa nilai korelasi Pearson proses belajar mengajar semakin
dengan tingkat kemaknaan 0.05 lancar dan menghasilkan output
adalah ρ = 0.004 yang berarti Ho yang mampu berdaya saing di dunia
ditolak dan H1 diterima, dengan kerja.
demikian berarti terdapat hubungan

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
8
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar responden (80 2. Bagi Mahasiswa, diharapkan
%) memiliki motivasi yang senantiasa menjaga motivasi dan
tinggi untuk menjadi perawat bila perlu ditingkatkan, serta
2. Sebagian besar mahasiswa (85 lebih aktif lagi dalam proses
%) memiliki prestasi akademik pembelajaran sehingga
yang dapat dilihat dari IPK pencapaian hasil belajar akan
dalam kategori Baik lebih oprimal.
3. Hasil uji korelasi antara dua 3. Bagi Peneliti selanjutnya,
variabel dengan uji Pearson diharapkan dapat menggunakan
Chi-Square menunjukkan metode lain atau
adanya hubungan yang mengembangkan penelitian ini
signifikan antara motivasi dengan desain studi yang
menjadi perawat dengan prestasi berbeda dan dengan jumlah
akademik mahasiswa sampel yang lebih besar.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (Akper
YPIB Majalengka), diharapkan
dapat memotivasi dengan
senantiasa meng up-grade mutu
serta kualitas pendidik (dosen)
dan memperkenalkan peran
perawat serta prospek kerja di
bidang kesehatan yang cukup
memjanjikan. Untuk bagian
akademik hendaknya dalam
penyusunan dan penerapan
kurikulum dapat memotivasi
mahasiswa untuk lebih
meningkatkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor
(keterampilan dengan tetap
mengacu pada panduan
kurikulum nasional.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
9
DAFTAR PUSTAKA
Akper YPIB Majalengka. Laporan Pengolahan Data Statistik.
Akademik dan Kemahasiswaan Yogyakarta: CV. Andi Offset
Semester Ganji Tahun
Akademik 2016/2017. Purwanto, N. 2004. Psikologi
Majalengka Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya
Alimuddin. 2012. Jurnal Penelitian :
Hubungan Motivasi Menjadi Pusdiknakes. 1999. Pedoman
Perawat dengan Prestasi Penyelenggaraan Program
Belajar Mahasiswa Pendidikan Diploma III
Keperawatan Universitas Kesehatan. Jakarta
Muhammadiyah Semarang
Suyanto. 2011. Metodologi dan
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Aplikasi Penelitian
Suatu Pendidikan Praktik. Keperawatan. Yogyakarta:
Jakarta: PT. Rineka Cipta Nuha Medika

Ismail, H. 2013. Jurnal Penelitian: Sardiman. 2011. Interaksi dan


Hubungan Motivasi Menjadi Motivasi Belajar Mengajar,
Perawat dengan Prestasi Cetakan Kesepuluh.
Belajar pada Mahasiswa Jakarta: PT. Rineka Cipta
Akademi Keperawatan
Nusantara Jaya Makassar Sugiyono. 2004. Statistik untuk
Penelitian. Bandung: CV
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Alfabet
Penelitian Kesehatan, Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Rineka Sutikno, Sobary. 2007. Peran Guru
Cipta dalam Membangkitkan
Motivasi Belajar Siswa.
Nur, Indriantoro. 2002. Psikologi www.bruderfic.or.id
Pendidikan yang Efektif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.
Pidekso, Ari. 2009. Seri Panduan Bandung: PT. Remaja
Praktis: SPSS 17 untuk Rosdakarya

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
10

Anda mungkin juga menyukai